Lockdown666Avatar border
TS
Lockdown666
Harga Bensin Pertamax Naik, Ini Dampak Ngerinya!


Jakarta, CNBC Indonesia - Pemerintah memberi sinyal untuk mengizinkan PT Pertamina (Persero) menaikkan harga Bahan Bakar Minyak (BBM). Kenaikan diperkirakan bisa mendongkrak inflasi Indonesia ke atas 3%.
Ekonom Bank Danamon Irman Faiz mengatakan dampak kenaikan BBM ke inflasi akan sangat bergantung pada besaran kenaikannya. Dalam hitungan Bank Danamon, setiap kenaikan Rp 500 per liter bisa mendorong inflasi hingga 0,69 percentage points (pcp) dari asumsi awal.
"Kenaikan Rp 1.000 per liter bisa berdampak 1,44 pcp ke baseline dan bila naik Rp 2.000 bisa hingga 2,62 pcp," tutur Irman, kepada CNBC Indonesia.


Irman memperkirakan inflasi pada akhir tahun bisa mengarah ke 4% bila tanpa kenaikan harga BBM. "Jika (BBM) dinaikkan dapat berpotensi lebih tinggi di berbagai skenario tersebut," tuturnya. 


UOB Bank telah merevisi proyeksi inflasi mereka dari 2,4% ke 3,3% menyusul adanya kenaikan komoditas energi dan pangan. Proyeksi tersebut sudah menghitung kemungkinan kenaikan harga BBM.

"Kenaikan harga energi dan pangan di tingkat global telah menambah tekanan inflasi lebih cepat dibandingkan proyeksi awal kami," tutur Enrico Tanuwidajaja dalam laporan mereka Quarterly Global Outlook 2Q 2022: The Price Of War.

Dalam laporan mereka Focus ASEAN-6: Assessing the impact of oil and geopolitics, DBS menjelaskan andil komponen energi terhadap basket inflasi di negara-negara ASEAN sekitar 8-14%. Karena itulah, kenaikan harga energi di tingkat global akan meningkatkan tekanan ke inflasi kelompok harga diatur pemerintah.

"Keputusan final penyesuaian tarif ada di kemauan otoritas untuk menyikapi kenaikan harga energi tersebut sekaligus untuk mengurangi kerugian BUMN dan tekanan ke fiskal pemerintah," tutur DBS dalam laporan mereka. 

BBM dan Kisah Klasih Kenaikan Inflasi

BBM merupakan salah satu penyumbang utama inflasi Indonesia selama bertahun-tahun. Namun, pada periode 2019-2021, bensin menghilang dari daftar 10 penyumbang inflasi terbesar seiring anjloknya harga minyak mentah dunia dan keputusan pemerintah menghapus subsidi BBM pada awal 2015. 

Pada 2014, misalnya, saat pemerintah menaikkan harga BBM sebesar Rp 2.000 per liter, inflasi melonjak ke level 8,36%. Pada tahun tersebut, BBM menyumbang inflasi terbesar dengan andil 1,04%. Inflasi komponen energi pada tahun tersebut mencapai 24,37%.

Selama kurun waktu 2018-2021, hanya sekali bensin masuk dalam 10 penyumbang inflasi terbesar yakni pada 2018. Pada tahun tersebut inflasi menyentuh 3,07%. Bensin menjadi penyumbang inflasi terbesar dengan andil 0,26%.
Sebagai catatan, Indonesia Crude Price (ICP) pada 2018 ada di angka US$ 67 per barel, lebih rendah dibandingkan tahun 2017 (US$ 51 per barel). Rata-rata ICP melorot pada 2019 dan 2020 menyusul anjloknya harga minyak mentah dunia.
Cerita lama sumbangan besar BBM ke inflasi bisa terulang jika Pertamina menaikkan harga BBM secara signifikan tahun ini. Kenaikan tersebut sepertinya tinggal menunggu waktu mengingat banyak yang menilai Pertamina menjual BBM di bawah harga keekonomiannya. 


Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menyebutkan bahwa batas atas BBM umum dalam hal ini RON 92 atau Pertamax mencapai Rp 14.526 per liter. Harga tersebut merupakan cerminan dari harga keekonomian BBM berdasarkan formula harga dasar dalam perhitungan harga jual eceran jenis BBM Umum. Adapun harga Jual BBM RON 92 di SPBU saat ini bervariasi tergantung para Badan Usaha terkecuali Pertamax yang masih diharga Rp 9.000 per liter.

"Untuk harga BBM jenis umum memang ditetapkan badan usaha, yang penting tidak boleh melebihi batas atas yang ditetapkan yaitu Rp 14.526 per liter untuk Maret 2022," terang Kepala Biro Komunikasi Layanan Informasi Publik dan Kerjasama Kementerian ESDM, Agung Pribadi, Senin (21/3/2022).
Pjs Corporate Secretary PT Pertamina Patra Niaga, Irto Ginting mengakui bahwa harga keekonomian bensin Pertamax memang ada gap yang cukup besar.
"Memang ada gap besar. Kami masih me-review dan juga berkoordinasi dengan stakeholder," terang Irto kepada CNBC Indonesia, Senin (21/3/2022).


Arya Sinulingga, Staf Khusus Menteri BUMN, mengatakan sudah saatnya harga jual bensin Pertamax dikaji ulang. Seperti diketahui, harga bensin Pertamax hingga saat ini masih dibanderol Rp 9.000 per liter, tidak naik sejak dua tahun lalu.

Berdasarkan ketentuan terbaru per 1 Maret 2022, harga BBM Pertamina untuk wilayah Jabodetabek ditetapkan sebagai berikut: 
Premium (RON 88): Rp6450 per liter
Pertalite (RON 90): Rp7.650 - Rp8.000 per liter
Pertamax (RON 92): Rp9.000 - Rp 9.400 per liter
Pertamax Turbo (RON 98): Rp14.500 - Rp15.100 per liter
Solar/Biodiesel (subsidi): Rp 5.150 per liter
Dexlite: Rp 12.950 - Rp 13.550 per liter
Pertamina Dex: Rp 13.700 - Rp 14.300 per liter

Sebagai perbandingan, harga BBM yang dijual Shell sudah di atas yang di tetapkan pemerintah yakni sebagai berikut:
Shell Super (RON 92): Rp 12.990 per liter
Shell V-Power (RON 95): Rp 14.500 per literS
Shell V-Power Diesel: Rp 13.750 per liter
Shell V-Power Nitro+ (RON 98): Rp 14.990 per liter 


https://www.cnbcindonesia.com/news/2...pak-ngerinya/1
0
1.3K
49
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Tampilkan semua post
Skyland999Avatar border
Skyland999
#2
Yg diributkan soal bbm non subsidi



Drun drun

Cari bahan laen saja seperti pki komunis dll

Ckckck
tagnol88
aidanpearce
accretia8
accretia8 dan 3 lainnya memberi reputasi
-2
Tutup