Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

si.matamalaikatAvatar border
TS
si.matamalaikat
Dongeng Elang Hitam: Kisahnya Menyakitkan, Tapi Harus Saya Ceritakan
Quote:


Alkisah di suatu negeri kepulauan yang subur dan makmur di Asia Tenggara, negeri itu disebut sebagai Indonesia. Pada tahun 2016, Presidennya, yakni Joko Widodo punya inisiatif untuk membuat drone (pesawat tak berawak) berkemampuan tempur; drone tersebut akhirnya dimasukkan dalam Proyek Strategis Nasional (PSN).Drone yang lahir dari proyek ini digadang-gadang akan digunakan menjaga kedaulatan negara dari ancaman yang semakin kompleks di era modern.

Proyek PSN kemudian melibatkan banyak pihak, saking banyaknya yang terlibat; kita bisa menyebutnya sebagai proyek keroyokan. Kementerian dan lembaga yang terlibat dalam proyek PSN meliputi Kementerian Pertahanan, TNI Angkatan Udara, PT Dirgantara Indonesia, PT Len Industri, Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN), Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT), serta Institut Teknologi Bandung (ITB).

Tiga tahun berselang, pada 30 Desember 2019, PT DI menampilkan prototype pertama drone yang lahir dari proyek PSN. Drone itu kemudian diberi nama Elang Hitam. Acara peluncurannya pun meriah, dan dihadiri banyak media. Saat ditanya wartawan pada acara peluncuran, kepala BPPT Hammam Riza mengatakan jika pihak BPPT menganggarkan Rp 81 miliar pada tahun 2020 untuk pengembangan drone Elang Hitam.

Quote:


Tak lama setelah diluncurkan, mulai dari media hingga Youtuber memberitakan jika Elang Hitam tak kalah dengan drone buatan China dan bisa membuat negara lain ketar-ketir. Tapi hampir tiga tahun setelah peluncurannya, drone Elang Hitam justru dibatalkan pengembangannya. Drone yang awalnya punya akan dibuat dengan memiliki kemampuan tempur itu kini kabarnya telah dirubah menjadi drone sipil.

Kabar dialihkannya versi militer Elang Hitam menjadi drone sipil kemudian dikonfirmasi oleh Kepala BRIN (Badan Riset dam Inovasi Nasional) Laksana Tri Handoko pada 19 September 2022 kepada Kompas.com, kepada media tersebut Laksana mengatakan jika Indonesia tidak memiliki teknologi kunci untuk mengembangkan dan membuat drone dengan kemampuan menyerang (drone militer). Selain itu negara pemilik teknologi drone militer juga enggan berbagi teknologi kunci tersebut ke Indonesia.

Lebih lanjut, Laksana mengatakan jika Elang Hitam akan dialihkan untuk kebutuhan sipil seperti pengawasan kebakaran lahan hingga pemetaan lahan. Pengembangan versi sipil juga masih akan menghadapi kendala, tapi tidak serumit versi militer. Laksana juga menambahkan jika drone versi sipil kedepannya punya pangsa yang lebih menjanjikan daripada versi militer. Dan pada akhirnya proyek drone tempur Elang Hitam untuk TNI AU yang dulu dibangga-banggakan akhirnya benar-benar berakhir. Dan impian TNI AU memakai drone tempur buatan dalam negeri pun gagal terlaksana.


Mari Kita Bahas !!!


Tentu kisah dongeng di atas membuat kita kecewa, padahal sebenarnya banyak netizen hingga Kaskuser yang sangat percaya diri dengan proyek Elang Hitam. Sebelumnya Elang Hitam akan terbang perdana pada Agustus 2021, sampai waktu yang ditentukan tidak ada penerbangan drone yang dimaksud. Perhatian masyarakat justru beralih ke pembelian jet tempur Rafale.

Tetapi hal mengejutkan dibeberkan oleh Kepala BRIN Laksana Tri Handoko kepada Kompas.com, beliau mengatakan jika drone Elang Hitam telah terbang secara diam-diam pada Desember 2021. Beliau menambahkan jika penerbangan drone itu gagal, meski tidak dijelaskan secara pasti; apa kegagalan yang dialami ? Apakah benar-benar gagal terbang ? Atau jatuh di tengah penerbangan ?

