Saubi12345Avatar border
TS
Saubi12345
Nikah Sama Sepupu Yg Pengusaha Wanita Sukses
Fiuh...

Mari kita mulai dengan perkenalan.

Sepupu gue ini, panggil saja dia Angel. Dia lahir di tahun yang sama dengan gue. Neneknya adalah adik nenek gue.

Kita sebenarnya bukan jenis sepupu yang dekat kaya saudara kandung gitu, soalnya kita tinggal di kota yang berbeda, dia tinggal di ibu kota sebuah provinsi sementara gue hanya tinggal di kabupaten kecil, jarak pake mobil sekitar 5 jam-an-lah. Ada lebih banyak sepupu seh, tapi kita emang yang paling tua.

Waktu kecil, kita gak dekat sama sekali, gue juga hanya sesekali dalam 2 atau 3 tahun berkunjung ke tempatnya, dan itu juga paling hanya saling sapa, gak ngobrol. Apalagi di usia SMP dan SMA, ketemun pun gak pernah lagi. Tapi, gue masih sering berkomunikasi sama ibunya, soalnya ibunya cukup ramah dan baik gitu, sering ngasih duit ke gue "...". Untuk saat ini, keluarganya gak kaya banget seh, cuma sekedar punya mobil. Kalau keluarga gue seh agak miskin.

Bukannya gue pingin digituin ya, tapi emang ibunya yg terlalu baik. Faktor sejarah keluarga juga seh mengapa dia baik ke gue, nenek gue dulu sering bantuin keluarga mereka.

Dan di masa kuliah, (gue gak kuliah), ini kita berteman di media sosial, gak pernah chatting, tapi biasanya postingan gue di-like sama dia. Bukannya gak pingin nyapa seh, tapi gue juga seorang introvert, waktu ini introvert gue akut banget, keluar rumah aja cuma pas belanja.

Skip, skip,, saat kita berusia 28 tahun, dia sebenarnya udah jadi pengusaha sukses, kalau gak salah waktu itu dia sudah punya 9 toko di mall, mobilnya pun BMW, punya rumah sendiri dua lantai. Buset deh, tapi wajar seh, waktu SMA dan kuliah dia sudah mulai jualan online.

Adapun gue, tanpa pendidikan yang mempuni, apa yang bisa diharapkan, hahaha. Gak lah, sebenarnya gue seorang penulis novel, gue sudah nulis banyak novel dari berbagai macam genre. Beberapa terjual lumayan, gak cukup buat bikin gue kaya, tapi masih berhasil lah gak jadi beban keluarga. Gue udah bisa beli rumah dan mobil bekas waktu ini. Tapi namanya penulis, sering juga gak laku, tanpa penghasilan, dan seringnya dapat 2 atau 3 juta perbulan.

Yeah, tapi dibandingkan dengannya, emang ada jarak seh. Satu-satunya yang cocok mungkin ketampanan gue yang sebanding dengan kecantikannya hahaha...

Emang gue tampan kok, dan gua pake kacamata karena mata minus gue, kalau gue keluar, tante-tante atau emak-emak pasti akan lihat gue seperti ngelihat hewan langka.

Dan sepupu gue, dia udah cantik dari kecil. Tapi masa SMA dan kuliah, gue pikir kecantikannya agak berkurang seh dibandingkan waktu kecil, mungkin di sini karena dia sibuk kali ya. Tapi masih tetap cantik kok, jika para selebriti berada di kelas-A, dia bisa dianggap di kelas-B lah.

Pas usia 28 tahun ini, njir, cantik banget bro dengan tubuh tinggi, wajah oval dan hidung mancung, kulit mulus seperti giok dan putih seperti salju. *...*

ilustrinya neh.

Dia campuran dengan Chinese seh, dari ayahnya.

Nah, di usia ini, gue cukup sering ke rumah neneknya, ibunya juga tinggal di situ. Gue datang bukan karena motif ya, tapi emang ada hal yang butuh bantuan gue.

Kita pun jadi sering bertemu karena ini, dan kita yang selama ini hampir seperti orang asing yg gak saling kenal juga mulai dekat secara perlahan. Terkadang ada beberapa urusan yang bikin kita pergi bareng.

Kalau kita lagi berduaan doang di mobil, ya kali kalau masih gak ngobrol.

Pas dia tahu bahasa Inggris gue cukup lancar, dia mulai sering ngajak gue ngobrol pake bahasa Inggris, katanya buat ngelatih lidahnya.

Ngomong-ngomong, gue pernah diajak ke rumahnya, dan gue nginap disitu. Ini terjadi karena rumah neneknya penuh karena keluarga lain juga datang.

Ya iyalah gak ada kejadian yang aneh2, gue disuruh masuk ke kamar tamu dan dia pergi ke kamarnya.

Di kamar tamu gue mikir, 'neh rumah mewah amet, tv di kamar tamu aja lebih bagus daripada tv di rumah gue.'

