Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

si.matamalaikatAvatar border
TS
si.matamalaikat
Dilema Operasi Amfibi Rusia
Kemungkinan operasi amfibi Rusia telah dibahas sejak meningkatnya ketegangan antara Ukraina dan Rusia. Ada indikasi kuat yang menunjukkan operasi pendaratan di masa depan, seperti pengerahan kapal pendarat tambahan ke Laut Hitam, pelaksanaan latihan angkatan laut berdasarkan operasi amfibi dalam hubungannya dengan operasi lintas udara, dll.

Namun, faktanya pelaksanaan operasi amfibi tak semudah yang dibayangkan Rusia. Hampir sebulan setelah Rusia melakukan invasi ke Ukraina, tidak banyak kisah operasi amfibi yang telah dilakukan. Hal ini pun kemudian menarik perhatian analis militer dan para pemerhati militer dan alutsista. Apa yang menyebabkan Rusia tak kunjung meluncurkan operasi amfibi ?

Pada kesempatan kali ini TS akan sedikit membahas dilema operasi amfibi Rusia, sumber tulisan ini diambil dari berbagai analis dan website militer. Juga sedikit opini pribadi TS, jadi selamat membaca emoticon-Cendol (S)


Operasi Yang Penuh Risiko


Berbagai analis dan website militer menyebutkan dalam analisisnya bahwa, operasi amfibi akan menjadi keputusan berisiko bagi Rusia. Meski operasi itu nantinya dapat membuat Rusia dengan mudah mendominasi Laut Hitam tanpa perlawanan Ukraina. Tetapi karena struktur pantai Ukraina dan sifat umum operasi amfibi yang penuh risiko dan kerumitan tersendiri, operasi ini akan menimbulkan banyak korban nyawa.

Keterbatasan medan, keterbatasan daya angkut amfibi, kesulitan mempertahankan dominasi udara, dan masalah logistik semuanya menunjukkan sifat berbahaya dari setiap operasi amfibi Rusia di Laut Hitam. Akibatnya, keputusan Rusia untuk memulai operasi amfibi semata-mata bergantung pada seberapa besar kerugian yang dapat ditoleransi.

Unit amfibi Rusia memang telah ada sejak awal perang. Satu kelompok amfibi telah beroperasi di Laut Azov, sementara kelompok yang lebih besar telah melintasi pantai Odessa. Komposisi kekuatannya cukup besar untuk menimbulkan ancaman, tetapi belum ada operasi amfibi yang diverifikasi secara visual hingga saat ini.


Quote:



Menurut laporan USNI Newspada 25 Februari 2022, pasukan amfibi Rusia di Laut Azov telah meluncurkan operasi pendaratan di dekat Mariupol. Sekretaris Pers Pentagon John Kirby mengatakan kepada wartawan bahwa Pentagon tidak memiliki "visibilitas sempurna" pada saat serangan itu dan tidak dapat memberikan angka spesifik berapa banyak tentara Rusia yang mendarat melalui kapal pendarat (landing ship).

Meskipun ada laporan intelijen dari AS dan Inggris, baik pejabat Rusia maupun Ukraina tidak mengkonfirmasi operasi pendaratan di wilayah Mariupol. Selain itu, tidak ada aktivitas pendaratan yang diverifikasi secara visual saat mendarat, hanya rekaman yang menunjukkan beberapa tank berjalan di darat.

Gugus tugas amfibi Rusia, yang merupakan ancaman langsung bagi Odessa, telah ditempatkan di sebelah barat Semenanjung Krimea sejak awal perang. Rombongan biasanya tinggal di selatan Teluk Donuzlav (mungkin untuk perlindungan dari angin dan ombak yang datang dari utara) dan bergerak ke barat agar terlihat dari pantai, melintasi timur dan barat.


Apakah Pasukan Pendarat Amfibi Rusia Siap Berperang ?


