Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

.r4hma.Avatar border
TS
.r4hma.
Sri Lanka Bangkrut, Apakah Indonesia Akan Menyusul?




Membangun negara dengan dana utang tentu ada resikonya, apalagi meminjam pada negara lain seperti China atau IMF, seperti yang terjadi di Sri Lanka.

Maret 2022, hantaman krisis membuat goyang ekonomi Sri Lanka. Menariknya Negeri Xi-Jinping atau China menjadi salah satu kreditur terbesar di Sri Lanka.



Sejak tahun 2005, negara ini telah menerima kucuran dana hutang dari China, dengan skema Belt and Road Initiative (BRI), salah satunya pembangunan pelabuhan Hambantota.

Lantas sekarang ini apa yang dibangun tidak memberikan profit bagi mereka, lalu Sri Lanka ingin restrukturisasi utang namun ditolak oleh China.



Hasilnya, tentu saja krisis ekonomi. Rakyat turun ke jalan untuk memaksa pemerintahan saat ini mundur karena tidak becus mengurus negara

Sepertinya alih-alih ingin menjadi macan asia dengan pembangunan disana-sini yang terjadi malah sebaliknya. Macan ompong yang dikadali oleh China. Ya salam...



Hal ini tentu membawa kekhawatiran baru bagi pemerhati ekonomi di Indonesia, pasalnya negara ini juga menjadikan China sebagai salah satu pemodal untuk berutang.

China di Indonesia sebagai negara pemberi utang terbesar keempat buat Indonesia. Hanya kalah dari Singapura, Amerika Serikat (AS), dan Jepang.



Bahkan utang Indonesia pada 2022 cukup ngeri, karena sudah menembus angka 7.000 triliun. Coba duit segini beli bakso, bisa sekalian abang-abangnyapun dibeli.

Bagaimana rasio utang apakah masih dibawah limit aman? Karena berdasarkan UU harus dibawah 60%. Maka, rasio utang terhadap PDB di Januari 2022 adalah 39,63 persen, sementara di akhir Februari meningkat menjadi 40,17 persen. Ini jelas cukup menjadi warning bagi perekonomian negara



Menurut bu Menteri Sri Mulyani wabah pandemi Covid-19 menjadi hal yang utama hingga utang Indonesia bertambah, menariknya penanganan pandemi di Indonesia rawan korupsi. Benar saja, yang tertangkap di masa pandemi adalah Menteri Sosial Juliari Peter Batubara (JPB) yang dijadikan tersangka oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), harusnya karena itu menyangkut hajat hidup orang banyak bisa dihukum mati, tapi faktanya hingga hari ini berita itupun sirna berganti dengan isu 3 periode.



Walau cenderung meningkat, tetapi penambahan nominal utang juga sebanding dengan pertumbuhan aset di Indonesia. Itu kata pengamat ekonomi negara!

Tapi, apa benar seperti itu? Apa menurut juragan yang disampaikan itu benar adanya atau tidak?



Semoga info ini bermanfaat, bila berkenan share, cendol dan rate 5 see u next thread.


By r4hma

Sumber 1, 2, 3, 4


agusrezapratam4
badbironk
screamo37
screamo37 dan 38 lainnya memberi reputasi
29
13.5K
266
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Tampilkan semua post
signup_loginAvatar border
signup_login
#89
Ni banyak yang ngomongin soal negara bebas utang kayak swiss...

Pada tau gak sih kalo perpajakan di swiss itu itungannya tinggi... pajak penghasilan perorangnya aja sekitar 40%..

Dan rata2 pajak penghasilan perorang di negara2 "maju" itu gede2... itulah kenapa, fasilitas yang dikembalikan ke rakyatnya bisa lebih baik...

Nah di indo, baru ppn naek 1% aja udah pada blingsatan..
Gini mo ngomong kenapa utang negara tinggi banget... kalo seandainya pajak penghasilan per orang kita juga setinggi swiss (40%), sepertinya bisa deh negara kita menuju utang free... belum fasilitas negara yang diberikan ke kita, seperti pendidikan dan kesehatan bisa gratis...

Kalo ane sih mencoba untuk lebih realistis aja, selama utang negara masih di bawah ketentuan UU, yaitu di bawah 60% dari apbn, menurut ane sih masih masuk akal..
boyzok
nowbitool
nowbitool dan boyzok memberi reputasi
2
Tutup