Mbahjoyo911Avatar border
TS
Mbahjoyo911 
HITAM [Reborn]




 Hai gaess.. jumpa lagi dalam thread ini..

 Sudah hampir 3  tahun sejak thread Hitam season satu di-post di Kaskus. Tanpa disangka thread itu mendapat respon yang luar biasa (terima kasih buat semua reader). Bahkan akhirnya thread Hitam sampai diplagiat dan diterbitkan pada salah satu platform hingga dengan sangat terpaksa Hitam 1 harus dihapus.

 Akan tetapi, berkat bantuan banyak kaskuser yang melaporkan thread tersebut, maka kini thread hasil plagiasi tersebut telah dihapus dari platform yang bersangkutan. Jadi sekali lagi, TS berterima kasih banyak pada Agan dan Sista kaskuser semua yang telah membantu melaporkan thread plagiasi itu. Tanpa pembaca, maka seorang penulis menjadi tidak berarti. Kini, TS mencoba membuat kembali thread Hitam Reborn ini.

 Alasan TS membuat thread reborn yaitu karena sudah adanya Hitam season 2 yang telah memiliki viewer yang mencapai satu juta lebih! (Meskipun ada juga yang beranggapan kalau satu juta viewer itu adalah klonnya TS sendiri. Tapi tidak apa, orang bebas berpendapat emoticon-Big Grin)Untuk kesekian kalinya TS sangat berterima kasih pada reader semua. Jadi, karena ada Hitam season 2, maka akan lebih afdol kalo Hitam 1 dimunculkan biar lebih lengkap.

 Alasan kedua adalah supaya Agan Sista yang belum sempat membaca ataupun yang ingin mengulang lagi, kini bisa membaca cerita ini secara utuh dan tidak ada bagian yang hilang. Di samping itu, banyak juga permintaan dari Kaskuser agar thread Hitam 1 ini dimunculkan lagi. Sekali lagi, terima kasih banyak buat Agan dan Sista atas responnya yang luar biasa buat thread ini.



 Kisah ini hanyalah cerita fiksi, hasil imajinasi dari TS. Kesamaan nama, tempat dan kejadian hanyalah kebetulan belaka. Jadi, mohon jangan bertanya soal hal gaib pada TS, karena TS hanyalah orang biasa yang tidak mengerti apa-apa soal hal gaib, TS hanya punya hobi menulis dan menuangkannya ke dalam sebuah cerita fiksi.


Quote:




-----<<<{O}>>>-----





Prolog


 Namaku Aryandra, biasa dipanggil Arya atau Andra, tapi keluargaku lebih suka memanggil Andra. Aku lahir dari keluarga kecil yang berkecukupan. Aku tumbuh bersama adik perempuan satu-satunya yang terpaut usia satu tahun dariku. Adikku bernama Cindy, gadis kecil yang sangat imut dan menggemaskan, hingga menjadi kesayangan banyak orang. Rumah kami berada di bagian pinggir timur sebuah kota yang tidak terlalu besar.

 Entah bagaimana ceritanya sampai aku bisa punya suatu kelebihan seperti ini, aku tidak mengerti sama sekali. Aku bisa melihat, mendengar, merasakan dan berinteraksi dengan makhluk-makhluk berwujud aneh dan kadang menyeramkan. Aku bisa melihat kejadian-kejadian masa lampau hanya dengan menyentuh benda, melihat, bahkan cuma dari mendengar cerita seseorang. Kadang aku bermimpi tentang suatu kejadian, dan ternyata mimpi itu benar-benar nyata terjadi, seperti sebuah penglihatan kejadian masa depan yang datang lewat mimpi. 

 Seingatku, sudah dari semasa kecil aku  bisa mendengar suara mereka, Tapi aku nggak ingat kapan tepatnya. Sering aku mendengar suara-suara aneh seperti suara tawa cekikikan melengking-lengking menyakitkan telinga, tawa ngakak yang nggak kuketahui dari mana asalnya, geraman berat dan besar seperti suara binatang buas, desisan keras seperti suara ular, cakaran-cakaran kuku pada tembok rumah, suara langkah kaki manusia dan juga hewan seperti kuda. Sering juga aku dengar mereka memanggil namaku dan menyuruhku mendekat.

