Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

aksadaruAvatar border
TS
aksadaru
CHAPT 15 - DUNIA PARALEL & AWAL PERJALANAN MEWARISI SEJARAH NUSANTARA.
CHAPT 15 - DUNIA PARALEL & AWAL PERJALANAN MEWARISI SEJARAH NUSANTARA.

"Setelah ini, mulailah perjalanan menuju peninggalan leluhur bangsa ini. Aku utusan dari leluhurmu akan membantumu membuka tabir yang masih tertutup "

Aku sempat memperhatikan buku dan kitab yang beterbangan di sekelilingnya, dan ada satu kitab yang terbuka dan mengarah kepadaku...

CHAPT 15 - DUNIA PARALEL & AWAL PERJALANAN MEWARISI SEJARAH NUSANTARA.
------------------------------------------------------------------------

Awalanya sulit kubaca, tapi sekilas seperti bahasa sansekerta yg tidak begitu kupahami, hanya saja ada kata "Arya" dan gambar seperti relief disana.
Setelah selesai berdoa kami lekas menyudahi perjalanan malam ini, kemudia melangkahkan kaki keluar pasar matahari. 
Kami bertiga masih asik bercengkrama sembari menikmati malam,  mengingat peristiwa-peristiwa penting yang telah kami alami sendiri.

Malam mulai pudar, kami telah kembali ke rumah masing-masing.  keesokan harinya aku melakukan aktivitas seperti biasanya,  istriku kerja dan aku mengurus bisnis sembari mengawasi tingkah laku Anaku "Dhira" yang semakin menggemaskan. Hampir setiap hari Dhira bersama Nyai Sekar,  di ajak kesana kemari agar aku bisa leluasa mengurus bisnisku. Nyai Sekar pernah mengatakan kepadaku bahwa Dhira itu anak yang istimewa, masa kecilnya memang sangat aktif dan menuntut kesabaran extra kami. Tak jarang Nyai Sekar memberiku nasehat agar bisa lebih sabar dalam mengurus Anak,  ini yang selalu membuatku haru karena nyai sekar sudah seperti ibuku sendiri.

Sore hari waktunya aku membantu abah membuka warung kopinya, karena malam ini bulan sedang berada dalam cahaya yang terang. Selepas maghrin aku bersama anak istriku ikut nongkrong di warung abah, bercerita banyak hal sembari membantu melayani pembeli. 

Abah : Nak Diva bgaimana kerjaanya, lancar? (bertanya kepada istriku)

Dhiva : Alhamdulillah lancar abah, ya biasa di tempat baru harus sedikit menyesuaikan. Kebetulan kantorku itu juga bekas gedung belanda , jadi terkadang ada rasa takut juga kalau sendirian.

Abah : oalah, bener juga. Area itu memang masih banyak gedung tua yang masih digunakan sebagai kantor pemerintahan. Tidak apa-apa, yang penting selalu berdoa agar selalu dilindungi. Kalau ada hal yang janggal nanti biar nak aksa yang maju.

Aksa : Iya saya pasti maju dong abah, tapi tetap di belakang abah. hehhe

Diva : Suami saya ini sukanya meang begitu kok abah, kalau saya cerita yang aneh-aneh dikit pasti bawaanya bercanda, padahal memang saya mengalami sendiri.

Abah : Lhoh, memang nak dhiva mengalami apa?

Diva : ya gak tau juga ini beneran atau cuma ilusi, tapi dikantor itu saya sering kaya di ikuti sosok perempuan berambut panjang, tapi aneh saya gak merasa takut karena yang saya rasakan itu ya dia cuma ikut aja. Malah yang merasa takut itu teman-tean saya, katanya sering lihat saya di ikuti bayangan.

Aksa : lhah, serem. Halah paling ya bayangmu sendiri itu, atau mungkin makhluk astral yang pengen di traktir sama anak baru. hahahaha

Diva : ya kaya gini ini abah, sukanya bercanda kalau saya lagi serius.

Abah memberi tanda kepadaku dan aku paham kalau yang di ceritakan istriku itu memang benar, yang selalu mengikuti istriku itu sosok noni belanda. Sosok ini senang mendekat tapi tak berani terlalu dekat, ya karena istriku itu memang punya sosok pendamping dari leluhurnya terdahulu. (ini akan kuceritakan lain waktu karena ada peristiwa penting yang melibatkan leluhur dari istriku, leluhurnya itu masih ada keturunan kerajaan solo dan mangkunegaran)

Abah : Tidak usah terlalu di pikirkan nak Diva, fokus dengan kerjaan saja. Hal-hal seperti itu sudah pasti ada dimanapun kita berpijak. Kalau nak diva sudah terbekali doa maka hal seperti itu gak bakal berani mendekat.

