cintadineAvatar border
TS
cintadine
The Passion of The Christ, Film Kontroversial yang dicap Sebagai Anti-Yahudi


Pada tahun 2004 atau 18 tahun yang lalu film The Passion of The Christ dirilis, film garapan sutradara Mel Gibson tersebut menjadi film kristiani paling kontroversial sepanjang masa karena menuai kehebohan di sana-sini, mulai dari penggambaran visual yang amat sadis, sampai dengan kritikan dari segi keakuratan sejarah dan Alkitabiah.

The Passion of the Christ adalah film religi yang didasarkan pada Alkitab dengan mengambil sumber dari Injil Markus, Matius, Lukas, dan Yohanes. Mengisahkan 12 jam terakhir kehidupan sampai Ia disalibkan dan ditutup dengan kebangkitan. Film ini masuk dalam salah satu film berating restricted terlaris sepanjang masa. Film dibuka ketika Yesus berdoa di Taman Getsemani bersama para muridNya dan kemudian ditangkap oleh pasukan Romawi yang datang bersama dengan para petinggi Yahudi.

Dikritik Sekaligus dipuji


Harus diakui, secara visual dan sinematografi film ini memang patut diacungi jempol dan tak sedikit penonton berkata serasa kembali dan masuk ke Yudea di abad pertama, apalagi film ini menggunakan Bahasa Ibrani sebagai dialognya. Yesus diperankan oleh Jim Caviezel yang seorang atheis dan masuk kristen setelah dirinya memerankan perannya tersebut.

Pujian yang diberikan pada film ini juga sebanding dengan cacian dan kritik karena ratingnya di forum-forum online tidak terlalu besar. Alasannya karena film ini dianggap terlalu mengumbar darah dan hanya memanfaatkan agama semata. Sedangkan kelompok lain menyebut film ini tidaklah terlalu akurat dan Alkitabiah. Para pembela film ini menyebut kalau mau lebih Alkibiah ya mending nonton visual Bible atau nonton film Yesus versi 1979 yang sering diputar di gereja-gereja di seluruh dunia.

Tuduhan Anti-Semitisme Alias Anti-Yahudi

Mel Gibson memproduksi film ini secara independen karena tidak ada studio yang mau membiayai dan memproduksi film The Passion of Christ ini. Salah satunya adalah karena film ini dianggap sebagian orang mengandung unsur anti-semitisme yang kental. Kita tahu kalau dalam Alkitab Yesus ditangkap, disiksa secara brutal, dan dibunuh atas perintah para imam-imam Yahudi saat itu. Dalam film ini para petinggi Yahudi digambarkan sebagai orang yang sangat jahat dan sangan menikmati ketika Yesus disiksa. Dengan demikian dikhawatirkan orang akan menjadi benci terhadap Yahudi setelah menonton film ini.

Padahal, perlu diketahui kalau Yesus sendiri adalah orang Yahudi, pun demikian dengan murid-muridNya. Namun, yang ditekankan di sini adalah mereka Yahudi yang tidak percaya Yesus adalah juru selamat. Ditakutkan orang-orang akan mencap orang Yahudi sebagai pembenci Yesus.

Sementara itu salah seorang kritikus film terkenal yaitu Roger Ebert menganggap tuduhan antisemit itu tidak benar. Menurut sebagian lainnya menganggap kalau penggambaran penyiksaan Yesus oleh para tentara Romawi atas desakan Yahudi itu memang benar-benar seperti dalam film dan bukan untuk menimbulkan kebencian terhadap orang Yahudi.

Kritikan Atas Kekerasan yang Brutal

Di antara film-film tentang penyaliban Yesus, film inilah yang menggambarkannya dengan paling brutal dan eksplisit. Tubuh Yesus penuh luka yang sangat menyiksa dan terus disiksa sampai Ia disalibkan.



Film-film lainnya yang dibuat untuk kebutuhan jemaat gereja tidak sebrutal itu dan tidak terlalu eksplisit. Namun, lagi-lagi pihak lain menganggap kalau penyiksaan dalam film ini bisa saja benar-benar sebrutal dengan yang pernah Yesus alami sekitar dua ribu tahun yang lalu.

Sempat dilarang di Malaysia

Malaysia yang notabenenya adalah negara mayoritas muslim sempat melarang penayangan film ini namun setelah adanya protes, pemerintah Malaysia mengizinkan film ini tayang dengan catatan mereka yang menonton adalah yang beragama Kristen dan filmnya hanya tayang di bioskop tertentu. Menariknya, film ini laris manis di Mesir yang merupakan negara mayoritas muslim.

Sementara di Indonesia film ini pernah ditayangkan di Bioskop Trans TV beberapa tahun yang lalu saat peringatan Jum'at Agung.

Di Israel film ini tidak dilarang namun tidak ada bioskop yang bersedia menayangkannya karena tidak adanya distributor Israel yang mau menayangkan film ini.


Nah, bagi yang sudah nonton menurut agan gimana nih pendapatnya, baik agan yang beragama Kristen atau pun bukan? emoticon-Leh Uga.

Sumber Referensi
Diubah oleh cintadine 23-06-2022 11:21
bang.toyip
orangemonkey
nowbitool
nowbitool dan 11 lainnya memberi reputasi
12
5.5K
70
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Tampilkan semua post
rachmansdkAvatar border
rachmansdk
#11
Bagus filmnya menggunakan Bahasa Ibrani
0
Tutup