Pada 15 Maret 2022, ada tanda-tanda tertentu dari persiapan Rusia untuk pendaratan di Odessa. Menurut analisis OSINT HI Sutton , tiga kelompok kapal sedang dalam perjalanan ke Odessa, dua di antaranya terdiri dari kapal perang dan satu dari beberapa kapal pendarat.

Sementara itu, angkatan laut dan udara Rusia dilaporkan melakukan serangan rudal di sekitar kota pesisir Odessa. Kementerian Pertahanan Ukraina menyatakan bahwa total 90 rudal ditembakkan, beberapa di antaranya dicegat oleh sistem pertahanan udara atau mendarat di luar kota.

Serangan rudal tersebut dikenal sebagai fase pra-pendaratan, yang disebut "persiapan area operasi amfibi" untuk pasukan pendaratan, yang bertujuan untuk menghancurkan perlawanan Ukraina terhadap pasukan pendarat Rusia untuk mengurangi potensi korban selama pendaratan.Pergerakan kapal amfibi, pembentukan kapal pendukung, penggunaan kapal penyapu ranjau untuk memandu kelompok tugas dari perairan yang aman, pemboman besar-besaran di garis pantai merupakan indikasi yang jelas dari operasi pendaratan.


Quote:



Sulit memahami rencana Rusia untuk operasi amfibi. Guna memahami hal ini, kita perlu mengetahui apa yang menjadi agenda Pak Putin, dan poin terpenting di sini adalah seberapa besar kerugian yang bisa dia ambil ? Namun, karena sulitnya operasi semacam itu dan fakta bahwa ini adalah operasi dengan kerugian tingkat tinggi; opsi ini sulit dilakukan sejak awal.

Di sisi lain, kinerja pasukan Rusia dalam hal komando dan kontrol serta dukungan logistik sejauh ini tampak tidak bagus. Terkait pada tingkat C2 (Command and Cntrol) dan logistik tersebut akan mempengaruhi hasil dari operasi amfibi Rusia, jika tidak ada perubahan maka akan menjadi bencana bagi pasukan amfibi Rusia.

Selain itu, kapal pendarat Rusia sudah berada di laut selama empat minggu, artinya bahwa batalyon infanteri yang seharusnya melakukan operasi pendaratan tidak dalam kondisi yang baik. Terjebak di kapal pendarat kecil tidak hanya menyebabkan kelelahan tetapi juga berdampak negatif pada keinginan prajurit untuk berperang.

Di sisi lain beberapa foto yang beredar di dunia maya menunjukkan persiapan Ukraina untuk mempertahankan Odessa. Mereka menyiagakan tank dan artileri di daerah perkotaan yang siap digunakan untuk menyerang pantai; dan banyak posisi lain di pantai untuk mencegah operasi pendaratan Rusia.

Jika pasukn infantri terapung di laut selama satu bulan, dan suatu saat dikerahkan untuk misi pendaratan amfibi; apakah mereka benar-benar siap ? Itulah sebuah pertanyaan yang muncul di benak TS saat ini. Kelelahan fisik ditambah turunnya kinginan pasukan untuk berperang tentu akan jadi kombinasi mengerikan bagi operasi amfibi Rusia.

Namun, saat perang berlangsung, baik biaya perang maupun sanksi yang dijatuhkan kepada Rusia oleh negara-negara Barat mulai menempatkan Putin dalam posisi yang sulit. Ketika invasi mencapai tingkat ini, tampaknya sulit bagi Rusia untuk kembali tanpa mendapatkan apa yang diinginkannya. Oleh karena itu, apakah Rusia akan melakukan operasi amfibi untuk mematahkan tekad Ukraina dengan merebut Odessa, meski akan memakan banyak korban ? Sulit untuk mengatakan "tidak."


