ih.sulAvatar border
TS
ih.sul
Be Yourself adalah Motivasi yang Sangat Buruk


Kita semua pasti pernah mengalami hal yang sama. Orangtua nyuruh ini, tetangga nyuruh itu. Orangtua bilang masuk universitas ini, pacar bilang masuk universitas itu. Guru-guru bilang kamu harus jadi ini, kamu pengennya jadi itu.

Lalu, apa yang harus kita lakukan di saat-saat seperti itu?

Jadilah dirimu sendiri.

Jangan dengarkan orang lain. Ikuti apa yang hatimu katakan. Kamu cuma hidup sekali dan hidup ini begitu singkat jadi hiduplah sesukamu. Catat kata-kata ini: BE YOURSELF.


Pernah dengar kata-kata semacam itu? Well, itu adalah kata-kata yang pernah diucapkan seorang artis saat mengadakan seminar motivasi di Sma saya. Mengapa seorang artis yang pernah tampil di televisi sampai mengadakan seminar motivasi di daerah terpencil? Entahlah, saya tak tahu. Yang jelas dia mengatakan hal-hal yang mirip seperti di atas.

Sekarang coba bayangkan jika ada yang mengikuti persis seperti yang dia katakan. Ada seorang anak yang tidak suka belajar, tapi orangtuanya ingin dia melanjut kuliah. Anak ini pun memilih menjadi dirinya sendiri, melakukan apa yang dia mau dan akhirnya dia pun tidak melanjut kuliah.

Dia tidak melanjut kuliah dan dia juga tak suka bekerja dengan orang lain, dia memilih melakukan yang dia suka dan hal yang paling dia suka adalah berbaring di kamar seharian dan bermain dengan ponselnya. Singkat kata, anak ini cuma ingin menjadi seorang NEET.

Dia tidak suka keluar rumah dan bersosialisasi dengan tetangga jadi dia selalu menghabiskan waktu sendirian. Anak itu tak mau disuruh harus begini harus begitu, dia memilih menjadi dirinya sendiri. Dia mengikuti kata hatinya dan hatinya cuma ingin bersantai-santai seumur hidup.

Hasilnya apa? Dia cuma jadi beban keluarga, sampah masyarakat.

Lalu apa yang motivator itu akan katakan jika bertemu anak seperti ini?

Kamu harus berubah. Keluar dari zona nyaman.


Jadi pertanyaannya, kita harus jadi diri kita sendiri atau harus berubah keluar dari zona nyaman?

Cerita di atas memang terdengar seperti kasus yang amat ekstrim, meski demikian kita bisa mengambil beberapa hal untuk dipelajari.

Be yourself, jadilah dirimu sendiri. Kalimat ini sebenarnya amat ambigu, tetapi terdengar keren jika diucapkan. Anda mungkin seringkali mendengar beberapa orang mengatakan ini tanpa mencoba untuk membahas lebih lanjut.

Jika kita memakan kalimat itu mentah-mentah maka kita seharusnya berhenti berusaha. Jika kita tak suka belajar matematika maka tak usah belajar matematika. Jika kita tak suka berkeringat maka tak usah berolahraga. Jika kita tak suka mengobrol dengan orang lain maka lebih baik sendirian. Kira-kira seperti itulah contoh menjadi diri sendiri.

Orang yang punya pola pikir seperti ini biasanya akan menolak segala hal yang tidak mereka sukai. Memangnya kenapa kalau aku bodoh? Memangnya kenapa kalau aku gemuk? Memangnya kenapa kalau aku introvert? Inilah diriku apa adanya.Meh, apa adanya. Kau cuma seorang pemalas. Menjadi diri sendiri hanyalah alasan bagi seseorang yang tidak ingin berusaha.

Dan karena itulah kalimat menjadi dirimu sendiri sebenarnya sangat tidak valid karena kamu sendiri seharusnya tak tahu seperti apa dirimu. Apakah Anda pernah melihat seorang bayi yang kesulitan untuk berjalan? Apakah bayi itu merasa berjalan bukanlah bidangnya dan memilih merangkak seumur hidup? Nope. Kita bekerja keras dan usaha itulah yang menjadi bagian dari diri kita.

Kalau Anda tak suka capek maka Anda seharusnya menjadi atletis agar tidak mudah lelah. Jika Anda tak suka berhitung karena itu membuat kepala Anda sakit maka hadapi kesakitan itu dan terus belajar sampai-sampai berhitung tak lagi membuat kepala Anda sakit. Menjalani hidup tidak berarti lari dari hal-hal yang tidak kita suka melainkan berjuang untuk mengatasi ketidaksukaan tersebut.

