reine.Avatar border
TS
reine.
Non-Profit Boyfriend

Dalam berhubungan, kita pasti pernah mendengar pasangan kita berucap seperti ini“jangan tinggalin aku ya…” atau seperti ini “jangan pernah lupain aku ya…” Bila kalian belum pernah mendengar ucapan tersebut, segeralah mencari pasangan.

Belakangan ini, kedua ucapan tersebut kian menghantui gw. Syukurnya, gw sangat bisa dan masih menepati janji untuk “ tidak meninggalkannya” tapi sayang, saat ini gw diambang “melupakannya”

Bukan karena gw udah gak cinta dia, bukan begitu. Karena seperti yang gw bilang sebelumnya, gw tidak meninggalkannya. Tetapi saat ini keadaanlah yang memaksa gw untuk mulai melupakannya. 

Dia disini adalah dia yang sudah bertahun lamanya bermukim di ingatan gw, dia yang terbentuk sejak lama dan terus bertumbuh, dia yang biasa kita sebut “kenangan”

------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

“Semakin bertambahnya umur aku, semakin terkikis lah ingatan tentang indahnya awal-awal hubungan kita dulu. Dan aku yakin bila diberitahu, kamu pasti akan marah mendengar pengakuanku.


Maka dari itu, diary ini sengaja aku tulis. Agar suatu saat nanti kita dapat membacanya bersama, dan mengingat bahwa di awal kisah, kenangan kita seindah itu loh. Dan betapa cintanya aku sama kamu, walau saat ini cintanya tetap sama. Tapi setuju kan kalau kekuatan cinta kita dulu sangat jauh lebih kuat, hehehe.”

------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

I Live My Life for You

You know you're everything to me
And I could never see
The two of us apart

And you know I give myself to you
And no matter what you do
I promise you my heart

I've built my world around you
And I want you to know
I need you like I've never needed anyone before

I live my life for you
I wanna be by your side,
In everything that you do
And if there's only one thing you can believe is true

I live my life for you

I dedicate my life to you,
You know that I would die for you,
But our love would last forever

And I will always be with you
And there is nothing we can't do,
As long as we're together

I just can't live without you
And I want you to know
I need you like I've never needed anyone before

I live my life for you
I wanna be by your side in everything that you do
And if there's only one thing you can believe is true

I live my life for you
Oh, I've built my world around you
And I want you to know
I need you like I've never needed anyone before

I live my life for you
I wanna be by your side,
In everything that you do
And if there's only one thing you can believe is true
I live my life for you, oh woah yeah
I live my life for you








Diubah oleh reine. 20-05-2022 04:18
andrah.aja
jenggalasunyi
regmekujo
regmekujo dan 6 lainnya memberi reputasi
7
4.4K
54
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Tampilkan semua post
reine.Avatar border
TS
reine.
#6
Kita memang gak belajar di hari pertama ini, semua mata pelajaran diisi dengan perkenalan antara murid dan guru. Sekolah gw tetap gak mengizinkan kita balik lebih awal, tapi kita diperbolehkan untuk keluyuran di sekitar sekolah setelah mendapat izin dari guru yang mengajar. Hal ini dimaksudkan untuk kita bersosialisasi lagi dengan keadaan sekolah, serta temu kangen dengan teman yang sudah tidak bertemu karena liburan kenaikan kelas.

Gw, Laras, Dhani serta beberapa teman lainnya memutuskan untuk ke perpustakaan. Kita dikabari Miss Eka untuk menyusulnya kesana, ada oleh oleh katanya. Miss Eka adalah guru bahasa inggris kita, dia juga adalah guru gw, Laras dan Dhani di English Club, jadi kita lumayan dekat.

Saat kita tiba di perpus, nampak Miss Eka dan beberapa anggota lainnya udah kumpul di sebuah meja bulat di dalam perpus. suasana di dalam perpustakaan cukup riuh saat itu, penjaga perpus tak dapat berbuat banyak untuk meredam keadaan, karena hari ini adalah hari bebas.

“Laras, Dhani, Tyo !!!”
“Sini…..”
panggil Miss Eka cukup lantang.

Kita yang memang sudah tahu keberadaan mereka pun datang menghampiri, saat itu nampak salah satu murid sedang membagikan gantungan kunci bertulis nama kita, sepertinya itu adalah oleh oleh yang dimaksud Miss Eka.

“Salam Miss” ucap Laras yang mencium tangan Miss Eka, gw dan Dhani mengikuti hal serupa bergantian.

“Laras makin cantik aja loh” puji Miss Eka sambil mencium pipi kirinya.

