- Beranda
- Komunitas
- Story
- Stories from the Heart
Susuk Nyi Blorong
TS
piendutt
Susuk Nyi Blorong
Quote:
Susuk Nyi Blorong
Part 1. Tragedi Mengubah Segalanya
Menjadi anak yang bisa melihat dunia lain, itu tidaklah mudah dan tidak seperti yang kalian pikirkan. Cerita ini mengisahkan seorang wanita yang berjuang untuk mengatasi ketakutannya karena diberikan kekuatan untuk bisa melihat hal-hal gaib.
Putri Balqis Kuncoro adalah anak semata wayang keluarga Bima Kuncoro. Seperti anak-anak lainnya, gadis berusia enam tahun itu mendapatkan kasih sayang yang berlimpah dari kedua orang tuanya. Bima adalah Direktur sekaligus pemilik beberapa rumah sakit yang tersebar di berbagai area. Kehidupan gadis itu benar-benar sempurna hingga membuat iri siapa pun yang melihatnya. Namun, suatu hari peristiwa nahas terjadi dan mengubah kehidupan gadis cilik itu.
Kecelakaan mobil beruntun di sebuah jalan mengakibatkan banyak korban jiwa. Tampak seorang gadis cilik sedang menangis sembari memanggil nama kedua orang tuanya.
"Ayah, Ibu ... bangun! Putri takut, Bu," pekiknya seraya mengguncang tubuh kedua orang tuanya yang sudah berlumuran darah.
Cedera di kepala gadis cilik itu membuatnya pusing, hingga tak sadarkan diri. Darah segar terus mengalir dari pelipisnya, hingga suara hiruk-pikuk dari luar mobil yang ternyata petugas keamanan berhasil menemukannya. Gadis cilik itu langsung dilarikan ke rumah sakit terdekat, sedangkan kedua orang tuanya tidak terselamatkan.
Petugas kepolisian langsung menghubungi keluarga lain dari gadis cilik itu, beruntungnya ia masih mempunyai paman yang bernama Krisna Kuncoro. Adik dari sang ayah. Mendapat kabar seperti itu, Krisna beserta seluruh keluarga bergegas ke rumah sakit untuk melihat keadaan sang keponakan. Dokter berkata Putri mengalami syok dan kehilangan banyak darah. Gadis cilik itu juga mengalami trauma dan enggan untuk bangun lagi. Kini, Putri mengalami koma dan terbaring di rumah sakit. Entah kapan, gadis cilik itu bisa terbangun dan tersenyum kembali.
Sejak saat itulah, harta kekayaan Bima Kuncoro jatuh ke tangan Krisna untuk dikelola hingga Putri bangun dari tidur panjangnya.
***
Sekitar lima tahun kemudian.
Suatu pagi, terlihat dua orang perawat tengah sibuk dengan pekerjaannya masing-masing di bangsal rumah sakit. Salah satu dari mereka sedang bertugas mengganti baju pasien.
"Kasihan, ya. Cantik-cantik tapi koma, udah kayak ngurus mayat aja beginian!" gerutu perawat itu.
"Hust! Dilarang ngeluh, kamu nggak tau, ya. Pasien ini anak orang kaya, jangan sampai lecet. Bisa kena marah kita nanti." Perawat yang lain pun mengingatkan.
Setelah selesai mengganti baju, tiba-tiba tangan pasien itu bergerak. Kedua perawat itu pun panik dan dengan segera memanggil Dokter untuk mengecek kondisi gadis yang sudah bertahun-tahun terbaring itu.
"Ini kabar baik, Putri akan segera bangun," serunya bersemangat.
Bersambung.
Written : @piendutt
Sumber : opini pribadi
Part 1. Tragedi Mengubah Segalanya
Menjadi anak yang bisa melihat dunia lain, itu tidaklah mudah dan tidak seperti yang kalian pikirkan. Cerita ini mengisahkan seorang wanita yang berjuang untuk mengatasi ketakutannya karena diberikan kekuatan untuk bisa melihat hal-hal gaib.
Putri Balqis Kuncoro adalah anak semata wayang keluarga Bima Kuncoro. Seperti anak-anak lainnya, gadis berusia enam tahun itu mendapatkan kasih sayang yang berlimpah dari kedua orang tuanya. Bima adalah Direktur sekaligus pemilik beberapa rumah sakit yang tersebar di berbagai area. Kehidupan gadis itu benar-benar sempurna hingga membuat iri siapa pun yang melihatnya. Namun, suatu hari peristiwa nahas terjadi dan mengubah kehidupan gadis cilik itu.