Ya iyalah punya 9 toko di mal, penghasilan bersih bulannya kayaknya sudah berkisar 300 sampai 500 juta. Gue yg waktu itu kebetulan lagi kurang bagus nulisnya dan hanya dapat 2 atau 3 juta perbulan jelas merasa kurang nyaman.

Paginya dia masak dan gue makan bareng dia, udah kayak suaminya seh. Apalagi dia hanya pake pakaian santai, lekuk tubuhnya terlihat cukup jelas.

Kalau kalian nanya pernah gak gue berpikir untuk jadi suaminya? Yaiyalah, hampir tiap hari gue mikir gitu. Siapa seh yg gak pingin cewek cakep dan kaya raya gitu. Tapi bahkan jika gue memakan hati naga, gue mungkin masih gak berani ngomongin itu. Bagus kalau diterima, kalau ditolak, widih, bisa-bisa ditendang gue.

Ada obrolan yang menarik saat kita makan, dia tiba-tiba nanya, "Light,(nama samaran gue) kok lu belum nikah? Adik cewek lu aja udah nikah."

Dalam hati gue mikir, 'njir, pertanyaan apa ini. Apakah ini tanda keberuntungan?'

Gue hanya menjawab dengan alasan klasik, "gak ada duit, dan gak ada pacar."

"Tapi lu kan udah punya rumah dan mobil, kalau nikah paling berapa juga, tinggal ke kantor KUA. Kalau lu mau, g mana kalau ikut kerja sama gue, banyak cewek cakep loh yang kerja sama gue, mungkin lu bisa dapat jodoh nanti. Tenang aja, gue kasih kerjaan santai, lu masih bisa nulis."

"......"

Anjir, gue pingin nangis, ternyata di mata dia gue hanya selevel dengan karyawannya.

(Jangan ambil hati gan, namanya juga obrolan, terkadang yang diucapin sama yg dipikirin itu bedanya jauh.)

Gue menggelengkan kepala dan menjawab, "lu tau kan gue gak cocok kehidupan kayak gitu, lagian rumah gue di L, mana mau cewek di sini pindah ke sana.."

"Ya, kan lu bisa jual rumah itu dan beli di sini."

"Gue lebih suka di kabupaten. Tapi lu nanya gitu, g mana dengan lu sendiri? Kapan nikahnya?" Gue ngalihkan pembicaraan dengan pertanyaan yang sama.

"...*

"Bukan gak pingin seh, tapi gak ada jodoh," jawabnya dengan santai sambil memasukkan sendok ke mulutnya.

"Standar mu kali yang ketinggian," ucap gue.

"Gak kok, yg penting tampan dan gak jadi beban, gue seh gak mandang kekayaan."

Dia melirik mata gue untuk sesaat, dalam hati gue bertanya-tanya; 'masuk standar gak neh gue?'

Tapi ya, meskipun kita udah cukup dekat, gue masih gak berani ngomong kayak gitu atau ngasih tanda kalau gue gak keberatan jadi suaminya.

Dan cerita ini dimulai saat kita berusia 29 tahun, waktu itu ada kumpul-kumpul keluarga.

Waktu itu, salah satu satu bibi yang suka ngeloceh tiba-tiba ngomong, "Light, Angel, kalian yg paling tua di generasi ketiga, kok masih belum nikah, yg lebih muda aja udah pada nikah, liat toh Joni, baru 24 tahun, udah nikah dua kali dia. Sebenarnya gue pikir kalian cocok, kenapa kalian gak nikah aja?"

Disuruh nikah seh gue udah sering, tapi neh bibi nyuruh gue dan Angel nikah, seketika semua orang yg lagi ngumpul itu membeku.
...


Kalau rame updatenya gue percepat. emoticon-Hansip

Prolog

1. Ngobrol Berdua

2. Gue Nyaman Sama Lu

3. Efek Mabuk

4. Digoda Lagi

5. Datang Ke Kabupaten

6. Yok

7. Gangguan

8. Setan Perjaka

9. Ke Restoran

10. Nginap

11. Tidur Bareng

12. Ke Kota Lagi

13. Jalan-jalan

14. Pagi Senin yang Indah

15. Pagi Setelah Satu Bulan
Diubah oleh Saubi12345 01-05-2022 15:07
cahganteng14
arafiq.tekaje
kyaikanjeng77
kyaikanjeng77 dan 59 lainnya memberi reputasi
60
43.8K
211
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Tampilkan semua post
Saubi12345Avatar border
TS
Saubi12345
#12
Ngobrol Berdua
'Njir neh orang,' pikir gue.

Gue melirik Angel yang duduk di samping gue, ternyata dia juga natap gue, bulu matanya tampak bergerak aneh.

Sekarang, semua orang menatap kami.

