- Beranda
- Komunitas
- Story
- Stories from the Heart
Susuk Nyi Blorong
![piendutt](https://s.kaskus.id/user/avatar/2020/03/10/avatar10821979_5.gif)
![Avatar border](https://s.kaskus.id/images/avatarborder/1.gif)
TS
piendutt
Susuk Nyi Blorong
![Susuk Nyi Blorong](https://s.kaskus.id/images/2022/07/29/10821979_202207291019200675.jpg)
Quote:
Susuk Nyi Blorong
Part 1. Tragedi Mengubah Segalanya
Menjadi anak yang bisa melihat dunia lain, itu tidaklah mudah dan tidak seperti yang kalian pikirkan. Cerita ini mengisahkan seorang wanita yang berjuang untuk mengatasi ketakutannya karena diberikan kekuatan untuk bisa melihat hal-hal gaib.
Putri Balqis Kuncoro adalah anak semata wayang keluarga Bima Kuncoro. Seperti anak-anak lainnya, gadis berusia enam tahun itu mendapatkan kasih sayang yang berlimpah dari kedua orang tuanya. Bima adalah Direktur sekaligus pemilik beberapa rumah sakit yang tersebar di berbagai area. Kehidupan gadis itu benar-benar sempurna hingga membuat iri siapa pun yang melihatnya. Namun, suatu hari peristiwa nahas terjadi dan mengubah kehidupan gadis cilik itu.
Kecelakaan mobil beruntun di sebuah jalan mengakibatkan banyak korban jiwa. Tampak seorang gadis cilik sedang menangis sembari memanggil nama kedua orang tuanya.
"Ayah, Ibu ... bangun! Putri takut, Bu," pekiknya seraya mengguncang tubuh kedua orang tuanya yang sudah berlumuran darah.
Cedera di kepala gadis cilik itu membuatnya pusing, hingga tak sadarkan diri. Darah segar terus mengalir dari pelipisnya, hingga suara hiruk-pikuk dari luar mobil yang ternyata petugas keamanan berhasil menemukannya. Gadis cilik itu langsung dilarikan ke rumah sakit terdekat, sedangkan kedua orang tuanya tidak terselamatkan.
Petugas kepolisian langsung menghubungi keluarga lain dari gadis cilik itu, beruntungnya ia masih mempunyai paman yang bernama Krisna Kuncoro. Adik dari sang ayah. Mendapat kabar seperti itu, Krisna beserta seluruh keluarga bergegas ke rumah sakit untuk melihat keadaan sang keponakan. Dokter berkata Putri mengalami syok dan kehilangan banyak darah. Gadis cilik itu juga mengalami trauma dan enggan untuk bangun lagi. Kini, Putri mengalami koma dan terbaring di rumah sakit. Entah kapan, gadis cilik itu bisa terbangun dan tersenyum kembali.
Sejak saat itulah, harta kekayaan Bima Kuncoro jatuh ke tangan Krisna untuk dikelola hingga Putri bangun dari tidur panjangnya.
***
Sekitar lima tahun kemudian.
Suatu pagi, terlihat dua orang perawat tengah sibuk dengan pekerjaannya masing-masing di bangsal rumah sakit. Salah satu dari mereka sedang bertugas mengganti baju pasien.
"Kasihan, ya. Cantik-cantik tapi koma, udah kayak ngurus mayat aja beginian!" gerutu perawat itu.
"Hust! Dilarang ngeluh, kamu nggak tau, ya. Pasien ini anak orang kaya, jangan sampai lecet. Bisa kena marah kita nanti." Perawat yang lain pun mengingatkan.
Setelah selesai mengganti baju, tiba-tiba tangan pasien itu bergerak. Kedua perawat itu pun panik dan dengan segera memanggil Dokter untuk mengecek kondisi gadis yang sudah bertahun-tahun terbaring itu.
"Ini kabar baik, Putri akan segera bangun," serunya bersemangat.
Bersambung.
Written : @piendutt
Sumber : opini pribadi
Part 1. Tragedi Mengubah Segalanya
Menjadi anak yang bisa melihat dunia lain, itu tidaklah mudah dan tidak seperti yang kalian pikirkan. Cerita ini mengisahkan seorang wanita yang berjuang untuk mengatasi ketakutannya karena diberikan kekuatan untuk bisa melihat hal-hal gaib.
