kutilkuda1202Avatar border
TS
kutilkuda1202
Anakku Depresi di RSJ karena aku RUQIAH dan ku marahi berkali-kali sebab ia BENC*NG
Note: Kisah ini adalah kisah Nyata dari salah satu relasi TS. Nama dan lokasi disamarkan demi menjaga privasi narasumber. Komentar akan disampaikan dan dibalas langsung oleh narasumber. 

Halo semuanya.. Bagaimana kabar kalian? Lama juga ya TS kutilkuda tidak bercerita di lapak kaskus.. Mohon maaf kalau tidak membalas juga semua komentar dari agan-agan dan aganwati. TS lagi pusing dan syibuk di dunia nyata sambil mengumpulkan kisah-kisah nyata yang siap TS bawakan di akun kutilkuda ini.
 
Tanpa berbasa-basi, kali ini TS akan bawakan sebuah kisah nyata dari seorang tetangga kontrakan TS. Beliau ini seorang bapak paruh baya. Beliau sangat taat beribadah dan ane sangat senang ngobrol dengan beliau ketika waktu senggang. Dan akhirnya beliau menceritakan kisah hidupnya yang sedang dia alami akhir-akhir ini. Sebuah dilema dan masalah yang cukup membuat keringat menetes setiap kali beliau memikirkan hal ini. Mungkin karena lagi musim kemarau jadi keringetan hehehe.. bercanda..

Langsung saja, berikut adalah ceritanya…

Anakku Depresi di RSJ karena aku RUQIAH dan ku marahi berkali-kali sebab ia BENC*NG

Perkenalkan namaku Setyo. Orang-orang memanggilku pak Tiyo. Aku seorang pedagang kerupuk kulit ikan di sebuah kota di Jawa Tengah. Aku memiliki seorang istri dan tiga orang anak. Dua anak perempuan dan satu anak laki-laki. Anak laki-laki terakhir inilah yang ku tunggu-tunggu karena dua kali memiliki anak tetapi munculnya perempuan. Kalian pasti tahu betapa bahagianya memiliki anak laki laki bagi seorang pria sepertiku. Aku dari dulu ingin memiliki anak laki-laki karena pasti sangat membahagiakan sekali apabila bermain dengan mereka, berlari-larian bermain bola, lari pagi bersama, dan bila ia telah beranjak dewasa, ia akan berdiskusi bersama denganku membicarakan hal hal yang diketahui seorang pria. Itulah mengapa aku ingin memiliki seorang anak laki-laki sejak aku menikah dengan istriku.

Akhirnya di usiaku yang menginjak 37 tahun, lahirlah anak ketigaku. Anak laki-laki yang telah ku tunggu sejak awal menikah kini lahir juga. Hidungnya sangat mirip denganku, warna kulitnya putih seperti ibunya. Mendengar tangisannya dan gerakan gerakan tangan kecilnya, membuatku menyayanginya dan ingin selalu menggendongnya. Aku beri nama dia “Rasyid”.  

Anakku ini kujaga, ku sayangi dan ku nafkahi sekuat tenagaku. Aku ingin ia bertumbuh dengan sehat dan menjadi laki laki yang kuat dan bias menjadi kebanggaan ayahnya dan ibunya. “Nak, bapak akan berjuang sekuat tenaga bapak, untuk beli susu dan kebutuhanmu. Kakak kakakmu juga akan bersekolah di bangku SMP dan SD. Rasyid juga akan tumbuh jadi anak laki laki sehat ya nak”, ucapku dalam hati sambil menggendongnya. Aku semakin semangat bekerja, bahkan aku juga bekerja di pabrik untuk menambah pemasukan. Istriku berjualan kerupuk kulit, aku bekerja di pabrik sekaligus mengurusi usaha kerupuk ini. Malam hari aku persiapkan jualan ke pasar, siang aku bekerja. Sore aku mengurusi rumah sambil menemani anak-anakku. Betapa beratnya hidup ini tetapi aku semangat demi anak anak ku.