 Setelah tahap "bisa mendengar", maka akupun mulai bisa melihat hal-hal gaib itu. Sering aku melihat kelebatan-kelebatan bayangan hitam, kain putih panjang yang melayang di antara pohon, ada juga kain panjang berwarna merah darah, sampai bungkusan kain putih seperti bungkus permen yang menempel di pohon, Tapi ya cuma sebatas itu saja, cuma melihat kelebatan-kelebatan sekilas dan nggak begitu jelas, dan wujud nya pun tidak kuketahui.

 Aku juga sering melihat larikan-larikan cahaya sangat terang beraneka warna yang melesat cepat di atas genteng rumah warga, juga bola-bola api dan bola-bola cahaya yang melayang-layang di udara. Seringkali bola-bola cahaya dan bola api itu saling bertabrakan hingga menimbulkan suara ledakan dahsyat disertai menyebarnya bola api di angkasa langit malam.

 Tidak ada yang kulakukan selain cuma memperhatikan dengan penuh keheranan, sungguh suatu hal yang sangat aneh dan luar biasa. Tapi kalau yang kulihat itu sudah lewat, maka akupun juga nggak menggubrisnya, dan segera terlupakan begitu saja.

 Lama-kelamaan, seakan pandangan mataku menguat dan menjadi lebih peka. Aku bisa melihat wujud sosok-sosok makhluk aneh dengan utuh. Awalnya cuma melihat sosok yang berbentuk manusia biasa, dan kemudian mulai melihat wujud aneh-aneh, manusia dengan kaki atau tangan yang panjang sebelah, manusia berkepala botak bertelinga lancip. Ada yang berbentuk hewan, berkepala dua, makhluk bermata satu, dan banyak sekali bentuk-bentuk ganjil lainnya.

 Dari yang semula cuma  melihat siluet bayangan kabur, lambat laun aku mulai mampu melihat dengan sangat jelas, bahkan detail wajah yang sangat menyeramkan pun bisa kulihat dengan jelas. Makhluk berbentuk gorila raksasa yang berbulu di seluruh tubuhnya, bermata merah menyala seperti lampu senter dengan wajah sangat seram. Sosok manusia berkepala kuda, juga wanita berkaki ular. Aku sering melihat sosok anak-anak kecil berkepala plontos yang berlarian di jalan-jalan kampungku, hingga aku mengira kalau mereka adalah anak-anak dari tetanggaku, tapi ternyata anak-anak kecil itu berwajah tua dan berewokan.

 Yang paling sering kulihat sosok perempuan berwajah hancur dengan darah berlelehan di seluruh wajah, leher dan dada, memiliki rambut awut-awutan dan berbaju putih, ada juga yang berbaju merah. Mereka sering nangkring di atas pohon, atau di atas genteng rumah-rumah tetangga. Kadang mereka "terbang" dari satu pohon ke pohon lain disertai suara tawa melengking-lengking mendirikan bulu kuduk. Belakangan aku ketahui kalo mereka lah yang sering disebut sebagai kuntilanak.

Spoiler for :


 Meskipun wajah hancur tak berbentuk itu cuma seperti orang yang memakai topeng, tapi itu adalah wajah asli yang sebenar-benarnya, wajah mengerikan yang bisa membuat orang lari ketakutan atau bahkan pingsan di tempat. Tapi bagiku, wajah hancur semacam itu adalah pemandangan keseharianku.