Putri Balqis Kuncoro adalah anak semata wayang keluarga Bima Kuncoro. Seperti anak-anak lainnya, gadis berusia enam tahun itu mendapatkan kasih sayang yang berlimpah dari kedua orang tuanya. Bima adalah Direktur sekaligus pemilik beberapa rumah sakit yang tersebar di berbagai area. Kehidupan gadis itu benar-benar sempurna hingga membuat iri siapa pun yang melihatnya. Namun, suatu hari peristiwa nahas terjadi dan mengubah kehidupan gadis cilik itu.
Kecelakaan mobil beruntun di sebuah jalan mengakibatkan banyak korban jiwa. Tampak seorang gadis cilik sedang menangis sembari memanggil nama kedua orang tuanya.
"Ayah, Ibu ... bangun! Putri takut, Bu," pekiknya seraya mengguncang tubuh kedua orang tuanya yang sudah berlumuran darah.
Cedera di kepala gadis cilik itu membuatnya pusing, hingga tak sadarkan diri. Darah segar terus mengalir dari pelipisnya, hingga suara hiruk-pikuk dari luar mobil yang ternyata petugas keamanan berhasil menemukannya. Gadis cilik itu langsung dilarikan ke rumah sakit terdekat, sedangkan kedua orang tuanya tidak terselamatkan.
Petugas kepolisian langsung menghubungi keluarga lain dari gadis cilik itu, beruntungnya ia masih mempunyai paman yang bernama Krisna Kuncoro. Adik dari sang ayah. Mendapat kabar seperti itu, Krisna beserta seluruh keluarga bergegas ke rumah sakit untuk melihat keadaan sang keponakan. Dokter berkata Putri mengalami syok dan kehilangan banyak darah. Gadis cilik itu juga mengalami trauma dan enggan untuk bangun lagi. Kini, Putri mengalami koma dan terbaring di rumah sakit. Entah kapan, gadis cilik itu bisa terbangun dan tersenyum kembali.
Sejak saat itulah, harta kekayaan Bima Kuncoro jatuh ke tangan Krisna untuk dikelola hingga Putri bangun dari tidur panjangnya.
***
Sekitar lima tahun kemudian.
Suatu pagi, terlihat dua orang perawat tengah sibuk dengan pekerjaannya masing-masing di bangsal rumah sakit. Salah satu dari mereka sedang bertugas mengganti baju pasien.
"Kasihan, ya. Cantik-cantik tapi koma, udah kayak ngurus mayat aja beginian!" gerutu perawat itu.
"Hust! Dilarang ngeluh, kamu nggak tau, ya. Pasien ini anak orang kaya, jangan sampai lecet. Bisa kena marah kita nanti." Perawat yang lain pun mengingatkan.
Setelah selesai mengganti baju, tiba-tiba tangan pasien itu bergerak. Kedua perawat itu pun panik dan dengan segera memanggil Dokter untuk mengecek kondisi gadis yang sudah bertahun-tahun terbaring itu.
"Ini kabar baik, Putri akan segera bangun," serunya bersemangat.
Bersambung.
Written : @piendutt
Sumber : opini pribadi
Part 1. Tragedi Mengubah Segalanya
Part 2. Bisa Melihat Arwah Gentayangan
Part 3. Kepulangan Putri ke Rumah
Part 4. Menempuh Pendidikan
Part 5. Sering diganggu Arwah
Part 6. Kecelakaan tak Terduga
Part 7. Kematian Sang Nenek
Part 8. Pertama Kali Berinteraksi dengan Arwah
Part 9. Trik Menemui Putri
Part 10. Membela Putri
Part 11. Pemasangan Susuk
Part 12. Susuk Pemikat Pria
Part 13. Ketakutan Terbesar Putri
Part 14. Bram ingin Melindungi Putri
Part 15. Putri dilukai oleh Donna
Part 16. Petaka
Part 17. Mengiklaskan Segalanya
Diubah oleh piendutt 09-09-2022 04:01
![grandiscreamo](https://s.kaskus.id/user/avatar/2011/04/25/avatar2875491_4.gif)
![terbitcomyt](https://s.kaskus.id/user/avatar/2022/03/17/avatar11185520_10.gif)
![dewiyulli07](https://s.kaskus.id/user/avatar/2023/08/10/avatar11443131_1.gif)
dewiyulli07 dan 20 lainnya memberi reputasi
21
10.1K
Kutip
91
Balasan
![Guest](https://s.kaskus.id/user/avatar/default.png)
![Avatar border](https://s.kaskus.id/images/avatarborder/1.gif)
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Tampilkan semua post
![piendutt](https://s.kaskus.id/user/avatar/2020/03/10/avatar10821979_5.gif)
![Avatar border](https://s.kaskus.id/images/avatarborder/1.gif)
TS
piendutt
#20
Susuk Nyi Blorong
![Susuk Nyi Blorong](https://s.kaskus.id/images/2022/08/06/10821979_202208061016090948.png)
Quote:
Part 5. Sering diganggu Arwah
Sebuah mobil terlihat berhenti di pinggir jalan. Putri turun dari mobil itu dan menatap sebuah gedung berlantai dua yang bertuliskan "SMP Palangkaraya". Baru saja kakinya hendak melangkah melewati gerbang depan, sesosok tubuh manusia terjatuh tepat di hadapannya. Tubuh Putri mematung dan merasakan wajahnya basah oleh sesuatu. Sejenak, dia mengusapnya dan tertegun saat tangannya telah dipenuhi darah segar.
