Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

harrywjyyAvatar border
TS
harrywjyy
Kuntilanak Pemakan Bayi [Cerbung Horor]

Sumber gambar: freepik

Salam kenal, semuanya. Aku mau mulai cerita bersambung yang lumayan panjang. Semoga lancar ya.

Cerita kali ini mengenai sepasang suami-istri yang menempati sebuah rumah baru. Sejak saat itu gangguan dari makhluk halus datang dan mengincar bayi dalam kandungan istrinya.


Langsung saja kita ke ceritanya!

emoticon-2 Jempol

Prolog:

Sore itu menjelang magrib. Adik melakukan sepeda motornya di jalanan desa. Di belakangnya ia membonceng sangat istri yang tengah mengandung anak pertama mereka. Keduanya baru pulang dari rumah sakit setelah melakukan kontrol kandungan bersama bidan.

Setelah melewati area persawahan, mereka berdua pun sampai di dekat rumah. Adi mengurangi kecepatan motornya lalu berhenti tepat di depan rumah. Sebuah rumah tua yang baru mereka beli sekitar satu bulan yang lalu. Rumah ini sangat nyaman ditempati. Apalagi di samping rumah berdiri sebuah pohon beringin besar yang rindang membuat udara sekitar menjadi sejuk.

"Mas, aku masuk duluan ya!" ucap Lia istri Adi yang sedang mengandung.

"Iya silahkan, aku di luar dulu mau cek mesin motor. Kamu istirahat ya," jawab Adi.

"Iya, Mas."

Lia pun berjalan masuk ke rumahnya sambil mengelus perut buncitnya. Hari mulai gelap, cahaya matahari mulai memudar di langit sana. Alunan doa dan sholawat sudah terdengar dari masjid terdekat. Menandakan segera datangnya waktu sholat magrib.

Lia berjalan masuk ke kamarnya, kemudian membuka pintu. Ia merasa heran sebab jendela kamar yang menghadap ke pohon beringin terbuka. Segera ia mendekat untuk menutupnya kembali.

"Ini siapa yang buka? Perasaan udah dikunci."

Saat hendak menutup pintu, tiba-tiba sebuah angin kencang masuk dan meniup badan Lia. Rambutnya terbang dan suatu aura negatif masuk.

"AAAAAA!!!" Lia berteriak sekuat tenaga.

Adi yang mendengar suara istrinya langsung berlari masuk ke rumah dengan wajah panik. Segera ia menuju ke kamar sumber suara. Di kamarnya, ia melihat sang istri terkulai lemas tak berdaya di lantai. Adi segera mendekatinya.

"Lia, kamu kenapa? Lia!" ucap Adi yang panik.

Adi kaget bukan main. Saat ia memegang perut istrinya, perut sang istri yang semula buncit tiba-tiba kempes. Bayi yang ada di dalam kandungannya menghilang entah ke mana. Awalnya ia tak percaya, tapi setelah beberapa kali mengecek. Ternyata benar, bayinya dalam kandungan istrinya hilang!

"Lia!!!"

Adi semakin histeris saat menyadari bahwa istrinya sudah tidak bernapas lagi.

Bersambung....

Untuk part-part selanjutnya, akan saya posting di INDEX di bawah ini.
⬇⬇⬇

Part 1 - Rumah Baru
Part 2 - Kakek Tua Yang Aneh
Part 3 - Barang Pemberian
Part 4 - Bersama Ranti
Part 5 - Sesuatu Di Balik Sesuatu
Part 6 - Penunggu Pohon Beringin
Part 7 - Anak Pertama
Part 8 - Kunjungan
Part 9 - Suara Tangis
Part 10 - Sikap Aneh
Part 11 - Hilang
Part 12 - Kendali Setan
Part 13 - Kebaya Putih
Part 14 - Ancaman Dalam Diam
Part 15 - Pasutri Licik
Part 16 - Masa Lalu Ranti
Part 17 - Rahasia
Part 18 - Skakmat
Part 19 - Ratu Kuntilanak
Part 20 - Kisah Sang Ratu
Part 21 - Kabur
Part 22 - Pengejaran
Part 23 - Ki Dana
Part 24 - Dendam
Part 25 - Penyelidikan
Part 26 - Kepala Desa Baru
Part 27 - Bangkitnya Sang Ratu Kuntilanak
Part 28 - Balas Dendam



Jangan Lupa Mampir ke Cerita Ane yang baru gan berjudul: Pocong Keliling

Bercerita tentang hantu pocong yang meneror seluruh warga desa setiap malam, ikuti keseruannya! emoticon-Angkat Beer

Klik link di bawah ini untuk membaca Pocong Keliling!

https://www.kaskus.co.id/show_post/6...2f0762992c9cb4

Terima kasih bagi yang sudah membaca!