 Setiap kali aku bertemu, melihat ataupun mendengar makhluk-makhluk itu, maka selalu saja kurasakan suatu tekanan yang sangat kuat yang berasal dari mereka. Seperti semacam tembok tak kelihatan yang menekanku dari segala arah. Rasa sangat tertekan yang bisa membuat orang bergidik merinding hebat, ketakutan sampai lari tunggang langgang, bahkan sampai pingsan ditempat. Tapi biasanya aku cuma merasa merinding saja, dan tidak merasa takut. Belakangan baru kuketahui kalau tekanan kuat itu  disebut sebagai aura energi.

 Mereka seakan tidak mengenal waktu, baik pagi, siang, sore atau malam aku masih bisa melihat mereka, jumlahnya banyak sekali, dan mereka seakan ada dimana saja. Jadi mitos yang sering kudengar kalau makhluk halus hanya ada pada waktu malam itu adalah salah belaka, mereka ada dimanapun dan kapanpun. Tapi mereka akan terlihat jauh lebih jelas dan dalam jumlah yang lebih banyak pada saat sore hari menjelang maghrib.

 Namun hal ini ada untungnya juga buatku, saking seringnya melihat mereka, aku jadi tidak takut dengan mereka, bahkan makhluk yang paling seram sekalipun, sejauh ini aku belum merasa takut. Ditambah lagi aku nggak pernah menggubrisnya, dasarnya lagi, aku anak yang ndableg, nggak nggagasan, cuek terhadap segala sesuatu. Dan semua penampakan itu nggak aku perhatikan dengan serius. Meskipun kadang terkejut juga kalau ada yang tau-tau nongol tepat didepanku secara mendadak. 

 Rasa merinding dan deg-degan tetaplah ada, sebagai reaksi karena melihat sesuatu yang menyeramkan, tapi aku nggak pernah sampai ketakutan apalagi sampai lari tunggang langgang, paling aku cuma berlalu meninggalkannya begitu saja, tanpa menggubrisnya lagi, dan dengan cepat bisa terlupa.

 Entah kenapa aku bisa melihat secara bertahap dan perlahan seperti itu. Seolah-olah semua itu memang telah dipersiapkan untukku secara bertahap. Aku tidak pernah menceritakan hal ini pada siapapun, bahkan pada keluargaku sendiri sekalipun, karena aku bingung gimana caranya bercerita, malah bisa-bisa aku dianggap gila.

 Namun ternyata selama ini ayah ibuku mengamatiku juga, jadi tanpa berceritapun, beliau berdua sudah tahu dengan sendirinya, hingga akhirnya harus kuceritakan juga semua yang terjadi padaku. Dan syukurlah, beliau berdua mau menerimaku semua itu, dengan  satu penjelasan, yaitu karena aku adalah anak beliau berdua. Aku sungguh bersyukur dilahirkan dalam sebuah keluarga yang sangat baik.

 Semua keanehan yang terjadi padaku ini sangat berpengaruh pada kehidupan sosialku, mulai dari sebagian besar teman-teman yang perlahan menjauh, tetangga-tetangga yang menganggapku gila, bahkan tak sedikit yang merasa takut padaku. Praktis aku jadi jarang bergaul dan hampir tidak memiliki teman, aku sering bermain sendirian, atau bersama adikku. Cuma keluarga saja yang memperlakukanku dengan biasa saja dan tidak berubah sama sekali padaku.

 Apakah semua yang terjadi padaku ini adalah hal normal? Tapi sebenarnya bagaimanakah patokan ukuran normal dan tidak normalnya seseorang seperti aku? Seperti apakah tolok ukur kata normal bagi manusia itu? Entahlah… 


 Seiring bertambahnya usiaku, maka aku mulai sadar kalau semua ini tidaklah normal dan bukanlah kodrat dari manusia biasa. Yang terjadi padaku ini terlalu aneh, dan semua itu termasuk sudah terlalu banyak bagi seorang manusia. Maka akupun berusaha untuk menghilangkannya. Tapi entah kenapa, usaha untuk menghilangkan keanehan itu belum juga berhasil.

