si.matamalaikatAvatar border
TS
si.matamalaikat
Jika Tidak Segera Membayar Tunggakan, Indonesia Tidak Akan Mendapat Prototype KF-21
Quote:


Di tengah hingar-bingar uji ground test pada prototype pesawat tempur Korea Selatan KF-21, ada satu hal yang masih mengganjal tentang pesawat ini. Dan hal tersebut sebenarnya cukup membuat kita malu mendengarnya, hal yang TS maksud adalah Indonesia sampai saat ini belum melunasi sisa pembayaran pada program pesawat tempur tersebut.

Mengutip artikel media Korea Selatan sedaily.comkelancaran kerja sama dengan Indonesia sebagai mitra bisnis masih menjadi tugas terakhir yang tersisa dari keseluruhan proyek KF-21. Dari biaya pengembangan KF 21 sebesar 8,8 triliun Won, 60% ditanggung oleh pemerintah Korea, 20% oleh Indonesia, dan 20% oleh perusahaan Korea Aerospace Industries (KAI). Secara tegas Pemerintah Korea Selatan telah memperingatkan jika mereka tidak akan memberikan prototype pesawat tempur KF-21 kepada Indonesia; jika negara berkembang ini tidak segera melunasi tunggakannya.

Kesepakatan Indonesia dan Korea Selatan terkait program KFX/IFX diteken pada 6 Oktober 2014 di Surabaya, Jawa Timur. Mengutip artikel Tempo Wakil Menteri Pertahanan Sjafrie Sjamsuddin yang menjabat waktu itu menyebut jika proyek pembuatan pesawat tempur ini menelan anggaran sebesar US$ 8,5 miliar atau sekitar Rp 8,5 triliun. Indonesia dan Korsel menyepakati development cost share 20 persen dari Indonesia dan 80 persen dari Korsel. "Berarti sekitar Rp 16 triliun." Tutur Wakil Menteri Pertahanan waktu itu.

Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro yang menjabat waktu itu juga menyebut jika KF-X/IF-X setara dengan F-22 Raptor, di mana beliau menyebut jika Indonesia akan membeli 50 pesawat tempur tersebut. Dalam kerja sama tersebut Indonesia akan mendapat sebuah prototype pesawat tempur, dan rencananya jika pembayaran lancar; Korea Selatan akan memberikan Indonesia sebuah prototype pesawat tempur yang kelima.

Quote:


Artikel Tempomenyebut jika tahap pertama proyek KF-X berupa technology development telah diselesaikan pada Desember 2012. Sementara tahap engineering and manufacturing development dimulai pada 2014. KAI waktu itu menargetkan jika proyek tersebut ditargetkan selesai pada 2023.

Dan target yang dicanangkan oleh KAI memang sudah sesuai rencana, karena KF-21 mulai menjalani ground test dan akan terbang pada 22 Juli nanti. Keseriusan Korea Selatan memang patut diacungi jempol, ditambah dengan kasus Covid-19 yang sempat melanda; mereka kini sudah mulai siap menerbangkan KF-21. Sementara di sisi lain, negara kita seolah setengah hati dalam proyek ini.


Berapa Tunggakan yang Harus Dilunasi Indonesia ?


Biaya total program KF-X adalah 8,8 triliun Won yang setara dengan US$ 7,9 milyar dan jika dirupiahkan sekitar Rp 110 triliun, seperti yang sudah banyak diberitakan Indonesia menghentikan pembayaran program KF-X setelah menginvestasikan uang senilai 227,2 miliar Won atau setara dengan Rp 2,8 triliun. Dan kini Indonesia masih punya kewajiban membayar 700 miliar Won atau setara dengan Rp 7,7 triliun.

Meski sempat dikabarkan mundur dari program KF-X, Indonesia akhirnya memutuskan untuk melanjutkan proyek tersebut. Tetapi sampai saat ini belum ada uang yang diterima oleh pihak KAI. Dan sampai saat ini Pemerintah Indonesia juga belum memberi keterangan terkait masa depan proyek KF-X.

Artikel sedaily.commengatakan jika Indonesia terlambat memberikan kontribusi yang signifikan karena kesulitan ekonominya sendiri yang diperburuk dengan pandemi Covid. Di sisi lain Kementerian Pertahanan Korea Selatan dan pihak DAPA menjelaskan bahwa diskusi dengan Indonesia berjalan baik untuk menyelesaikan masalah tunggakan pembayaran, namun sesuai aturan yang berlaku; otoritas Korea Selatan tetap tidak mau memberi prototype pesawat KF-X sampai Indonesia melunasi tunggakannya.


Proyek KF-X Berjalan Lancar, Angkatan Udara Korea Selatan Puas ?


Di tengah situasi tunggakan pembayaran oleh Indonesia yang tak kunjung dibayar, proyek KF-X sendiri bisa dibilang sukses. Saat ini proyek ini sudah mencapai sekitar 62% dan menyisakan 38% sampai tahap produksi akhir. Bahkan pihak Angkatan Udara Korea Selatan telah meminta study kelayakan untuk meningkatkan pesawat KF-X menjadi pesawat tempur generasi 5,5. Ini adalah pengakuan pertama Angkatan Udara Korea Selatan jika mereka menginginkan pesawat tempur generasi 5.

Jika nantinya usulan tersebut disetujui, KAI rencananya akan mengembangkan versi KF-21 Block 3 sebagai pesawat tempur generasi 5 yang akan dimulai pengembangannya paling cepat antara tahun 2026 dan 2028. Sebagai alternatif, diperkirakan Angkatan Udara Korea Selatan bisa mendapat pesawat tempur yang lebih besar dan disebut sebagai proyek pesawat tempur generasi berikutnya (KF-XX) dengan badan pesawat yang sedikit diperbesar berdasarkan bentuk pesawat dan teknologi dasar KF 21.