“Arrrhhhh!" Putri berteriak histeris.
Para guru pun berhamburan ke luar kantor dan mencoba menenangkan gadis cantik itu. Mereka keheranan melihat tingkahnya. Tentu saja mereka tidak bisa melihat apa yang baru dilihat Putri. Kemampuan Putri itu bisa dirasakan oleh para arwah gentayangan yang berada di sekitarnya. Makanya mereka terus menampakkan diri di sekitar gadis itu.
Hari-hari berikutnya, teror dari para arwah terus menghantui gadis bermata lebar itu ke mana pun dia pergi. Sudah ribuan kali Putri berusaha mengusir mereka, tetapi mereka tetap saja tidak mau pergi.
Puncaknya terjadi setelah seminggu Putri bersekolah di gedung itu. Saat itu adalah pelajaran olahraga dan setiap murid wajib memakai pakaian olahraga. Putri masuk ke ruang ganti bermaksud untuk mengganti seragamnya dengan pakaian olahraga. Dia berada di ruangan itu sendirian karena teman-temannya sudah lebih dulu menuju ke lapangan. Tiba-tiba, kakinya seperti dicengkeram oleh sebuah tangan yang terasa dingin. Putri terperanjat dan saat melihat ke bawah, sesosok wanita dengan wajah hancur sudah berada tepat di antara kakinya.
Sialnya, Putri tidak bisa berteriak meminta bantuan. Suaranya seperti tercekik dan dia tidak bisa keluar dari ruangan itu. Tidak lama kemudian, dengan cepat sosok mengerikan itu bangkit dan langsung merasuki tubuh Putri, membuat gadis berambut panjang itu terkulai tidak berdaya.
Putri ditemukan oleh salah seorang temannya dan langsung dibawa ke ruang UKS. Namun, saat itu Putri justru berteriak-teriak seperti orang gila. Beberapa guru turun tangan membantu menenangkan Putri, tetapi gadis itu terus melawan dan mencakar siapa pun yang berusaha memegangi tubuhnya.
Kewalahan menghadapi Putri, maka Kepala sekolah langsung menelepon Krisna untuk datang ke sekolah. Setelah beberapa lama, Putri pun terlihat kelelahan karena terus meronta dan berteriak-teriak untuk dilepaskan. Untungnya, salah satu guru di sana ada yang bisa mengobati orang kesurupan. Dia memberikan air minum yang sudah dibacakan doa kepada Putri dan seketika, gadis itu kembali tidak sadarkan diri.
Sejak saat itu, Krisna menyadari bahwa Putri mengidap penyakit yang aneh dan dia pun tidak lagi memaksa keponakannya itu untuk bersekolah umum. Putri kembali menerima pendidikan secara Homeschooling di rumah dengan guru privat yang disewa oleh Krisna. Pria itu benar-benar menyesal atas perbuatannya yang hampir mencelakai Putri.
***
Beberapa tahun kemudian, Putri pun melanjutkan pendidikannya ke jenjang SMA usai lulus dari SMP dengan nilai membanggakan. Kali ini, Putri menghadapi Ujian Nasional yang akan diadakan di luar sekolah karena itu adalah salah satu syarat untuk lulus dari SMA. Hal itu membuat Putri terpaksa harus datang ke sekolah selama tiga hari untuk mengikuti ujian.
Putri masih trauma berada di kerumunan dan selalu merasa pusing melihat banyak bayangan yang mengitari tubuhnya. Tiba-tiba, suara seseorang berhasil membuatnya terkejut.