 Hingga sampai pada suatu titik di mana aku menyerah pasrah, dan akhirnya kuserahkan saja semua ini pada Yang Maha Kuasa. Biarlah semua berjalan apa adanya, kujalani hidupku seperti air mengalir, dan berusaha bersikap seperti layaknya orang normal pada umumnya.

Diubah oleh Mbahjoyo911 04-10-2022 10:19
cinkbee
xue.shan
david.smkds1061
david.smkds1061 dan 116 lainnya memberi reputasi
111
73.8K
1.4K
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Tampilkan semua post
Mbahjoyo911Avatar border
TS
Mbahjoyo911 
#100

Interaction Begins


 Indera penglihatan dan pendengaranku terasa semakin menguat terhadap makhluk halus. Bahkan kadang saat kudengar suara mereka, seakan mereka sedang berteriak tepat ditelingaku, begitu kerasnya suara mereka seakan mereka sedang berada di dekatku, meskipun sebenarnya wujud yang mengeluarkan suara itu kulihat masih jauh dariku.

 Keadaan ini tentunya bisa menggangguku, karena kadang aku terbangun tengah malam gara-gara mendengar suara mereka. Tapi kucoba untuk tetap tidak menggubrisnya, dan lagi, usiaku yang masih terlalu kecil itu membuatku bisa cepat melupakan setiap gangguan itu. Hingga suatu hari, aku bertemu dengan salah satu dari mereka, dan pertemuan itu seakan mengubah seluruh jalan hidupku.

 Waktu itu kira-kira aku berumur 10 tahun, masih duduk di bangku sd kelas 5. Aku sering mengikuti pengajian di setiap masjid, bahkan sampai luar daerah kampungku. Aku selalu berangkat mengaji bersama dua orang temanku, yaitu Edi dan Jono, cuma mereka lah anak yang mau bergaul dan bermain denganku

 Suatu malam aku ikut pengajian di kampung sebelah, agak jauh dari rumah. Seperti biasa, aku berangkat bersama Edi dan Jono. Kami mengikuti pengajian itu dengan sungguh-sungguh, hingga tanpa terasa waktu sudah menunjuk di angka 10 malam. Jarak rumah kami yang jauh, masih harus berjalan kaki pula, membuatku jadi berpikir, pasti nanti waktu akan jadi terlalu malam kalo kami sampai di rumah. maka aku mengajak Edi dan Jono untuk pulang duluan sebelum pengajian selesai.

Quote:


 Walau dengan menggerundel, tapi mau nggak mau akhirnya Edi ikut juga, dan kita pun pulang sebelum pengajian selesai. Kami jalan kaki melewati jalanan kampung yang gelap dan sepi. Karena dua temanku itu memang penakut, tanpa sengaja mereka berjalan agak cepat, jadi aku pun harus ikut berjalan cepat juga. Tapi akhirnya kami tiba juga di batas kampung kami dengan kampung sebelah. 

 Kampung kami memang terletak di pinggiran kota, jadi penerangan jalan masih agak minim. Sebelum kami bisa sampai di rumah, maka kami masih harus melewati sebuah tanah kosong luas yang ditumbuhi pohon-pohon besar dan semak belukar yang lebat. 

 Tanah kosong itu memang terkenal angker di kampung kami, aku juga sering melihat makhluk-makhluk halus disitu. Edi dan Jono makin mempercepat langkah kaki mereka hingga jadi setengah berlari, maka aku jadi terus-terusan ketinggalan di belakang.

Quote:


 Akhirnya aku pun diam tidak menjawab, karena tidak ingin perdebatan itu terus berlanjut. Mereka seolah berjalan semakin cepat saja, hingga jadi setengah berlari. Dan tiba-tiba ….

Quote:


 Kulambatkan langkahku jadi berjalan biasa saja. Aku jadi penasaran dan celingukan mencari, siapa yang tertawa di malam begini. Tiba-tiba saja angin bertiup sangat kencang, sampai pohon-pohon besar meliuk-liuk dengan hebat, debu-debu beterbangan menutupi pandangan, sepertinya akan ada sebuah badai yang datang.