Diva : Ya abah, insya allah saya selalu ingat untuk berdoa.

Dari kejauhan ada suara yang tak asing bagi kami, berteriak memanggil nama anakku. 

Jenaka : Dhiraaaaaaaaaaaaaaaaa...Dhiraaaaa ... om punya mainan ni, mau (sambil membawa boneka kucing yang bisa bergerak)

Dhira : Mau om mau (Dhira berlari ke arah Jenaka dan ekspresinya senang bukan main).

Abah : Jenaka lagi jenaka lagi. Apa ya gak ada manusia lain disni?hahaha

Aku dan istriku ikut tertawa mendengar candaan abah

Jenaka : lho .. lho .. aku ini bisa dibilang penglaris warung abah lho, dengan kharismaku orang-orang jadi mau datang. Jangan sembarangan lho bah, kopi susu satu bah.

Abah : sana bikin sendiri, orang tua di suruh-suruh.

Jenaka : lhah, yang jualan siapa sih? hahaha

Seperti namanya " Jenaka", dia selalu bisa membuat suasana menjadi lebih cair dan santai.

Malam semakin larut, Diva dan Dhira pamit untukk istirahat lebih dulu. Kami bertiga masih asik ngobrol di warkop abah.

Jenaka : bah, kita jadi lannjut ekspedisi? halah .. gaya-gayaan aku ini.

Aksa : Aku baru mau tanya sudah di dahului.

Jenaka : Aku sudha bisa membaca pikiranmu aksa, jangan sembrono. hahaha

Abah : Dasar bocah kebanyakan gaya, disini aja berani tapi kalau di ajak ekspedisi banyak protes dan ngajak pindah tempat.

Jenaka : hehe, kan beda bah. Disini kalau ada yang aneh saya bisa mumpet di rumah abah.

Dari arah belakang Nyai Sekar datang dan ikut dalam obrolan.

Nyai Sekar : Serunya kalau ada Jenaka.... sana mumpet dirumah sendirian

Jenaka : lhah, kalau nyai keluar ya saya mumpetnya disini aja, hahaha.

Abah : Nah , ini mumpung ada nyai sekar. Abah ceritakan sedikit mengenai rencana kita yang nantinya akan ada hubungannya dengan nyai sekar. Jadi begini Jenaka dan Aksa. Abah sudah melihat kesungguhan kalian dalam belajar spiritual dan metafisika, tapi rasanya kurang bila tidak di bekali dasar ilmu dalam meditasi dan penyelarasan diri. Sebelum kita melanjutkan perjalan yang sebenarnya, nyai sekar akan membekali kalian tekhnik meditasi dan penyelaran diri dengan tubuh dan rasa. Kalau kalian tidak ada acara sebentar lagi kita ke rumah dan mulai belajar meditasi.

Aksa : Ya abah, rasanya memang saya pribadi masih kurang dalam hal itu.

Jenaka : Nah, seru ini. Aku seneng kalau ada mata pelajaran baru dan gak melulu soal aneh-aneh. Apalagi horor. 

Nyai Sekar : Ada-ada saja kamu ini Jenaka, padahal meditasi ini agak berbeda karena nyai akan coba memngajari kalian Meditasi yang fokusnya ke dunia paralel.

Jenaka : Hmmm, tetap aja hal yang diluar nalar. Dunia paralel itu dunia ghaib cabang mana nyai?

Abah : Cabang warung kopi Damar Sasmita. Haha

Jenaka : bah, gak boleh bercanda, nanti disuruh tidur di luar sama nyai.

Karena merasa di ejek Jenaka, abah melempar pisang di meja ke arah Jenaka. Dengan gesit Jenaka menangkap.

Aksa : wihh, tangkapan manis.

Jenaka : Makasih bang, nasi sama lauknya sekalian. Haha

Nyai : Jenaka , Aksa. Secara Teori Dunia Paralel itu seperti Alam semesta yang berbeda , tapi berjalan dengan waktu yang bersamaan dan ber iringan.Masing masing dari semesta tidak menyadari kehadirannya karna semesta yang satu merupakan ilusi bagi semesta yang lain nya, jadi tidak ada yang bisa memastikan yang mana semesta yang sebenarnya yang nyata. Untuk pendapat nyai sedikit berbeda, Dunia Paralel memang belum secara utuh ditemukan, tetapi setiap alam semesta sebenarnya memilik Dunia Paralelnya sendiri.
Dari ya yang nyai dan abah amati, sebenarnya kalian pernah bersinggungan dunia paralel, bahkan mulai terkoneksi.
Untuk lebih jelasnya setelah ini kita coba belajar meditasi di dalam rumah saja.

