KOMUNITAS
Home / FORUM / All / News / ... / Sejarah & Xenology /
Akhenaten, Firaun Yang Katanya Mirip Presiden Jokowi
KASKUS
51
244
https://www.kaskus.co.id/thread/61dc510a8792667c104f8c06/akhenaten-firaun-yang-katanya-mirip-presiden-jokowi

Akhenaten, Firaun Yang Katanya Mirip Presiden Jokowi

AKHENATEN: MIRIP PRESIDEN?

Konten Sensitif

Akhenaten

Netizen Indonesia yang ribut tapi jahil barusan ramai menganggap wajah suatu patung firaun Mesir kuno mirip Presiden Joko Widodo. Sayang juga, karena kurang ilmu, banyak yang berkomentar miring, misalnya menganggap sama dengan firaun antagonis Alkitab/Qur'an yang menindas orang Israel. Padahal sebenarnya, patung yang dikata mirip itu sebenarnya patung Akhenaten, salah satu firaun yang menurut pandangan tertentu justru k͟e͟r͟e͟n͟.



Akhenaten, atau aslinya Amenhotep IV, berkuasa pada 1350an-1330an SM. Itu sezaman dengan awal Dinasti Shang di Tiongkok, dan sebelum ada agama Yahudi (apalagi dua agama adiknya). Kalau dicocok-cocokkan dengan riwayat para nabi (versi Perjanjian Lama), Akhenaten hidup kira-kira sesudah zaman Nabi Musa, sebelum Nabi (Raja) Daud. Mengapa dia terkenal? Karena Akhenaten bisa dianggap orang pertama yang tercatat menegakkan 𝐦𝐨𝐧𝐨𝐭𝐞𝐢𝐬𝐦𝐞, atau 𝑡𝑎𝑢ℎ𝑖𝑑, di dunia.

Nama aslinya Amenhotep, dan dia naik takhta sebagai Amenhotep IV ketika masih remaja, firaun ke-10 di Dinasti Ke-18 Mesir Kuno. Meski awalnya menyembah banyak dewa sebagaimana biasanya agama Mesir Kuno, sesudah beberapa tahun berkuasa, Amenhotep IV berubah keyakinan. Dia menganggap salah satu dewa, Aten (Ra), awalnya lebih tinggi dibanding dewa-dewa lain, kemudian akhirnya dia menganggap semua dewa lain tak berdaya dan telah hilang, dan hanya satu yang ada: Aten yang kekal. Dia berpidato kepada bawahan dan rakyatnya, kuil semua dewa lain telah runtuh, dia menyaksikan para dewa tiada satu per satu, kecuali satu yang mewujudkan dirinya sendiri, Aten.

Amenhotep IV mengganti nama menjadi Akhenaten, berarti "Mengabdi Kepada Aten". Dia mengubah agama negara dari politeisme menjadi monoteisme: dia membubarkan kependetaan dan penyembahan semua dewa kecuali Aten, menyatakan diri sebagai perantara Aten, membongkar kuil-kuil dewa lain, menghapus tulisan "dewa-dewa". Yang dia lakukan, menetapkan bahwa tiada ilah selain Aten. Selain itu dia juga melarang penggambaran ataupun pembuatan patung Aten, selain Matahari bersinar sebagai lambang Aten, namun Aten bukan hanya Matahari: Aten adalah pencipta, tempat segalanya bergantung. Sebagai Matahari, Aten menopang segala kehidupan di dunia. Sebenarnya pemahaman ini agak mirip dengan pengetahuan kita sekarang bahwa semua kehidupan di Bumi mendapat energi dari Matahari.


Lambang Aten

Dalam agama Aten, ada puisi panjang memuja Aten yang mungkin dibuat Akhenaten atau bawahannya: Himne Agung Kepada Aten. Di dalamnya ada pernyataan-pernyataan seperti "Aten tak terjangkau manusia"; "Aten menciptakan dunia, manusia, binatang"; "Aten menetapkan rezeki dan panjang umur manusia"; "Aten membeda-bedakan warna kulit berbagai bangsa".

Akhenaten mendirikan ibukota baru, Akhetaten (sekarang Amarna), untuk menjauh dari pengaruh agama tradisional Mesir kuno di ibukota lama Waset (Thebes/Thibah, sekarang Luxor/al-Uqshur). Masa pemerintahannya sendiri relatif tenang, hampir tidak ada pemberontakan di dalam negeri maupun perang di luar negeri. Selain itu, masa pemerintahan Akhenaten bisa dianggap salah satu masa termakmur dalam sejarah Mesir.