Tetapi seiring berjalannya waktu, ada yang berbeda dari anak laki laki ku dalam pertumbuhannya. Ia tidak se aktif anak laki laki lain. Ia lebih suka di rumah, bermain masak-masakan bersama kakak-kakaknya. Aku mengingatkan kepada Rina dan Ruri untuk tidak mengajak Rasyid bermain masak-masakan. Mereka selalu berkata bahwa Rasyid lah yang memaksa untuk ikut. Disaat banyak anak laki laki bermain bola atau berkeliling mengejar layangan, ia malah sibuk di kamar main boneka kakaknya. Aku tegur untuk tidak menyentuh mainan perempuan itu. Ia menangis dan menyendiri di kamar. Tetapi aku tetap menyayanginya dan berusaha mengajari hal hal berbau pria kepadanya. Aku ajak dia bermain bola di depan rumah, ku belikan sepatu bola dan fasilitas mainan bola. Tetap saja dia tidak menyukainya, bahkan malah terlihat lemas atau berpura-pura sakit.

Ku pikir, ia tidak suka bola. Jadi aku alihkan lagi ke permainan anak laki laki lain. Aku ajak bermain badminton, lempar bola, laying-layang, kelereng dan permainan game seperti balap ataupun tembak-tembakan. Tetapi tetap saja dia tidak tertarik. Dia lebih suka nonton acara acara anak perempuan, berjoget joget ala cherrybelle di tahun 2012 disaat ia masih SD kelas 2 kala itu.

Semakin beranjak besar, ia malah semakin melambai. Semakin centil dan berlagak seperti perempuan. Ia bermain dengan anak anak perempuan di sekitaran rumah ataupun teman sekolahnya. Aku selalu menegurnya dan memarahinya. Sampai sampai aku cari tahu teman teman sekolahnya siapa saja, lalu menghubungi salah satu teman pria di sekolahnya yang tidak terlalu gaul tetapi macho. Namanya Sandi. Ia anak pintar di sekolah itu, temannya itu anak laki laki penyuka anime, game online dan juga sering membaca buku. Aku pikir setidaknya Rasyid bias bergabung dengan mereka, karena tidak menyukai bola ataupun olahraga. Jadi Rasyid pasti bisa mengikuti alur pergaulan Sandi dan kawan kawan prianya. Aku bahkan memberikan uang saku tambahan untuk Sandi dan kawan-kawannya agar bisa mengajak Rasyid bermain bersama. 

Tetapi gagal, Rasyid malah tidak nyaman dan terkesan pemalu seperti perempuan yang di kelilingi pria pria.
“om, Rasyid nya malah kabur om. Malu malu kayak mau di apain aja.. malu kami om kalo kayak gitu..”
“ Rasyid lebih suka kumpul sama Gisel, Annind dan Ismy kalo istirahat dan sepulang  sekolah. Kami kalau mendekati mereka malah dikira mengganggu anak perempuan”
Itulah ungkapan mereka.. gagal lagi.. Aku tak henti hentinya menegur Rasyid. 

“ Syid.. kamu itu anak laki satu satunya bapak, jangan bergaul sama cewek terus, nanti kamu jadi perempuan. Dosa nak.. ingat kodrat kita itu laki laki. Harus bisa jadi pemimpin, jangan malah seperti perempuan”
“Kamu boleh jadi laki laki kalem, melankolis atau pemalu. Tidak jago bergaul pun tidak masalah. Di rumah terus juga tidak masalah, Tetapi cara bergaul, cara bertingkah, cara perilaku kamu itu ya selayaknya laki laki to..”
“ Kamu tidak apa apa tidak bisa bola, tidak apa apa gak suka game laki laki.. Tapi, perilaku kamu itu di jaga agar tidak menjadi perempuan.. Dosa nak”

Itu aku ucapkan setiap kali menasehati Rasyid. Anak laki laki ku yang kusayangi malah bertingkah layaknya perempuan. Sempat ku intip kamar nya, dia sedang berjoget joget ala girl band korea. Sebenarnya tidak apa apa suka music korea cewek, karena mereka cantik. Aku sering melihat banyak yotuuber pria menyukai girlband cewek, Karena cantik dan suara bagus. Tetapi rasyid ini tidak menyukai hal itu, ia malah MERASA CANTIK seperti mereka.