Laksana mengatakan kepada Kompas.com, jika pengembangan Elang Hitam dengan kemampuan kombatan (serang) adalah sebuah kesalahan mendasar pada proyek ini; karena Indonesia belum punya teknologi utama. Menurut pandangan TS, ada beberapa kejanggalan yang harus kita bahas dari kegagalan proyek Elang Hitam, mari kita simak satu per satu.


1. Drone adalah proyek yang rumit


Semua orang yang bekerja di bidang teknologi tahu jika drone adalah proyek yang rumit, butuh ribuan komponen serta teknologi kunci dari negara lain untuk membuatnya. Tapi mengapa para pihak yang terkait dengan proyek Elang Hitam tidak menyadari hal tersebut dari awal ? Mereka baru menyadari hal itu saat proyeknya gagal total.

Apa sebelum proyek diluncurkan tidak ada hitung-hitungan terkait komponen yang akan digunakan ? Jika komponen itu bisa dibuat sendiri, bagian mana saja yang akan diproduksi di dalam negeri. Dan jika harus mengimpor, harus impor dari mana ? Dan apakah ada kendala untuk mengimpor dan memakai komponen tersebut ? Sayangnya hal itu tidak diperhitungkan sejak awal, dan para pihak yang terkait dalam proyek Elang Hitam baru menyadarinya saat sudah di tengah jalan; ketika harapan mulai mengembang serta banyak orang yang menyebut Elang Hitam bisa bikin ketar-ketir negara lain.


2. Bagaimana tautan datanya ?


Tautan data merupakan hal penting dalam membuat drone militer berkemampuan serang, karena Elang Hitam merupakan drone jenis MALE (Medium Altitude Long Endurance)dengan daya tahan terbang 24 sampai 30 jam dan kemampuan terbang di ketinggian 5.000 sampai 9.000 meter. Punya panjang 8,3 meter dan bentang sayap 16 meter, menurut spesifikasi yang beredar.

Dengan fakta seperti itu, maka sudah merupakan hal yang wajib jika drone memerlukan tautan data yang kuat dan stabil untuk mengoperasikan drone dari jarak jauh atau mengunduh data secara real time dari drone ke pusat komando. Dan itu sudah pasti memakai satelit. Masalahnya Indonesia tidak memiliki satelit khusus untuk dioperasikan oleh pihak militer. Bisa saja memakai satelit sipil, tetapi hal itu berisiko, karena bisa diretas lawan. Penggunaan satelit sipil juga tidak sesuai dengan misi yang diemban pihak militer.


3. Fasilitas produksi


Drone merupakan teknologi tinggi dan dengan standar produksi yang sangat ketat, tidak mungkin membuat drone di bengkel las. Karena kesalahan dalam memotong baja dalam ukuran mikro militer bisa mempengaruhi kemampuan drone secara keseluruhan. Pertanyaannya apakah Indonesia sudah memiliki fasilitas berstandar tinggi seperti itu ?

Mungkin nanti ada yang menjawab begini, "Loh Indonesia kan punya PT DI mereka sudah punya pengalaman membuat pesawat ?"Memang benar PT DI sudah memproduksi pesawat sendiri, tapi pesawat yang dibuat adalah lisensi dari negara lain; beberapa komponen juga masih dibuat negara lain. Selain itu, Elang Hitam adalah produk baru yang sebelumnya belum pernah dibuat atau dirakit PT DI. Sehingga mereka harus punya fasilitas produksi berstandar tinggi untuk drone tersebut.


Teknologi Adalah Buah dari Dedikasi


Jika diibaratkan pohon, teknologi adalah buahnya; sementara pohonnya adalah dedikasi. Sama seperti pohon yang menjadi wadah dari banyak buah-buahan, maka dedikasi pun juga merupakan wadah dari banyak hal mulai dari kemauan, keuletan, keberanian, kepercayaan diri hingga kesabaran. Maka dari itu untuk memanen buah dari pohon dedikasi dibutuhkan dana yang besar, waktu yang panjang, jalan terjal hingga pastinya gagal. Sekarang mari kita tanyakan pada diri kita sendiri, apakah negara kita sudah punya semua hal yang saya sebutkan di atas ?