Sketsa Athetaten/Amarna

Meski begitu, agama resmi monoteisme Akhenaten tidak sampai dianut seluruh rakyat Mesir pada masa kekuasaannya. Masih ditemukan benda-benda kecil yang menunjukkan penyembahan dewa-dewa lain di antara peninggalan zaman itu; tapi umumnya berskala kecil dan pribadi. Agama politeis lama masih dipraktikkan di antara rakyat, tapi mungkin tidak besar-besaran.


Sisa kuil Aten sekarang di Amarna

Akhenaten terkait dengan dua nama terkenal lain di sejarah Mesir Kuno: permaisurinya, Ratu Nefertiti yang terkenal cantik, dan anaknya, Firaun Tutankhaten (dari istri lain Akhenaten). Diduga pada tahun-tahun akhir hidupnya, Akhenaten memerintah bersama Nefertiti, kemudian digantikan Tutankhaten. Namun Tutankhaten tidak meneruskan agama monoteis ayahnya; dia mengembalikan politeisme, meninggalkan ibukota baru, dan mengganti namanya sendiri menjadi Tutankhamun agar tidak dikaitkan dengan Aten. Tutankhamun sendiri terkenal karena penemuan peninggalannya sangat banyak, di antaranya topeng emas yang merupakan salah satu artefak Mesir Kuno paling terkenal, dan konon makamnya "terkutuk" karena para penemunya mengalami kemalangan.


Patung Nefertiti


Topeng emas Tutankhamun

Dan Akhenaten juga mengguncang agama Mesir kuno dengan cara lain: sebelum dia, para firaun dianggap dewa hidup yang disembah, atau wakil dewa di dunia. Dia sendiri mengaku entah sebagai anak Aten, atau perantara Aten, bukan dewa seperti Aten sendiri. Sesudah dia, firaun bukan lagi dewa; masyarakat menyembah para dewa secara langsung, melalui perantara para imam.

Akhenaten tokoh besar dalam sejarah, mungkin perintis salah satu gagasan besar yang sampai sekarang penting di dunia (monoteisme). Selain itu, dia juga mengubah cara beragama, sehingga para raja tidak lagi dianggap dewa. Berbagai perubahan yang dia gagas masih diterapkan banyak orang di dunia sekarang.

Kalau soal wajah patungnya mirip dengan Presiden Joko Widodo, itu sih kebetulan saja.

Referensi:
https://en.wikipedia.org/wiki/Akhenaten
https://en.wikipedia.org/wiki/Aten
https://en.wikipedia.org/wiki/Great_...mn_to_the_Aten




profile-picture
profile-picture
profile-picture
Xenturion dan 42 lainnya memberi reputasi
Kalo akhetaten hidup sesudah musa (kira2 saja), berarti ybs tidak bisa dianggap sebagai pencetus agama monoteistik yang pertama dong? Kan udah ada bani isroil dengan monoteisme YHWH nya?

(Kecuali kalau kita anggap musa dan eksodus terjadi di zamannya ramses 2 seperti kata holiwud)

Oh iya, gue agak bingung bagaimana sih patungnya akhetaten yg besar dan catatan2 tentang ybs bisa selamat, mengingat setelah dia mangkat para pendeta tinggi agama politeis lama bersekongkol dengan tutankhamun menghapus dan menghancurkan segala hal yang berkaitan dgn akhetaten?
profile-picture
profile-picture
profile-picture
zanaf231 dan 10 lainnya memberi reputasi
Diubah oleh wiry
profile picture
TS InRealLife 
KASKUS Plus
Yang susah karena bukti sejarah Musa dan Eksodus di luar Perjanjian Lama tidak kuat, sehingga tidak bisa diketahui kapan terjadinya. Lebih kuat bukti sejarah monoteisme Akhenaten yang ada catatan tertulis dan bukti fisiknya.

Kalau soal selamatnya patung Akhenaten, mungkin karena saking gedenya, susah dihancurkan? Di sumber ini (https://en.wikipedia.org/wiki/Coloss...t_East_Karnak) ditunjukkan bahwa patungnya bener-bener gede, paling kecil setinggi 8,5 meter, paling besar setinggi 12 meter. Itu setinggi rumah lantai dua. Mungkin susah menghancurkannya total.
profile picture
tyrodinthor
kaskus maniac
@wiry

Kalo berdasarkan klaim alkitabiah, atau tradisi Yahudi (dan juga Kristen & maybe Islam), sejak awal orang-orang Yahudi adalah monoteisme. Bahkan YHWH sebagai satu-satunya Tuhan sejati itu telah mengikatkan perjanjian kepada Abram/Abraham untuk memperbanyak keturunan dan memberikan tanah Kanaan kepada mereka karena kesalehan Abraham kepada Tuhan yang satu.