“Dhani juga nih”
“Makin tinggi”
Gw juga ngerasa Dhani sedikit lebih meninggi saat ini.

“Kalo Tyo gimana Miss?” tanya Ria, dia salah satu member English Club tapi dari beda kelas, dan cukup sering jailin gw.

“Gak berani Miss kasih komen”
“Entar fans nya marah”
ucap Miss Eka tertawa kecil.

Fans yang dimaksud Miss Eka disini adalah para penyamun di English Club, termasuk Ria dan Laras. Dulu saat masih di kelas 1 Miss Eka pernah tiba tiba muji gw “ganteng”. Yang langsung diserbu sorakan “booooo” oleh mereka. Setelah itu gak pernah lagi gw dipuji puji. Gw yang aslinya ga ganteng pastilah senyum sendiri saat dipuji Miss Eka, namun harus kandas karena dikandaskan oleh teman sendiri, mereka memang biadab.

Oleh oleh yang diberikan Miss Eka cukup berkesan, Member English Club yang datang ke perpustakaan mungkin sekitar 15 orang, dan setiap orang mendapatkan gantungan Kunci bertuliskan kaligrafi dengan nama mereka masing-masing. Dan masih tersisa banyak lagi untuk teman yang berhalangan hadir, gw lumayan tersentuh dengan Miss Eka yang masih sempat memikirkan kita walau sedang mudik.

Setelah pembagian oleh-oleh, beberapa murid memutuskan untuk balik, murid yang lain memutuskan untuk ke kantin. Tersisalah gw, Laras, Dhani, Ria dan Miss Eka disini.

Pagi itu kita habiskan untuk mendengarkan cerita Miss Eka selama masa liburan, yang mana masa tersebut dia pergunakan untuk balik ke jogja, bertemu keluarga dan calon suaminya. Calon suami yang pasti sangat beruntung karena mendapatkan cintanya Miss Eka. katanya pula, dia sudah dilamar kemaren. Dan mungkin akan melangsungkan pernikahan segera, namun dia masih merahasiakan tanggal pernikahannya dari kita, biar jadi kejutan nanti katanya.

Tak terasa waktu berlalu begitu cepat, selain berbagi cerita selama masa liburan, kita juga bermain Scrabble, salah satu gameboard favorit gw. Kita mulai main dari jam 11 hingga waktu pulang, jam 2.

“Dhan entar pulangnya jalan kaki bareng dong” gw ke Dhani.

“Baru hari pertama sekolah udah ngajak jalan kaki aja lu yo”
“Ogah gw, masih ada duit gw buat angkot”
tolak Dhani.

“Yah, sendiri dong gw”
“Temenin lah dhan”
gw sedikit memelas ke dia.

“Udah naik angkot aja napa si…”
“Kalo lu ga ada duit, pake duit gw aja dulu”
“Ada nih”
dhani mengeluarkan dompet dan menunjukkan isinya.

“Gak dhan”
“Gw ada kok duit kalo cuma buat angkot”
“Lagi pengen jalan aja si”

“Goodluck deh yo”
“Gw naik angkot aja”
Dhani pun berlalu meninggalkan gw sendiri di gerbang sekolah.

Entah kenapa, gw pengen aja pulang jalan kaki. Cuaca hari ini cukup bersahabat, lumayan kan buat hemat duit. Duit gw di kantong masih sisa 4000 rupiah, memang terbilang sangat dikit, tapi cukuplah kalau cuma buat angkot sampe rumah.

Akhirnya gw putuskan untuk pulang berjalan kaki walau sendiri. Sebenarnya ada beberapa murid lain yang memilih untuk pulang jalan kaki, tapi gw gak kenal mereka. Jadilah gw berjalan seorang diri sambil dengerin lagu pake earphones dan mainin gantungan kunci yang tadi pagi diberikan Miss Eka sebagai oleh oleh.

Selama perjalanan, gw cukup menikmati lantunan lagu dari salah satu grup band favorit gw, yaitu band Kotak. Masa itu, group band masih lah merajai pasar musik Indonesia. Boyband dan girl band belum lah setenar sekarang.

Saat sedang asik-asiknya bernyanyi, tiba tiba gantungan kunci yang diberikan Miss Eka terlepas dan menghilang dari tangan gw. Paniklah gw dibuatnya, gw akan sangat merasa bersalah bila kehilangan benda tersebut.

Jalanan yang memang berumput cukup mempersulit gw untuk mencari barang sekecil itu. Gw membutuhkan waktu cukup lama disana, bahkan harus sedikit menyingkap rerumputan untuk menemukan gantungan kunci itu.