Kecelakaan mobil beruntun di sebuah jalan mengakibatkan banyak korban jiwa. Tampak seorang gadis cilik sedang menangis sembari memanggil nama kedua orang tuanya.
"Ayah, Ibu ... bangun! Putri takut, Bu," pekiknya seraya mengguncang tubuh kedua orang tuanya yang sudah berlumuran darah.
Cedera di kepala gadis cilik itu membuatnya pusing, hingga tak sadarkan diri. Darah segar terus mengalir dari pelipisnya, hingga suara hiruk-pikuk dari luar mobil yang ternyata petugas keamanan berhasil menemukannya. Gadis cilik itu langsung dilarikan ke rumah sakit terdekat, sedangkan kedua orang tuanya tidak terselamatkan.
Petugas kepolisian langsung menghubungi keluarga lain dari gadis cilik itu, beruntungnya ia masih mempunyai paman yang bernama Krisna Kuncoro. Adik dari sang ayah. Mendapat kabar seperti itu, Krisna beserta seluruh keluarga bergegas ke rumah sakit untuk melihat keadaan sang keponakan. Dokter berkata Putri mengalami syok dan kehilangan banyak darah. Gadis cilik itu juga mengalami trauma dan enggan untuk bangun lagi. Kini, Putri mengalami koma dan terbaring di rumah sakit. Entah kapan, gadis cilik itu bisa terbangun dan tersenyum kembali.
Sejak saat itulah, harta kekayaan Bima Kuncoro jatuh ke tangan Krisna untuk dikelola hingga Putri bangun dari tidur panjangnya.
***
Sekitar lima tahun kemudian.
Suatu pagi, terlihat dua orang perawat tengah sibuk dengan pekerjaannya masing-masing di bangsal rumah sakit. Salah satu dari mereka sedang bertugas mengganti baju pasien.
"Kasihan, ya. Cantik-cantik tapi koma, udah kayak ngurus mayat aja beginian!" gerutu perawat itu.
"Hust! Dilarang ngeluh, kamu nggak tau, ya. Pasien ini anak orang kaya, jangan sampai lecet. Bisa kena marah kita nanti." Perawat yang lain pun mengingatkan.
Setelah selesai mengganti baju, tiba-tiba tangan pasien itu bergerak. Kedua perawat itu pun panik dan dengan segera memanggil Dokter untuk mengecek kondisi gadis yang sudah bertahun-tahun terbaring itu.
"Ini kabar baik, Putri akan segera bangun," serunya bersemangat.
Bersambung.
Written : @piendutt
Sumber : opini pribadi
Part 1. Tragedi Mengubah Segalanya
Part 2. Bisa Melihat Arwah Gentayangan
Part 3. Kepulangan Putri ke Rumah
Part 4. Menempuh Pendidikan
Part 5. Sering diganggu Arwah
Part 6. Kecelakaan tak Terduga
Part 7. Kematian Sang Nenek
Part 8. Pertama Kali Berinteraksi dengan Arwah
Part 9. Trik Menemui Putri
Part 10. Membela Putri
Part 11. Pemasangan Susuk
Part 12. Susuk Pemikat Pria
Part 13. Ketakutan Terbesar Putri
Part 14. Bram ingin Melindungi Putri
Part 15. Putri dilukai oleh Donna
Part 16. Petaka
Part 17. Mengiklaskan Segalanya
Diubah oleh piendutt 09-09-2022 04:01
dewiyulli07 dan 20 lainnya memberi reputasi
21
10.1K
Kutip
91
Balasan
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Tampilkan semua post
TS
piendutt
#15
Susuk Nyi Blorong
Quote:
Part 2. Bisa melihat arwah gentayangan
Suatu malam di lorong yang sepi, terdengar suara langkah kaki disusul suara yang menggema.
“Putri ... Putri ... Putri ....”
Merasa ada yang memanggil, Putri pun mulai gelisah. Gadis itu mulai berkeringat dan seketika membuka mata. Dia melihat lampu yang berada di atas kepalanya berkedip-kedip, entah kenapa. Putri pun berusaha menggerakkan tangan untuk meraih tombol pemanggil perawat yang ada di pinggir ranjang. Namun, otot-ototnya seakan tidak ingin bekerja. Dia pun kesusahan untuk menjangkau tombol itu. Putri tidak menyerah dan masih berusaha sekuat tenaga, meskipun harus menahan nyeri karena seluruh badannya nyaris tidak bisa digerakkan.