Rusia Sedang Melakukan Demonstrasi Amfibi


Sulit untuk menyebut pegerakan Rusia di Laut Azov sebagai operasi amfibi, lebih tepatnya Rusia sebenarnya sedang melakukan "demonstrasi amfibi." Ada pertanyaan menarik yang harus dijawab oleh Pak Putin saat ini, [u]"mengapa Rusia menghabiskan kekuatan pasukan amfibinya dengan menahan mereka di laut ketika tidak melakukan operasi amfibi ?"[/I] Meski kecil kemungkinannya Pak Putin bakal menjawab pertanyaan ini, tetapi jika kita mau menelusuri jawaban dari pertanyaan itu di dunia maya; kita akan menemukan jawabannya.

Dalam literatur angkatan laut, apa yang dilakukan oleh Rusia saat ini disebut "Demonstrasi Amfibi." Pada tahun 2005 Departemen Pertahanan AS menerbitkan semacam buku panduan yang disebut sebagai Dictionary of Military and Associated Terms, dalam buku tersebut ada kutipan menarik yang relevan dengan kondisi Rusia saat ini. Kutipan itu juga menjadi sebuah jawaban atas pertanyaan ane di atas. Dan berikut ini salah satu kutipannya.


Quote:



Intinya saat ini Rusia sedang menciptakan persepsi bahwa, ada ancaman di wilayah ini dengan terus-menerus melakukan demonstrasi amfibi di lepas pantai Odessa, sehingga membuat Odessa tetap waspada, yang menyebabkan Ukraina tetap menyiagakan tentara di wilayah ini. Situasi ini akan menghalangi pasukan yang ditugaskan mempertahankan garis pantai Odessa unrtuk menyerang pasukan pendarat amfibi Rusia, pada akhirnya mereka akan tetap menunggu pasukan pendukung yang sedang bertempur di tempat lain.

Bisa dibilang ini adalah strategi mengulur waktu oleh Rusia, mereka hadir seolah-olah akan segera melakukan operasi amfibi. Padahal mereka tidak benar-benar melakukannya. Hal ini tentu akan berdampak buruk bagi mental dan fisik pasukan Rusia, apalagi logistik untuk pasukan Rusia dikenal buruk. Seperti yang TS tulis sebelumnya di atas, berada di kapal selama sebulan bukan hal yang menyenangkan dan mengenakkan. Kelelahan fisik dan mental pasti akan menerpa para pasukan infantri tersebut.


Tambahan Armada dari Pasifik


Memang strategi apa yang akan diambil Rusia dalam invasinya ke Ukraina masih menjadi tanda tanya, meski beberapa kapal sudah ditempatkan di sekitar wilayah laut Ukraina; akan tetapi Rusia sepertinya masih ingin terus menambah jumlah armada kapalnya. Terutama mereka mengirimkan kapal tambahan dari armada Pasifik.

Pejabat Jepang mengatakan empat kapal perang amfibi Angkatan Laut Rusia transit di Selat Tsugaru pada hari Selasa dan Rabu (14 dan 15 Maret 2022), Kementerian Pertahanan Jepang memposting di media sosial pada hari Rabu (16/03/2022) bahwa kapal-kapal Rusia tersebut mungkin mengangkut pasukan dan kendaraan untuk operasi di Ukraina.

Dua kapal pertama terlihat pada 15 Maret melakukan perjalanan ke barat sekitar 44 mil timur laut Shiriyazaki. Rilis tersebut mengidentifikasi kapal sebagai Landing Ship Tank (LST) RFS Nikolay Vilkov (081) dan RFS Oslyabya (066), dengan foto yang menunjukkan dek kendaraan terbuka Nikolay Vilkov yang membawa sejumlah truk Rusia. Dua kapal lagi – LST RFS Admiral Nevelskoy (055) dan RFS Peresvet (077) – terlihat pada 16 Maret (rabu pagi) sekitar 135 mil timur laut Shiriyazaki.