“na tul se. anyong.. aku Raisya Twice…”, ucapnya sambil menaruh tangan kanan di dada dan membungkuk di depan cermin. Seolah ia punya dada yang harus ditutupi.  aku dengar itu dari kamarnya.. 

“Astaghfirulloh nak.. kok malah makin centil ini gimana” , batinku. Aku pun berdiskusi dengan istriku masalah ini. Ia malah tidak tega dengan Rasyid karena aku selalu memarahi dia dan membentak nya karena berperilaku seperti wanita. Akhirnya di tahun 2017, saat ia kelas 8 SMP, aku bawa dia ke Ruqiah.

Katanya ada jin wanita yang nempel di Rasyid. Ia di doakan, di pijat jarinya, di ikat dan di guyur air suci. Tetap saja, masih centil. Sebulan setelahnya, ku bawa lagi ke tempat lain. Hingga ia lulus SMP, terus aku tekan ia dengan ruqiah dan amukan ku agar tidak menjadi benc*ng. Tetap saja, tidak menjadi laki laki. Tetapi ia malah menjauhiku, diam, dan menutup diri. Ia melihatku seperti guru pengawas di rumah. Ia malah takut dengan ku. Tetapi kalau aku halusi dia, dia pasti akan semakin menjadi. Aku takut dia ubah kelaminnya. Aku takut dia jadi perempuan. Ya Allah, cobaan apa ini.

Di tahun 2022 ini, tepatnya Februari 2022, aku marah besar. Rasyid yang pendiam dan menjauh dariku membuatku merasa kecewa berat karena tidak ada perubahan dalam dirinya dan malah terus tenggelam dalam pergaulan lingkaran wanita. Tanpa sengaja aku melihat notifikasi chat nya dari temannya
“Raisya..  gimandose cucok gak lipstiknya? jangan ampe ayahanda tau, entar bisa metong.. tekotek eike nek”

Aku tidak mengerti bahasa itu apa, tetapi yang membuatku kecewa dia itu namanya Rasyid bukan Raisya, terus ada lipstik, dan jangan sampai ayahanda tau. Rahasia apa yang ia sembunyikan dariku. Lingkaran apa dalam pergaulannya. Kok sampai dirahasiakan padaku.

Rasanya aku amat sangat kecewa. Aku memberi nama baik baik “Rasyid” kok malah ganti nama jadi Raisya. Aku merindukan anak laki laki sejak pertama menikah, dan hingga akhirnya di berikan Rasyid. Tetapi dia dan lingkaran pertemanannya terkenal sebagai seorang wanita. Aku amat sangat kecewa, merasa gagal sebagai ayah karena tidak bisa mendidik nya menjadi laki laki sejati. Aku gagal tidak bisa menjaga dia dari pergaulan yang salah. Aku pikir pikir, dulu dia selalu ku perhatikan, tetapi mengapa dia seperti ini. Apa karena dia sering bergaul dengan kakak kakak perempuannya, atau aku yang salah dalam mendisiplin dia sehingga dia tidak nyaman dan terus kekeuh menjadi laki laki melambai begini.