Saat tangannya sudah berhasil menggapai benda itu, tiba-tiba muncul sebuah tangan lain dengan kuku yang panjang ikut memegangnya. Putri tersentak dan seketika terjatuh ke lantai.
“To-tolong!” Suara serak itu masih belum cukup untuk membuatnya mendapat pertolongan. Susah payah Putri berusaha menepi ke pinggir ranjang dan meringkuk dengan menekuk kedua lututnya.
Mendadak, dari arah lain, sesosok wanita dengan rambut panjang yang menutupi wajahnya, terseok-seok berusaha menghampirinya. Tubuhnya penuh dengan sayatan yang mengeluarkan cairan berwarna merah. Putri membekap mulutnya sendiri, berusaha menahan suara. Dia begitu ketakutan dan sangat berharap akan ada seseorang yang datang menyelamatkannya. Namun, harapannya sia-sia.
Sosok itu semakin mendekat dan wajahnya yang hancur berantakan itu pun semakin terlihat jelas.
“Ikutlah bersamaku!” ajak sosok itu terus mengikis jarak.
“Tidak! Pergi! Jangan dekati aku!”
Meski sudah diusir, sosok itu malah semakin berusaha mendekat dan mengeluarkan kuku tajamnya, kemudian dengan cepat mencakar tubuh Putri.
“Tidaaakkk!”
Putri terbangun dari tidurnya dan kebingungan karena sudah dikelilingi banyak orang.
“Putri, bagaimana keadaanmu sekarang?” tanya Dokter sambil memeriksa kening gadis itu.
Putri meringkuk ketakutan. Dia tahu bahwa kejadian tadi hanyalah mimpi. Namun, tetap saja ada perasaan aneh. Mimpi itu terasa begitu nyata.
***
Beberapa saat kemudian, Krisna datang bersama istri dan kedua anaknya. Silvi yang melihat Putri sedang duduk di atas ranjang, langsung mendekatinya dan memainkan sandiwara.
"Oh ... Putri, keponakanku! Kamu sudah bangun rupanya?" ujarnya seraya menepuk bahu Putri beberapa kali.
"Putri ingat aku, kan?! Ini aku, Donna. Kita dulu sering main bareng waktu kecil," kata Donna ikut bersandiwara bersama ibunya.
Putri hanya terdiam tanpa reaksi, sampai dia dikejutkan oleh sesosok wanita yang berdiri tegak di belakang Silvi. Sosok dengan wajah penuh darah itu menatapnya dengan tajam. Sontak hal itu membuat Putri berteriak histeris.
"Pergi! Pergi kataku! Pergi!" jerit Putri sambil menutup mata dan telinganya.
Putri terus berusaha mengusir sosok wanita itu, hingga kepalanya mulai terasa pusing dan kemudian pingsan. Semua orang panik dan segera menolong Putri, sedangkan Silvi masih keheranan dengan tingkah laku keponakannya itu.
"Ada apa ini, Dok? Kenapa keponakan saya bertingkah seperti ini?" tanya Krisna yang juga ikut cemas.
Dokter menjelaskan bahwa kondisi tubuh Putri masih lemah dan membutuhkan masa pemulihan lebih lama lagi. Meskipun tidak ada penyakit yang serius, tetap saja organ-organ dalam tubuh Putri masih ada yang masih belum berfungsi secara baik. Krisna ingin sekali membawa sang keponakan pulang ke rumah. Sayangnya, Dokter masih belum mengizinkan. Dia menyarankan Putri harus dirawat intensif untuk beberapa waktu sampai kondisi gadis itu benar-benar stabil. Krisna pun mematuhinya.
***
Pada suatu malam, Putri merasakan nyeri di perutnya. Sepintas, dia melihat kamar mandi di ruangan VIP-nya masih dalam perbaikan dan terpaksa harus pergi ke kamar mandi umum yang berada di luar ruangan. Putri pun berjalan menyusuri lorong yang sepi dan segera masuk ke kamar mandi. Dia duduk di salah satu bilik untuk beberapa saat.
Suasana saat itu sangat hening. Namun, tiba-tiba saja terdengar suara seperti orang mencakar pintu kamar mandi dari satu pintu ke pintu yang lain. Putri pun merasa ketakutan dan gemetaran. Dia menutup kedua telinganya dan suara itu pun lenyap.
Putri bergegas menyelesaikan hajatnya dan langsung membuka pintu kamar mandi.