"Hai! Kamu nggak apa-apa, kan?" tanya seorang pemuda berambut hitam pekat.
Putri yang terkejut pun menoleh dan langsung pergi begitu saja tanpa mengucapkan sepatah kata pun.
Brama Aditama Saputra atau yang biasa disapa Bram adalah pemuda tampan di sekolah itu yang memiliki karisma kuat dan berasal dari keluarga berada. Banyak gadis-gadis yang mendambakan pemuda berkulit putih itu, termasuk Donna yang juga dikenal sebagai gadis terpopuler di sekolah itu. Jadi, wajar saja banyak yang menjodohkan mereka, meski selama ini Bram enggan berkomentar.
"Siapa itu, Bram? Cantik banget!" tanya salah satu temannya yang bernama Ridwan.
"Nggak tau. Dia nggak ngomong apa-apa," sahut Bram sedikit kecewa.
"Tumben banget kamu ditolak cewek, hahaha!" ledek Ridwan.
"Tapi … sepertinya dia bukan siswa sini, deh!" timpal teman yang lainnya.
Bram masih melihat ke arah Putri karena penasaran dengan gadis yang tidak pernah dia lihat sebelumnya itu.
"Hai, Bram!" sapa Donna yang langsung membuyarkan lamunan Bram.
"Hai, Donna cantik!" sahut Ridwan.
"Hai, Don," sahut Bram datar.
"Aku bikin acara di malam perpisahan. Kamu sama temen-temen harus datang, ya!
"Insya Allah, ya," sahut Bram seraya kembali mencari sisa bayangan Putri yang telah pergi entah ke mana.
"Tenang aja, kami pasti datang kok, Don," sahut Ridwan sambil mengedipkan sebelah matanya.
***
Ujian Akhir Semester berjalan dengan lancar dan Putri pun lega bisa mengikuti ujian itu tanpa kendala berarti. Ketika Putri ingin pulang, Bram tidak sengaja bertemu dengannya lagi.
"Hai, ketemu lagi!” Bram menyapa dengan melambaikan tangan, sok akrab. Namun, seperti biasa Putri hanya diam. Bram yang merasa diacuhkan itu pun malah semakin penasaran dengan Putri.
"Apa kamu … bisu, ya?" tanya Bram sedikit kesal. Putri menghentikan langkahnya.
"Bisa tidak, nggak usah ganggu aku?!" jawab Putri ketus.
"Ternyata kamu bisa ngomong juga,” cibir Bram. "Nama kamu siapa? Aku Bram!"
Putri hanya menatap dan tidak menghiraukan pemuda itu. Sementara, dari arah belakang, seorang pria datang mendekat.
"Non Putri! Mang Ujang dari tadi nyari-nyari Non. Kemana aja, Non? Ayo pulang sekarang!" pinta Mang Ujang yang datang tergopoh-gopoh.
"Iya, Mang," sahut Putri sembari pergi meninggalkan Bram yang masih terpaku menatapnya.
"Oh, ternyata namanya Putri. Nama yang cantik," gumam Bram yang masih menatap Putri sampai gadis itu pergi.
"Duh, bego! Kenapa aku nggak tanya dia dari sekolah mana, sih? Haduhh," gerutunya saat mobil milik Putri sudah berlalu pergi.
***
Malam perpisahan, pesta pun diadakan setelah Donna berhasil mendapatkan izin dari Kepala sekolah. Sementara itu, Bram tengah mencari-cari seseorang di tengah kemeriahan pesta.
"Bram! Kamu tuh lagi nyari siapa, sih? Aku perhatiin mata kamu tuh, ke sana kemari?" tanya salah seorang teman Bram yang berambut keriting.
"Jangan-jangan … lagi nyariin Donna, ya?" goda Ridwan.
"Bukanlah!" bantah Bram.
"Oh, aku tahu! Pasti cewek yang kamu lihat pas di sekolah itu, ya, kan?"
Bram hanya mengangguk. Tiba-tiba Donna sudah datang menghampirinya.
"Bram, dansa yuk!"
"Aku lagi males, nih!" tolaknya.
"Udah sana!" cetus Ridwan sambil mendorong tubuh Bram.
Akhirnya, karena terus dipaksa dan tidak enak melihat Donna yang merengek sedari tadi, Bram pun bersedia berdansa dengannya. Gadis itu puas karena akhirnya bisa berdansa dengan pemuda yang disukainya.
Bersambung.