Tak usah jauh-jauh bahas teknologi, hal sepele yang terlihat dan seharusnya bisa kita wujudkan saja, pada akhirnya tak pernah terwujud. Indonesia adalah negara agraris yang super luas dan subur, tapi sebagian besar komoditas pertaniannya masih impor dari negara lain ? Harusnya Indonesia bisa jadi lumbung pangan dunia dengan tanah yang subur dan luas. Ukraina saja yang lebih kecil bisa jadi keranjang roti dunia, tapi mengapa Indonesia masih belum bisa ? Hal ini berkaitan dengan dedikasi di atas.

Sekarang kita menyadari bahwa, dedikasi itu penting dalam membuat sebuah lompatan besar di bidang teknologi. Dan sekarang saatnya menata lagi dari awal dengan penuh kesabaran, dimulai dengan pengembangan dan penelitian. Memang akan membutuhkan waktu yang lama, butuh uang yang banyak dan hasilnya tidak bisa langsung terlihat secara kasat mata; sehingga tidak bisa digunakan untuk bahan kampanye.

Tetapi mau bagaimana lagi ? Itu adalah hal yang seharusnya dilakukan. Memang menyakitkan menceritakan kegagalan dan kesalahan bangsa sendiri. Tapi meski menyakitkan, hal tersebut harus tetap diungkapkan; agar kita tidak mengalami kegagalan dan mengulang kesalahan yang sama di masa depan.

Quote:



Referensi Tulisan: Kompas.com
Sumber Foto: sudah tertera di atas
Diubah oleh si.matamalaikat 21-09-2022 08:29
pard0
jagotorpedo
bukan.bomat
bukan.bomat dan 17 lainnya memberi reputasi
18
10K
110
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Tampilkan semua post
0landAvatar border
0land
#39
gw baru akhir-akhir ini mengerti bagaimana perbedaan negara teknologi maju yg terus menerus melakukan inovasi teknologi baru dengan negara yang tertinggal dalam teknologi

dan alasan ada beberapa negara yg awalnya tertinggal dalam hal science tech sedikit demi sedikit dapat mengejar kemajuan negara yg sudah lebih maju teknologinya

alasannya bukan pendidikan, birokrasi, korupsi, kekurangan orang pintar etc (alasan kebanyakan orang yg suka me simple kan masalah) sampai kenapa negara tertinggal sulit melakukan inovasi teknologi atau bahkan meniru teknologi yang sudah ada

ternyata alasan sebenarnya adalah INDUSTRI TEKNOLOGI LENGKAP ATAU TIDAK DAN FONDASI INDUSTRINYA KUAT ATAU TIDAK

negara teknologi maju fondasi industrinya sudah kuat seluruh industri di segala bidang yg dapat mendukung kemajuan inovasi teknologi sudah ada

negara yg mengejar sedikit demi sedikit adalah negara yg fokus untuk memperkuat fondasi industrinya dan secara berjenjang melengkapi industri teknologinya

negara yg tertinggal adalah yg tidak mempedulikan fondasi industrinya tapi langsung mau lompat katak coba ngikut niru teknologi negara maju

setelah ngerti itu belajar sejarah perkembangan inovasi teknologi indonesia
ternyata fokus pengembangan teknologi indonesia dalam sejarah adalah ingin cepat cepat niru teknologi negara maju buat dibanggain banggain
pingin langsung bisa buat pesawat, roket, kapal, kereta api, senjata etc (dri 50an fokusnya sudah disitu)
tanpa berpikir invest dulu untuk perkuat fondasi industri dan lengkapi industri pendukung teknologi

ketika negara maju terus ber inovasi membuat kereta, kapal, pesawat, roket yg lebih canggih lagi, akhirnya teknologi negara kita tidak mampu ngejar karena fondasi teknologi kita tidak mampu untuk mendorong inovasi yg lebih lagi

akhirnya siklus terjadi negara kita beli lisensi teknologi baru dari negara lain, coba kembangin di dalam negeri, ketika muncul teknologi baru lagi, ditinggali lagi baru beli lagi lisensi teknologi terbaru lagi

dan industri yg sudah terlanjut di buat ujung ujung nya jadi tempat rakit doang, biarpun disombongkan berapa puluh persen komponen buatan dalam negeri, tapi tetap aja teknologi kuncinya buatan luar negeri

lalu bandingin dengan sejarah seperti korsel dan china dalam ngembangin industri teknologi mereka yg perlahan tapi pasti mengejar negara berteknologi maju