Pada kedua kesempatan tersebut, kapal-kapal itu kemudian berlayar ke barat melalui Selat Tsugaru dan menuju Laut Jepang. Mereka diawasi oleh kapal perusak Pasukan Bela Diri Maritim Jepang (JMSDF) JS Shiranui (DD-120) dan P-3C Orion dari Fleet Air Wing yang berbasis di Pangkalan Udara Hachinohe, Honshu, menurut rilis tersebut.


Quote:



Keempat kapal yang disebutkan di atas mewakili seluruh kapal amfibi Armada Pasifik Angkatan Laut Rusia. Jepang melacak keberadaan Nikolay Vilkov, Laksamana Nevelskoy dan Oslyabya yang beroperasi di Laut Jepang dan bagian selatan Laut Okhotsk pada Februari sebagai bagian dari latihan armada global Angkatan Laut Rusia yang diadakan pada Januari dan Februari 2022. Rilis foto Nikolay Vilkov dari Jepang saat itu menunjukkan bahwa kapal bepergian dengan dek kosong, sehingga kemungkinan Nikolay Vilkov sekarang mengangkut kendaraan dari garnisun Rusia di Kepulauan Kuril ke Vladivostok di mana mereka akan diangkut dengan kereta api sebagai pengganti kerugian di Ukraina .

Selat Tsugaru membelah Honshu dan Hokkaido. Perairan teritorial Jepang hanya membentang tiga mil laut di selat itu, memungkinkan kapal perang asing untuk transit tanpa melanggar kedaulatan Jepang. Namun, Jepang telah menyatakan keprihatinan tentang transit oleh kapal angkatan laut Rusia dan China; secara teratur Jepang menugaskan kapal dan pesawat JMSDF untuk membayangi kapal dari kedua negara di selat tersebut.  


Quote:



Sementara itu di Laut Hitam, sejak awal Kremlin telah memindahkan enam kapal pendarat amfibi ke wilayah itu awal tahun untuk bergabung dengan kapal pendarat yang sudah menjadi bagian dari armada Laut Hitam. Termasuk tiga kapal pendarat tank Kelas Ropucha, yang mampu mendaratkan 10 tank tempur utama dan 350 tentara ke darat. Kelas Ivan Gren yang lebih besar, juga ada di Laut Hitam, dapat memindahkan 13 tank tempur utama dan 300 tentara sambil juga menerjunkan dua helikopter serang.

Rusia telah merebut kota Kherson di Ukraina, sementara tentara Ukraina telah melancarkan serangan untuk merebut kembali kota itu. Rusia juga menguasai Berdyansk, yang mereka rebut dalam perjalanan ke Mariupol; tetapi pasukan belum berhasil menguasai kota pelabuhan Mariupol. Kemungkinan besar Rusia bertujuan untuk mengambil Mariupol karena mengendalikan kota pelabuhan akan memungkinkan mereka untuk memiliki jembatan darat ke Krimea dan mengisolasi pantai Ukraina.

Jika Rusia berhasil mengisolasi bagian timur negara itu, hal itu dapat mencegah pasukan Ukraina membantu mempertahankan Kyiv dan pusat-pusat populasi lainnya. Beberapa analisis mengatakana jika Odessa bukan prioritas utama Rusia, Mariupol sepertinya akan jadi prioritas. Karena jika Rusia berhasil menguasai Mariupol, Rusia akan punya kendali penuh atas 80% garis pantai Laut Hitam di Ukraina. Dan juga melihat kondisi saat ini Rusia memang tidak berniat melakukan operasi amfibi, mereka hanya sedang melakukan demonstrasi amfibi. Jika operasi amfibi dilakukan, para komandan harus memastikan fisik dan mental pasukannya kembali dalam kondisi terbaik.