KF-XX berbeda dengan KF-21 Block 3 yang akan dikembangkan menjadi pesawat siluman, KF-XX merupakan versi peningkatan dari KF-21. Sebagai contoh F-15 yang dibuat menjadi F-15E Strike Eagle dan F/A-18 Hornet yang berubah menjadi F/A-18 Super Hornet; maka KF-XX akan menjadi pesawat tempur varian upgrade seperti dua varian pesawat Amerika tersebut.

Sumber lain mengatakan kepada sedaily.combahwa, KF 21 bisa dikembangkan mencapai tingkat yang sangat dekat dengan pesawat tempur siluman yang ada saat ini; sehingga KF-21 harus dilihat sebagai pesawat tempur generasi 4,7 yang lebih dekat dengan generasi ke-5 daripada generasi 4,5. Beberapa teknologi cat dan material khusus akan digunakan untuk membuat KF-21 setara pesawat siluman.


Apa Langkah Indonesia Selanjutnya ?


Banyak komentar netizen di dunia maya menyebut jika KF-X adalah program warisan era rezim sebelumnya, dan rezim saat ini tidak terlalu menginginkan proyek tersebut (IYKWIM). Beberapa rumor yang beredar mengatakan jika Indonesia hanya akan mendapat prototype pesawat KF-21 tanpa ilmu untuk membuat/mengembangkan pesawat tersebut, bahkan teknologi radar AESA yang dikembangkan Korea Selatan untuk KF-21 bukan merupakan bagian dari paket kesepakatan transfer teknologi (ToT). Hal itu yang dirumorkan membuat rezim baru terkesan ogah-ogahan (setengah hati) meneruskan proyek KF-X.

Sebenarnya jika kita pikirkan lagi uang senilai Rp 7,7 triliun tidak begitu besar bagi negara ini, tapi mengapa diskusi untuk melunasi sisa tunggakan proyek tersebut terkesan alot ? Di sisi lain, belanja alutsista TNI pun terus jor-joran; di matra udara khususnya persetujuan untuk membeli sekitar 42 Rafale sudah disepakati dan juga ada kemungkinan membeli F-15EX.

Di matra laut, 6 kapal fregat dari Italia juga sudah diteken kontrak akuisisinya; dan jangan lupa kapal selam Scorpene dari Prancis juga masuk dalam keranjang belanja Kemhan RI. Dengan daftar tersebut, kocek pertahanan Indonesia sebenarnya sudah dihamburkan untuk persenjataan yang sudah terbukti kemampuannya di era rezim baru.Belum lagi dengan wacana pindah ibu kota, kebutuhan akan senjata kemungkinan tidak akan jadi prioritas utama. Lalu apakah Indonesia masih akan membayar Rp 7,7 triliun untuk sebuah platform pesawat baru yang belum teruji dan pengembangannya banyak dibantu oleh AS ? Mungkin hanya Tuhan yang tahu jawabannya.

Quote:


Memang beberapa Kaskuser memuji pesawat KF-X sebagai pesawat tempur bagus dan keputusan Indonesia untuk ikut program ini juga dianggap sudah tepat, ane pun berpikir begitu pada awalnya. Apalagi stiker bendera kita juga sudah tertempel di badan pesawat dan Pak Kemhan RI pun diundang saat launching KF-X.

Akan tetapi kita sebagai warga negara yang waras dan tidak overproudjuga harus menyadari fakta bahwa, negara kita sampai saat thread ini dibuat belum juga mentransfer sisa tunggakan pembayaran program KF-X kepada Korea Selatan. Sementara itu saat ini pihak KAI sudah mulai merakit purwarupa pesawat kedua, ketiga dan keempat. Dan setelah itu yang kelima, pesawat kelima ini yang kelak akan diberikan ke Indonesia. Dan kemungkinan prototype kedua sampai kelima akan selesai sekitar satu sampai dua tahun lagi.

Dan di saat purwarupa tersebut hampir selesai, Indonesia pun mulai kehabisan waktu. Jika penerbangan pertama nanti sukses; maka Indonesia harus segera membayar sisa tunggakan kepada Korea Selatan. Atau Indonesia mengikhlaskan uang yang sudah diinvestasikan dan mendapat predikat sebagai negara yang "tidak bisa dipercaya dalam proyek pengembangan senjata." Rencananya Korea Selatan akan memproduksi sekitar 40 KF-21 pada tahun 2028 dan memiliki total 120 pesawat pada tahun 2032, sementara Indonesia akan memesan 50 KF-21.

Kalau Tidak Segera Bayar Tidak Dapat Prototype Pesawat


Quote:



Referensi Tulisan: sedaily.com& Tempo
Sumber Foto: sudah tertera di atas
Diubah oleh si.matamalaikat 11-07-2022 13:08
TuanLi
bigbullshit
bigbullshit dan TuanLi memberi reputasi
17
8.7K
117
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Tampilkan semua post
4lamaAvatar border
4lama
#7
kf mirip raptor hampir setiap komponen, mungkin ada beberapa yang di produksi di asia tapi nyatanya main komponennya tetep dari si mbahnya f15, negara indo dilarang membeli kelanjutan sukhoi yang k3maren pihak sukhoi menerima pembayaran berupa bahan baku tapi masi di "ancam" makanya di pending, g mungkin pendapat saya yang cman lulusan TK doang ini negara indo beli kelanjutan pesawat tempur dari barat sebab baik dari maintance, komponen, serta kapasitasnya g sebanding dengan APBN, sukhoi lebih baik main frame bisa dirubah keluarga "F" g bisa
jlamp
jlamp memberi reputasi
3
Tutup