Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh




Hai semuanya! Jumpa lagi dengan thread@serbaserbi.com dalam sesi Book Review, di mana buku yang akan kita review kali ini merupakan karya Eka Kurniawan yang berjudul "Cantik Itu Luka". Oleh sebab itu, tanpa perlu memperpanjang kalimat tak penting, mari kita mulai saja review-nya!


Foto: dokpri

Identitas Buku:

Judul: Cantik Itu Luka
Penulis: Eka Kurniawan
Genre: Romance, Tragedi, Satir, Fik-Fan
Penerbit: Gramedia Pustaka Utama
Tahun Terbit: 2002
Cetakan ke: dua puluh lima (2021)
Tebal Halaman: 505

Sinopsis:

Di satu hari, seorang perempuan bangkit dari kuburannya setelah dua puluh satu tahun kematian. Kebangkitannya menguak kutukan dan tragedi keluarga, yang terentang sejak akhir masa kolonial. Perpaduan antara epik keluarga yang dibalut roman, kisah hantu, kekejaman politik, mitologi, dan petualangan. Dari kekasih yang lenyap ditelan kabut hingga seorang ibu yang menginginkan bayi buruk rupa.

***

Aku membeli novel ini pada bulan Januari lalu, beli online di Shopee seharga Rp. 93.750. Lumayan murah, sih, menurut aku. Karena pas aku lihat langsung harganya di Gramedia Padang, angkanya lebih dari seratus ribu. Jadi ini lumayan hematlah, ya, kalau beli online (asal ada voucher gratis ongkirnya, wkwkwk).

Awalnya aku membeli novel ini karena kena racun para bookstagram yang bilang kalau ini tuh bagus. Makanya aku beli juga agar bisa ngerasain sendiri sensasi kebagusannya. Lantas gimana hasilnya? Ternyata memang sebagus itu, Pemirsah! Sampai-sampai aku bengong sendiri setelah berhasil menamatkan novel ini dalam dua minggu, mikirin, kok bisa, ya, Pak Eka Kurniawan kepikiran untuk bikin cerita kayak gini?



"Serba gila-gilaan"

Itu tiga kata yang cocok untuk mendeskripsikan Cantik Itu Luka menurut aku. Sebab, baru di bab pertama aja, kita udah disuguhkan dengan cerita Dewi Ayu sebagai tokoh utama yang bangkit dari kubur. Kemudian berlanjut kepada deskripsi penampakan anak bungsunya Si Cantik tapi buruk rupa yang amat gila. Begitu pula dengan bab-bab berikutnya yang penuh dengan kegilaan-kegilaan nan hakiki. Kegilaan-kegilaan itu dituangkan dalam jalan dan plot cerita yang gila serta karakter para tokohnya.

Sebut saja Dewi Ayu, tokoh utama (favoritku dalam novel ini) yang kegilaannya di atas rata-rata. Awalnya aku pikir cuma Dewi Ayu yang gila. Akan tetapi tokoh lainnya juga sama, seperti: tiga anak Dewi Ayu, Alamanda, Adinda, dan Maya Dewi dengan pesona yang gila serta jalan hidup yang juga gila. Ma Gendik dengan cinta, rasa kecewa, serta dendam yang gila. Menantu-menantu Dewi Ayu, Sang Shodancho, Kamerad Kliwon, dan Maman Gendeng yang tak waras. Bahkan cucu-cucu serta ajak-ajak hutan dalam novel ini juga tak kalah gila. Semuanya gila!

Cara Eka Kurniawan dalam meramu alur ceritanya juga cukup gila menurutku. Tentang bagaimana ia bisa memadukan satire antara kelompok komunis dan pemerintah dengan cerita hantu dan dibalut dendam, cinta, serta berahi yang amat gila. Cara ia menggambarkan kehidupan liar yang gila juga digambarkan dengan sangat gila.

Tak hanya itu, setiap bab yang disuguhkan hampir selalu membahas tokoh-tokoh yang berbeda, tapi tetap bermuara pada topik yang sama dengan perjalanan alur yang berliku namun sangat rapi (seandainya gak disusun rapi, pembaca juga bisa gila karena berambul-adul). Itulah sebabnya, walau cerita ini agak berat (bagi sebagian orang), tapi tak akan sulit untuk mengikuti alurnya karena tertata sangat rapi, dan tentu saja gila.

Intinya novel ini gila! Sampai-sampai aku juga tergila-gila karenanya dan memberi peringkat 4/5 untuk kegilaan tersebut. Namun, gila maksudku di sini bukanlah tidak waras seperti seorang dengan ganggu kejiwaan. Akan tetapi adalah kegilaan yang hanya kalian ketahui jika sudah membaca novel ini sendiri. Oleh sebab itu, silakan beli novel Cantik Itu Luka di toko buku langganan kalian sekarang. Ingat, selalu beli yang ori, ya!

Satu lagi, rating novel ini adalah 20+, karena selain ada adegan kekerasan, kata-kata kasar, novel ini memang cukup banyak memiliki bagian plus-plus yang gak eksplisit, sih, tapi nyelekit. Kecuali satu, adegan plus-plus di toilet sekolah yang rusak. Adegan itu agak gamblang dan mayan bikin (eheeem) merinding. Tapi entah kenapa aku sakit hati dibuatnya, karena kegilaan si tokoh yang sama sekali gak aku duga. Benci banget aku sama tokoh ini.

Oke, deh, sekian review dari aku. Nantikan review buku selanjutnya.

Oiya, satu lagi. Nih, aku mau lampirin lima dialog atau kalimat favorit aku dalam novel Cantik Itu Luka, di sini. Sebenarnya masih banyak part favorit aku, tapi kusarankan agar kalian baca sendiri di novelnya dan temukan bagian favorit kalian juga.


***

Sekian

Terima kasih sudah mampir

Jangan lupa cendol, rate, komen, dan share

Dan follow Instagram @diavanillakimagar kita bisa berinteraksi lebih dekat

Wassalam