Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

afryan015Avatar border
TS
afryan015
Sekamar Kos Dengan "Dia" 2 ( Pengalaman Tempat Kerja)
Sekamar Kos Dengan "Dia" 2 ( Pengalaman Tempat Kerja)

emoticon-Ultah Hallooooo agan agan sekalian, masih ingat kan dengan ku Ryan si penakut hehe.......
ini adalah cerita ku selanjutnya masih dalam lanjutan cerita yang kemarin hanya saja tempatnya kini sedikit berbeda dari sebelumnya.

Mungkin bisa agan agan yang belun baca thread ane silahkan dibaca dulu thread ane sebelumnya



Bagi yang belum kenal dengan ku, kenalin Namaku Ryan dan untuk mengenal ku lebih detail silahkan baca trit ku yang sebelumnya, dan bagi yang sudah mengenalku silahkan saja langsung baca dan selamat menikmati emoticon-Shakehand2

Oh iya jangan lupa emoticon-Toast emoticon-Rate 5 Star

Quote:



------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Diubah oleh afryan015 06-12-2022 04:14
aguzblackrx
cak6bih
bebyzha
bebyzha dan 204 lainnya memberi reputasi
193
226.2K
2.5K
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Tampilkan semua post
afryan015Avatar border
TS
afryan015
#730
Part 3 - Peperangan (Sisi Mbah margono dan Ryan)
Dan disaat itu lah terdengar juga suara dari arah dimana Ningrum dan yang lain sedang menguburkan warga yang menjadi korban, dan terlihat oleh Endrasuta kalau di posisi Ningrum terjadi serangan yang tiba tiba.


Endrasuta mencoba menghentikan serangan yang dilancarkan oleh Golem kepada mbah Margono, dia berfikir kalau Golem tersebut berada diluar kendali dan menyerang siapapun yang bukan di jenisnya, Endrasuta berfikir demikian karena dulu saat menaklukan Golem tersebut Mbah Margono dibantu oleh Endrasuta, dan tahu persis seperti apa sebenarnya Golem, tapi aneh saja, Golem yang biasanya sudah takluk tidak akan menyerang tuannya karena sudah terikat janji.

“Hey apa yang kau lakukan, ingat dia tuanmu, apakah kamu dalam pengaruh musuh ha?” tanya Endrasuta pada golem tersebut, sambil menahan serangan yang akan dilakukan kepada sosok Mbah Margono untuk yang kedua kali.

“Huuuaarrgggg” dengan suara keras Golem itu memberontak dari Endrasuta yang mencoba menghentikannya.

Setelah mendapat serangan dari Golem sosok Mbah Margono yang terlempar kemudian tersungkur dengan wajah terlebih dahulu yang mendarat ditanah kemudian terseret karena serangan Golem yang walau hanya mengenai pelipis tapi efeknya lumyan.

Beberapa kali memberontak dari Endrasuta, Golem yang memiliki amarah tinggi itu kemudian terpaksa melempar Endrasuta dengan kuat dan alhasil Endrasuta terlempar begitu jauh.

Golem itupun kemudian berlari kearah Mbah Margono yang masih tersungkur ditanah, sesampainya Golem tersebut didekat tubuh Mbah Margono, Golem tersebut berisap siap mengepalkan dan menyatukan kedua tangannya yang terbuat dari batu batu raksasa itu menjadi satu, dan bersiaplah Golem tersebut menghantamkan kepalan kedua tangannya ke arah kepala mbah Margono yang sedang tersungkur belum bangkit dari posisinya setelah diserang Golem.

Dari arah kejauhan dimana Endrasuta dilempar Golem, Endrasuta yang melihat Golem akan menghantamkan tangannya kearah Mbah Margono, dia pun Berteriak pada Golem untuk menghentikan serangannya itu.

“HEENNNTTIIIKKAANN, jangan kau habisi dia!!” teriak Endrasuta pada Golem

Namun Golem itu sama sekali tidak menghiraukan perkataan dari Endrasuta yang memintanya berhenti, dan Golem tersebut mengantamkan kepalan tanyanya ke arah Kepala Mbah Margono dan......
----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Hey, kau bantu serang mereka, Diapun menaiki ular putih Raksasa yang dulu pernah diataklukan di bawah jembatan desa, sosok yang dilawannya ini membuatnya bingung karena siapa yang dihadapi sama sekali tidak bisa diprediksi siapa dia sebenarnya.

Karena keadaan yang sulit untuk menentukan mana musuh mana lawan, dia pun tak pandang bulu menyerang mereka, sekiranya sosok yang mendekat itu adalah tidak sesuai dengan rencana maka akan langsung diserang olehnya.

Saat dirinya sedang asik menyerang siapapun yang mendekatinya, pasti akan selalu dihajar olehnya dengan dibantu oleh perewangannya.

“Mbah hentikan ini aku mbah” salah satu sosok dari kejauhan memintanya untuk berhenti menyerang

“loh yan kok kamu kemari, bukannya harusnya kamu lewat jalur yang satunya” tanya Mbah Margono pada Ryan.