Tapi ....

Sejarah berkata lain.

Proto-Israel, yang merupakan orang-orang Ibrani (atau dalam catatan Mesir disebut Sushtu dan Habiru) adalah suku-suku yang menganut politeisme. Kepercayaan politeis mereka adalah pagan Kanaan yang merupakan kearifan lokal yang berasal dari kepercayaan bangsa Ugarit.

Lalu ketika memasuki era kerajaan-kerajaan kuno (yang di antaranya Israel kuno), orang-orang Israel dan Yehuda menganut monolatrisme. Monolatrisme adalah keyakinan politeisme yang percaya bahwa ada satu Dewa yang tertinggi di antara para Dewa lainnya. Dewa tsb di antaranya adalah Yahweh yang dikultuskan orang-orang Yehuda, dan El yang dikultuskan orang-orang Israel.

Ketika di masa pembuangan ke Babylonia, orang-orang Yahudi mengadopsi keyakinan monoteis yang berkembang di sana melalui pengaruh Zoroastrianisme, sebuah agama monoteisme pertama di dunia. Dari situlah mereka mulai mengembangkan kepercayaan monoteisme unitarian seperti yang dianut Yahudi sekarang. Di masa pembuangan ini pula, Alkitab mulai ditulis.

Memasuki era Second Jewish Temple (Bait Allah Kedua), orang-orang Yahudi sudah dipastikan menganut monoteisme.
profile picture
wiry
KASKUS Maniac
@InRealLife Kalau patungnya gede, semakin gampang ditemukan dan di-vandalisasi sih. Gak perlu dirusak seluruhnya, cukup wajahnya dirusak saja. Agak bingung juga gimana patung2 Akhenaten yang gede itu berhasil diumpetin dari program de-akhenaten-isasi jendral Horemheb.

Iya, belum ketemu bukti artefak tertulis kalau eksodus itu nyata secara historis. Sampek ada yang bilang, bahwa musa itu sebenarnya pendeta tinggi agama Aten yang kabur bersama para pengikutnya dari persekusi, dan kemudian "menginspirasi" agama samawi.

@tyrodinthorKalo ga salah pemaknaan suku "Habiru" sebagai suku "Hebrew" masih diperdebatkan sih. Tapi kalau catatan itu benar, berarti Akhenaten masih yang #number 1 dalam melembagakan agama monoteistik.
profile picture
tyrodinthor
kaskus maniac
@wiry

Namanya juga sains, harus ada dialektika/perdebatan gan. Tapi, yang sudah tidak diperdebatkan adalah bahwa narasi Alkitab tidak bisa dijadikan landasan historis. Artinya, kisah tentang monoteisme Israel pra-Second Jewish Temple adalah ahistoris.

Dan sebenarnya yang diperdebatkan pun bukan soal asal-usul Israel. Prototype bangsa Israel sudah disepakati berasal dari rumpun etnis Kanaan, yang masih berbentuk suku kecil, yang co-existed dengan suku-suku kecil lainnya, dan berbentuk tribal league karena sifat mereka yang nomaden.

Yang diperdebatkan adalah nama Habiru, apakah toponimi atau bukan toponimi.

Apakah nama Habiru adalah cara pengucapan/lidah orang Mesir terhadap sebuah nama yang berasal dari Paleo-Ibrani untuk merujuk sebuah tribal league masyarakat nomaden, yang berarti toponimi. Karena bentuk nama Habiru dapat mencerminkan akar kata "Ivrit" (Ibrani) dalam rumpun Semit.

Atau apakah nama Habiru adalah cuma istilah peyoratif dalam bahasa orang Mesir dari kata "Apiru" untuk merujuk suatu tribal league masyarakat nomaden, yang berarti non-toponimi. Karena makna "Apiru" sendiri artinya "perampok/penjarah" dalam bahasa orang Mesir.

Tribal league di sini mencakup suku Shasu, Shutu, orang Midian, orang Amalek, dan orang Keni. Inilah prototype Israel kuno.

Kalo aku sih condong ke sintesis toponimi dan non-toponimi. Pada mulanya non-toponimi, namun karena lama-lama melekat kepada mereka menjadi identitas, akhirnya menjadi toponimi (Ibrani).