Tunggu update dari ane gan! Mohon maaf bila ada kesalahan.

emoticon-Cendol Ganemoticon-Cendol Gan
Diubah oleh harrywjyy 18-09-2022 13:40
Yoayoayo
rbrataatmadja
sampeuk
sampeuk dan 15 lainnya memberi reputasi
16
14.6K
109
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Tampilkan semua post
harrywjyyAvatar border
TS
harrywjyy
#52
Part 28 - Balas Dendam
Di malam yang gelap, Kakek Adi masih duduk santai dis ebuah kursi reyot di depan rumahnya yang tidak kalah butut dari kursinya. Sambil meminum segelas teh hangat, ia termenung menatap sekitar di bawah sinar rembulan yang mengintip dari celah awan di langit.

“Sepi sekali,” gumam Kakek Adi sambil melihat sekitar. Tak ada orang atau kendaraan yang lewat.

Sesekali suara kodok dan jangkrik terdengar dari arah sawah, sesekali tikus berlari menyebrang jalan desa. Jam sudah menunjukkan pukul dua belas malam lewat sepuluh menit. Kakek Adi beranjak dari posisi duduknya, membawa gelas teh yang sisa sedikit. Sudah saatnya ia untuk mengistirahatkan badan tuanya.

Saat hendak masuk ke dalam, mendadak seluruh bulunya meremang. Ada semacam perasaan tidak enak yang merasuki dirinya. Ia melihat sekitar, mencari sesuatu yang mengganggunya. Tapi malam sangat sepi.

Di tengah kesunyian malam itu Kakek Adi merasakan seseorang datang. Tak terlihat, tapi bisa ia rasakan. Meski begitu ia pura-pura tak tahu, mengabaikannya dan langsung masuk ke dalam. Pintu ditutup, sambil menguap ia berjalan menuju meja makan. Menaruh gelas teh di sana.

Betapa terkejutnya Kakek Adi, saat pintu rumahnya mendadak terbuka dengan sendirinya. Terbuka begitu keras hingga menghasilkan suara yang amat bising. Kemudian angin kencang masuk ke dalam rumahnya. Kakek Adi masih mencoba tenang.

“Siapa yang datang?” tanyanya. Kemudian Kakek Adi tertawa kecil. “Tak bisakah datang dengan cara yang lebih sopan?”

“Maaf ganggu,” ucap seorang perempuan dari luar rumah.

Kakek Adi mengenal suara itu. Suara yang mengingatkannya pada satu sosok. Sosok yang seketika membuat bulu kuduknya berdiri. Sosok yang tidak ingin ia lihat selamanya, tapi malam ini justru datang menemuinya.

“Ranti?” tanya Kakek Adi sambil tetap menatap ke arah pintu. Posisi badannya siaga, ia meraih pisau dapur yang ada di meja. Perlahan berjalan mundur, sementara angin kencang terus masuk melalui pintu. Menerbangkan dedaunan dan ranting pohon. “Kau kah itu?” tanyanya sekali lagi.

Tak lama sebuah bayangan muncul di ambang pintu, diiringi suara langkah kaki yang terdengar pelan. Sampai akhirnya sosok itu pun muncul. Seorang perempuan cantik dengan kebaya hitam dan rambut yang disanggul rapi. Wajahnya pucat, tatapan matanya datar mengarah ke Kakek Adi.

“Siapa yang membebaskanmu?” tanya Kakek Adi.

“Aku sendiri,” jawab Ranti.

Kakek Adi tertawa sambil menatap Ranti. Menahan dirinya yang sudah mulai terbawa emosi. “Hahahaha ... Bagus kalau kamu bisa kabur dari kurunganku. Lantas mau apa kamu di sini? Mau minum teh sama saya?”

Ranti tak menjawab dan hanya diam berdiri di ambang pintu. Menatap Kakek Adi. Perlahan wajahnya berubah menjadi marah. Tatapannya kian tajam mengintimidasi, pelan-pelan kakinya melangkah. Berjalan masuk tanpa melepaskan pandangannya ke Kakek Adi. Membuat pria tua itu mundur perlahan, tangan kanannya memegang pisau.

“Kamu marah? Mau balas dendam?” Kakek Adi terus waspada sambil berjalan mundur ke arah pintu belakang. Tatapannya terus ke depan, berjaga-jaga apabila Ranti tiba-tiba menyerangnya.

Sampai akhirnya Kakek Adi sudah terpojok, ia sampai di pintu belakang. Tangan kirinya meraih gagang pintu dan coba membukanya. Sementara tangan satunya menodongkan pisau dapur. “Yang kulakukan hanyalah membasmi masalah, ingat apa yang kamu lakukan pada anak dan istriku? Mestinya kau sadar diri! Kau merugikan banyak orang, pergi dan kembalilah ke alammu sendiri!” bentak Kakek Adi.

“Aaaaaaaaa!!!” Ranti tiba-tiba berteriak dengan amat keras. Mulutnya terbuka sangat lebar hingga ke telinga. Matanya melotot dan hampir keluar. Suara teriakan itu amat keras Cumiik telinga, begitu nyaring hingga membuat telinga Kakek Adi sakit.

Sambil menutup telinganya, Kakek Adi membuka pintu. Kemudian berlari ke luar rumah. Ia berlari menuju ke pematang sawah. Suasana amat gelap, di jalan setapak sawah yang kecil itu sangat rawan baginya untuk jatuh. Tapi ia tak peduli, ia hanya ingin menyelamatkan dirinya.