"Astagfirullah!" Gadis itu kaget karena di depannya sudah ada perempuan cantik memakai baju seragam sekolah.
Perempuan itu sedang memandang ke kaca dan tidak bergerak sama sekali. Perlahan-lahan Putri melewati perempuan itu dan sempat melihat bahwa perempuan itu kehilangan satu matanya. Pemandangan itu membuat Putri merasa ngeri dan bulu kuduknya berdiri. Tanpa mencuci tangan, gadis itu pun langsung pergi dan meninggalkan tempat itu.
Putri berjalan di sebuah lorong yang tampak tidak berujung dan kebingungan mencari cara untuk kembali ke kamarnya. Putri yakin betul bahwa kamarnya tidak jauh dari kamar mandi tadi, tetapi entah kenapa, dia tidak bisa menemukan kamarnya lagi.
Gadis itu melihat seorang Suster yang berdiri di pinggir jendela, tergerak hatinya untuk bertanya.
"Suster, bisakah Anda membantu saya? Di mana kamar nomor 302, ya?" tanya Putri. Namun, orang itu tidak menyahut sama sekali.
"Sus? Suster?" Putri pun memutar badan wanita itu dan sontak tercengang karena wajah wanita itu penuh dengan belatung dan terlihat sangat mengerikan.
Putri pun segera berlari sekencang-kencangnya dan setelah lama berkeliling, dia pun berhasil menemukan kamarnya kembali. Tanpa pikir panjang, dia segera menutupi tubuhnya dengan selimut.
Rupanya, arwah-arwah penasaran itu belum merasa cukup mengganggu Putri. Selimut yang menutupi tubuh Putri beberapa kali ditarik oleh seseorang. Dia pun penasaran dan melihat ke bawah ranjang. Tampak sesosok anak kecil berkepala botak dengan bola mata yang hampir copot tengah menatapnya dengan tajam. Putri langsung berteriak meminta tolong dan menekan semua tombol yang ada di samping ranjang, agar para suster bergegas datang ke kamarnya.
Putri kembali bersembunyi lagi di dalam selimut. Saat dia merasa keadaan sudah cukup tenang dan tidak ada pergerakan sama sekali, gadis itu memberanikan diri untuk membuka selimutnya dan melihat keadaan sekitar. Namun, apa yang dia lihat?
Sesosok wanita dengan rambut acak-acakan sudah berdiri tepat di samping ranjang Putri dan tanpa ampun langsung mencekik gadis malang itu.
"Tidaaakkk!" Putri bangun dari tidurnya, kilauan sinar matahari mengenai matanya. Sementara, dari kejauhan, gadis itu bisa melihat sosok ibunya. Wanita bergaun putih itu melambai sejenak, kemudian pergi menembus dinding.
Putri menangis histeris seraya meneriakkan nama ibunya, berharap bisa bertemu kembali dengan wanita yang sangat disayanginya itu. Namun, justru para suster yang datang karena mendengar teriakan dari dalam ruangan.
Sejak saat itu, Putri terus diganggu oleh sosok-sosok yang menyeramkan dan seolah tidak bisa lepas dari mereka. Sosok-sosok mengerikan itu terus mengikuti Putri ke mana pun gadis itu pergi. Putri tidak memiliki pilihan lain selain melawan ketakutannya itu. Mungkin Tuhan punya rencana lain dengan memberikan gadis itu kemampuan untuk bisa melihat sosok-sosok itu.
***
Sudah hampir setengah bulan, Putri menjalani masa pemulihan. Dia diharuskan mengikuti serangkaian tes yang sudah disiapkan oleh Dokter yang merawatnya selama ini. Beruntung, Putri adalah gadis yang sangat kuat dan tegar. Terkadang, dia teringat pesan-pesan yang disampaikan oleh kedua orangtuanya saat masih hidup dulu. Semangat hidupnya pun kembali karena dia tidak ingin mengecewakan kedua orang tuanya yang telah tiada.
'Ayah, Ibu … aku pasti tidak akan mengecewakan kalian,' batinnya.
Bersambung.
Suatu malam di lorong yang sepi, terdengar suara langkah kaki disusul suara yang menggema.
“Putri ... Putri ... Putri ....”