Setiap pertemuan dengan bapak-bapak, selalu disinggung perilaku anakku. Cara jalannya, cara bermain, cara berbicara layaknya perempuan. Bahkan ibu ibu mencoba menyindirku dengan ungkapan yang sebenernya menyakitkan tetapi di perhalus saja, misalnya

“wah Rasyid itu rajin ya pak, pinter masak, pinter nyuci. Wah yang perempuan kalah.. kalo jalan juga klemar klemer.. perempuan aja kalah.. hahaha”
“Pak, anaknya diajak main bola, biar LAKIK”
“Hati hati lho pak nanti kebablasan.. bisa kayak artis operasi itunya”

Dan masih banyak lagi ucapan orang orang.. bagaimanapun aku menyayangi Rasyid, tetapi aku tetap tegas dan mendisiplin nya untuk menjadi laki laki sejati.
Jujur, aku sudah menutup telinga dari omongan orang. Semua tetangga juga tidak pernah berhenti menasehati dan menegurku soal perilaku anakku. Ada yang bilang anakku ini kelainan tidak ada kelamin nya, ada yang bilang aku salah didik, ada yang bilang kurang perhatian ayah. 

Padahal sejak kecil selalu ada waktu untuknya. Memang ku akui, semenjak ia SMP, aku lebih ketat perihal perilaku Rasyid. Aku melarang dia untuk bergaul dengan wanita, bermain hal hal wanita, dan bertingkah laku layaknya pria, dan yang pasti melakukan ruqiah setidaknya seminggu hingga dua minggu sekali di sebuah rumah kyai yang terkenal dalam pelayanan ruqiah.

Ternyata Rasyid malah tertekan mentalnya. Akhirnya bulan Juni lalu, ia depresi. Menangis terus, diajak bicara hanya diam, tatapannya kosong, pucat dan tak mau makan. Aku pun  kawatir lalu ku bawa ke rumah sakit. Kata dokter, ia terkena depresi dan dirujuk ke RSJ di jawa Tengah. Ia menangis sendiri, diam lagi, tatapan kosong dan sekali bicara berucap "ayah jahat, kenapa aku harus lahir?"

Hancur rasanya hati ku ini. Rasyid, andai kamu tahu isi hati bapakmu ini, nak. Ayah hanya ingin kamu itu normal.

“ya Allah… apa aku salah mendidik anak dengan begini agar ia menjadi lelaki tulen.. tetapi malah ia sekarang depresi di RSJ”

Entah aku harus bagaimana… yang ku pikirkan sekarang, Rasyid bisa sehat kembali. Bisa sekolah lagi, bisa bicara dan beraktifitas lagi. Mungkin inilah kesalahanku yang terlalu mendisiplin dia dan memaksa Rasyid ruqiah berkali kali. Belum lagi tekanan dariku untuk dia bertingkah seperti pria normal lainnya. Entahlah aku harus bagaimana. Aku yang salah. Semua salah ayah nya yang gagal mendidik anak.


Untuk anakku Rasyid…
“Nak.. maafkan bapak yang terlalu ketat disiplin kepadamu. Tetapi ini semua karena bapak tidak mau kamu terjerumus semakin dalam kedalam dosa najis itu. Allah akan marah bila kamu begitu.
Tetapi sekarang, yang penting kamu sembuh dan sehat dari depresimu. Setelah sembuh, bapak hanya minta satu. Jangan berhubungan dengan sejenis ya nak.. tetapi kalau memang tidak bisa, bapak akan berusaha menerima kamu apa adanya, tetapi jangan ubah kelaminmu dan meninggalkan bapak. Kamu anak laki laki bapak satu-satunya. Bapak saying sama kamu, nak”
 
Salam,
Pak Tiyo- Magelang


bukhorigan
grandiscreamo
erinomonogatari
erinomonogatari dan 11 lainnya memberi reputasi
12
5.1K
67
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Tampilkan semua post
dulKhabAvatar border
dulKhab
#7
Saya memiliki isu semacam ini, karna saat kecil keseringan main dengan perempuan. Bagi saya itu masa lalu yang berdampak dengan kepribadian saya. Saat ini menjadi seorang yang merasa tidak normal klo di keramaian.
kutilkuda1202
johny251976
johny251976 dan kutilkuda1202 memberi reputasi
2
Tutup