di tahun 60an fokus investasi teknologinya, bukan harus bisa buat kapal, pesawat etc tapi fokusnya ke industri tambang, smelter, baja dan material (Industri Material adalah salah satu fondasi industri (Indonesia baru di era jokowi ini yg gw dengar sibuk dgn pembangunan smelter nickel, korsel sudah sejak dulu fokus di semua proses menyeluruh bahan tambang)

kemudian diera berikutnya fokus di industri spare part dan komponen kecil untuk produk teknologi jepang
diikuti investasi dan diriset di bidang material komponen teknologi dan cara pembuatan spare part dan komponen yg lebih efisien

secara tidak langsung di tahun 60an dan 70an fokus industri teknologi korsel itu memperkuat fondasi industri dan melengkapi industri mereka lewat fokus industri material dan pembuatan spare part dan segala komponen produk teknologi

ketika industri korsel melangkah ke langkah selanjutnya, dalam membuat sendiri produk teknologinya, industrinya sudah mengerti standart material yg digunakan di produk teknologi jepang yg sudah lebih dulu maju, juga cara pembuatan seluruh komponen teknologi karena sudah biasa membuat semua komponen teknologi, kurang desain dan perhitungan teknis yg mereka harus riset sendiri.

selangkah demi selangkah korsel ngembangi industri teknologinya (bukan langsung harus bisa bikin industri besar yg produknya bisa langsung dipamerin buat kebanggaan)hingga seperti sekarang ini

belajar dari sejarah perkembangan teknologi China
saat baca baca sejarah pengembangan teknologi China istilhah "Industri yg Lengkap" dan "Fondasi Industri" selalu di mention dan dianggap sangat penting

beberapa pendapat orang China yg gw dengar dan gw baca
mereka meremehin segala inovasi teknologi dari negara yg punya fondasi industri teknologi yg tidak kuat dan industrinya tidak lengkap, secanggih, se inovatif apapun, karena akan sangat mudah di kejar, ditiru dan dikembang lebih canggih lagi oleh negara yg punya fondasi teknologi yg kuat, dan industri yg lengkap

dan sangat mudah untuk menarik bakat talenta orang orang pintar dari negara-negara yg industrinya tidak lengkap
tidak perlu dengan iming-iming gaji tinggi(walaupun pasti akan tinggi)
hanya perlu orang orang pintar itu merasakan berbedaan bagaimana mereka dapat menerapkan keilmuannya secara bebas tanpa keterbatasan di negara yg punya industri lengkap yg semuanya ada mudah di dapatkan, ilmu, fasilitas, bahan material, teknologi pendukung, spare part, segala komponen yg diperlukan, rekan rekan sesama orang pintar etc semuanya tersedia tinggal diatur suasana lingkungan kerja yg baik.
semua itu dapat disediakan oleh negara dimana fondasi teknologinya sudah kuat dan industri lengkap

ketika orang orang pintar berbakat di negara yg fondasi teknology industry kurang kuat merasakan segala keterbatasan untuk lakukan penelitian pengembangan teknologi yg banyak batasan seperti, data base keilmuan yg kurang, standart bahan material yg kurang karena pengetahuan komposisi bahan material yg kurang, spare part dan komponen harus diimport karen tidak dibuat sendiri, teknologi pendukung terbatas, dan rekan rekan orang pintar juga seadanya karena banyak yg sudah pergi duluan ke negara industry yg sudah lengkap

dengan sendirinya negara yg sudah punya fondasi industry kuat dan industry nya lengkap akan jadi magnet daya tarik alami orang orang pintar dan berbakat

jadi gw akhirnya ngerti kenapa banyak orang pintar Indonesia bekarya di luar negeri tidak pulang ke Indonesia, bukan sesimple orang-orang pintar itu tidak punya jiwa nasionalisme, namun kalaupun mereka pulang pun belum tentu mereka mampu berkarya seperti yg mereka lakukan saat di negara maju
karena industry teknologi kita belum lengkap akan banyak batasan yg menghambat inovasi teknologi

makanya gw nga heran kalau dengar berita ini, pengembangan drone yg gagal atau ToT kapal selam yg kurang memuaskan etc
semua adalah kebijakan lompat katak dalam inovasi teknologi

akan sulit inovasi teknologi kalau masih berpikir pokoknya negara lain bisa bikin kita juga bisa bikin tanpa cari tau PROSES sampai negara lain bisa bikin

