si.matamalaikatAvatar border
TS
si.matamalaikat
Tersengat Rudal Balistik, Kapal Alligator Class Rusia Terbakar di Pelabuhan Berdyansk
Quote:


Baru dua hari yang lalu TS dan kawan-kawan Kaskuser pecinta dunia militer dan alutsista membahas rumitnya operasi amfibi Rusia dalam sebuah tulisan panjang yang bisa dibaca di sini.Tepat sehari setelah ane memposting thread tersebut, dilaporkan bahwa kapal pendarat amfibi Rusia telah terbakar di pelabuhan Berdyansk. Rinciannya memang masih belum jelas, bagaimana kapal itu bisa terbakar. Tetapi diduga kapal disengat rudal balistik Tochka milik Ukraina.


Pukulan Telak Bagi Rusia

Selama perang yang terjadi antara kedua negara sudah tak terhitung berapa jumlah alutsista yang berhasil dihancurkan oleh masing-masing kubu. Di sisi Rusia mereka telah banyak kehilangn helikopter, pesawat sampai tank dan truk logsitik. Tetapi mereka punya banyak stok jenis alutsista tersebut, jadi Rusia bisa dengan mudah mengirimkan jenis alutsista yang sama ke Ukraina. Tapi ada jenis alutsista yang tak ada gantinya di gudang senjata Rusia; alutsista yang dimaksud adalah kapal pendarat amfibi.

Dan Rusia baru saja kehilangan salah satu aset berharganya tersebut pada hari Kamis (24/03/2022) dalam sebuah serangan yang terjadi sekitar pukul 07.45 waktu setempat pada. Menurut kapal pendarat yang terkena serangan asalah Alligator Class, kemungkinan kapal tersebut berbama Orsk. Meski pihak Ukraina belum mengkonfirmasi senjata apa yang digunakan untuk meyerang Orsk, banyak analis militer mengatakan jika kapal dihantam dengan rudal balistik taktis (mungkin OTR-21 Tochka). Hasil dari serangan itu menyebabkan ledakan yang signifikan di atas kapal.

Setelah ledakan, kapal pendarat lainnya di pelabuhan; yakni kapal pendarat Kelas Ropucha-II - Tsesar Kunikov dan Novocherkassk dengan cepat meninggalkan pelabuhan. Jumlah total korban dalam insiden itu masih belum jelas karena muatan kapal juga tidak diketahui. Tidak ada konfirmasi visual tentang muatan kapal selama ledakan, apakah kendaraan dan pasukan marinir ada di dalamnya.


Quote:



Sementara itu awal pekan ini, kantor berita negara Rusia TASS menyebut kedatangan kapal pendarat Orsk sebagai “peristiwa epik” yang “membuka kemungkinan baru bagi Laut Hitam dalam hal logistik,” menurut keterangan stasiun televisi Zvezda yang berafiliasi dengan Kementerian Pertahanan Rusia. TASS melaporkan kapal tersebut dapat membawa hingga 1.500 ton kargo, dan digunakan untuk dukungan logistik. Sebagai tambahan informasi Orsk yang terbakar kali ini bertugas di 197th Landing Ship Brigade Tapir yang berkdudukan di Laut Hitam.


Quote:




Alligator Class

Kelas Alligator merupakan jajaran kapal perang tua yang ada di gudang senjata Pak Putin, pasalnya kapal ini dibangun semasa era Uni Soviet pada dekade 1960-an. Kapal ini aslinya bernama Project 1171 (Tapir Class), tapi NAatO memberi nama Alligator Class; kapla mulai dioperasikan sejak era tahun 1964. Kelas Alligator mampu mengangkut hingga 425 tentara serta 20 tank atau 40 kendaraan lapis baja, atau bisa digunakan untuk mengangkut 1.500 ton kargo.