Aksa & Jenaka : Baik Nyai.

Kami membantu abah dan nyai membereskan warkop, kemudian melanjutkan obrolan di dalam rumah. Kami diminta nyai untuk memposisikan diri untuk meditasi sembari nyai menjelaskan.

Nyai : Kalau sudah merasa santai, cobalah untuk mengatur nafas dan fokus dalam kepasrahan. Niatkan hati kalian untuk mencari tahu tentang dunia paralel, hanya niatakn di awal saja. Tak perlu ada keinginan untuk melihat, selebihnya pasrah kepada Allah Swt. 

Kamipun memulai meditasi dengan tetap mendengar instruksi dari Nyai. Setelah beberapa saat aku mulai tenggelam dalam meditasi, rasanya sangat nyaman sampai aku bisa mendengar detak jantung dan nafasku sendiri. Samar-samar aku mendengar suara orang sedang membaca mantra, suara ini tak asing bagiku. Ruang yang kulihat hanya putih tanpa ada Jeda, lalu muncuk tulisan yang dulu pernah diberikan murid Eyang.

CHAPT 15 - DUNIA PARALEL & AWAL PERJALANAN MEWARISI SEJARAH NUSANTARA.


Mantra ini yang pernah menyelamatkanku dari Dimensi Ghaib Kerajaan Siluman. Kubaca mantra ini perlahan sampai ada sosok murid Eyang hadir di depanku, sambil memberi salam ia berkomunikasi denganku melalui batin. Kali ini komunikasinya sangat jelas, ia memberiku pesan tentang pentingnya kita bersinergi dengan alam semesta. Terlebih perjalanan kedepan kami akan banyak bersinggungan dengan alam dan peninggalan leluhur, karena memang banyak sekali peninggalan leluhur yang masih di sembunyikan oleh alam semesta. Tutur katanya sangat halus seperti eyang walaupun dari wujudnya sedikit tegas dan cenderung galak. Buku / kitab yang pernah dilihatkan kepadaku kembali terbuka dan semakin jelas, isinya lebih banyak tentang pesan dan catatan masa lalu yang mungkin akan membantu perjalananku kedepan. 

Selang beberapa saat aku merasa cukup karena sosok murid eyang tiba-tiba memintaku untuk mengakhiri meditasi. Ia manyampaikan untuk mencoba masuk ke dimensi Jenaka, ada sesuatu yang salah dari pencapaian dan niatannya. Aku jadi kepikiran dan mengakhiri meditasi.
Kulihat abah dan nyai juga ikut bermeditasi bersama kami, tapi bersamaan denganku membuka mata dan tertujulah pandangan kami kepada Jenaka. Ia masih hanyut dalam meditasinya.

Nyai : Nak Aksa, sepertinya kamu juga sadar ada yang keliru dari Jenaka ya?

Aksa : Iya nyai, aku mendapat pesan dari murid Eyang mengenai Jenaka.

Abah : Jenaka sepertinya belum mampu masuk ke dunia paralel, tetapi ia justru masuk ke visi masa lalu. Ini bukan hal yang berbahaya, ini justru menarik untuk di ikuti karena tanpa sadar Jenaka membuka cakra mahkotanya walau baru setengahnya. Ada semacam sisa energi masa lalu yang aktif bersamaan dengan terbukanya cakra mahkota, kalau abah tidak salah menebak mungkin Jenaka masuk ke dimensi masa lalu dari Bumi Nusantara ini.

Nyai : Sepertinya kita harus membantu Jenaka dan masuk juga ke dimensi yang sama, Nyai akan coba menyelaraskan energi dan sinyal yang di dapat Jenaka. Abah, nak aksa, melingkarlah dan posisikan Jenaka di tengah kita, Aku akan coba membagi energi yang sudah diselaraskan kepada kalian agar kita bisa ikut kedalam dimensi Jenaka.