Quote:






Referensi Tulisan: Naval News& USNI News
Sumber Foto: sudah tertera di atas
Diubah oleh si.matamalaikat 24-03-2022 02:45
scorpiolama
69banditos
gabener.edan
gabener.edan dan 9 lainnya memberi reputasi
10
5.1K
35
GuestAvatar border
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Tampilkan semua post
si.matamalaikatAvatar border
TS
si.matamalaikat
#1
Dilema Operasi Amfibi Rusia
Kemungkinan operasi amfibi Rusia telah dibahas sejak meningkatnya ketegangan antara Ukraina dan Rusia. Ada indikasi kuat yang menunjukkan operasi pendaratan di masa depan, seperti pengerahan kapal pendarat tambahan ke Laut Hitam, pelaksanaan latihan angkatan laut berdasarkan operasi amfibi dalam hubungannya dengan operasi lintas udara, dll.

Namun, faktanya pelaksanaan operasi amfibi tak semudah yang dibayangkan Rusia. Hampir sebulan setelah Rusia melakukan invasi ke Ukraina, tidak banyak kisah operasi amfibi yang telah dilakukan. Hal ini pun kemudian menarik perhatian analis militer dan para pemerhati militer dan alutsista. Apa yang menyebabkan Rusia tak kunjung meluncurkan operasi amfibi ?

Pada kesempatan kali ini TS akan sedikit membahas dilema operasi amfibi Rusia, sumber tulisan ini diambil dari berbagai analis dan website militer. Juga sedikit opini pribadi TS, jadi selamat membaca emoticon-Cendol (S)


Operasi Yang Penuh Risiko


Berbagai analis dan website militer menyebutkan dalam analisisnya bahwa, operasi amfibi akan menjadi keputusan berisiko bagi Rusia. Meski operasi itu nantinya dapat membuat Rusia dengan mudah mendominasi Laut Hitam tanpa perlawanan Ukraina. Tetapi karena struktur pantai Ukraina dan sifat umum operasi amfibi yang penuh risiko dan kerumitan tersendiri, operasi ini akan menimbulkan banyak korban nyawa.

Keterbatasan medan, keterbatasan daya angkut amfibi, kesulitan mempertahankan dominasi udara, dan masalah logistik semuanya menunjukkan sifat berbahaya dari setiap operasi amfibi Rusia di Laut Hitam. Akibatnya, keputusan Rusia untuk memulai operasi amfibi semata-mata bergantung pada seberapa besar kerugian yang dapat ditoleransi.

Unit amfibi Rusia memang telah ada sejak awal perang. Satu kelompok amfibi telah beroperasi di Laut Azov, sementara kelompok yang lebih besar telah melintasi pantai Odessa. Komposisi kekuatannya cukup besar untuk menimbulkan ancaman, tetapi belum ada operasi amfibi yang diverifikasi secara visual hingga saat ini.


Quote:



Menurut laporan USNI Newspada 25 Februari 2022, pasukan amfibi Rusia di Laut Azov telah meluncurkan operasi pendaratan di dekat Mariupol. Sekretaris Pers Pentagon John Kirby mengatakan kepada wartawan bahwa Pentagon tidak memiliki "visibilitas sempurna" pada saat serangan itu dan tidak dapat memberikan angka spesifik berapa banyak tentara Rusia yang mendarat melalui kapal pendarat (landing ship).

Meskipun ada laporan intelijen dari AS dan Inggris, baik pejabat Rusia maupun Ukraina tidak mengkonfirmasi operasi pendaratan di wilayah Mariupol. Selain itu, tidak ada aktivitas pendaratan yang diverifikasi secara visual saat mendarat, hanya rekaman yang menunjukkan beberapa tank berjalan di darat.

Gugus tugas amfibi Rusia, yang merupakan ancaman langsung bagi Odessa, telah ditempatkan di sebelah barat Semenanjung Krimea sejak awal perang. Rombongan biasanya tinggal di selatan Teluk Donuzlav (mungkin untuk perlindungan dari angin dan ombak yang datang dari utara) dan bergerak ke barat agar terlihat dari pantai, melintasi timur dan barat.