Ini sama seperti Arab. Nama Arab sendiri awalnya non-toponimi, seluruh bangsa Semit menamakan sekelompok orang yang hidup nomaden menunggangi unta, yang sebagiannya menjadi pedagang dan sebagiannya lagi menjadi perampok, sebagai "arab" yang artinya "liar, pindah-pindah, pekat, belantara, gurun, pedagang, dstnya". Lama-lama penyematan yang bersifat non-toponimi ini menjadi identitas tribal league sehingga menjadi nama/toponim Arab.
profile picture
yah yg pertama nabi adam
IFYKWIM YKWO
Post ini telah dihapus
profile picture
afterimage90
KASKUS Addict
Wah jd inget pernah baca mengenai peninggalan nabi musa taurat & talimud. Tp yh saya cari tau talimud itu apa. Pernah baca di buku loh buku umum
profile picture
asda10
aktivis kaskus
@tyrodinthor @wiry betul gan, monotheisme yahudi, bahkan kisah2 yahudi dan adik2nya banyak mencomot dari agama babylonia. Secara tidak langsung, agama babylonia adalah yang terbesar di muka bumi sekarang.
profile picture
tyrodinthor
kaskus maniac
@wiry @asda10 @veanfyan

Dalam perspektif sejarah, Israel berasal dari suku-suku nomaden di Near East, yang di antaranya disebutkan dalam Prasasti Tablet Amarna, yaitu suku Sashu dan Sushtu. Kira-kira mereka hidup di tahun 2000-1000 SM.

Lalu ada juga suku lain, yang disebut di berbagai prasasti lain seperti orang Keni, Amalek, Midian (Alkitab juga menyebutkan ketiga suku ini, namun ketiga suku ini tidak diakui sebagai leluhur Israel).

Suku-suku ini kemudian membentuk federasi kesukuan (tribal league) ketika mereka mulai hidup semi-nomaden, yaitu belajar menetap/bermukim dalam waktu lama di Kanaan, hingga kemudian menjadi prototype Israel, atau yang disebut Proto-Israel.

Dan agama yang mereka anut adalah pagan Kanaan yang bercorak polytheisme, yang memang merupakan agama/kearifan lokal asli orang Kanaan, yang merupakan warisan dari Kepercayaan Ugarit. Ini terus bertahan sampai tahun 950. Jadi gak ada gap di situ, memang sejak awal adalah politeis.

Dari tahun 2000-1000 SM, wilayah Kanaan adalah wilayah jajahan Mesir. Sehingga konyol sekali jika Musa diceritakan melarikan diri bersama orang-orang Israel untuk menyelamatkan diri dari pemerintahan Mesir yang jahat, tapi justru kaburnya malah ke wilayah yang masih dalam kekuasaan pemerintahan Mesir.

Prototype Israel ini kemudian membangun "kerajaan". Kerajaan ini memang pernah ada, tapi jangan dianggap sebagai kerajaan besar. Sebenarnya hanya kerajaan kecil/kerajaan kesukuan. Sama seperti kerajaan suku Moab, Edom, Amori, dll. Bahkan, bila dibandingkan dengan Kerajaan Israel Dinasti Hasmonea (Makabe), masih lebih besar Hasmonea. Kerajaan Israel pertama ini hanya kerajaan kecil biasa yang hidup berdampingan dengan mereka.

Pada masa ini, mereka masih menganut kepercayaan pagan Kanaan yang polytheisme, tapi ada perubahan keyakinan dimana mereka meyakini ada satu Dewa tertinggi yang paling kuat di antara para Dewa-Dewi lainnya, tapi masih meyakini keberadaan Dewa-Dewi lainnya tsb. Konsep kepercayaan ini disebut monolatrisme. Konsep monolatrisme merupakan sub-cabang polytheisme.

Peperangan yang terjadi antara Israel dengan Amon, Moab, dsbnya adalah perang suku yang bertujuan hegemoni Kanaan dengan dalih: membuktikan siapa Dewa terkuat.
  • Kerajaan suku Amon mengusung Dewa Molokh.
  • Kerajaan suku Amori mengusung Dewa Amurru.
  • Kerajaan suku Edom mengusung Dewa Qaus.
  • Kerajaan suku Moab mengusung Dewa Khemosy.
  • Kerajaan suku Philistin (Filistin) kadang-kadang mengusung Dewa Baal, Asyerah, dan Dagon.
  • Kerajaan suku Israel mengusung Dewa El, kemudian setelah pecah menjadi dua, kerajaan suku Yehuda mengusung Dewa Yahweh, sedangkan kerajaan suku Israel mengusung Dewa El, kadang-kadang Baal, dan kadang-kadang Yahweh.
  • Kerajaan Aram (yang agak lebih besar) mengusung Dewa Baal, dan kemudian mengusung Dewa Hadad.