Kami mengikuti instruksi nyai, ada semacam energi hangat yang masuk melalui tulang belakang dan mengarah ke atas kepala. Energi itu berputar-putar sebentar dan kemudian masuk lagi menjadi rasa yang berbeda, sekejab kami seperti terseret ke dalam lorong cahaya yang mengarah kedalam batin Jenaka. Aku melihat Abah dan nyai dalam wujud Ghaibnya, ternyata kami masuk dalam fase wujud Ghaib agar mudah terkoneksi dengan dimensi dimana Jenaka Berada.

Aksa : Nyai, apa nanti kita akan ke dimensi ghaib lagi?

Nyai : ini berbeda dengan dimensi ghain yang pernah kamu masuki nak aksa, dimensi ini lebih halus dan tertata rapi seperti dunia kita. Kamu nanti akan merasakan bagaimana tubuhmu beradaptasi dengan banyak dimensi.

Abah : Jangan sampai kamu lengah nak aksa, walaupun kita memasuki dimensi yang lebih baik dari sebelumnya tetap gunakan akal dan logikamu agar tidak tersesat.

Tiba-tiba ada semacam cahaya yang berpendar sangat terang, setelah itu kami seperti berada di taman yang sangat indah. Kami bertiga melihat Jenaka sedang duduk di bawah pohon sambil melihat pemandangan alam yang indah, disana ada semacam layar lebar yang memperlihatkan kejadian masa lalu. Di samping Jenaka ada seperti sosok kakek-kakek bercahaya yang tidak nampak wajahnya, hanya berupa cahaya dan suara. Kami mengahampiri Jenaka dan ikut duduk di sebelahnya, bersama mendengarkan suara yang teduh dan halus. Beliau seperti seorang Guru yang sedang mengajari muridnya. 

Disaat beliau menjelaskan, nampak di layar lebar proyeksi dari apa yang dijelaskan. Beliau berkata bahwa aku bukanlah siapa-siapa.
 
Sosok Bercahaya : aku adalah sisa energi masa lalu yang diberi tugas untuk mewariskan perjuangan orang-orang terdahulu. Para pendahulu kalian adalah mereka yang berjuang di jalannya masing-masing, dengan cara dan jalan tempuh yang berbeda pula, tujuannya hanya untuk membangun peradaban yang lebih baik dengan tetap menjaga alam, dengan tetap berjalan dengan keyakinan masing-masing.

Gambaran di layar berganti menjadi alam semesta yang sangat indah dengan kehidupan sederhana orang-orang terdahulu, sepintas seperti era sebelum masehi yang masih sangat asri, masih sangat memperhatikan nilai agama dan hidup sederhana. Disana banyak orang yang masih sangat menjunjung tinggi kebersamaan, saling membantu, beribadah dan setia kepada rajanya. Kalau dilihat lebih detail lagi, aku merasakan ini era bangsa Arya nenek moyang orang jawa.


Tanpa diduga gambaran berubah cepat berganti menjadi kumpulan para prajurit yang sedang bersiap merebut suatu wilayah, dadaku bergetar hebat, kulihat abah dan Nyai juga merasakan hal yang sama. Jenaka masih hanyut dalam suasana.

Sosok Bercahaya : Perang tak bisa di hindari,  bergantinya jaman manusia akan lebih kuat dan memiliki tujuan yang berbeda. Masing-masing orang akan memilih kelompoknya, kemudia terpecah dan terurai kembali. Hanya saja bangsa kita adalah bangsa yang unggul, tetap bersatu walau haru tercerai berai berulang kali. Polanya akan terulang terus menerus.

Sambil mendengarkan aku seperti melihat sosok yang ku kenal, lebih kagetnya ia seperti menatapku. Hatiku bergetar, merinding dan campur aduk rasanya. Sosok itu berdiri di atas bukit melihat orang-orang sedang berperang, ia seperti menatap sedih dan kembali manatapku, 

CHAPT 15 - DUNIA PARALEL & AWAL PERJALANAN MEWARISI SEJARAH NUSANTARA.

Itu kan eyang .. Mataku berbinar sampai berlinang air mata, Eyang Dharmawangsa...


LANJUT CHAPTER 16.
PESAN PENTING EYANG DHARMAWANGSA - JENAKA BERTEMU LELUHURNYA.


beritabaik32297
regmekujo
nurulardiantoro
nurulardiantoro dan 21 lainnya memberi reputasi
20
7.9K
70
GuestAvatar border
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Tampilkan semua post
aksadaruAvatar border
TS
aksadaru
#30
CHAPT 17 - PETUNJUK AWAL EKSPEDISI DI SEBUAH CANDI DAN GAMBARAN KEHIDUPAN LELUHUR
CHAPT 17 - PETUNJUK AWAL EKSPEDISI DI SEBUAH CANDI DAN GAMBARAN KEHIDUPAN LELUHUR

Sambil menikmati wedang uwuh ini, kami sempatkan ngobrol sebentar untuk rencana hari minggu ke suatu lokasi bersejarah.