Apakah Pasukan Pendarat Amfibi Rusia Siap Berperang ?


Pada 15 Maret 2022, ada tanda-tanda tertentu dari persiapan Rusia untuk pendaratan di Odessa. Menurut analisis OSINT HI Sutton , tiga kelompok kapal sedang dalam perjalanan ke Odessa, dua di antaranya terdiri dari kapal perang dan satu dari beberapa kapal pendarat.

Sementara itu, angkatan laut dan udara Rusia dilaporkan melakukan serangan rudal di sekitar kota pesisir Odessa. Kementerian Pertahanan Ukraina menyatakan bahwa total 90 rudal ditembakkan, beberapa di antaranya dicegat oleh sistem pertahanan udara atau mendarat di luar kota.

Serangan rudal tersebut dikenal sebagai fase pra-pendaratan, yang disebut "persiapan area operasi amfibi" untuk pasukan pendaratan, yang bertujuan untuk menghancurkan perlawanan Ukraina terhadap pasukan pendarat Rusia untuk mengurangi potensi korban selama pendaratan.Pergerakan kapal amfibi, pembentukan kapal pendukung, penggunaan kapal penyapu ranjau untuk memandu kelompok tugas dari perairan yang aman, pemboman besar-besaran di garis pantai merupakan indikasi yang jelas dari operasi pendaratan.


Quote:



Sulit memahami rencana Rusia untuk operasi amfibi. Guna memahami hal ini, kita perlu mengetahui apa yang menjadi agenda Pak Putin, dan poin terpenting di sini adalah seberapa besar kerugian yang bisa dia ambil ? Namun, karena sulitnya operasi semacam itu dan fakta bahwa ini adalah operasi dengan kerugian tingkat tinggi; opsi ini sulit dilakukan sejak awal.

Di sisi lain, kinerja pasukan Rusia dalam hal komando dan kontrol serta dukungan logistik sejauh ini tampak tidak bagus. Terkait pada tingkat C2 (Command and Cntrol) dan logistik tersebut akan mempengaruhi hasil dari operasi amfibi Rusia, jika tidak ada perubahan maka akan menjadi bencana bagi pasukan amfibi Rusia.

Selain itu, kapal pendarat Rusia sudah berada di laut selama empat minggu, artinya bahwa batalyon infanteri yang seharusnya melakukan operasi pendaratan tidak dalam kondisi yang baik. Terjebak di kapal pendarat kecil tidak hanya menyebabkan kelelahan tetapi juga berdampak negatif pada keinginan prajurit untuk berperang.

Di sisi lain beberapa foto yang beredar di dunia maya menunjukkan persiapan Ukraina untuk mempertahankan Odessa. Mereka menyiagakan tank dan artileri di daerah perkotaan yang siap digunakan untuk menyerang pantai; dan banyak posisi lain di pantai untuk mencegah operasi pendaratan Rusia.

Jika pasukn infantri terapung di laut selama satu bulan, dan suatu saat dikerahkan untuk misi pendaratan amfibi; apakah mereka benar-benar siap ? Itulah sebuah pertanyaan yang muncul di benak TS saat ini. Kelelahan fisik ditambah turunnya kinginan pasukan untuk berperang tentu akan jadi kombinasi mengerikan bagi operasi amfibi Rusia.

Namun, saat perang berlangsung, baik biaya perang maupun sanksi yang dijatuhkan kepada Rusia oleh negara-negara Barat mulai menempatkan Putin dalam posisi yang sulit. Ketika invasi mencapai tingkat ini, tampaknya sulit bagi Rusia untuk kembali tanpa mendapatkan apa yang diinginkannya. Oleh karena itu, apakah Rusia akan melakukan operasi amfibi untuk mematahkan tekad Ukraina dengan merebut Odessa, meski akan memakan banyak korban ? Sulit untuk mengatakan "tidak."