Sosok Ryan mendekat kearah mbah Margono. Dengan wajah yang masih curiga dengan Ryan yang datang mendekat kearahnya seolah Mbah Margono ragu dan tidak percaya bahwa yang datang itu adalah Aku.

“tunggu, jangan mendekat, itu beneran kamu yan?” tanya Mbah Margono

“siapa lagi mbah, ya aku lah siapa lagi emangya, emangnya ada wujud ganteng seperti ini selain aku” menjawab pertanyaan Mbah Margono dengan selengekan

“kalo itu benar kamu, lalu mana pendampingmu yang cantik itu” tanya mbah Margono lagi, menanyakan Keberadaan Shinta, mbah Margono sudah paham dimana ada aku pasti akan ada Shinta.

“siapa maksudmu mbah, dia? (menunjuk kearah belakang mbah Margono)”

Seketika mbah Margono menoleh kearah belakangnya, dan betapa terkejutnya kalau ternyata dibelakangnya sudah berdiri sosok Shinta sambil cengengesan, dan karena terkejut, mbah Margono pun kemudian langsung melompat menjauhi sosok Shinta yang berada dibelakangnya.

“kenapa Mbah kok terkejut seperti itu, maaf lah kalo ngagetin” ucap Shinta pada mbah Margono yang terkejut.

“sejak kapan kamu disitu, kenapa aku nggak sadar kalau ada kamu disitu” tanya Mbah Margono pada Shinta

“lah mungkin tadi mbah lagi nggak Fokus” sepele Shinta menjawab

Mbah Margono menyadari ada yang aneh dengan keberanaan Shinta dan kalau begitu dia juga akan mencurigai Ryan yang berada disitu, tapi dia sempat ragu apakah akan mengejek kebenaran sosok yang berada disana ataukah akan percaya saja dengan apa yang ada dihadapannya.

Mbah Margono memutuskan untuk mengecek keberadaan Shinta dan Ryan apakah dia sosok yang asli atau bukan,

“yan kalu kamu benar benar Ryan, lalu mana pasukanmu yang lain kenapa tidak ikut kemari, atau ada sesuatu terjadi pada mereka” tanya Mbah Margono memastikan keberadaan Pasukan

“mereka semua aman, aku dan Shinta memang sengaja mendahului kemari dulu karena perasaanku kalau mbah kerepotan menghadapi musuh disini” jelas Ryan menjelaskan

“syukurlah kalau begitu, lalu kamu Shinta apa kamu baik baik saja” tanya Mbah Margono memastikan

“aku baik baik saja kok mbah” Shinta berjalan mendekat kearah Mbah margono dengan gerak gerik menggoda

Mbah Margono sudah paham dan tahu siapa sebeneranya sosok yang ditemui itu apakah sosok asli dari Ryan dan Shinta atau mereka juga ternyata hanya jelmaan dari pasukan dan salah satu petinggi Bajra.

Ya mbah Margono sedang menghadapi pasukan dari Bajra yang bisa berubah bentuk dan dapat menyerupai siapapun yang mereka inginkan, namun karena mbah Margono sudah hafal dengan aku dan Shinta makanya dia akan dengan mudah membedakan mana yang asli mana yang palsu.

Shinta pun mendekat kearah mbah Margono dan seketika mbah Margono pun mengatakan.

“sebentar Shita” ucap Mbah Margono meminta Shinta untuk berhenti didepannyayang berjarak sekitar 30cm

“ada apa mbah?” tanya Shinta keheranan

“bolehkan aku melakukan sesuatu sebentar” tanya mbah margono pada Shinta

“silahkan lakukan memangnya apa yang akan mbah lak....” belum selesai Shinta berbicara tiba tiba.

Mbah Margono menempelkan tangannya tepat ditengah tengah dada Shinta, dan seketika itu juga.......
---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Munculah sosok dari pepohonan yang begitu rimbun itu, karena kesal dengan serangan yang tiba tiba tadi, Shinta sepertinya ingin balas Dendam pada sosok yang menyerang kita tadi, namun Shinta ingin memastikan terlebih dahulu sosok apa kah sebenernya yang menyerang kita tadi.

Perlahan lahan sosok yang muncul dari pepohonan itu samar samar mulai terlihat jelas, sosok siluman bewujud hewan dengan kepala manusia, jumlah mereka ada sedikitnya 5 orang, entah didalam pepohonan masih ada lagi atau tidak, beda wujud dengan Adiwilaga, sosok siluman itu memiliki postur tubuh hewan dan hanya kepala yang berwujud kepala manusia.

Dengan menganggap remehnya, ketika sosok itu sudah terlihat jelas, Shinta dibantu dengan Adiwilaga menyerang, namun bagiku itu adalah hal yang tergesa gesa karena kita tidak tahu jumlah sebenarnya mereka ada berapa.