Sebuah mobil terlihat berhenti di pinggir jalan. Putri turun dari mobil itu dan menatap sebuah gedung berlantai dua yang bertuliskan "SMP Palangkaraya". Baru saja kakinya hendak melangkah melewati gerbang depan, sesosok tubuh manusia terjatuh tepat di hadapannya. Tubuh Putri mematung dan merasakan wajahnya basah oleh sesuatu. Sejenak, dia mengusapnya dan tertegun saat tangannya telah dipenuhi darah segar.
“Arrrhhhh!" Putri berteriak histeris.
Para guru pun berhamburan ke luar kantor dan mencoba menenangkan gadis cantik itu. Mereka keheranan melihat tingkahnya. Tentu saja mereka tidak bisa melihat apa yang baru dilihat Putri. Kemampuan Putri itu bisa dirasakan oleh para arwah gentayangan yang berada di sekitarnya. Makanya mereka terus menampakkan diri di sekitar gadis itu.
Hari-hari berikutnya, teror dari para arwah terus menghantui gadis bermata lebar itu ke mana pun dia pergi. Sudah ribuan kali Putri berusaha mengusir mereka, tetapi mereka tetap saja tidak mau pergi.
Puncaknya terjadi setelah seminggu Putri bersekolah di gedung itu. Saat itu adalah pelajaran olahraga dan setiap murid wajib memakai pakaian olahraga. Putri masuk ke ruang ganti bermaksud untuk mengganti seragamnya dengan pakaian olahraga. Dia berada di ruangan itu sendirian karena teman-temannya sudah lebih dulu menuju ke lapangan. Tiba-tiba, kakinya seperti dicengkeram oleh sebuah tangan yang terasa dingin. Putri terperanjat dan saat melihat ke bawah, sesosok wanita dengan wajah hancur sudah berada tepat di antara kakinya.
Sialnya, Putri tidak bisa berteriak meminta bantuan. Suaranya seperti tercekik dan dia tidak bisa keluar dari ruangan itu. Tidak lama kemudian, dengan cepat sosok mengerikan itu bangkit dan langsung merasuki tubuh Putri, membuat gadis berambut panjang itu terkulai tidak berdaya.
Putri ditemukan oleh salah seorang temannya dan langsung dibawa ke ruang UKS. Namun, saat itu Putri justru berteriak-teriak seperti orang gila. Beberapa guru turun tangan membantu menenangkan Putri, tetapi gadis itu terus melawan dan mencakar siapa pun yang berusaha memegangi tubuhnya.
Kewalahan menghadapi Putri, maka Kepala sekolah langsung menelepon Krisna untuk datang ke sekolah. Setelah beberapa lama, Putri pun terlihat kelelahan karena terus meronta dan berteriak-teriak untuk dilepaskan. Untungnya, salah satu guru di sana ada yang bisa mengobati orang kesurupan. Dia memberikan air minum yang sudah dibacakan doa kepada Putri dan seketika, gadis itu kembali tidak sadarkan diri.
Sejak saat itu, Krisna menyadari bahwa Putri mengidap penyakit yang aneh dan dia pun tidak lagi memaksa keponakannya itu untuk bersekolah umum. Putri kembali menerima pendidikan secara Homeschooling di rumah dengan guru privat yang disewa oleh Krisna. Pria itu benar-benar menyesal atas perbuatannya yang hampir mencelakai Putri.
***
Beberapa tahun kemudian, Putri pun melanjutkan pendidikannya ke jenjang SMA usai lulus dari SMP dengan nilai membanggakan. Kali ini, Putri menghadapi Ujian Nasional yang akan diadakan di luar sekolah karena itu adalah salah satu syarat untuk lulus dari SMA. Hal itu membuat Putri terpaksa harus datang ke sekolah selama tiga hari untuk mengikuti ujian.
Putri masih trauma berada di kerumunan dan selalu merasa pusing melihat banyak bayangan yang mengitari tubuhnya. Tiba-tiba, suara seseorang berhasil membuatnya terkejut.
"Hai! Kamu nggak apa-apa, kan?" tanya seorang pemuda berambut hitam pekat.
Putri yang terkejut pun menoleh dan langsung pergi begitu saja tanpa mengucapkan sepatah kata pun.
