Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

andrerain5Avatar border
TS
andrerain5
Perempuan Penghibur
Quote:


Simak terus jalan ceritanya dan jangan lupa subrek, moga ane kagak kentang menulis cerita fiktif ini.


Perempuan Penghibur
picture bye: google, editor bye: erna alfariz pur

__________________________________

Dentuman suara musik keras menggema diruangan yang pengap itu, seakan menghantam seluruh isi dada. Berpasang anak muda berjingkrak dengan asyik mengikuti irama musik.

Semua yang ada disana seolah hanyut dengan suasana yang panas, penuh dengan gejolak birahi yang menggelora. Sementara, disalah satu sudut itu duduk seorang pria paruh baya, seakan tak menggubris kebisingan yang ada disekitarnya.

"He, kamu kenal dengan gadis bernama Tias...?" Tanya lelaki paruh baya itu pada seorang pelayan sambil menyelipkan selembar uang dibelahan dadanya.

"Tentu saja, Om. Siapa yang tidak mengenal dia...?" Ujar pelayan itu dengan genit.
"Kalau begitu, tolong sampaikan padanya, saya menunggunya disini, saya ingin dia menemaniku sekarang!"
"Baiklah, akan saya panggilkan dia, tapi saya tidak berjanji, dia mau atau tidak," dengan gaya centil dan genit gadis pelayan itu berlalu.

"Tias, ada yang pengen kamu tuh...," Kata gadis pelayan itu.
"Siapa...?" Tanya gadis yang dipanggil Tias.
"Gak tahu, tapi dia cukong kelas kakap tuh, cukup royal juga. Orangnya ada dimeja nomor delapan," sahut gadis pelayan itu sambil tersenyum genit penuh arti.

Tias berpaling sedikit dan melihat ke meja yang ditunjuk barusan oleh gadis pelayan tadi. Dia melihat seorang lelaki paruh baya, namun masih terlihat gagah dan tegap.

"Om, panggil saya...?" Terdengar lembut suara Tias.
"Kamu Tias...?" Laki-laki itu bertanya balik untuk memastikan gadis yang berdiri di depannya adalah Tias.
"Iya, Saya Tias. Gak ada lagi Tias lain disini," kata Tias menegaskan sambil melontarkan senyuman yang manis.
"Duduklah...," Pinta lelaki paruh baya itu sambil tersenyum.

Tias mengambil tempat di sebelah kanan pria itu, sedikit melemparkan senyum lagi. Sebuah senyuman yang sangat manis dan menggoda.

"Kamu benar-benar cantik, Tias. Pantas kalau kamu begitu terkenal di sini," puji lelaki tadi.
"Terimakasih pujiannya, Om. Tapi sebenarnya Om mau apa dari saya?" Ujar Tias ingin tahu maksud dari lelaki paruh baya ini dengan lembut.

Lelaki paruh baya itu terkekeh, dia mengambil sebatang rokok dan menawarkan kepada Tias, tapi ditolaknya dengan halus. Lelaki yang sudah beruban itu lantas menyelipkan sebatang rokok di mulutnya dan dengan gaya yang lembut Tias mengambil korek api untuk menyulut rokok itu.

"Oya, Saya Prasetyo...., Kamu mau minum apa...,?" Ujar lelaki itu memperkenalkan diri dan menawarkan minuman kepad Tias.
"Coca-Cola saja," sahut Tias.

Lelaki bernama Prasetyo itu memanggil pelayan, dan sebentar kemudian seorang gadis pelayan datang menghampiri. Prasetyo memesan dua botol bir dan sebotol Coca-Cola, lalu menggeser tubuhnya hingga tak ada lagi jarak dengan gadis ini.

Sedangkan Tias tetap diam, meskipun tangan laki-laki paruh baya ini mulai nakal dengan memeluk tubuhnya.

"Eh, berapa tarifmu...? Tanya Prasetyo berbisik....... Bersambung dulu yaa...


Diubah oleh andrerain5 28-04-2022 19:02
itkgid
Mbahjoyo911
MFriza85
MFriza85 dan 17 lainnya memberi reputasi
18
16.4K
232
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Tampilkan semua post
andrerain5Avatar border
TS
andrerain5
#122
Manager itu tertawa kecil, dan membiarkan gadis itu berlalu pergi. Sebentar dia masih memandangi tubuh gadis itu sebelum hilang di tangga. Sambil tersenyum lebar dan menghembuskan nafas panjang, Pak Manager menutup pintu ruangan kerjanya dan kembali duduk di belakang mejanya yang tak begitu besar.