Pada era Soviet total ada 14 kapal yang berhasil dibangun, dan saat ini tersisa 3 unit Alligator Class yang masih beroperasi. Dengan satu unit telah terbakar di Berdyansk, maka hanya menyisakan dua kapal untuk saat ini. Meski kini Rusia juga sudah memiliki Ivan Gren sebagai penerus Alligator, akan tetapi kehilangan kapal uzur itu terap memberu kerugian besar dalam renacana invasi mereka. Dan berikut ini adalah sekilas spesifikasnya.

Quote:



Rencana Operasi Amfibi Rusia Yang Semakin Rumit

Tanpa ragu, terbakarnya Orsk adalah kerugian paling signifikan dari Angkatan Bersenjata Rusia sejak awal perang. Sebab, Rusia dapat mengganti pesawat, tank, kendaraan lapis baja, dll yang hancur dalam perang. Tetapi tidak dapat menggantikan kapal pendarat, dan tidak dapat memperkuat pasukan amfibinya karena Turki menutup selat Dardanella Dan Bosphorus untuk kapal militer berdasarkan Konvensi Montreux.

Kapal pendarat Kelas Alligator yang sudah tua adalah mata rantai terlemah dalam pasukan amfibi Rusia, namun kapal itu tetap punya nilai penting; karena Armada Laut Hitam tidak memiliki kapal pendarat modern. Selain itu, kapal ini dilaporkan telah dikerahkan untuk memberikan dukungan logistik yang sangat penting bagi pasukan Rusia untuk mempertahankan kekuatan tempur mereka di wilayah tersebut. Rantai logistik Rusia kurang bagus selama invasi ke Ukraina, dan kehilangan sebuah kapal menyebabkan kerugian signifikan dalam konteks ini.

Aspek penting lain dari serangan kapal pendarat itu adalah psikologis. Apa pun jenisnya, kehilangan kapal perang berdampak besar pada status psikologis kedua belah pihak secara negatif atau positif. Peristiwa ini tentunya akan mempengaruhi kemauan prajurit Ukraina untuk berperang secara positif.


Quote:



Di lain sisi, bagi Rusia serangan yang efektif seperti itu akan menyebabkan kecemasan bagi para pembuat keputusan Rusia; mereka akan mengubah sikap untuk lebih hati-hati dan menjaga kapal mereka yang berada di Pangkalan Angkatan Laut Sevastopol atau di laut daripada mengerahkannya ke pelabuhan yang hendak direbut. Kapal pendarat (baik dalam peran logistik atau amfibi) adalah “unit bernilai tinggi” karena kemampuan proyeksi kekuatannya tetapi senjata pertahanannya terbatas, sehingga harus dilindungi.

Karena Ukraina tidak memiliki rudal anti kapal, mereka tidak dapat menyerang kapal perang Rusia ketika mereka berada di laut. Dan pasukan Ukraina memilih menyerang kapal pendarat saat kapal tersebut sandar di pelabuhan, cara itu adalah satu-satunya kesempatan Ukraina untuk menetralisir kapal-kapal tersebut saat mereka berada di pelabuhan; sehingga membuat kapal-kapal ini agak rentan terhadap serangan asimetris saat para kru membongkar muatannya.

Sebagai tambahan informasi rudal Tochka tidak memiliki sistem panduan (guidance), sehingga tidak dapat mengenai kapal yang bergerak di laut. Dengan begitu pasukan Ukraina tampaknya telah mengambil kesempatan langka dan untuk menghancurkan kapal Rusia saat kapal benar-benar tidak bergerak.

Sementara itu OTR-21 Tochka yang diduga kuat sebagai pelaku penyerangan kapal pendarat Rusia sebenarnya bukan senjata baru, sama seperti Alligator; Tochka juga merupakan warisan Uni Soviet. Tochka merupakan jenis rudal balistik jarak pendek (close-range ballistic missile/CRBM). Rudalnya bernama 9M79 yang memiliki jangkauan 15 sampai 70 km. Rudal 9M79 dapat dilengkapi dengan hulu ledak unitary high-explosive blast fragmentation dan hulu ledak submunisi; yang lebih mengerikan rudal ini masih bisa dipersenjatai dengan hulu ledak nuklir. Pihak Angkatan Darat Ukraina sendiri telah mewarisi 500 rudal dengan 90 sistem peluncur, meskipun saat ini tidak diketahui berapa banyak yang masih tersisa.