Jika Anda berhasil menyingkirkan semua ketidaksukaan itu lalu melihat ke cermin maka Anda akan melihat seseorang yang amat luar biasa, seseorang yang selalu berusaha untuk memperbaiki kekurangannya, bukan lari dari kekurangan itu.

Namun, namanya juga manusia, waktu kita terbatas, tenaga kita terbatas. Kita tak bisa menjadi sempurna di segala hal karena kita tak punya waktu untuk itu. Karenanya kita pun harus memilih untuk menjadi seperti apa dan memilih hal-hal yang penting bagi diri kita. Di sinilah minat dan bakat kita mengambil alih. Tentunya tak ada orang yang minat dan bakatnya adalah berbaring di kamar seharian tanpa melakukan apa pun.

Singkatnya, kita tidak hidup untuk menjadi diri sendiri, kita hidup untuk terus dan terus menjadi lebih baik. Ingat, kita terlahir bagai selembar kertas putih, kamulah yang memutuskan apa yang ditulis di atas kertas tersebut.

It’s not about Be Yourself. You are perfect the way you are, but you can always be better.
Diubah oleh ih.sul 25-08-2022 13:53
satyagilang
zxcbv6
fathroni
fathroni dan 38 lainnya memberi reputasi
37
6.4K
127
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Tampilkan semua post
peeman57Avatar border
peeman57
#15
Sekedar opini
Malam agan sista serta ts yg budiman emoticon-Hai

Boleh donk newbie sekedar beropini emoticon-Malu

So agan sista,,
Saya coba pahami apa yg disampaikan TS,
Namun sepertinya ada sedikit pemahaman yg berbeda terhadap apa yg ts utarakan dengan yg ane pelajari selama ini

Seorang kawan ( beliau pensiunan BUMN) pernah berkata, “Mas hidup itu harus punya prinsip”

Apa kaitannya dengan pernyataan beliau?

Menjadi diri sendiri dari pengalaman ane dan masukan kawan2, itu bukan mengenai suka dan ga suka..
Mohon maaf agan ts, yg ane tangkep di pembahasan agan ada kesan menjadi diri sendiri soal melakukan apa yg disukai.. emoticon-Blue Guy Peace

Hal pertama, menurut pengalaman dan masukan dari para sepuh adalah kenali diri sendiri
Siapa kita, apa kelebihan dan kekurangan serta apa potensi kita.. emoticon-cystg

Banyak yg bisa nyelesaikan ujian tertulis dengan cepat,, namun jarang lho yg bisa mengisi analisa SWOT diri sendiri dengan cepat, kadang malah bingung diminta isi SWOT diri sendiri emoticon-Leh Uga

Karena kita kadang mengabaikan perkenalan dengan diri sendiri emoticon-Mewek

Kemudian hal berikutnya,, ketika kita sudah paham dengan diri sendiri, kita bisa gali potensi kita untuk menggapai tujuan..
Nah karena kita tau swot dan potens, pada proses mencari tujuan tadi kita memiliki prinsip
Dengan demikian you can do it on your way.. emoticon-Cool

Nah apa yg disarankan orang dalam menjadi diri sendiri dalam konteksnya, menurut ane, jangan sampai kita berproses yg tidak cocok sama swot kita,, bukan suka ga suka lho ya, tp ga cocok sama swot kita..

Ambil contoh, weakness finansial,
cukup tapi ga berlebih,, ya jangan ambil arah hidup yg mengikuti mereka yg punya lebih, ya tekor lah.. emoticon-Hammer2

Tapi cukup sesuaikan dengan apa yg kita punya, nah di situ agan memilih jadi diri sendiri…

Ga sedikit orang yg memilih “menjadi orang lain” ambil pinjeman dimana2 supaya bisa setara,, padahal sebenernya itu bukan anda, atau tidak sesuai dengan keadaan anda.. emoticon-Cape d...

Swot pun berubah seiring pengalaman hidup, Saat ini mungkin finansial weakness, suatu saat mungkin finansila jadi streength.. ya mungkin saja…

Jadi kesimpulannya, menjadi diri sendiri yaitu berusaha menjadi pribadi yg memiliki prinsip namun tetap berpikiran terbuka terhadapa masukan, kritik serta pelajaran (baik pengalaman atau pelajaran dari orang lain) dalam mencapai tujuan kehidupan kita..
Bukan menjadi pribadi yg seenaknya, yg suka doank dijalanin… hehe


So itu aja opini dari ane agan sista,,
Maaf klo kepanjangan
Terima kasih emoticon-Shakehand2
kelikir12
cungkringoke
chandra398
chandra398 dan 12 lainnya memberi reputasi
13
Tutup