-----------------------------------------------------------------------

CHAPT 15 - DUNIA PARALEL & AWAL PERJALANAN MEWARISI SEJARAH NUSANTARA.


Keesokan harinya masih seperti biasa aku melakukan aktifitas harianku bersama istri dan anakku, bagiku momentum bersama keluarga adalah hal yang tak tergantikan. Sesibuk apapun harus ku sempatkan bersama istri dan anakku. Sebenarnya ada kisah unik yang berhubungan dengan spiritual antaraa Diva Istriku dan Dhira Anakku, masing-masing akan ku ceritakan di sela perjalanan nantinya.

Sore hari seperti hari yang lalu, aku bersiap menjemput istriku, hanya saja kali ini Dhira anakku tak mau ku ajak karena ia lebih memilih bermain bersama Nyai Sekar di pekarangan depan. Sepertinya sore ini nyai sedang panen tomat dan cabe yang ditanam di pekarangan depan, Dhira sudah pasti senang di ajak petik hasil panen. Ya biarlah, lagipula ia bersama nyai Sekar, aku jadi tenang.

Setelah pamitan aku beranjak menjemput istriku, menikmati sore hari yang kebetulan sangat Indah langitnya. Tak lama aku sampai di tempat kerja Diva, setelah ia keluar kamipun segera pulang. Sambil menikmati senja Diva mengajakku mampir ke alun-alun untuk membeli makanan dan camilan, ya sekalianlah mengingat masa pacaran dulu. Sampai di alun-alun Diva mampir ke beberapa lapak, karena masih antre aku menunggu di bawah pohon beringin besar yang teduh. Entah mengapa aku tertarik ke arah itu, sambil mengisap rokok kunikmati suasana alun-alun yang ramai tapi terlihat asik. Semakin lama aku duduk di bawah pohon ini semakin berdebar rasanya, walaupun aku sudah tau di pohon ini ada entitas ghaib yang dari tadi kepo dan menatapku, hanya saja tak berani mendekat. Kurasakan power makhluk ini cukup kuat dan umurnya sangat tua, aku sempat mencoba komunikasi dan menyampaikan kalau aku hanya numpang duduk disini, tetapi ia justru seperti ketakutan dan menunduk walau sesekali masih mencoba menatapku. Perasaan yang aneh sedari tadi bukan dari makhluk ini, tapi dari arah barat alun-alun. Semakin ku dalami justru semakin pusing rasanya, sampai aku tersadar samar-samar terlihat ada sumbu imajiner atau garis merah yang membentang di langit, garis merah ini tersambung entah kemana tetapi ujungnya ada di barat alun-alun. Garis ini membias di salah satu lokasi yang seperti bangunan candi, padahal aku yakin disana tidak ada candi.

Hatiku semakin berdebar sewaktu kulihat keramaian di depanku sedikit aneh, orang-orang di keramaian itu memakai busana yang hampir sama, hampir seperti pakaian khas jaman dulu. Beberapa ada yang memakai pakaian adat hindu dan melakukan aktivitas ibadah, mereka berbondong-bondong berjalan menuju lokasi candi yang kulihat tadi sembari melagukan mantra ( yang kuketahui adalah mantram Gayatri) kurang lebih bunyinya seperti ini,

OM
BHUR BHUVA SVAHA
TAT SAVITUR VARENYAM
BHARGO DEVASYA DHIIMAHI
DHI YO YONAH PRACHODAYAT

Mantra ini seperti sudah melekat, setiap orang yang melantunkan mantram ini seperti di selubungi cahaya kuning keemasan.

Kulihat lebih dalam ke arah candi, bentuknya memang tak asing bagiku tetapi ada beberapa perbedaan Dan salah satu bentuknya masih utuh dan sangat terawat . Aku jadi ingat Eyang Dharmawangsa, eyang pernah berpesan kepadaku bahwa aku memiliki visi pandangan masa lalu. Belum sempat ku perdalam lagi aku di kagetkan tepukan tangan Istriku.

Diva : Ayah, kok malah melamun disini, apa sih yang dilihat kok fokusnya aneh? Ada sesuatu yah?

