valkyr9Avatar border
TS
valkyr9
Jokowi: Kebebasan Apa yang Masih Kurang? Demokrasi Kita Sudah Liberal Sekali


JAKARTA, KOMPAS.com - Presiden Joko Widodo mengunggah sebuah potongan video yang menampilkan wawancara dirinya dengan Pemimpin Redaksi tvOne Karni Ilyas di akun Instagram resminya @jokowi pada Selasa (23/8/2022) pagi.

Dalam potongan video itu, Jokowi tampak memberikan penilaian atas kondisi demokrasi di Indonesia yang menurutnya sudah sangat liberal.

Potongan video tersebut merupakan bagian dari wawancara Karni Ilyas dengan Presiden Jokowi dalam rangka HUT ke-77 RI yang sudah tayang di kanal YouTube resmi tvOne News.

"Ah kebebasan apa yg masih kurang? Orang memaki-maki presiden, orang mengejek presiden, orang menghina presiden, orang mencemooh presiden juga tiap hari kita dengar. Orang mendungu-dungukan presiden juga kita tiap hari kita dengar, kita lihat. Biasa saja," ujar Jokowi dalam potongan video itu.

"Mau seperti apa lagi yang sebenarnya kita inginkan? Demokrasi yang sangat liberal sekali kita ini meskipun kita ini orang timur yang penuh dengan kesantunan, yang penuh dengan etika dan tata krama yang baik, tapi sekarang ini kita sudah, sudah menurut saya sudah sangat liberal sekali," jelas presiden.


Dalam unggahannya, itu pun Jokowi menuliskan sebuah kalimat "Apa kita kurang bebas berbicara?," tuturnya.

Potongan video lantas menampilkan penjelasan Jokowi soal apabila kebebasan bicara sudah mengarah ke menghina individu kemudian orang tersebut marah dan melaporkan secara hukum.

Menurutnya, jika kondisinya seperti itu, maka hukum yang akan bekerja.

"Ya tapi kalau sudah masuk ke menghina orang, lalu orang itu marah dan melaporkan kepada polisi nah itu sudah wilayah lain. Sudah wilayah hukum yang bekerja," jelasnya.

Dalam potongan video itu, Jokowi juga kembali menegaskan soal dirinya yang tidak sepakat dengan wacana masa jabatan presiden tiga periode.

Presiden menekankan bahwa dirinya sudah berkali-kali menegaskan sikapnya itu.

Namun, menurutnya sah-sah saja jika para relawannya terus mendorong akan wacana itu.

Presiden menilai hal tersebut juga merupakan salah satu bagian demokrasi.

"Yaa kalau menurut saya boleh-boleh sajalah. Itu kan juga sebuah bentuk demokrasi. Dan tatarannya kan baru tataran wacana, kan orang kan boleh juga menyampaikan Jokowi mundur kan juga boleh. Ganti presiden kan juga boleh," tutur Jokowi.

"Masak orang mau mewacanakan seperti itu enggak boleh, ini katanya demokrasi. kan enggak apa-apa. Yang paling penting jangan anarkis, gitu aja. Yang paling penting itu saja kok. Baru tataran wacana kok," lanjutnya.


Kepala negara menambahkan, apabila sikapnya itu ditafsirkan lain oleh berbagai pihak, dirinya tidak merisaukan

"Ya juga boleh-boleh saja. Orang yang namanya tafsir saja kok. Ini lah demokrasi kita sekarang ini," tambahnya.

https://nasional.kompas.com/read/202...page=all#page2

Kurang khilafah pak.. emoticon-Shutup


Eh iya.. Udah akhir Agustus menjelang September.. Tapi kok lom ada yg teriak2 komunis ya??.. emoticon-Malu (S)



emoticon-Ngacir

emoticon-Ngakak (S)emoticon-Ngakak (S)emoticon-Ngakak (S)
nurade247
andrimardi
anu.ku.l
anu.ku.l dan 19 lainnya memberi reputasi
20
3.3K
107
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Tampilkan semua post
wiryAvatar border
wiry
#17
Kurang bebas.

Masih ada buzzerp dan pasukan saiber istanak, dan pasukan bucin/fanatik pakde yang siyap melaporkan, membully, dan men-doxxing serta meretas para kritikus pakde


NB :
"bebas tapi santun" sering diucapkan harmoko di era orde bau utk meredam kritik.

ORBA 4.0 = ORang BAik 4.0
emoticon-Traveller
aldonistic
buncitbubar
bukan.bomat
bukan.bomat dan 3 lainnya memberi reputasi
4
Tutup