Quote:



Rudal 9M70 dapat diluncurkan baik dalam mode rudal balistik atau jelajah. Mode balistik memberikan peningkatan jangkauan dan kecepatan, tetapi mode jelajah memungkinkan akurasi yang lebih tinggi. Dua versi dipastikan telah dikembangkan, yakni 'Scarab A' dan 'Scarab B' (Tochka U). Scarab adalah nama panggilan kesayangan dari NATO.

Senjata ini dibuat oleh KBM (Kolomna), dan mulai dirancang pada tahun 1968 hingga tahun 1974. Rudal ini lantas memasuki layanan pada tahun 1975. Tochka digunakan untuk serangan tepat ke sasaran taktis, mulai dari pos kendali, jembatan, fasilitas penyimpanan, konsentrasi pasukan, dan lapangan terbang. Hulu ledak fragmentasi dapat diganti dengan hulu ledak nuklir, biologi atau kimia. Dengan memakai propelan padat membuat rudal mudah dirawat dan disebarkan.

Debut perdana Tochka dalam invasi Rusia terjadi pada 25 Februari 2022, waktu itu pasukan Ukraina melakukan serangan ke Pangkalan Udara Millerovo di wilayah Rostov, yang berjarak sekitar 20 km dari garis perbatasan Rusia-Ukraina. Serangan itu merupakan tindakan balasan atas serangan yang diluncurkan Rusia pada 24 Februari 2022.



Quote:





Referensi Tulisan: Naval News& The War Zone
Sumber Foto: sudah tertera di atas
cor7
gabener.edan
muhamad.hanif.2
muhamad.hanif.2 dan 25 lainnya memberi reputasi
26
9.7K
48
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Tampilkan semua post
si.matamalaikatAvatar border
TS
si.matamalaikat
#1
Tersengat Rudal Balistik, Kapal Alligator Class Rusia Terbakar di Pelabuhan Berdyansk
Quote:


Baru dua hari yang lalu TS dan kawan-kawan Kaskuser pecinta dunia militer dan alutsista membahas rumitnya operasi amfibi Rusia dalam sebuah tulisan panjang yang bisa dibaca di sini.Tepat sehari setelah ane memposting thread tersebut, dilaporkan bahwa kapal pendarat amfibi Rusia telah terbakar di pelabuhan Berdyansk. Rinciannya memang masih belum jelas, bagaimana kapal itu bisa terbakar. Tetapi diduga kapal disengat rudal balistik Tochka milik Ukraina.


Pukulan Telak Bagi Rusia

Selama perang yang terjadi antara kedua negara sudah tak terhitung berapa jumlah alutsista yang berhasil dihancurkan oleh masing-masing kubu. Di sisi Rusia mereka telah banyak kehilangn helikopter, pesawat sampai tank dan truk logsitik. Tetapi mereka punya banyak stok jenis alutsista tersebut, jadi Rusia bisa dengan mudah mengirimkan jenis alutsista yang sama ke Ukraina. Tapi ada jenis alutsista yang tak ada gantinya di gudang senjata Rusia; alutsista yang dimaksud adalah kapal pendarat amfibi.

Dan Rusia baru saja kehilangan salah satu aset berharganya tersebut pada hari Kamis (24/03/2022) dalam sebuah serangan yang terjadi sekitar pukul 07.45 waktu setempat pada. Menurut kapal pendarat yang terkena serangan asalah Alligator Class, kemungkinan kapal tersebut berbama Orsk. Meski pihak Ukraina belum mengkonfirmasi senjata apa yang digunakan untuk meyerang Orsk, banyak analis militer mengatakan jika kapal dihantam dengan rudal balistik taktis (mungkin OTR-21 Tochka). Hasil dari serangan itu menyebabkan ledakan yang signifikan di atas kapal.