Bibi Eka, yang bicara sebelumnya menatap bibi Vera, yg merupakan ibu Angel.

"Gmana Ver, setuju enggak lu?" Tanyanya. "Masa enggak, ini loh, Angel kan kaya banget sekarang, kalau kimpoi ama orang lain, bisa-bisa diporotin nanti dia."

"Tanya aja ke mereka," jawab bibi Vera, dia menatap gue dan Angel sebelum melanjutkan, "kalau mereka mau, yaudah, aku sudah sering nanya Angel, dia bilang tanya aja ke Light. Tapi aku gak mau ikut campur terlalu jauh, jadi aku diam aja."

'What?'

Gue ngelirik Angel lagi, yang terakhir menatap ke arah lain.

"Nah, Light, g mana, mau gak kimpoi sama Angel?" Bibi Eka kemudian nanyain gue.

"Ehmmm," gue berdehem. Gue masih melirik Angel sesekali, tapi gue juga bingung mau ngasih jawaban apa.

"Bingung mereka," ucap bibi yang lain. "Coba suruh mereka ngobrol dulu berdua, nanti juga jadi, hahaha."

"..."

Tepat setelah itu, Angel tiba-tiba berdiri dan langsung keluar dari tempat itu. Baru dua nafas dia pergi, ponsel gue tiba-tiba menerima pesan.

Angel: "Ikut gue, gue mau ngomong sama lu."

'Serius.'

Jantung gue mulai dag dig dug...

Gue juga gak nyaman dengan tatapan yang terlalu banyak, jadi gue mulai berdiri.

Di luar, Angel berdiri di samping mobilnya, pintu mobil itu udah terbuka, tapi itu bukan pintu kursi pengemudi, itu kursi pintu penumpang.

Tangannya memegang kunci dan dia melemparkannya ke gue.

"Setir," ucapnya.

Dia menyanggul rambutnya sebelum masuk ke mobil.

Bukannya gue gak pernah make mobilnya, tapi kalau kita pergi berdua, biasanya dia yang menyetir.

Jantung gue semakin dag dig dug, gue narik nafas dalam sebelum berjalan ke pintu pengemudi. Di dalam, Angela sedang memainkan ponselnya, dia tampak sedang mengetik.

Dengan celana jeans panjang, kemeja putih bergaris-garis abu-abu, dan rambut yang sekarang disanggul, gue hanya bisa bilang sangat elegan.

"Ke mana?" Tanya gue.

"Udah jalan aja," jawabnya.

Hingga sepuluh menit perjalanan, kita gak ngomong apa-apa, dia sibuk dengan ponselnya.

"What do you think about that?" Pada akhirnya, dia masih nanya, pake bahasa Inggris pula.

"Tentang apa?" Gue nanya balik, pura-pura gak ngerti.

Bibirnya bergerak seolah hendak cemberut saat dia menjawab, "apa seh lu, udah lupa ya lu? Ketinggalan apa otak lu."

Kalau gue ingat-ingat, kayaknya dia gak pernah ngomong ketus gitu ke gue, tapi sekarang. Gue gak tau apakah harus tertawa atau nangis.

"G mana dengan lu?"

"Lah, kan gue yang nanya, dijawab dulu napa. Berhenti deh berpura-pura bodoh."

"Ngapain ngejawab, gue cuma pria yang kerjanya gak jelas, gue punya kesadaran kok dalam nyari cewek."

"Bagus kalau lu sadar."

Gue, "..."

Akhirnya kita pun diam-diam an lagi.

Tiba-tiba, sebuah pesan masuk lagi di ponsel gue.

Gue ngambil dan ngebukanya.

Bibi Vera: "Kalau Angel nanya bilang oke, dia mungkin gak keberatan ama lu."

Gue agak terkejut dengan pesan itu sehingga setir sedikit miring, menyebabkan mobil terguncang.

Hp gue jatuh ke paha gue. Angel yang terkejut karena mobil terguncang kemudian ngomong, "apaan seh lu, nyetir yang benar, jangan main hp."

Dia ngambil hp gue yang jatuh dan memeriksanya.

Gue ngelihat wajahnya, untuk sesaat, rona merah muncul di pipinya.

Dia meletakkan ponsel gue dan berkata, "serius Light, jawab aja, lu mau kagak?"

Gue gak langsung ngejawab, gue natap kaca spion dulu.

Seorang siswa SMP lewat dengan motornya, membawa seorang siswi di belakangnya. Jam pulang sekolah, pemandangan kayak gitu terlalu biasa di ibu kota provinsi ini. Gue mikir, 'sampe kapan gue jomblo.' Main pake tangan itu suram loh...

"Mungkin kalau lu mau," gue akhirnya ngejawab.
Diubah oleh Saubi12345 13-02-2022 05:42
fakhrie...
arafiq.tekaje
sormin180
sormin180 dan 20 lainnya memberi reputasi
21
Tutup