Brama Aditama Saputra atau yang biasa disapa Bram adalah pemuda tampan di sekolah itu yang memiliki karisma kuat dan berasal dari keluarga berada. Banyak gadis-gadis yang mendambakan pemuda berkulit putih itu, termasuk Donna yang juga dikenal sebagai gadis terpopuler di sekolah itu. Jadi, wajar saja banyak yang menjodohkan mereka, meski selama ini Bram enggan berkomentar.
"Siapa itu, Bram? Cantik banget!" tanya salah satu temannya yang bernama Ridwan.
"Nggak tau. Dia nggak ngomong apa-apa," sahut Bram sedikit kecewa.
"Tumben banget kamu ditolak cewek, hahaha!" ledek Ridwan.
"Tapi … sepertinya dia bukan siswa sini, deh!" timpal teman yang lainnya.
Bram masih melihat ke arah Putri karena penasaran dengan gadis yang tidak pernah dia lihat sebelumnya itu.
"Hai, Bram!" sapa Donna yang langsung membuyarkan lamunan Bram.
"Hai, Donna cantik!" sahut Ridwan.
"Hai, Don," sahut Bram datar.
"Aku bikin acara di malam perpisahan. Kamu sama temen-temen harus datang, ya!
"Insya Allah, ya," sahut Bram seraya kembali mencari sisa bayangan Putri yang telah pergi entah ke mana.
"Tenang aja, kami pasti datang kok, Don," sahut Ridwan sambil mengedipkan sebelah matanya.
***
Ujian Akhir Semester berjalan dengan lancar dan Putri pun lega bisa mengikuti ujian itu tanpa kendala berarti. Ketika Putri ingin pulang, Bram tidak sengaja bertemu dengannya lagi.
"Hai, ketemu lagi!” Bram menyapa dengan melambaikan tangan, sok akrab. Namun, seperti biasa Putri hanya diam. Bram yang merasa diacuhkan itu pun malah semakin penasaran dengan Putri.
"Apa kamu … bisu, ya?" tanya Bram sedikit kesal. Putri menghentikan langkahnya.
"Bisa tidak, nggak usah ganggu aku?!" jawab Putri ketus.
"Ternyata kamu bisa ngomong juga,” cibir Bram. "Nama kamu siapa? Aku Bram!"
Putri hanya menatap dan tidak menghiraukan pemuda itu. Sementara, dari arah belakang, seorang pria datang mendekat.
"Non Putri! Mang Ujang dari tadi nyari-nyari Non. Kemana aja, Non? Ayo pulang sekarang!" pinta Mang Ujang yang datang tergopoh-gopoh.
"Iya, Mang," sahut Putri sembari pergi meninggalkan Bram yang masih terpaku menatapnya.
"Oh, ternyata namanya Putri. Nama yang cantik," gumam Bram yang masih menatap Putri sampai gadis itu pergi.
"Duh, bego! Kenapa aku nggak tanya dia dari sekolah mana, sih? Haduhh," gerutunya saat mobil milik Putri sudah berlalu pergi.
***
Malam perpisahan, pesta pun diadakan setelah Donna berhasil mendapatkan izin dari Kepala sekolah. Sementara itu, Bram tengah mencari-cari seseorang di tengah kemeriahan pesta.
"Bram! Kamu tuh lagi nyari siapa, sih? Aku perhatiin mata kamu tuh, ke sana kemari?" tanya salah seorang teman Bram yang berambut keriting.
"Jangan-jangan … lagi nyariin Donna, ya?" goda Ridwan.
"Bukanlah!" bantah Bram.
"Oh, aku tahu! Pasti cewek yang kamu lihat pas di sekolah itu, ya, kan?"
Bram hanya mengangguk. Tiba-tiba Donna sudah datang menghampirinya.
"Bram, dansa yuk!"
"Aku lagi males, nih!" tolaknya.
"Udah sana!" cetus Ridwan sambil mendorong tubuh Bram.
Akhirnya, karena terus dipaksa dan tidak enak melihat Donna yang merengek sedari tadi, Bram pun bersedia berdansa dengannya. Gadis itu puas karena akhirnya bisa berdansa dengan pemuda yang disukainya.
Bersambung.
Diubah oleh piendutt 06-08-2022 15:20
![69banditos](https://s.kaskus.id/user/avatar/2021/03/30/avatar11017038_1.gif)
![simounlebon](https://s.kaskus.id/user/avatar/2017/01/03/default.png)
![itkgid](https://s.kaskus.id/user/avatar/2018/06/06/avatar10235128_1.gif)
itkgid dan 6 lainnya memberi reputasi
7
Kutip
Balas
Tutup