Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

viniestAvatar border
TS
viniest
» [L4US] Liverpool Forum Kaskus - Season 2021/22 - Never Give Up «
» [L4US] Liverpool Forum Kaskus - Season 2021/22 - Never Give Up «

 
Quote:

 
 
Quote:


Diubah oleh viniest 12-07-2021 04:58
beanthank
z1ck
karkan
karkan dan 77 lainnya memberi reputasi
42
608.8K
14.2K
Thread Digembok
Tampilkan semua post
FlasharpoonAvatar border
Flasharpoon
#3468
➡️ Ulasan Pertandingan ✅

◾Liverpool Melewati Tekanan Massif Dari St. James Park◾


Tekanan yang luar biasa diterima Liverpool dari stadion St. James Park ketika meladeni tuan rumah Newcastle United (NCU). Sebelum kick off match malam tadi, NCU telah meraih 4 kemenangan beruntun di EPL. Dan menjamu Liverpool, NCU tentu saja ingin meraih sesuatu untuk menunjukkan bahwa mereka dalam beberapa musim ke depan ingin menjadi bagian dari tim papan atas, setelah tim ini kini dimiliki oleh para pangeran dari negara kaya minyak dari Timur Tengah.

Wajar, kalau kemudian ekspektasi begitu tinggi bsgi seisi stadion malam tadi. Tetapi, Liverpool dibawah komando Jurgen Klopp adalah salah satu tim yang paling klinis dalam mengelola tekanan massif, cara untuk merespon tantangan tersebut menjadi peluang dengan bermain disiplin dan cepat.

Klopp selain ingin memelihara kebijakan rotasi, banyak pihak menilai rotasi kali ini memang sangat memperhitungkan cara bermain NCU dan segala ekspektasi mereka untuk mengambil poin dari Liverpool.

Maka, ketika Klopp mengeluarkan "starting line up" lini tengahnya, terbaca oleh kita betapa unik dan cerdasnya Jurgen Klopp ini. (Salah satu cara memahami taktik Jurgen Klopp adalah dengan memperhatikan formasi lini tengah yg diturunkannya. Rahasianya di lini tengah). Anda paham, dalam beberapa musim yang telah berlalu, duet Jordan Henderson dan James Milner di lini tengah adalah duet yang "tidak menarik" secara teknis. Tidak atraktif dan terkesan kaku.

Tetapi malam tadi memang sangat layak duet itulah yang turun untuk meladeni gempuran NCU yang pasti akan bermain frontal dan massif. Inilah yang saya terminologikan sebagai tekanan yang luar biasa. Tekanan NCU itu juga sangat mengandalkan pisik. NCU ini sejak dekade lalu, corak permainannya adalah mengandalkan kecepatan dan permainan pisik.

Maka Klopp menurunkan duet yang jago main pisik dan lihai dalam mengontrol permainan. Dua senior di skuad Liverpool ini paling paham soal ini. Maka benar saja, NCU yang agresif, dengan taktis diredam. Klopp membentuk "double blocking" dari dua lini membentuk pertahanan bertingkat ketika kehilangan bola.

Naby Keita difungsikan sebagai 'attacking midfielder' yang memegang kendali kepastian bola mengalir ke lini depan. Tetapi kita lihat, Keita tidak dibiarkan Klopp bekerja sendirian, begitu menerima bola, Sadio Mane dan Luis Diaz itu bergerak dari lini kedua. Jadi bukan Milner dan Keita yang bergerak singkron mengalirkan bola ke depan, justru Mane dan Diaz lah yang membentuk tiga pemain sejajar dari sepertiga lini serang Liverpool. Diogo Jota tinggal menyesuaikan diri kearah mana dua pemain cepat Diaz dan Mane bergerak.

Sehingga Jonjo dan Bruno yang diandalkan NCU untuk merusak lini tengah Liverpool justru "terkunci" di arealnya oleh Hendo dan Milner yang bermain seperti 'juragan kaya raya', Loe jual gue beli. NCU banyak meraih kemenangan setelah Eddie Howe mampu memainkan duet Jonjo dan Bruno ini dengan cerdas.

Dengan menekan Hendo dan Milner, mereka akan merusak lini tengah Liverpool. Howe paham, kunci permainan Jurgen Klopp ada di lini tengahnya. Tetapi Bruno dan Jonjo sulit bergerak karena ketika dia menguasai bola, ada 5 pemain Liverpool di lini tengah. Ke-5 pemain Liverpool ini Hendo, Milner, Keita, Mane dan Diaz, mereka ini bukan saja jago pressing, mereka juga, seperti istilah Pep Ljinders melakukan "chasing" yaitu menekan, merebut bola dan secepatnya melakukan serangan balik. Itu sebab, begitu bola dikuasai Hendo, Diaz langsung secepatnya menyisir lini serang kiri, dan Mane dan Keita melaju dari sisi tengah membentuk garus vertikal sejajar, Jota paham, lalu dia bergerak ke kanan, mengisi ruang Mo. Salah. Pergerakan Mane dan Jota pun tidak pakem, mereka secara simultan sering berganti posisi. Tetapi posisi segitiga Jota, Mane, dan Keita tetap terjaga.