Rusia Sedang Melakukan Demonstrasi Amfibi


Sulit untuk menyebut pegerakan Rusia di Laut Azov sebagai operasi amfibi, lebih tepatnya Rusia sebenarnya sedang melakukan "demonstrasi amfibi." Ada pertanyaan menarik yang harus dijawab oleh Pak Putin saat ini, [u]"mengapa Rusia menghabiskan kekuatan pasukan amfibinya dengan menahan mereka di laut ketika tidak melakukan operasi amfibi ?"[/I] Meski kecil kemungkinannya Pak Putin bakal menjawab pertanyaan ini, tetapi jika kita mau menelusuri jawaban dari pertanyaan itu di dunia maya; kita akan menemukan jawabannya.

Dalam literatur angkatan laut, apa yang dilakukan oleh Rusia saat ini disebut "Demonstrasi Amfibi." Pada tahun 2005 Departemen Pertahanan AS menerbitkan semacam buku panduan yang disebut sebagai Dictionary of Military and Associated Terms, dalam buku tersebut ada kutipan menarik yang relevan dengan kondisi Rusia saat ini. Kutipan itu juga menjadi sebuah jawaban atas pertanyaan ane di atas. Dan berikut ini salah satu kutipannya.


Quote:



Intinya saat ini Rusia sedang menciptakan persepsi bahwa, ada ancaman di wilayah ini dengan terus-menerus melakukan demonstrasi amfibi di lepas pantai Odessa, sehingga membuat Odessa tetap waspada, yang menyebabkan Ukraina tetap menyiagakan tentara di wilayah ini. Situasi ini akan menghalangi pasukan yang ditugaskan mempertahankan garis pantai Odessa unrtuk menyerang pasukan pendarat amfibi Rusia, pada akhirnya mereka akan tetap menunggu pasukan pendukung yang sedang bertempur di tempat lain.

Bisa dibilang ini adalah strategi mengulur waktu oleh Rusia, mereka hadir seolah-olah akan segera melakukan operasi amfibi. Padahal mereka tidak benar-benar melakukannya. Hal ini tentu akan berdampak buruk bagi mental dan fisik pasukan Rusia, apalagi logistik untuk pasukan Rusia dikenal buruk. Seperti yang TS tulis sebelumnya di atas, berada di kapal selama sebulan bukan hal yang menyenangkan dan mengenakkan. Kelelahan fisik dan mental pasti akan menerpa para pasukan infantri tersebut.


Tambahan Armada dari Pasifik


Memang strategi apa yang akan diambil Rusia dalam invasinya ke Ukraina masih menjadi tanda tanya, meski beberapa kapal sudah ditempatkan di sekitar wilayah laut Ukraina; akan tetapi Rusia sepertinya masih ingin terus menambah jumlah armada kapalnya. Terutama mereka mengirimkan kapal tambahan dari armada Pasifik.

Pejabat Jepang mengatakan empat kapal perang amfibi Angkatan Laut Rusia transit di Selat Tsugaru pada hari Selasa dan Rabu (14 dan 15 Maret 2022), Kementerian Pertahanan Jepang memposting di media sosial pada hari Rabu (16/03/2022) bahwa kapal-kapal Rusia tersebut mungkin mengangkut pasukan dan kendaraan untuk operasi di Ukraina.

Dua kapal pertama terlihat pada 15 Maret melakukan perjalanan ke barat sekitar 44 mil timur laut Shiriyazaki. Rilis tersebut mengidentifikasi kapal sebagai Landing Ship Tank (LST) RFS Nikolay Vilkov (081) dan RFS Oslyabya (066), dengan foto yang menunjukkan dek kendaraan terbuka Nikolay Vilkov yang membawa sejumlah truk Rusia. Dua kapal lagi – LST RFS Admiral Nevelskoy (055) dan RFS Peresvet (077) – terlihat pada 16 Maret (rabu pagi) sekitar 135 mil timur laut Shiriyazaki.

