Sumber Gambar: Twitter.com @txtdaribogor

Kita semua tahu bahwa BBM naik di bulan ini. Hal ini lantas memicu banyak protes di mana-mana. Baik di sosmed ataupun di dunia nyata. Sudah banyak yang melakukan aksi demo mulai dari mahasiswa, buruh sampai driver ojek online. Semua memprotes hal yang sama, kenaikan BBM.

Dengan turun ke jalan, mereka merasa lebih leluasa menyampaikan aspirasi mereka walaupun kenyataannya para pejabat malah asik merayakan ulang tahun.

Pagi ini TS menemukan suatu video menarik yang datangnya dari Twitter. Yaitu video yang memperlihatkan ketegangan ketika sedang terjadi demonstrasi ojek online yang belum jelas di mana.

Dalam video itu, terlihat seorang pengendara ojek online tengah membawa penumpang melewati kerumunan masa ojek online. Kemudian, para ojek online yang demonstrasi menyuruh si pengendara ojek online menurunkan penumpangnya.



Apakah ini wajar?

Sebenarnya ini sudah ada sejak dulu. Hal semacam ini sudah jadi aturan tak tertulis yang menganggap bahwa ketika suatu pengemudi transportasi umum sedang demonstrasi, maka semuanya harus ikut mogok. Tak boleh ada yang membawa penumpang.

Dari sini sudah terlihat, bahwa masyarakat masih belum bisa membedakan mana kewajiban dan mana yang hak. Kalau ingin ikut mogok atau tidak, itu tergantung kepada pribadi orang itu sendiri. Dia punya hak untuk tidak ikut demo.

Loh, kalo gitu gak ada solidaritasnya dong ke sesama driver ojol?

Gini, solid sih solid. Tapi apa gak mikir kalau mereka juga tetap membawa penumpang demi mencari nafkah. Ada anak dan istri yang perlu diberi makan di rumah. Dengan tetap membawa penumpang bukan berarti mereka tidak solid, bukan berarti mereka penghianat. Mereka hanya mencari rezeki.

Demo sama sekali bukan kewajibannya, justru yang jadi kewajibannya adalah menafkahi anak dan istri. Kenapa aksi ini malah mempersulit teman sendiri?


Sumber Gambar: Twitter.com @txtdaribogor

Kasihan juga penumpangnya yang harus turun di tengah jalan, bingung mau naik apa. Pemikiran egois seperti ini harus dihapuskan, harus dirubah. Hal yang sama juga berlaku buat pengemudi angkot karena TS pernah ngerasain dulu pas sekolah, angkot pada mogok.

Buat ojek online yang tetap narik walau demo, mungkin saran TS bisa dilepas saja atributnya buat cari aman sambil menunggu orang-orang kita mindsetnya berubah yang entah kapan berubahnya.

Ya itulah sedikit opini pribadi TS, bagaimana menurut kalian?



Haruskah seorang kepala keluarga berhenti mencari nafkah dan mengabaikan keluarganya demi ikut demo supaya dibilang solid?

Sumber:
Twitter: @txtdaribogor
Tulisan dan Narasi Pribadi