 Lalu di saat itulah aku melihat suatu kelebatan sebentuk kain sangat panjang, meskipun malam itu gelap, tapi masih bisa kulihat kalau kain itu berwarna hitam. Biasanya kelebatan kain terbang semacam itu berwarna putih atau merah, tapi ini kok berwarna hitam?! Maka terus kuawasi aja kain itu sampai menghilang di pohon-pohon besar di tanah kosong itu.

 Setelah kain hitam itu menghilang, aku pun tidak menggubrisnya lagi. Tiupan angin kencang itu masih berlanjut. Tapi kuteruskan langkah kakiku melanjutkan perjalanan pulang. Teman-temanku sudah sangat jauh dan nggak kelihatan lagi. Tapi mendadak saja, entah dari mana datangnya, kira-kira 10 meter di depanku, sudah ada suatu bayangan siluet seseorang yang berdiri tegak di tengah jalan.

 Orang itu memakai semacam jubah atau gaun panjang sampai ke tanah, pakaiannya itu berwarna gelap, entah hitam atau biru, rambutnya panjang awut-awutan. Karena suasana malam yang sangat gelap dan  penerangan yang sangat minim, aku jadi tidak bisa melihat wajahnya. Tapi seingatku tidak ada satu pun tetanggaku yang berciri seperti itu. Baru kusadari kalau tiupan angin kencang tadi telah berhenti secara tiba-tiba.

Quote:


 Jadi ternyata orang inilah yang tadi tertawa hingga membuat Edi dan Jono lari terbirit-birit. Kalau mendengar dari suara tawanya yang melengking itu, aku yakin jika orang itu adalah perempuan, dan kini dia mulai bergerak perlahan mendekatiku, tapi saat kulihat ke arah kakinya, ternyata kaki itu tidak menapak tanah! 

 Dia melayang satu jengkal di atas aspal jalan! Dari situ aku jadi tau kalau sosok yang berada di depanku itu bukanlah manusia, tapi sebangsa makhluk halus! Tanpa sadar kakiku melangkah mundur. Tapi ternyata sosok itu berhenti sejauh sekitar lima meter dariku. Bahkan dalam jarak segitu pun aku belum bisa melihat wajahnya. Kuambil sendalku dan bersiap untuk melemparkannya ke arah makhluk itu.

Quote:


 Tawa itu seakan mengejekku, malah bikin aku kesal saja, jadi aku sudah tidak mau bicara lagi. Kini makhluk itu melayang perlahan ke arahku. Dalam keremangan malam itu bisa kulihat kalo pakaiannya berwarna hitam. Tingginya sama dengan manusia, sekitar 175 cm. Bajunya berbentuk semacam baju kurung terusan yang panjang. Wajahnya berwarna sangat putih seperti diberi bedak sangat tebal, dan karena wajahnya yang putih itu aku jadi bisa melihat kalau mulutnya sangat lebar hingga mencapai telinga. 

 Makhluk itu memiliki sepasang taring panjang, matanya cuma berupa rongga bolong hitam saja, dia nggak punya bola mata. Hidungnya tidak kelihatan jelas bentuknya. Rambutnya panjang awut-awutan. Aku nggak bisa melihat dengan jelas keseluruhan wajahnya, tapi masih bisa kulihat lelehan darah yang keluar dari rongga mata, hidung dan mulutnya.

Spoiler for :


 Tanpa kukehendaki, bulu-bulu di kuduk dan ditanganku jadi meremang berdiri. Ada semacam tekanan yang sangat besar yang berasal dari makhluk itu, seperti sedang berjalan menentang hembusan angin yang sangat kuat. hingga membuatku jadi sangat tidak nyaman. 

 Perasaan macam apa pula ini? Aku tidak merasa takut, tapi merasa sangat tertekan, dan anehnya, kenapa pula bulu kuduk bisa merinding hebat begini?! Aku malah jadi heran sendiri. Dari semua ciri-ciri yang kulihat itu, bisa kusimpulkan kalo makhluk halus itu berjenis kuntilanak, makhluk yang paling sering aku lihat. Tapi kenapa bajunya berwarna hitam?

