Ketika Rusia meng invasi Ukraina, banyak masyarakat di Indonesia mendukungnya. Padahal jelas perang itu adalah tragedi kemanusiaan, tapi disisi lain masyarakat Indonesia yang mayoritas Islam ini pro dengan Palestina dan mengecam tindakan Israel maupun Amerika.

Aneh, seperti kontradiksi. Tapi itulah kalau hidup sudah terpolarisasi maka pikiran juga akan buta, tidak bisa berfikir jernih cenderung mendukung satu sisi kelompoknya saja. Di setiap tragedi kemanusiaan harusnya jangan didukung. Tapi, sekali lagi ini adalah politik dan agama sudah menjadi permainan dan bagian politik, baik dari dunia barat dan juga timur.



Kita tidak bisa tutup mata, Vladimir Putin memang kerap dekat dengan Islam walau ia sendiri bukanlah beragama Islam, namun kerap memperlihatkan kedekatannya dengan Islam.

Seperti, saat Presiden Rusia itu di Ankara, Vladimir Putin sempat mengutip Surat Ali Imran ayat 103 ketika menyerukan perdamaian di Yaman, satu tahun lalu. Tak hanya itu beliau Vladimir Putin juga hadir pada peresmian Masjid Katedral Moskow, masjid terbesar disana.



Bahkan Putin juga pernah menggelar pertemuan forum Russia-Islamic World Strategic Vision. Tentu ini adalah fakta kedekatakan Putin dengan Islam, tapi apakah kedekatannya bermotif moral atau politik?

Rusia memang mayoritas kristen ortodoks, namun 20% penduduknya beragama Islam. Jadi, tidak mungkin sebagai Presiden Putin mengabaikannya begitu saja.

Lagipula Islam dan Rusia mempunyai histori musuh yang sama yaitu negara-negara barat, Arab Spring terjadi karena ulah barat. Maka, mereka akan mendukung satu sama lain terutama dalam.politik dunia saat ini.



Jadi sebenarnya, walau kita tahu Vladimir Putin itu orang yang pro Islam, namun dalam kacamata politik kita bisa saja melihat sikap pro itu adalah alasan lain dari kepentingan-kepentingan politik.

Namun sebenarnya tidak hanya Putin yang pro terhadap Islam ada pemimpin besar lainnya yang memiliki sikap yang sama!



Salah satunya adalah Perdana Menteri Kanada Justin Trudeau, beliau sangat dekat dengan masyarakat Islam hingga membuka bantuan untuk pengungsi asal Suriah. Dan kebijakannya juga pro terhadap Islam baik dari sisi pribadi maupun sisi politik.



Kemudian ada Perdana Menteri Swedia Stefan Lofven, sosok ini juga pro terhadap Islam ketika membuka suaka di tahun 2015 bagi pengungsi dari wilayah arab yang sedang berkonflik. Dimana saat itu, negara barat tutup kuping dan tutup mata pada pengungsi ini. Bahkan pro terhadap kemerdekaan Palestina.



Terakhir ada PM Selandia Baru Jacinda Ardern yang menaruh perhatian lebih kepada komunitas Muslim di negaranya, setelah terjadi teror penembakan di dua masjid Selandia Baru yaitu Masjid Christchurch dan Masjid Al Noor pada 15 Maret 2019. Dengan cara menyiarkan adzan secara nasional, memakai Jilbab sebagai bentuk solidaritas, dan pendampingan komunitas Muslim.

Jadi setiap pemimpin walau berbeda keyakinan pasti ada maksudnya, baik dari sisi politis maupun dari sisi kemanusiaan dan juga kedekatan secara pribadi. Begitu juga dengan pemimpin di Indonesia yang dekat dengan agama minoritas selain Islam.



Jadi, hidup berdampingan antar keyakinan ternyata memberikan kebijakan yang lebih manusiawi.

Terima kasih yang sudah membaca thread ini sampai akhir, bila ada kritik silahkan disampaikan dan semoga thread ini bermanfaat, tetap sehat dan merdeka. See u next thread.





"Nikmati Membaca Dengan Santuy"
--------------------------------------
Tulisan : c4punk@2022
referensi : klik,klik, klik, klik, klik
Pic : google