Merasa ada yang memanggil, Putri pun mulai gelisah. Gadis itu mulai berkeringat dan seketika membuka mata. Dia melihat lampu yang berada di atas kepalanya berkedip-kedip, entah kenapa. Putri pun berusaha menggerakkan tangan untuk meraih tombol pemanggil perawat yang ada di pinggir ranjang. Namun, otot-ototnya seakan tidak ingin bekerja. Dia pun kesusahan untuk menjangkau tombol itu. Putri tidak menyerah dan masih berusaha sekuat tenaga, meskipun harus menahan nyeri karena seluruh badannya nyaris tidak bisa digerakkan.
Saat tangannya sudah berhasil menggapai benda itu, tiba-tiba muncul sebuah tangan lain dengan kuku yang panjang ikut memegangnya. Putri tersentak dan seketika terjatuh ke lantai.
“To-tolong!” Suara serak itu masih belum cukup untuk membuatnya mendapat pertolongan. Susah payah Putri berusaha menepi ke pinggir ranjang dan meringkuk dengan menekuk kedua lututnya.
Mendadak, dari arah lain, sesosok wanita dengan rambut panjang yang menutupi wajahnya, terseok-seok berusaha menghampirinya. Tubuhnya penuh dengan sayatan yang mengeluarkan cairan berwarna merah. Putri membekap mulutnya sendiri, berusaha menahan suara. Dia begitu ketakutan dan sangat berharap akan ada seseorang yang datang menyelamatkannya. Namun, harapannya sia-sia.
Sosok itu semakin mendekat dan wajahnya yang hancur berantakan itu pun semakin terlihat jelas.
“Ikutlah bersamaku!” ajak sosok itu terus mengikis jarak.
“Tidak! Pergi! Jangan dekati aku!”
Meski sudah diusir, sosok itu malah semakin berusaha mendekat dan mengeluarkan kuku tajamnya, kemudian dengan cepat mencakar tubuh Putri.
“Tidaaakkk!”
Putri terbangun dari tidurnya dan kebingungan karena sudah dikelilingi banyak orang.
“Putri, bagaimana keadaanmu sekarang?” tanya Dokter sambil memeriksa kening gadis itu.
Putri meringkuk ketakutan. Dia tahu bahwa kejadian tadi hanyalah mimpi. Namun, tetap saja ada perasaan aneh. Mimpi itu terasa begitu nyata.
***
Beberapa saat kemudian, Krisna datang bersama istri dan kedua anaknya. Silvi yang melihat Putri sedang duduk di atas ranjang, langsung mendekatinya dan memainkan sandiwara.
"Oh ... Putri, keponakanku! Kamu sudah bangun rupanya?" ujarnya seraya menepuk bahu Putri beberapa kali.
"Putri ingat aku, kan?! Ini aku, Donna. Kita dulu sering main bareng waktu kecil," kata Donna ikut bersandiwara bersama ibunya.
Putri hanya terdiam tanpa reaksi, sampai dia dikejutkan oleh sesosok wanita yang berdiri tegak di belakang Silvi. Sosok dengan wajah penuh darah itu menatapnya dengan tajam. Sontak hal itu membuat Putri berteriak histeris.
"Pergi! Pergi kataku! Pergi!" jerit Putri sambil menutup mata dan telinganya.
Putri terus berusaha mengusir sosok wanita itu, hingga kepalanya mulai terasa pusing dan kemudian pingsan. Semua orang panik dan segera menolong Putri, sedangkan Silvi masih keheranan dengan tingkah laku keponakannya itu.
"Ada apa ini, Dok? Kenapa keponakan saya bertingkah seperti ini?" tanya Krisna yang juga ikut cemas.
Dokter menjelaskan bahwa kondisi tubuh Putri masih lemah dan membutuhkan masa pemulihan lebih lama lagi. Meskipun tidak ada penyakit yang serius, tetap saja organ-organ dalam tubuh Putri masih ada yang masih belum berfungsi secara baik. Krisna ingin sekali membawa sang keponakan pulang ke rumah. Sayangnya, Dokter masih belum mengizinkan. Dia menyarankan Putri harus dirawat intensif untuk beberapa waktu sampai kondisi gadis itu benar-benar stabil. Krisna pun mematuhinya.
***
Pada suatu malam, Putri merasakan nyeri di perutnya. Sepintas, dia melihat kamar mandi di ruangan VIP-nya masih dalam perbaikan dan terpaksa harus pergi ke kamar mandi umum yang berada di luar ruangan. Putri pun berjalan menyusuri lorong yang sepi dan segera masuk ke kamar mandi. Dia duduk di salah satu bilik untuk beberapa saat.