"Mudah-mudahan saja Tias mau bekerja sama, dan semuanya bisa berjalan dengan lancar. Hhh...!" Desah sang manager.

Sementara itu Tias sudah meluncur dengan taksi menuju hotel yang ditunjukkan, untuk menemui teman sang manager diskotik tempatnya bekerja.

Meski Pak Manager tidak menyebutkan namanya, tapi di secarik kertas tertulis nama Bobi dan hotel serta nomor kamar yang ditempatinya.
Tias cukup menyebutkan nama hotel itu, dan sang sopir taksi pun meluncur membawa Tias ke hotel berbintang itu.

Tidak sulit bagi Tias untuk menemukan kamar itu, sudah cukup sering Tias datang ke hotel, sehingga dia tidak canggung lagi. Tias menekan bel yang ada di samping pintu. Dan tak lama muncul seorang laki-laki berusia sekitar empat puluh tahun, dengan wajah tampan dan bertubuh tegap dan atletis.

"Managermu memang temanku yang paling baik, dia bukan saja mengirim seorang wanita, melainkan sang bidadari..." Puji Bobi langsung.

Tias hanya tersenyum menerima pujian itu, dia duduk di kursi yang empuk sambil menumpangkan kaki kirinya ke kanan. Seolah sengaja ingin menggoda Bobi dengan pahanya yang mulus dan terlihat gempal. Tampaknya, Bobi tidak tergiur sedikitpun.

Dia malah duduk agak jauh sari Tias, dan menyalakan rokok di sudut bibirnya.

"Mungkin atasanmu sudah mengatakan kalau sebetulnya aku tidak butuh teman kencan, aku hanya perlu rekan bisnis," kata Bobi memberitahu.
"Sesikit," sahut Tias sambil mengeluarkan rokok dari dalam tasnya. Dan sebentar saja Tias sudah syik mempermainkan kepulan asap rokok. Sedikit pun Tias tidak bermaksud memancing, karena sia tahu kalau laki-laki yang ada di hadapannya itu adalah penyuka sesama jenis, meski di depannya ada seorang wanita cantik yang menggairahkan.

"Oh, yaa... Namamu Tias, kan....? Atasanmu mengatakan akan mengirimkan wanita bernama Tias," Bobi ingin memastikan.
"Benar, aku Tias."
"Begini, Tias.... Aku perlu kamu untuk satu minggu. Dan selama itu kamu harus selalu mendampingiku, menuruti semua perintahku tanpa boleh bertanya apalagi membantah. Kamu mengerti...?" Ujar Bobi dengan tegas.

Tias hanya menganggukkan kepalanya.

"Aku kesini karena ada urusan bisnis, dan kamu tidak perlu tahu apa urusanku. Tentang bayarannya, aku sudah memberikan separuh pada managermu untuk uang muka. Sisanya setelah pekerjaanmu selesai. Dan kalau kamu butuh, tanpa berbuat macam-macam, aku akan memberimu bonus."

Tias masih membisu sambil menyimak kata-kata Bobi.

"Coba kamu kesini, berdiri di depanku...." Pinta Bobi.

Tias bangkit dan melangkah mendekati laki-laki itu. Dia kemudian berdiri tegak di depannya. Tias tidak tahu apa yang diinginkan laki-laki tampan ini, Bobi diam saja memandangi Tias, dari atas sampai ujung kaki.

Tias benar-benar merasa jijik melihat Bobi, baru kali ini dia mendapatkan laki-laki seperti Bobi. Yang hanya bisa tersalurkan nafsunya dengan cara yang menjijikkan seperti itu. Tapi Tias tidak bisa berbuat apa-apa, karena dia sudah menerima bayaran yang sangat besar untuk pekerjaan ini. Tias hanya berharap, kalau ini hanya sekali saja dia menservis Bobi.

Tias diam membisu, dia duduk di kursi dekat jendela sambil menikmati asap rokok. Dan beberapa kali meneguk minuman untuk menghilangkan rasa mual yang masih terasa bergolak di perutnya. Sedikit pun Tias tidak merasa tersanjung dengan pujian Bobi. Dia malah khawatir kalau Bobi memintanya kembali.

Tapi Tias bersyukur di dalam hati, karena malam itu Bobi langsung tidur dengan bibir tersenyum penuh kepuasan.


"Alamaaaakkk.....! Kira-kira diapain ya itu si Tias....?"


ni12345
disya1628
69banditos
69banditos dan 3 lainnya memberi reputasi
4
Tutup