Aksa : Nanti saja ku ceritakan dijalan, dari pada malah nanti kelamaan disini. (Karena sudah terbiasa dengan gelagat anehku saat konek dengan hal ghaib, istriku jadi tak kaget mendengar jawabanku barusan).

Diva : ya sudah, yuk pulang. Aku beliin roti buat abah sama nyai dan ada makanan favorit Dhira juga.

Kamipun beranjak pulang, diperjalanan ku ceritakan mengenai apa yang kulihat tadi. Aku kaget ternyata istriku juga melihat sekilas candi dan sumbu imaginer berwarna merah tadi. Nanti saja kuceritakan ke abah pikirku.

Sesampainya dirumah, Dhira sudah menunggu di depan dengan antusias. Ia berlari memeluk istriku dan kamipun larut bersama suasana sore hari.

Malam datang bersama cahaya bulan yang malu-malu mengintip dari celah awan, cahayanya cukup terang untuk menambah susasana warkop abah menjadi lebih hangat. Malam ini cukup ramai, pelanggan kopi abah selalu kembali karena memang racikan kopi abah begitu nikmat ditambah menu wedang uwuh nyai yang menjadi primadona untuk malam yang dingin sekaligus penambah daya tahan tubuh. Pelanggan mulai berkurang karena malam semakin larut, sambil menunggu waktu tutup aku mencoba mengawali ceritaku sore tadi.

Aksa : Abah, sore tadi sewaktu menjemput Diva aku mampir ke alun-alun. Ya seperti biasa ada hal janggal yang ku alami, aku yakin betul dengan yang kulihat tadi. Hanya saja aku ragu dengan kebenarannya karena kurangnya pengetahuanku. Aku sempat melihat seperti sumbu merah yang mengarah ke sebuah candi, padahal realitanya disana tidak ada bangunan candi. Aku juga melihat banyak orang yang lalu lalang dengan pakaian khas hindu / budha. Kira-kira ini maksudnya apa ya abah?

Abah : Oh, jadi visi pengelihatan masa lalumu sudah mulai aktif ya nak aksa. Benar yang kamu lihat itu, secara realita lokasi alun-alun itu dulunya memang bekas wilayah suatu kerajaan. Disana adalah lokasi Tanah perdikan atau tanah yang di bebaskan dari pajak / upeti kerjaan karena jasa rakyatnya. Rakyat tak perlu membayar upeti, tetapi diganti dengan merawat candi sebagai bangunan peribadatan . Sumbu warna merah itu bisa dikatakan sumbu imaginer yang tersambung satu sama lain , ujung lainnya pasti mengarah kesebuah lokasi yang masih satu arah atau satu jaman dengan candi yang berdiri disana .

Aksa : Jadi memang benar yang kulihat ya abah? Lalu kira-kira apa maksud dari hal ini ya, mengapa tiba-tiba saja aku terkoneksi dengan masa lalu sebuah tempat?

Abah : Abah yakin pasti akan ada tugas yang menanti kita, mungkin harus kembali kesana untuk memperdalam maksud dan tujuannya nak aksa. Nanti malam coba kita meditasi untuk fokus ke lokasi tersebut, sekalian agar kamu bisa merasakan dan mengontrol visi pengelihatan masa lalumu.

Aksa : Baik Abah, jenaka di ajak sekalian?

Abah : Nanti coba di kontak lewat Hp saja nak aksa, biar dia juga belajar meditasi sendiri. Sampaikan ke Jenaka malam ini meditasi temanya fokus ke arah Alun-alun.

Aksa : Baik Abah.

Waktu sudah menunjukkan pukul 23.00. Warkop abah sudah tutup dan kami kembali ke rumah masing-masing. Seperti instruksi abah, ku mulai meditasi di ruangan shalatku dan fokus ke arah alun-alun.

Seperti biasa sebelum meditasi ku kirimkan doa dulu untuk Kanjeng Nabi Muhammad Saw beserta keluarganya, kemudian leluhurku, keluargaku, guruku dan sahabat terdekat. Lantas ku mulai meditasi dengan dzikir shalawat.
Semakin dalam dzikir dan kepasrahan batinku, sampai aku mendengar suara detak jantungku sendiri. Samar kulihat ada cahaya terang di dalam mata batinku, semakin terang dan aku sudah berada di ruangan yang seluruhnya berwarna putih. Baru kali ini aku mengalami, ku telusuri dengan batin semuanya serba putih bersih. Sampai aku merasakan ada energi hangat yang menyelimutiku, ternyata kala cakraku aktif dan energinya membentuk suatu lambang yang aku kurang paham artinya, tapi seperti emblem atau logo yang berupa gerigi menempel di dadaku. Bersamaan pula dengan cahaya dari depan yang benderang menandakan ujung ruang yang terbuka.