Perhatikan lagi, begitu menyerang setelah merebut bola lawan, Diaz lah yang berlari kencang ke sayap kiri, bukan Robbo yang biasa melakukan hal tersebut, sebabnya sederhana : apabila serangan mendadak ini gagal, maka "half space" antara lini gelandang dan lini belakang Liverpool tetap terjaga. Tetap akan sulit bagi Joelinton dan Maximin untuk mengeksploitasinya. Begitu rumit dan detail, tetapi bagi skuad Liverpool ini, hal yang sering dilakukan dalam sesi latihan di Kirkby.
Mahaguru taktik ini di Liverpool bernama : Pep Ljinders.

Maka sepanjang pertandingan dua babak tersebut, lini tengah NCU Jonjo dan Bruno yang digadang-gadang Howe bisa merusak taktik Liverpool seperti 'jauh panggang dari api'. Malah dua pemain ini sulit keluar dari tekanan. Milner bermain seakan dia ada dimana-mana di semua posisi lini tengah. Dia kelakukan teckel, intersep dan jatuh bangun mengejar bola.

Awal gol Keita juga dari cara Milner ini melakukan blocking dengan dia merebut bola, ujung sepatunya lebih dulu menyentuh bola baru kemudian kaki Fabian Schar yang masuk, terkesan ada teckel Milner, wasit paham, setelah bola bergerak tersentuh kaki Milner, baru kaki Schar yang masuk dan terjatuh. Itu clear, bukan teckel. Bola dikuasai Jota dan menyodorkannya ke Keita, Keita melakukan improvisasi ditengah kepungan para pemain NCU. Tendangan Keita gagal di block dan masuk. Gol.

Jurgen Klopp di babak kedua mengganti pemain, kembali ke settingan grand design. Fabinho, Salah, dan Thiago masuk. Permainan dikembalikan ke pola utama khas Liverpool musim ini. Lini tengah Liverpool kembali seperti garis pantai yang mampu meredakan sebesar apapun gelombang yang datang, dengan memainkan akurasi passing dan blocking yang lebih taktis.

Style semacam ini lebih tenang. Tetapi tetap sulit bagi NCU, karena lini tengah Liverpool lebih kalem, tetapi fabinho dan Thiago adalah dua pemain kawakan dengan model pendekatan berbeda dari corak duetnya Hendo dan Milner tadi.

Secara keseluruhan, walau menang dengan satu gol, itu sudah cukup untuk memelihara tekanan bagi City. Target Liverpool adalah memenangkan semua sisa game musim ini di semua kompetisi. Semua match adalah final.

Dari rotasi tadi malam, maka saat berkunjung ke kandang Villareal rabu dinihari, ada TAA dan Konate yang bugar karena tidak bermain malam tadi. Ada Mo. Salah dan Fabinho yang bermain hanya 20 menit. Ada Thiago yang bermain hanya sekitar 12 menit. Keita pun tampaknya masih bugar walau bermain full time.

Pekan ini Liverpool harus memastikan tiket final UCL, dengan demikian akan ada dua final penting di bulan Mei ini. EPL sangat tergantung dengan hasil Liverpool dan juga hasil City di 4 pertandingan akhir mereka.

Amankan dulu dua final ini, karena inilah hal paling masuk akal. Liverpool lah yang menolong nasibnya sendiri, bukan pihak lain. Liverpool sudah menunjukkan betapa sangat dewasanya permainan dan sikap serta tindakan skuad dalam merespon semua tantangan musim ini. Kita bisa memahami semua detail yang mereka lakukan dan perjuangkan di lapangan. Kita menikmatinya, kita tahu, apapun yang diraih Liverpool di akhir musim ini, telah menghadirkan rasa bangga dalam diri kita.

Bangga karena mencintai klub yang disetiap mereka bertarung, selalu memikirkan kebanggaan para pecintanya. Bukankah demikian, salah satu kesejatian bahagia itu, ketika sesuatu yang kita cintai bertarung untuk harga diri dan martabat kita, kecintaannya ?

Salam,

#KoezArraihan
#Batavia1Mei2022

◾KEHEBATAN LIVERPOOL DAN BULAN APRIL ◾

#Koez

» [L4US] Liverpool Forum Kaskus - Season 2021/22 - Never Give Up «
sentinel07
Influenza
antimomod19
antimomod19 dan 9 lainnya memberi reputasi
10
Tutup