ambil langkah untuk fokus ke dasar fondasi industry dulu yaitu:
- Industry Material
- Industry Kimia
- Industry Pemrosesan bahan bahan tambang (kuasai semua ilmu prosesnya sampai semua bahan baku apapun bisa diproses dalam negeri)
- Industry Spare part dan komponen segala produk teknologi
- Industry Mesin pabrikan
etc

untuk Industry pabrik mesin pabrik ini sering kelupaan
ini gw lupa baca dimana
ada perusahaan yg mau cari kerja sama Transfer of Technologi dengan negara lain yg punya produk teknologi maju
lalu perwakilan perusahaan itu pergi ke pabrikan yg memproduksi produk teknologi yg diinginkan untuk di ToT

lalu dari perwakilan itu bertanya kalau mereka membeli seluruh peralatan pabrik apakah perusahaan mereka langsung bisa membuat produk teknologi yg perusahaan mereka inginkan

jawabannya iya

akhirnya perwakilan perusahaan itu berpikir, kalau gitu, kalau perusahaan mereka tau cara membuat semua peralatan pabrik itu, otomatis mereka bisa meriset sendiri cara membuat produk teknologi yg mereka rencanakan untuk ToT

akhirnya perwakilan perusahaan itu mengajukan rencana, dari pada ToT produk teknologi awal, lebih baik mereka usulkan untuk ToT semua mesin produksi yg mereka lihat di pabrikan

tapi usulan itu ditolak secara tegas,
pemilik produk teknologi itu tidak mempermasalahkan untuk menjual teknologi pembuatan produknya tapi menolak untuk menjual teknology pembuatan mesin produksi yg dibutuhkan untuk membuat produk teknology

yg akhirnya diketahui alasannya adalah, mesin produksi pabrik adalah salah satu rahasia perusahaan yg merupakan FONDASI TEKNOLOGY perusahaan mereka

dari situ gw jdi ngerti mesin yg dapat memproduksi mesin lainnya adalah salah satu fondasi penting industry teknologi

makanya gw ketawa waktu nonton ch youtube Jenderal Andhika ketika menemani Jenderal Malaysia waktu kunjungi PT Pindad bulan lalu

ketika direktur PT Pindad Pamerin senjata kemudian ngajak keliling pabrik untuk memperlihatkan bagaimana proses pembuatan senjata

kemudian ada kejadian yg menurut gw lucu
ketika rombongan sampai di salah satu mesin produksi komponen senjata
Jenderal Malaysia bertanya ; 'apa bedanya kalau kita (malaysia) membeli mesin ini lalu bikin sendiri senjatanya dengan kalau kita(malaysia) beli dari sini (pindad)'

dirut pt pindad sampai kelabakan mau jawabnya

karena benar, pindad hanya bisa produksi produk akhirnya, namun hampir semua mesin produksi di pabrikan adalah pembelian dari negara lain
itu artinya kalau pindad bisa beli mesin untuk produksi senjata mereka
artinya pihak negara manapun juga bisa beli mesin produksi itu dan memproduksi senjata dalam negeri mereka sendiri

beda kalau mesin produksi canggih itu buatan dalam negeri sendiri, mau dibeli juga mesinnya, tetap ada jejak buatan negara yg membuat mesin itu di produk hasil akhirnya dalam hal ini senjata

sejak gw tau pentingnya mesin produksi

setiap kali ada berita gembar gembor pembelian produk teknologi antar Indonesia dan negara lain dengan embel-embel ToT, gw cuma rasa miris sendiri

yah palingan yg ToT yaitu desain dasar, cara rakitnya, perawatannya etc tapi komponen kunci nga akan di ToT kan

dari pada itu lebih baik cari ToT segala jenis mesin produksi canggih, paling presisi etc kemudian dikembangkan terus menerus didalam negeri

kalau semua mesin produksi canggih untuk memproduksi segala spare part dan komponen dari bahan apapun bisa dibuat sendiri, otomatis negara kita mempunyai kemampuan untuk produksi produk teknologi apapun




Diubah oleh 0land 22-09-2022 05:23
4l3x4ndr4
pard0
Nibrashilmy2
Nibrashilmy2 dan 8 lainnya memberi reputasi
9
Tutup