 Dia  terus melayang pelan mendekat ke arahku, kini jarak kami cuma terpaut tiga meter. Dan perasaan tertekan itu jadi jauh lebih kuat lagi, aku seperti sedang ditekan oleh sebuah tembok yang tidak kelihatan, hingga membuat kepalaku jadi pusing dan perut jadi mual secara tiba-tiba. Kata hatiku mengatakan jika aku harus menjauh darinya, sepertinya makhluk ini berbahaya. Maka aku pun mundur lebih jauh lagi.

 Tapi ternyata makhluk perempuan itu pun ikut maju, hingga jarak kami jadi tetap sama. Tekanan dari makhluk itu semakin terasa sangat kuat, bahkan kini bisa kurasakan seperti ada suatu hawa panas menyengat, tapi di kejap berikutnya, hawa itu langsung berubah jadi sangat dingin, dan kemudian hawa itu balik lagi menjadi panas, begitu seterusnya hingga aku jadi merasa meriang panas dingin.

Aku benar-benar heran dibuatnya, makhluk perempuan itu berbeda dengan makhluk halus yang selama ini sering kujumpa. Aku belum pernah menemui makhluk halus semacam ini. Dan kini dia mulai berbicara, suaranya terdengar seperti datang dari kejauhan. Dan anehnya, suaranya lembut dan merdu. Sungguh aneh, makhluk dengan wujud mengerikan begini bisa bersuara sedemikian lembut dan merdu. Dia menjawab pertanyaanku tadi.

Quote:


 Aku nekat bilang seperti itu karena aku ingat perkataan guru agamaku yang bilang kalau manusia meminta sesuatu kepada jin, maka dia termasuk syirik, dan itu adalah dosa yang tak terampuni. Dan kalau manusia sampai tergoda bujuk rayu jin, maka lambat laun dia akan terpengaruh menjadi jahat.

Quote:


 Entah darimana asalnya, tahu-tahu saja dia sudah memegang sesuatu yang ternyata adalah sebentuk cincin berwarna putih dengan mata batu berwarna merah terang. Batu merah itu sebesar kacang tanah. Harus kuakui kalau cincin itu memang bagus.

Quote:


 Dia menghilang begitu saja dari hadapanku. Aku masih diam di tempat, mencoba mencerna apa yang terjadi barusan. Apakah ini adalah kenyataan? Atau cuma halusinasiku saja? Tapi makhluk itu bilang sudah lama mengamatiku tanpa kuketahui, berarti sudah sejak lama  dia tau tentang aku.

 Lalu aku ingat kata-katanya. Aku punya kelebihan? Kelebihan apanya? Apakah dengan bisa melihat makhluk halus itu adalah suatu kelebihan? Kutukan malah iya! Menjadi manusia nggak normal kok diberi kelebihan, istimewa katanya. Istimewa dari mana? Malah kalau bisa, aku memilih nggak diberi kelebihan, aku memilih nggak menjadi istimewa. Ditambah lagi, katanya setelah pertemuan ini, maka kelebihan itu akan menjadi bertambah kuat. Entah bagaimana jadinya nanti, aku tidak bisa membayangkannya.

 Itulah pertama kali aku berinteraksi dan menanggapi makhluk halus. Entah kenapa saat itu kok ya mau-maunya menanggapi. Aku seperti terhipnotis oleh suaranya, hingga jadi mau berbicara dengan dia. Tapi kemudian kuputuskan untuk melupakannya, kuanggap sama seperti keseharianku yang selalu melihat makhluk semacam itu. Kulangkahkan kaki lagi menyusuri jalan kampung yang telah sepi itu untuk pulang ke rumah.



Bersambung…




2


bauplunk
Araka
aguzblackrx
aguzblackrx dan 54 lainnya memberi reputasi
55
Tutup