Setelah ledakan, kapal pendarat lainnya di pelabuhan; yakni kapal pendarat Kelas Ropucha-II - Tsesar Kunikov dan Novocherkassk dengan cepat meninggalkan pelabuhan. Jumlah total korban dalam insiden itu masih belum jelas karena muatan kapal juga tidak diketahui. Tidak ada konfirmasi visual tentang muatan kapal selama ledakan, apakah kendaraan dan pasukan marinir ada di dalamnya.


Quote:



Sementara itu awal pekan ini, kantor berita negara Rusia TASS menyebut kedatangan kapal pendarat Orsk sebagai “peristiwa epik” yang “membuka kemungkinan baru bagi Laut Hitam dalam hal logistik,” menurut keterangan stasiun televisi Zvezda yang berafiliasi dengan Kementerian Pertahanan Rusia. TASS melaporkan kapal tersebut dapat membawa hingga 1.500 ton kargo, dan digunakan untuk dukungan logistik. Sebagai tambahan informasi Orsk yang terbakar kali ini bertugas di 197th Landing Ship Brigade Tapir yang berkdudukan di Laut Hitam.


Quote:




Alligator Class

Kelas Alligator merupakan jajaran kapal perang tua yang ada di gudang senjata Pak Putin, pasalnya kapal ini dibangun semasa era Uni Soviet pada dekade 1960-an. Kapal ini aslinya bernama Project 1171 (Tapir Class), tapi NAatO memberi nama Alligator Class; kapla mulai dioperasikan sejak era tahun 1964. Kelas Alligator mampu mengangkut hingga 425 tentara serta 20 tank atau 40 kendaraan lapis baja, atau bisa digunakan untuk mengangkut 1.500 ton kargo.

Pada era Soviet total ada 14 kapal yang berhasil dibangun, dan saat ini tersisa 3 unit Alligator Class yang masih beroperasi. Dengan satu unit telah terbakar di Berdyansk, maka hanya menyisakan dua kapal untuk saat ini. Meski kini Rusia juga sudah memiliki Ivan Gren sebagai penerus Alligator, akan tetapi kehilangan kapal uzur itu terap memberu kerugian besar dalam renacana invasi mereka. Dan berikut ini adalah sekilas spesifikasnya.

Quote:



Rencana Operasi Amfibi Rusia Yang Semakin Rumit

Tanpa ragu, terbakarnya Orsk adalah kerugian paling signifikan dari Angkatan Bersenjata Rusia sejak awal perang. Sebab, Rusia dapat mengganti pesawat, tank, kendaraan lapis baja, dll yang hancur dalam perang. Tetapi tidak dapat menggantikan kapal pendarat, dan tidak dapat memperkuat pasukan amfibinya karena Turki menutup selat Dardanella Dan Bosphorus untuk kapal militer berdasarkan Konvensi Montreux.

Kapal pendarat Kelas Alligator yang sudah tua adalah mata rantai terlemah dalam pasukan amfibi Rusia, namun kapal itu tetap punya nilai penting; karena Armada Laut Hitam tidak memiliki kapal pendarat modern. Selain itu, kapal ini dilaporkan telah dikerahkan untuk memberikan dukungan logistik yang sangat penting bagi pasukan Rusia untuk mempertahankan kekuatan tempur mereka di wilayah tersebut. Rantai logistik Rusia kurang bagus selama invasi ke Ukraina, dan kehilangan sebuah kapal menyebabkan kerugian signifikan dalam konteks ini.

Aspek penting lain dari serangan kapal pendarat itu adalah psikologis. Apa pun jenisnya, kehilangan kapal perang berdampak besar pada status psikologis kedua belah pihak secara negatif atau positif. Peristiwa ini tentunya akan mempengaruhi kemauan prajurit Ukraina untuk berperang secara positif.