Pada kedua kesempatan tersebut, kapal-kapal itu kemudian berlayar ke barat melalui Selat Tsugaru dan menuju Laut Jepang. Mereka diawasi oleh kapal perusak Pasukan Bela Diri Maritim Jepang (JMSDF) JS Shiranui (DD-120) dan P-3C Orion dari Fleet Air Wing yang berbasis di Pangkalan Udara Hachinohe, Honshu, menurut rilis tersebut.


Quote:



Keempat kapal yang disebutkan di atas mewakili seluruh kapal amfibi Armada Pasifik Angkatan Laut Rusia. Jepang melacak keberadaan Nikolay Vilkov, Laksamana Nevelskoy dan Oslyabya yang beroperasi di Laut Jepang dan bagian selatan Laut Okhotsk pada Februari sebagai bagian dari latihan armada global Angkatan Laut Rusia yang diadakan pada Januari dan Februari 2022. Rilis foto Nikolay Vilkov dari Jepang saat itu menunjukkan bahwa kapal bepergian dengan dek kosong, sehingga kemungkinan Nikolay Vilkov sekarang mengangkut kendaraan dari garnisun Rusia di Kepulauan Kuril ke Vladivostok di mana mereka akan diangkut dengan kereta api sebagai pengganti kerugian di Ukraina .

Selat Tsugaru membelah Honshu dan Hokkaido. Perairan teritorial Jepang hanya membentang tiga mil laut di selat itu, memungkinkan kapal perang asing untuk transit tanpa melanggar kedaulatan Jepang. Namun, Jepang telah menyatakan keprihatinan tentang transit oleh kapal angkatan laut Rusia dan China; secara teratur Jepang menugaskan kapal dan pesawat JMSDF untuk membayangi kapal dari kedua negara di selat tersebut.  


Quote:



Sementara itu di Laut Hitam, sejak awal Kremlin telah memindahkan enam kapal pendarat amfibi ke wilayah itu awal tahun untuk bergabung dengan kapal pendarat yang sudah menjadi bagian dari armada Laut Hitam. Termasuk tiga kapal pendarat tank Kelas Ropucha, yang mampu mendaratkan 10 tank tempur utama dan 350 tentara ke darat. Kelas Ivan Gren yang lebih besar, juga ada di Laut Hitam, dapat memindahkan 13 tank tempur utama dan 300 tentara sambil juga menerjunkan dua helikopter serang.

Rusia telah merebut kota Kherson di Ukraina, sementara tentara Ukraina telah melancarkan serangan untuk merebut kembali kota itu. Rusia juga menguasai Berdyansk, yang mereka rebut dalam perjalanan ke Mariupol; tetapi pasukan belum berhasil menguasai kota pelabuhan Mariupol. Kemungkinan besar Rusia bertujuan untuk mengambil Mariupol karena mengendalikan kota pelabuhan akan memungkinkan mereka untuk memiliki jembatan darat ke Krimea dan mengisolasi pantai Ukraina.

Jika Rusia berhasil mengisolasi bagian timur negara itu, hal itu dapat mencegah pasukan Ukraina membantu mempertahankan Kyiv dan pusat-pusat populasi lainnya. Beberapa analisis mengatakana jika Odessa bukan prioritas utama Rusia, Mariupol sepertinya akan jadi prioritas. Karena jika Rusia berhasil menguasai Mariupol, Rusia akan punya kendali penuh atas 80% garis pantai Laut Hitam di Ukraina. Dan juga melihat kondisi saat ini Rusia memang tidak berniat melakukan operasi amfibi, mereka hanya sedang melakukan demonstrasi amfibi. Jika operasi amfibi dilakukan, para komandan harus memastikan fisik dan mental pasukannya kembali dalam kondisi terbaik.


Quote:






Referensi Tulisan: Naval News& USNI News
Sumber Foto: sudah tertera di atas
Diubah oleh si.matamalaikat 24-03-2022 02:45
0