Suatu hari, aku pulang agak sore dari sekolah karena ada ekstra kurikuler. Untuk sampai ke rumahku, aku harus melewati kebun tebu yang lumayan luas. Bagiku sih biasa saja...karena sudah biasa lewat tempat itu.
Tapi sore itu agak luar biasa, karena jalanan agak sepi. Maklum, sudah menjelang maghrib. Jalanan sudah mulai remang-remang.
Aku mengendarai motorku dengan kecepatan rata-rata, sekitar 60 km/jam. Ga cepet dan ga lambat.
Pengin segera sampai ke rumah agar bisa segera istirahat.
Badan capek, seharian di sekolah. Udah gitu bau asem lagi....

Sudah terbayang segarnya mandi air dingin. Capek lelah pasti hilang.
Lalu setelah sholat, makan masakan mama tersayang yang pasti lezat...hmmm....yummy..!

BRUAK...GUBRAK....SRAAKKK.....!!!

Aku jatuh bergulingan di tanah....
Kenapa tiba-tiba motorku jatuh...???
Ugh...untung aku pake helm, sehingga kepalaku baik-baik saja.
Aku segera bangun walaupun kurasakan perih di kaki dan tanganku.
Niatku, aku harus segera menyingkirkan motor dari tengah jalan, agar tak ditabrak pengendara lain yang mungkin lewat.
Tapi belum sempat aku mendekati motorku, dari kerimbunan pohon tebu, keluar dua sosok bayangan manusia yang langsung menghampiri motorku, dan mengangkat motorku hingga berdiri.

Alhamdulillah, ada yang nolong...pikirku.

Tapi gelagat tak baik kurasakan saat salah satu dari mereka menaiki motorku dan mencoba menghidupkan motorku.
Setelah hidup, orang satunya naik ke boncengan, dan motor bergerak menjauhiku.
Aku bisa apa...? Sambil meringis menahan sakit, aku cuma bisa mengulurkan tanganku dan berbisik..."jangan....!"

Baru berjalan beberapa meter, motor berhenti. Ah...mereka berubah pikiran rupanya...!
Dengan tertatih...aku berjalan cepat menghampiri mereka.
Dalam keremangan, kulihat mereka bergantian mencoba menghidupkan motorku. Oh...rupanya mereka berhenti karena motor mati mesinnya...!!!
Aku mempercepat langkah...lupa dengan sakit yang kualami.
Harus bisa kucegah mereka...tekadku dalam hati saat itu.

Sambil terus memperhatikan mereka, aku mencoba mempercepat langkahku.
Kulihat mereka berhenti menstater motorku.
Lalu.....
Sebuah suara tawa yang menggidikkan hati terdengar...!
Dua orang itu nampak saling berpandangan, lalu menoleh ke arah datangnya suara.
Aku melihat sebuah benda putih melayang mendekati kedua maling itu, lalu berdiri di hadapan mereka.
Tawa mengikik itu kembali berkumandang...!!!

"SET...SET...SETAANNNN.......!" teriak kedua maling itu serentak.
Keduanya lalu kabur ke arahku. Larinya begitu kencang....
Sebenarnya ingin kupalangkan kakiku agar mereka terjatuh, tapi urung karena mengingat kakiku sedang sakit..!
Kedua maling yang ketakutan itu berlari lintang pukang melewatiku...lalu beberapa meter kemudian mereka jatuh. Entah menabrak apa...! Namun mereka segera bangun dan melanjutkan larinya dengan terpincang-pincang.
Aku memandang mereka dengan jengkel namun juga geli.

Setelah mereka tak nampak, aku menghanpiri motorku.

DEGH...!

Makhluk itu masih ada di sana...! Tapi dia kan sudah menolongku, berarti dia baik dong. Maka tanpa ragu lagi, aku menghampiri motor dan makhluk itu.
Saat sampai di dekat motorku, bari kulihat, ternyata sosok itu berwujud seorang gadis kecil dengan wajah cantik....dan tersenyum padaku.

"Ah...kamu kan Laksita ya?" tanyaku.

Gadis kecil yang cantik itu tersenyum dan mengangguk..!

"Terima kasih ya, kamu sudah menolongku...,!" kataku dengan rasa lega di dada.
Ternyata yang menolongku adalah Laksita.

Laksita hanya mengangguk dan tersenyum...lalu sosoknya melayang dan melesat pergi.

"Hati-hati di jalan kak Dara ..!" terdengar suaranya dari kejauhan.

Aku segera menghidupkan motorku dengan mudah. Heran...kenapa dua orang tadi kesulitan ya?
Ah...ngapain juga dipikirin? Mending langsung pulang saja..
Kaki dan tanganku semakin cenut cenut rasanya....!

Saat baru berjalan 20 meter, aku melihat sebuah benda panjang melintang di jalanan.
Apa itu...? Segera lampu motor kuarahkan pada benda itu.
Ahhh....ternyata sebatang bambu panjang.
Mungkin itu yang tadi menyebabkan aku jatuh. Aku turun, dan kupinggirkan bambu tersebut agar tak mencelakakan orang lain.
Saat aku hendak kembali menjalankan motorku, dari arah depan muncul sebuah mobil dengan lampu depan yang terang. Aku berhenti sejenak.untuk membiarkan mobil lewat dulu. Tapi mobil itu malah berhenti di dekatku.

"Nah...ini dia....!"sebuah suara yang kukenal terdengar.
Setelah kuperhatikan, ternyata itu mobil papa
Nampak papa melongokkan kepala dari jendela depan.

"Kamu ga papa dek?" tanya papa.
"Jatuh pa....,!" jawabku.
"Ya sudah. Kamu ikut mobil saja, biar motormu dibawa masmu...!" kata papa.
"Iya dek...sana ikut mobil papa. Biar aku bawa motormu...!"kata mas Nanang yang sudah ada di sampingku.

Akupun menyerahkan motorku pada mas Nanang, lalu menunggu papa yang sedang sibuk memutar mobilnya.
Mungkin karena aku ga nyampe-nyampe rumah, mama menyuruh papa dan mas Nanang untuk menyusulku.

Sampai di rumah, yang paling heboh jelas mama.
Aku disuruh mandi air hangat, setlah itu, seluruh lukaku dibersihkan dan diobati.
Tentu saja kadang aku menjerit menahan perih.

"Halah...jagoan kok jerit2...!" ejek mas Nanang.

Aku hanya bisa melotot dan mengacungkan tinjuku padanya...! Awas saja kalau besok mas nanang terluka...bakal aku bully habis-habisan.

Selesai diobati dan makan, aku ceritakan kejadian yang sebenarnya pada mereka.
Mas Nanang jadi ngamuk2...pengin mencari kedua orang itu untuk dihajar, tapi dicegah papa.
Mama yang heboh sendiri...dan bilang, kalau kesorean pulangnya, harus nunggu dijemput papa atau mas Nanang.
Aku iyakan saja lah...!!
Tentu saja aku tak menceritakan tentang Laksita.
Itu masih jadi rahasiaku sendiri