Quote:



Di lain sisi, bagi Rusia serangan yang efektif seperti itu akan menyebabkan kecemasan bagi para pembuat keputusan Rusia; mereka akan mengubah sikap untuk lebih hati-hati dan menjaga kapal mereka yang berada di Pangkalan Angkatan Laut Sevastopol atau di laut daripada mengerahkannya ke pelabuhan yang hendak direbut. Kapal pendarat (baik dalam peran logistik atau amfibi) adalah “unit bernilai tinggi” karena kemampuan proyeksi kekuatannya tetapi senjata pertahanannya terbatas, sehingga harus dilindungi.

Karena Ukraina tidak memiliki rudal anti kapal, mereka tidak dapat menyerang kapal perang Rusia ketika mereka berada di laut. Dan pasukan Ukraina memilih menyerang kapal pendarat saat kapal tersebut sandar di pelabuhan, cara itu adalah satu-satunya kesempatan Ukraina untuk menetralisir kapal-kapal tersebut saat mereka berada di pelabuhan; sehingga membuat kapal-kapal ini agak rentan terhadap serangan asimetris saat para kru membongkar muatannya.

Sebagai tambahan informasi rudal Tochka tidak memiliki sistem panduan (guidance), sehingga tidak dapat mengenai kapal yang bergerak di laut. Dengan begitu pasukan Ukraina tampaknya telah mengambil kesempatan langka dan untuk menghancurkan kapal Rusia saat kapal benar-benar tidak bergerak.

Sementara itu OTR-21 Tochka yang diduga kuat sebagai pelaku penyerangan kapal pendarat Rusia sebenarnya bukan senjata baru, sama seperti Alligator; Tochka juga merupakan warisan Uni Soviet. Tochka merupakan jenis rudal balistik jarak pendek (close-range ballistic missile/CRBM). Rudalnya bernama 9M79 yang memiliki jangkauan 15 sampai 70 km. Rudal 9M79 dapat dilengkapi dengan hulu ledak unitary high-explosive blast fragmentation dan hulu ledak submunisi; yang lebih mengerikan rudal ini masih bisa dipersenjatai dengan hulu ledak nuklir. Pihak Angkatan Darat Ukraina sendiri telah mewarisi 500 rudal dengan 90 sistem peluncur, meskipun saat ini tidak diketahui berapa banyak yang masih tersisa.


Quote:



Rudal 9M70 dapat diluncurkan baik dalam mode rudal balistik atau jelajah. Mode balistik memberikan peningkatan jangkauan dan kecepatan, tetapi mode jelajah memungkinkan akurasi yang lebih tinggi. Dua versi dipastikan telah dikembangkan, yakni 'Scarab A' dan 'Scarab B' (Tochka U). Scarab adalah nama panggilan kesayangan dari NATO.

Senjata ini dibuat oleh KBM (Kolomna), dan mulai dirancang pada tahun 1968 hingga tahun 1974. Rudal ini lantas memasuki layanan pada tahun 1975. Tochka digunakan untuk serangan tepat ke sasaran taktis, mulai dari pos kendali, jembatan, fasilitas penyimpanan, konsentrasi pasukan, dan lapangan terbang. Hulu ledak fragmentasi dapat diganti dengan hulu ledak nuklir, biologi atau kimia. Dengan memakai propelan padat membuat rudal mudah dirawat dan disebarkan.

Debut perdana Tochka dalam invasi Rusia terjadi pada 25 Februari 2022, waktu itu pasukan Ukraina melakukan serangan ke Pangkalan Udara Millerovo di wilayah Rostov, yang berjarak sekitar 20 km dari garis perbatasan Rusia-Ukraina. Serangan itu merupakan tindakan balasan atas serangan yang diluncurkan Rusia pada 24 Februari 2022.



Quote:





Referensi Tulisan: Naval News& The War Zone
Sumber Foto: sudah tertera di atas
0