“Ah akhirnya ketemu” ucap gw lega, karena berhasil menemukan gantungan kunci tersebut yang ternyata jatuh kebelakang gw dan ketutup rerumputan.

Karena enggan kehilangan benda itu lagi, akhirnya gw masukkan aja ke dalam tas. Saat membuka tas, gw gak sengaja melihat seseorang di seberang jalan sedang duduk di bangku jalan, entah gw yang kegeeran atau dia ngerasa hal yang gw lakukan tadi adalah hal konyol, tapi gw ngerasa dia merhatiin gw.

Gw gak bisa ngeliat dengan jelas orang itu, sepertinya perempuan dan anak sekolahan, karena dia pakai seragam, namun bukan seragam dari sekolah gw.

“Ah bodolah”
“Kenal aja kagak”
batin gw.

Gw pun sebodo amat dengan orang itu dan memutuskan untuk melanjutkan perjalanan. Namun, saat gw tepat berada disamping dia, yang hanya dipisahkan jalanan aspal. Gw udah bisa liat dengan cukup jelas, ternyata dia beneran cewek dan dari tatapannya ke gw, gw bisa menyimpulkan kalau dia sedang gusar dan kebingungan.

Gw yang emang ga tegaan akhirnya memutuskan untuk menyebrangi jalan dan menghampirinya. Saat gw berada tepat di depannya, dia nampak menundukkan kepala. Padahal sebelumnya, dia selalu merhatiin gw, bahkan saat gw menyebrangi jalan dan mendekatinya.

“Mbak kenapa?” tanya gw kepadanya.

Sepertinya cewek ini seumuran gw, karena dari bet sekolah di lengannya tertulis salah satu nama SMP swasta di kota gw. Gw sengaja memanggilnya mbak agar mendapat responnya. Namun nihil, dia menundukkan dan menyembunyikan kepala di balik tas miliknya.

“Mbak nyasar ya?”
“Pasti bukan orang sini”
tanya gw lagi.

Gw bertanya demikian, karena memang gw gak pernah liat dia sebelumnya, dan lagi sekolah yang tertera di betnya berada sangat jauh dari sekolah gw. Sekolah dia terletak di utara kota, sekolah swasta unggulan di kota gw. Sekolah yang kebanyakan berisi kaum minoritas dan golongan menengah keatas. Dan dari penampilannya sekilas gw dapat menyimpulkan kalau dia juga berasal dari 2 kriteria tersebut.

Setelah beberapa kali mencoba dan masih gak ada tanggepan, gua akhirnya memutuskan untuk meninggalkannya. Mungkin dia bukannya nyasar, tapi memang lagi mau sendiri. Saat gw memutuskan meninggalkannya dan berjalan beberapa langkah, gw sengaja berbalik badan untuk memastikan keadaan cewek tersebut. Ternyata bener aja, dia juga memutar kepala 30 derajat dan lagi merhatiin gw. Dia nampak sedikit syok saat gw membalikkan badan, kemudian langsung menyembunyikan kepalanya lagi ke bawah tas.

Karena merasa hal yang dia lakukan cukup lucu, akhirnya gw urungkan untuk meninggalkannya dan nyamperin dia lagi.

“Udah”
“Gak usah takut”
“Gw bukan penjahat kok”
“Nih, gw masih pake seragam sekolah”
“Sekolah gw disono noh”


Gw menjelaskan cukup panjang dan menunjuk ke arah asal gw berjalan tadi.

“Lu ngomong aja”
“Mungkin gw bisa bantu”
gw masih mencoba membuatnya bicara.

Akhirnya gw putuskan untuk ikutan diam, karena percuma juga gw ngomong panjang lebar, dianya bisu. Ternyata dengan diamnya gw membuat dia sedikit gelisah, mungkin dipikirnya gw kembali ninggalin dia. Dia nampak mengeluarkan kepalanya pelan-pelan dari bawah tasnya, mungkin ingin mengecek keberadaan gw.

Setelah dia mengeluarkan kepalanya dari bawah tas, barulah gw dapat dengan jelas melihat wajahnya. Dan wow, ternyata cewek ini cantik sekali, dan 1 hal yang paling menonjol darinya, dia sipit.

Wajahnya opal, dan nampak mulus. Rambutnya panjang bergelombang, sedikit dibawah dada. Kulitnya putih, sangat putih malah menurut gw. Gw lumayan tertegun saat melihatnya, gw emang sering ketemu amoy sebelumnya. Tapi baru ini gw liat amoy secantik dia. Gw yang gak pengen keliatan salting disampingnya, memutuskan untuk mengalihkan pandangan ke arah depan. Tensin gw, pasti muka gw merah banget saat ini.