Kusadari aku sudah berada di suatu tempat yang tak asing bagiku, ini alun-alun kota hanya saja seperti dalam masa tempo dulu. Candi yang kulihat sore tadi nampak dari kejauhan dan bentuknya lebih megah. Aku berdiri di sebuah pelataran candi dan banyak orang berlalu lalang. Mereka melihatku tetapi seperti sungkan untuk menyapa. Aku masih berdiri dengan kebingungan, sampai abah datang dari arah belakang dan menyapaku.

Abah : Abah sudah menunggu dari tadi nak aksa, abah kira kamu kesasar seperti Jenaka. Tapi abah yakin kalau kamu pasti bisa melewati ruangan jeda sebelumnya.

Aksa : Iya bah, tadi sempat kebingungan di ruangan yang putih bersih. Aku terbantu kalacakraku yang aktif dan membentuk simbol ini. Lhoh, Jenaka kesasar kemana abah?

Abah : Tak apa nak Aksa, ruangan itu adalah jeda di setiap dimensi masa lampau, gunanya untuk menyingkronkan energimu dengan energi pada dimensi ini. Untuk kalacakramu itu mewujud menjadi sebuah simbol kerajaan yang bisa digunakan sebagai akses masuk kedalam dimensi masa lalu, beserta akses di dalamnya. Eyang Dharmawangsa memang mewariskannya untukmu agar bisa masuk ke dimensi masa lampau dan mendapat akses khusus di dalamnya. Jenaka? yah namanya bocah gemblung, niatnya pasti masih goyah. Sebenarnya Jenaka sudah sampai disini, tapi langsung berpindah ke dimensi setelah ini. Jenaka tertarik energi leluhurnya yang memang ada di dimensi yang lebih muda masanya. Nanti abah akan coba bantu Jenaka untuk kembali, kamu fokus saja kepada tujuanmu, ikuti kata hatimu dan berjalanlah menuju candi utama disana.

Aksa : oalah, dasar Jenaka. Baik bah aku mulai berjalan ke candi utama.

Kemudia ku mulai langkahku setapak demi setapak, aku mendengar kembali orang-orang berpakaian seperti pendeta dan biksu melantunkan Mantram Gayatri.

OM
BHUR BHUVA SVAHA
TAT SAVITUR VARENYAM
BHARGO DEVASYA DHIIMAHI
DHI YO YONAH PRACHODAYAT

Karena aku juga penasaran kucoba untuk mengikuti dan menghafalnya, kata-katanya agak sulit karena ini seperti bahasa hindu dan sansekerta. Ada sesuatu dari dalam diriku yang membantu menterjemahkan dan memperbaiki kosa kataku. Ternyata murid Eyang Dharmawangsa , ia turut hadir di dimensi masa lalu dan seperti berada di sebelahku, duduk di atas buku besar. (ini hanya aku dan abah yang bisa melihat) Sambil berjalan Murid Eyang memberitahuku tentang arti mantram Gayatri. Ku ketahui nama murid eyang ini adalah Sakala.

CHAPT 15 - DUNIA PARALEL & AWAL PERJALANAN MEWARISI SEJARAH NUSANTARA.

Eyang Sakala : Aksadaru cucu Pertapa Suci Dharmawangsa, namaku Sakala murid Pertapa Suci yang diminta mendampingi mu. Apa kau ingin tau mengenai Mantra Gayatri? Mantra Suci umat hindu.

Aksa : Salam Sakala, Terima kasih atas keteguhan hatimu mendampingi perjalananku. Apa sebenarnya mantram gayatri itu?

Eyang Sakala : Mantra Gayatri adalah doa universal yang tercantum dan diabadikan dalam Weda, kitab suci paling purwakala. Mantra Gayatri adalah doa yang dapat diucapkan dengan penuh kerinduan oleh pria dan wanita dari segala agama bangsa sepanjang masa. Pengulangan-pengulanagn mantra ini akan mengembangkan (kemampuan) akal budi. Ucapkanlah Mantra Gayatri