Suasana saat itu sangat hening. Namun, tiba-tiba saja terdengar suara seperti orang mencakar pintu kamar mandi dari satu pintu ke pintu yang lain. Putri pun merasa ketakutan dan gemetaran. Dia menutup kedua telinganya dan suara itu pun lenyap.
Putri bergegas menyelesaikan hajatnya dan langsung membuka pintu kamar mandi.
"Astagfirullah!" Gadis itu kaget karena di depannya sudah ada perempuan cantik memakai baju seragam sekolah.
Perempuan itu sedang memandang ke kaca dan tidak bergerak sama sekali. Perlahan-lahan Putri melewati perempuan itu dan sempat melihat bahwa perempuan itu kehilangan satu matanya. Pemandangan itu membuat Putri merasa ngeri dan bulu kuduknya berdiri. Tanpa mencuci tangan, gadis itu pun langsung pergi dan meninggalkan tempat itu.
Putri berjalan di sebuah lorong yang tampak tidak berujung dan kebingungan mencari cara untuk kembali ke kamarnya. Putri yakin betul bahwa kamarnya tidak jauh dari kamar mandi tadi, tetapi entah kenapa, dia tidak bisa menemukan kamarnya lagi.
Gadis itu melihat seorang Suster yang berdiri di pinggir jendela, tergerak hatinya untuk bertanya.
"Suster, bisakah Anda membantu saya? Di mana kamar nomor 302, ya?" tanya Putri. Namun, orang itu tidak menyahut sama sekali.
"Sus? Suster?" Putri pun memutar badan wanita itu dan sontak tercengang karena wajah wanita itu penuh dengan belatung dan terlihat sangat mengerikan.
Putri pun segera berlari sekencang-kencangnya dan setelah lama berkeliling, dia pun berhasil menemukan kamarnya kembali. Tanpa pikir panjang, dia segera menutupi tubuhnya dengan selimut.
Rupanya, arwah-arwah penasaran itu belum merasa cukup mengganggu Putri. Selimut yang menutupi tubuh Putri beberapa kali ditarik oleh seseorang. Dia pun penasaran dan melihat ke bawah ranjang. Tampak sesosok anak kecil berkepala botak dengan bola mata yang hampir copot tengah menatapnya dengan tajam. Putri langsung berteriak meminta tolong dan menekan semua tombol yang ada di samping ranjang, agar para suster bergegas datang ke kamarnya.
Putri kembali bersembunyi lagi di dalam selimut. Saat dia merasa keadaan sudah cukup tenang dan tidak ada pergerakan sama sekali, gadis itu memberanikan diri untuk membuka selimutnya dan melihat keadaan sekitar. Namun, apa yang dia lihat?
Sesosok wanita dengan rambut acak-acakan sudah berdiri tepat di samping ranjang Putri dan tanpa ampun langsung mencekik gadis malang itu.
"Tidaaakkk!" Putri bangun dari tidurnya, kilauan sinar matahari mengenai matanya. Sementara, dari kejauhan, gadis itu bisa melihat sosok ibunya. Wanita bergaun putih itu melambai sejenak, kemudian pergi menembus dinding.
Putri menangis histeris seraya meneriakkan nama ibunya, berharap bisa bertemu kembali dengan wanita yang sangat disayanginya itu. Namun, justru para suster yang datang karena mendengar teriakan dari dalam ruangan.
Sejak saat itu, Putri terus diganggu oleh sosok-sosok yang menyeramkan dan seolah tidak bisa lepas dari mereka. Sosok-sosok mengerikan itu terus mengikuti Putri ke mana pun gadis itu pergi. Putri tidak memiliki pilihan lain selain melawan ketakutannya itu. Mungkin Tuhan punya rencana lain dengan memberikan gadis itu kemampuan untuk bisa melihat sosok-sosok itu.
***
Sudah hampir setengah bulan, Putri menjalani masa pemulihan. Dia diharuskan mengikuti serangkaian tes yang sudah disiapkan oleh Dokter yang merawatnya selama ini. Beruntung, Putri adalah gadis yang sangat kuat dan tegar. Terkadang, dia teringat pesan-pesan yang disampaikan oleh kedua orangtuanya saat masih hidup dulu. Semangat hidupnya pun kembali karena dia tidak ingin mengecewakan kedua orang tuanya yang telah tiada.
'Ayah, Ibu … aku pasti tidak akan mengecewakan kalian,' batinnya.
Bersambung.
dewiyulli07 dan 6 lainnya memberi reputasi
7
Kutip
Balas
Tutup