Terjadi keheningan lagi untuk beberapa saat setelah itu. Dia kini sudah tidak menutupi kepalanya lagi, tapi pandangannya sama dengan gw, memandang kosong ke depan. Gw yang ngerasa hal seperti ini akan sangat membuang waktu memutuskan untuk menanyainya sekali lagi.

“Lu nyasar?” tanya gw pelan tanpa melihat kearah dia. Tapi gw bisa ngerasa dia ngelirik gw saat mendengar pertanyaan gw.

“Iiya….” ucapnya hampir ga kedengaran.

Akhirnya ini bocah mau ngomong juga.

“Gak nyoba nelpon orang rumah?” tanya gw lagi.
“Nih gw ada hape kok kalau mau pinjem” gw mengeluarkan hape dari dalam saku celana.

“Gak hafal” jawabnya pelan.

“...........” gw berfikir sejenak.
“Alamat rumahnya dimana?”
“Mungkin gw tahu?”
tanya gw lagi, dengan sangat susah, gw nyoba mengatur tempo ucapan.

Akhirnya dia mau juga membuka mulut, setelah gw hampir habis kesabaran dengannya. Ternyata dia adalah pindahan dari seberang pulau, dan baru 1 bulanan tinggal di kota gw. Kata dia lagi, hari ini dia pulang lebih awal tapi gak tahu alasannya karena apa. Jadi seharian dia menghabiskan waktu di tempat mamanya kerja di daerah pasar di kota gw.

Dan karena merasa bosan disana dia ingin pulang, namun sopir keluarganya masih pergi menjemput sang kakak. Akhirnya dia meminta izin untuk pulang naik angkot, dan diberikan izin oleh mamanya sekalian agar dia mengenal rute perjalanan di kota gw. Tapi ternyata saat naik angkot, hape nya tertinggal di kantor mamanya, dan lagi dia salah ambil rute perjalanan, makanya dia terdampar disini. Gw sebenarnya penasaran dan ingin bertanya lebih kepadanya, tapi masih gw tahan.

Setelah mendengar cerita dari dia, gw tahu pokok permasalahannya. Di kota gw, angkot tiap jurusan itu dibedakan oleh warna angkot. Menurut dia, angkot yang dia naikin warnanya sama dengan angkot yang pernah dia naikin sebelumnya, berarti dia sudah pernah naik angkot sebelumnya.

Namun yang jadi masalah, dia ngerasa perjalanan yang dia lewati itu beda dengan perjalanan yang dia tempuh sebelumnya. Sebelumnya, dia selalu melewati beberapa gedung dan bangunan rumah sakit, namun hari ini, dia hanya melewati rumah warga dan sedikit hutan. Dan lagi karena merasa nyasar, dia memutuskan untuk turun dari angkot. Tetapi lagi, ternyata bukan hanya hape yang tertinggal. Dompetnya pun tertinggal di tempat mamanya, makanya dia nampak syok dan ketakutan.

Untuk menuju rumahnya dan sekolah gw, angkot yang lewat memang sama. Angkot berwarna merah. Yang membedakan hanya tujuan utama, setelah dari pasar, angkot akan melakukan 1 rute perjalanan ke arah taman kota. Nah setelah di taman kota angkot angkat mengambil satu dari 2 jalur, jalur ke arah sekolah gw yang melewati rumah warga. Atau jalur ke rumah cewek ini yang melewati pusat kota. Sebenarnya kedua jalur itu sama, karenapun bila angkot lewat jalur kesekolah gw, diujung dia akan melakukan putaran menuju rumah cewek ini lalu kembali ke pasar, begitu juga sebaliknya.

Hal seperti ini ga akan terjadi bila saat diawal naik angkot dia bertanya dulu kepada supir akan tujuan dari angkot tersebut. Tapi mungkin karena dia baru pindahan, maka hal tak terduga seperti itu dapat terjadi.

Sebenarnya dia gak kasih tahu gw alamat lengkap rumahnya, hanya sedikit clue yaitu stadion dan sering dilewati anak muda di sore dan malam hari. Namun, walau hanya sedikit clue tersebut yang dia beritahu, gw udah tahu dia tinggal didaerah mana.

Kota gw ini adalah kota kecil, walau berstatus ibu kota dari suatu provinsi, namun cukup waktu 30 menit untuk mengitari keseluruhannya. Jadi bisa dibilang gw cukup hafal segala sisi dari kota gw.
Diubah oleh reine. 20-05-2022 04:37
regmekujo
jenggalasunyi
ym15
ym15 dan 5 lainnya memberi reputasi
6