OM
BHUR BHUVA SVAHA
TAT SAVITUR VARENYAM
BHARGO DEVASYA DHIIMAHI
DHI YO YONAH PRACHODAYAT

OM = Para Brahman ‘Tuhan Yang Mahabesar’
BHUR =Bhu loka ‘alam fisik’.
Ini juga menunjuk pada tubuh yang terbuat dari lima pancha bhuta ‘lima unsur’. Kelima unsur ini membentuk prakriti ‘alam’.
BHUVA = Bhuva loka ‘alam pertengahan’.
Bhuva juga merupakan prana shakti. Meskipun demikian prana shakti hanya dapat menghidupkan tubuh karena adanva prajnana. Karena itulah, maka Weda menyatakan, “Prajnanam Brahma,” maksudnya Tuhan adalah kesadaran yang selalu utuh dan menyeluruh selamanya’.
SVAHA = Swarga Loka ‘surga tempat para dewa’.
TAT = Paramatma ‘Tuhan atau Brahman’.
SAVITUR = Itu atau Ia yang merupakan asal segala ciptaan ini.
VARENYAM = patut disembah.
BHARGO = sinar, cahaya atau kecemerlangan spiritual, terang yang menganugerahkan kebijaksanaan.
DEVASYA = kenyataan Tuhan.
DHIIMAHI = kita bermeditasi.
DHIYO = budi, intelek.
YO = yang.
NAH = kita.
PRACHODAYAT = menerangi.

atau lebih sederhananya seperti ini

(Om) = Om.
(Dhiimahi) = Kita bermeditasi.
(Bhargo) = pada cahaya spiritual.
(Varenyam Devasya) = kenyataan Tuhan Yana Mahatinggi dan patut disembah
(Savitur) = sumber.
(Bhur, Bhuva, Svaha) = alam eksistensi fisik, astral, dan surga.
(Tat) = Semoga Tuhan Yang Mahatinggi itu.
(Prachodayat) = menerangi.
(Yo) = yang.
(Nah) = kita.
(Dhi yo) = budi (agar kita dapat menyadari ‘kebenaran tertinggi’).
Juga: Dhi yo yo nah prachodayat = Bangkitkan kemampuan wiwekaku oh Tuhan, dan bimbinglah daku. (Giitha Vahini)

Kurang lebih artinya seperti itu, cobalah sejenak membaca dalam hati dengan penuh kepasrahan dan lihatlah pengaruh positif nya didalam dirimu.

Kemudian kucoba membaca mantra gayatri dengan penuh kepasrahan sembari berjalan , semakin dalam dan hanyut Hatiku bergetar hebat. Tubuhku serasa ringan tetapi rasa di dalam diriku meronta kuat. Dari dalam lubuk hatiku menangis keras atas segala dosa dan kilafku, terlebih aku merasakan bagaiman Tuhan telah hadir di dalam sanubari apapun kondisiku, hanya saja aku masih belum kuasa menerimanya. Aku masih termakan egoku, masih hanyut dalam segala hal buruk dan kilafku. Sungguh sia-sia waktu yang telah kulewati tanpa rasa syukur dan keyakinan pada Tuhan, Allah Swt.
Aku sempat terhenti sejenak dan menghela nafas panjang, ku atur lagi nafas dan ritme jalanku sembari ku ucap mantra gayatri dengan lebih tulus.

Eyang Sakala : Mantra ini selain pengejawantahan tentang Tuhan , juga ada sangkut pautnya dengan Semesta. Alam yang lebih luas dari segalanya. Dimensi masa lalu ini juga bagian dari Semesta, bagian dari perjalanan panjang Takdir para leluhur. Di dalam dirimu juga ada Semesta, semesta yang lebih luas.

Aksa : Eyang, sungguh luar biasa mantra ini. Aku belum mampu menterjemahkan semuanya, tetapi sedikit mampu merasakan efeknya di dalam batinku.

Di tengah obrolanku dengan Murid Eyang, aku tersadar sudah sampai di depan Candi Utama. Aku sempat terhentak menyaksikan 2 orang bertubuh kekar di depanku, mereka membawa tombak yang di silangkan. Sampai aku benar-benar kaku saat tombak itu mengarah kepadaku dan salah satu sosok berbicara kepadaku.

" TAK ADA YANG KU IJINKAN MASUK SELAIN PARA BIKSU SUCI DAN KERABAT KERAJAAN"

Abah sudah berada di depanku dan menjagaku dari depan, aku masih kaku kebingungan kemudian...

LANJUT CHAPTER 18.
AKSES MASUK KERAJAAN DAN BERTEMU GARIS LELUHUR. ABAH MENANGIS HARU.
erman123
londhoXX
a.rizzky
a.rizzky dan 17 lainnya memberi reputasi
18
Tutup