kiocatra919Avatar border
TS
kiocatra919
PANEMBAHAN KLERO
Diubah oleh kiocatra919 15-04-2022 19:47
0
3.4K
39
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Tampilkan semua post
kiocatra919Avatar border
TS
kiocatra919
#31
Panembahan Klero 20
Selepas doa tuan guru muter paku jawa itu, aku hapal karena setahun lalu juga kemari, disitu jelas bahwa tuan guru menyalami yang hadir situ, manusia manusia yang tak terikat jasad lagi...

Dan fajar malah trans lagi dia bicara dengan kode "lord rangga" pemimpin republik pakai agung dibelakang gelar jabatannya dan mengucapkan terima kasih juga diberi batu merah delima dan dimakannya, itu juga menurutnya, bagiku dia trans lagi dan lagi sampai sadar ketika ada yang membakar kemenyan jawa dia baru sadar dan tertawa sendiri... Katanya " baunya nggak enak !!!"
"ya namanya juga tempat umum bro " jawabku membuat dia buka mata dan berkata " rangga telah tanda tangan dan stemple surat sang jendral...

kemudian tuan guru mengajak turun kebawah dan pulang, perjalanan pulang dikawal puluhan kera kera dan aku bertanya " ini monyet dari jaman kapan ?"
"ya sejak jaman syeh subakir dulu "
"lha itu kok difoto sama jepang dan belanda gundul gunung ini?"
Fajar menyaut "itu kan foto hoax penjajah saja itu"
Rombongan monyet meminta sisa dupa hio yang dibawa fajar dan dia ketakutan melemparnya ke kekerumunan itu...
"monyet aneh, kayak manusia dulunya..."
"iya dia monyet yang disabda dulu kala..."
"kasian ...."
"karena mereka serakah dulunya..."
"hem... Istilah jawa tlotopan ya..." jawabku melucu..
" hahaha...iya " jawab tuan guru...
Dibawah langsung tancap menuju jalur pulang ke ambarawa pas dijalan melihat usaha kopi yang memudar tetapi luas di seputaran secang menuju bedono " nanti adikmu teguh kuminta beli tempat ini.."
"inggih" jawabku...
Fajar tlah hilang tertidur dan aku masih dibawah kendali setir mobilku itu...
"semoga teguh tidak seperti sadisman itu, yang lupa akan gurunya setelah jadi pejabat dan kaya raya, nanti kualat sama gurunya dan jatuh karir dan ditelan bumi"
"inggih, mugi mugi mawon"
"kamu harus bisa mengingatkan dia itu..." kata tuan guru lagi...
"ini lokasinya ya ?" jawabku ketika mendekati bedono di bagian hutan karet karet itu...
"iya, ini disisi kiri jalan"
Tiba tiba fajar bangun dan langsung kusuruh share lokasi dimaksud untuk mencari gambar fisual nantinya, dari foto satelit dan map wilayah itu...
"brarti klero batal nggih ?" tanyaku...
"disini aku merasa lebih cocok, masyarakatnya rukun dan guyup dari pada klero, disana pasti banyak musuhnya dan keras karena harus menundukkan para preman terlebih dahulu, disini masyarakatnya malah mendukung mu, apalagi udaranya sejuk disini..."
"nggih siap" jawabku singkat...
Masuk ambarawa tuan guru menuju rawa pening dan berkata "mampir ke danau alam itu"
Aku hanya diam dan menurutinya karena aku tau tuan guru biasanya berdoa disitu dan entah apa dilakukannya, hanya akhirnya pulang bawa ikan mujair dan nila danau, kalo dimasak lebih gurih dan enak dari hasil ternak di kolam kolam petani...

Dijalan tuan guru berkata " nanti di bedono itu, air mengalir dari gunung telomoyo dan kamu hanya menunggu ijin saja, disana nanti tempat sekolah semua manusia indonesia, belajar sebagai teliksandi ya bener untuk negara, belajar ilmu ilmu terapan seperti hukum, akuntansi atau belajar usaha disitu, misal mesin ya jadi ahli mesin beneran...bukan asal asalan"

Mobil dipegang fajar menuju semarang dan melewati bawen belok kiri ungaran dan semarang, selalu kuingat kata terakhir meninggalkan danau rawa pening itu , tuan guru berkata " sangat berat untuk diakui sebagai anak keturunan raja brawijaya majapahit itu, karena mashur maka betapa sulit untuk mendapatkan pengakuan sebagai anak keturunannya...."

Meski aku paham maksudnya tapi sangat sulit dan rumit diceritakan, hanya aku tau, target klero tlah berlalu pindah ke bedono ambarawa itu...

Terngiang ketika mendiskusikan pindah majelis guruku di senori Tuban dahulu dimana aku mengusulkan sebuah daerah antara bedono sampai pringsurat di kaki temanggung, yang tak kusangka usulku itu bukan untuk guruku dan majelis dzikir kami itu, tapi ternyata itu untukku sendiri...

Klero, maaf ijin diberikan kepadaku di bedono, dan tunggu aku disitu dengan tugasku kelak....
0