Teriakan Ranti masih terdengar jelas di telinganya, meski sudah puluhan meter Kakek Adi berlari meninggalkan rumahnya. Hingga akhirnya, salah satu kaki pria tua itu salah menginjak. Ia menginjak tanah licin di pinggir jalan. Sehingga membuatnya terjatuh dan tercebur ke sawah.

Tanaman padi pun rusak dan badannya kotor terkena lumpur basah. Dari arah rumahnya, Ranti terbang mengejar Kakek Adi di tengah kegelapan malam. “Sialan!” gumam Kakek Adi yang langsung kembali bangkit.

Dengan baju yang kotor, pria tua itu kembali berlari menyelamatkan diri. Sementara Ranti terbang persis di belakangnya dengan lambat sambil menatap tajam ke arah Kakek Adi yang lari ketakutan.

“Hahahahaha! Mau lari ke mana kamu orang tua?” tanya Ranti sambil mengeluarkan suara tawa mengerikannya. “Kamu tak akan bisa lepas dariku, Hahahaha!”

Kakek Adi mulai memasuki hutan, menembus lebatnya semak belukar. Ia mulai berlari tak tentu arah. Ranti terus mengejarnya, memaksa Kakek tua itu mengerahkan semua tenaganya untuk melarikan diri.

“Hah!” Kakek Adi kaget saat tiba-tiba Ranti ada di depannya dan menghalangi jalan. Ia segera berbelok arah. Nahas, ia berbelok ke arah jurang. Rupanya Ranti sengaja menjebaknya.

Tubuh kurus Kakek Adi pun terperosok ke dalam jurang. Berguling-guling beberapa meter ke bawah. Sampai akhirnya membentur tanah di dasar jurang yang tidak terlalu dalam itu. Badannya luka-luka, sambil berbaring di tanah ia menatap ke atas. Pandangan matanya mulai kabur. Hingga akhirnya ia tak sadarkan diri.

...

Pagi harinya, seorang pria tengah mengumpulkan kayu bakar. Dengan membawa keranjang besar di punggungnya, ie menyusun kayu-kayu itu untuk kemudian dibawa ke suatu tempat. Saat itu keranjangnya sudah cukup penuh, sudah saatnya ia ke luar hutan membawa apa yang ia dapat.

Rupanya pagi itu pria itu tak hanya mendapat kayu bakar. Ia juga melihat sesuatu di kejauhan, sesosok orang yang terbaring di tengah semak. Karena penasaran ia mendekat. Sampai akhirnya ia tahu kalau itu adalah Kakek Adi.

“Astaga, siapa ini?” gumamnya yang agak kaget. “Kakek? Masih hidup, kah?”

“Tolong.” Kakek Adi berbicara pelan. Mendengar itu, si pencari kayu bakar pun memberanikan diri mendekat. Ia kemudian berlutut di samping Kakek Adi yang terbaring lemas.

Ada banyak luka gores di tangan dan kakinya. Wajahnya juga memar, bajunya kotor dan robek. Keadaannya begitu mengenaskan. Meski begitu ia sudah sadar dan bisa melihat orang di depannya.

“Kakek kenapa? Biar saya cari pertolongan ya! Kakek bisa tunggu di sini?” tanya pria itu.

Kakek Adi mengangguk. “Tolong, panggil siapa saja. Tolong saya.”

Akhirnya, si pencari kayu bakar berlari meninggalkan Kakek Adi sendirian. Buru-buru ia berjalan ke desa untuk melaporkan hal ini. Sesampainya di pemukiman warga, ia berpapasan dengan beberapa orang dan juga ada Pak RW di sana.

“Pak, Pak tolong!” ucapnya.

“Kenapa?” tanya Pak RW.

“Ada kakek-kakek di hutan, jatuh dari jurang, Pak. Kasihan udah gak bisa jalan,” katanya menjelaskan.

“Hah? Yang bener kamu?” tanya Pak RW yang seketika berdiri dan mematikan rokoknya.

“Iya, Pak!”

Pak RW menatap beberapa orang di dekatnya. “Satu orang tolong panggil warga lain, sisanya ikut saya.” Ia memakai sandalnya. “Ayo, anter saya ke sana!”

“Baik, Pak!”

Akhirnya, si pencari kayu bakar kembali ke dalam hutan. Kali ini bersama Pak RW. Ia antar persis ke tempat di mana Kakek Adi terbaring lemas. Sesampainya di sana, Pak RW kaget dengan siapa yang dilihatnya.

“Kakek Adi?!” katanya kaget.

Bersambung ....

Jangan Lupa Mampir ke Cerita Ane yang baru gan berjudul: Pocong Keliling

Bercerita tentang hantu pocong yang meneror seluruh warga desa setiap malam, ikuti keseruannya! emoticon-Angkat Beer

Klik link di bawah ini untuk membaca Pocong Keliling!

https://www.kaskus.co.id/show_post/6...2f0762992c9cb4
Diubah oleh harrywjyy 18-09-2022 13:41
BlackMX2010
mincli69
hernawan911
hernawan911 dan 4 lainnya memberi reputasi
5
Tutup