“hah, ternyata makhluk rendahan dan menjijikan lagi yang menyerang kita” ejek Shinta pada makhluk itu

“jangan gegabah Shinta, kita tidak tahu jumlah mereka” ucap Aruna yang berada dekat dengan Shinta

“Ah Masa bodoh, aku tak terima dan tak sudi diserang oleh makhluk seperti mereka” Shinta berkata demikian pada Aruna yang mencoba mengingatkan dirinya

“SHINTA HENTIKAN, TUNGGU DULU” teriak Aruna, yang melihat Shinta langsung pergi melesat kebarisan depan lagi.

“MASA BODOH, ADIWILAGA BANTU AKU MENYERANG MEREKA!!” Teriak Shinta meminta bantuan Adiwilaga

Shinta yang tadinya sudah terseret kebelakang, dengan cepat kilat, lewat disampingku dan langsung melesat kearah siluman yang menyerang kita tadi, Adiwilaga pun menuruti perintah Shinta, sepertinya Adiwilaga juga terpancing emosi karena serangan tiba tiba yang dilancarkan oleh mereka

“Hey kalian TUNGGU DULU!!!” teriaku memberi perintah mereka untuk menghentikan serangannya

“Percumah saja tuanku, mereka sudah terlalu emosi karena serangan yang mereka terima” Ucap Argani meresponku.

“sial, kenapa selalu saja sesuka hati mereka” kesalku pada mereka

“biarkan saja tuan kita bantu saja tidak akan ada hal yang tidak mungkin jika kita bersama” ucap Argani menenangkanku.

Shinta langsung memberi bogem mentah pada sosok yang terdekat dari posisinya, Adiwilaga juga menyusul dibelakang Shinta.

Saat Shinta menyerang salah satu dari mereka yang dekat dengan posisinya tanpa memperhatikan siluman yang lainnya. Namun ternyata Shinta sudah diincar terlebih dahulu oleh siluman yang lain, saat Shinta sudah dekat dengan targetnya, siluman dari sisi lain sudah menembakan bola api raksasa keara Shinta, dan ternyata hal itu disadari oleh Adiwilaga, dimana Shinta masih terfokus oleh targetnya dan Adiwilaga berencana mengorbankan dirinya untuk melindungi Shinta dengan menangkis bola api itu dengan cakarnya.

“Putri Shinta AAAWAASS” Teriak Adiwilaga pada Shinta

Adiwilaga memposisikan dirinya bergadapan dengan bola api dan menangkapnya dengan cakarnya, namun tekanan dari bola api yang dilemparkan itu begitu kuat, Adiwilaga terlihat sedikit keteteran menahan bola api itu, awalnya bisa ditahan namun perlahan tubuh Adiwilaga mulai terdorong kebelakang akibat tekanan dari bola api itu.

“Lemparkan sesegera mungkin Adiwilaga” Argani memberi perintah pada Adiwilaga untuk melemparkan bola api itu ke atas

“AAARRRGGGHHHHHHHH” Adiwilaga terlihat sekuat tenaga mencoba melemparkan sesuai dengan apa yang diperintahkan oleh Argani, dia percaya kalau Argani pasti mempunyai rencana.

Adiwilaga mungkin akan dengan mudah melemparkan bola api itu jika tangannya utuh, dia menjadi kewalahan karena hanya menggunakan satu tangan akibat tangan yang satunya terputus karena pertarungan terdahulunya.

Shinta berhasil memberi bogem mentah pada sosok yang sudah menjadi targetnya, yang membuat sosok itu terlempar masuk kembali kedalam rimbunnya pohon. Namun ternyata saat sosok itu terlempar kearah rimbunya pohon dan tergeletak didalamnya, terdengar suara erangan dan raungan yang terdengar sangat banyak sekali.

“sesuai dugaanku, Adiwilaga cepat lemparkan keatas bola api itu” ucap Argani sepertinya dia sudah memprediksi kalau yang kita hadapi tidak hanya mereka saja.

HHHHRRRAAAAAAAGGHHH teriakan Adiwilaga terlihat sekuat tenaga mencoba melemparkan bola api itu, dan ternyata berhasil,

Aku dan Argani kemudian melesat keudara, dan kemudian Argani melebarkan sayapnya dan seakan akan mengepakkan sayapnya dengan sekuat mungkin, dan benar saja, Argani pun pengepakan sayapnya untuk melemparkan bola api kearah rerimbunan pohon dan berhasil.

Setelah bolah api dilempar dengan kepakan sayap Argani, bola api itu pun melesat kearah rerimbunan pohon dan meledak tepat ditengah tengah rerimbunan pohon itu dan membuat area rerimbunan pohon itu mulai terbuka akibat ledakan dan pohon yang terbakar.

Hal mengejutkan kembali terjadi, setelah area pepohonan terbuka, disana terdapat lebih dari apa yang kita pikirkan, yaitu ......
nomorelies
sampeuk
bebyzha
bebyzha dan 35 lainnya memberi reputasi
36
Tutup