Peperangan antar kerajaan ini, dalam perspektif mereka, dianggap sebagai perang antar Dewa.

Kemenangan Israel melawan Filistin dianggap sebagai kemenangan Dewa El melawan Dewa Baal.

Kemenangan Amon atas Israel juga dianggap sebagai kemenangan Dewa Molokh atas Dewa El.

Kemenangan Moab melawan Israel pun juga dianggap kemenangan Dewa Khemosy melawan Dewa El.

Begitu pula kemenangan Aram atas Israel dan Yehuda dianggap kemenangan Dewa Hadad atas Dewa El dan Dewa Yahweh.

Beberapa prasasti yang menjadi bukti di antaranya Prasasti Tugu Mesha dan Tugu Tel Dan. Ada juga tablet-tablet dan artefak lain serta bukti-bukti arkeologis berupa relik dan patung dewa-dewa tsb.

Tidak hanya berperang, mereka juga tercatat pernah bersekutu satu sama lain saat kemaharajaan Assyria menyerang Kanaan dalam episode Pertempuran Qarqar. Hal ini dicatat pula dalam Tugu Monolit Kurkh. Tidak hanya bersekutu antar sesama Kanaan, mereka juga bersekutu dengan Syria (Kerajaan Damaskus dan Hamat) dan Arab.

Setelah memasuki abad ke-5 SM, yaitu setelah orang-orang Israel dan Yehuda dibuang ke Babylonia, mereka secara perlahan mulai berevolusi dari monolatrisme menjadi monotheisme. Pada masa itu, bahasa Ibrani kuno mulai berkembang menjadi Ibrani alkitabiah, yang banyak dipengaruhi oleh bahasa Aram Imperial (Aram Akhemenei) dan Paleo-Ibrani. Alkitab baru mulai ditulis satu per satu sampai menjelang abad ke-3 SM. Sepanjang abad ke-5 sampai 3 inilah disebut era "nabi-nabi" (nevi'im), yaitu nabi-nabi kecil seperti Yeremia sampai Hagai, Zekharia, dan Maleakhi.

Jadi, menurut sejarah, narasi utama Alkitab dari Adam sampai Daud adalah narasi ahistoris (tidak historis), narasi Daud sampai Hizkia adalah semi-historis, dan narasi pasca Hizkia adalah historis.

Tapi tentu tidak mutlak.

Misalnya, dalam perspektif sejarah, Ezra dan Hagai juga disepakati semi-historis, padahal mereka hidup di zaman setelah Hizkia. Kisah Daniel dan Darius dari Media bahkan disepakati ahistoris.

Selanjutnya boleh agan perdalam lagi di sini: History of Ancient Israel and Judah.

Kelahiran Yahudi sebagai agama monotheisme tidak lepas dari pengaruh konflik Yahudi Mosaik VS Yahudi Hellenistik. Aku sudah pernah menulis episode konflik ini di thread ku, MIA: Yahudi Mosaik VS Yahudi Hellenistik.

Singkatnya, Yahudi Mosaik/Yahudi Kemusaan adalah kelompok Yahudi tradisionalis yang menghendaki legitimasi "imam besar" (qohen gadol) dari suku Lewi, menolak pengaruh Yunani, mengusung bahasa Aram dan Ibrani, dan mendirikan kerajaan messianik. Sedangkan Yahudi Hellenistik adalah kelompok Yahudi Keyunanian yang menghendaki pengaruh Yunani ke dalam tradisi Yahudi, menolak berbahasa Ibrani dan Aram, dan mendukung berdirinya Provinsi Yudea. Kelompok Yahudi Mosaik melakukan pemberontakan di bawah gerakan Makabe keturunan Matatias dari suku Lewi, lalu mendirikan Dinasti Hasmonea di Yudea. Pada masa ini pula lahir kelompok Yahudi Perusyim (Farisi) yang mempopulerkan Alkitab ke seluruh orang-orang Yahudi.

Dan sejak itu dimulailah tradisi Rabbinik pertama kali yang dikenal sebagai Periode Zugoth. Rabi-rabi pada periode Zugoth adalah rabi-rabi pertama yang mentransmisikan Talmud secara oral bersamaan dengan penyalinan dan penyebaran Alkitab serta teks-teks pseudepigrapha.
profile picture
asda10
aktivis kaskus
@tyrodinthor @wiry @veanfyan betul gan, setahu ane kisah2 taurat banyak mencomot kisah2 babylonia juga seperti gilgamesh dan dewa2 enlil-enki. Bahkan nama el asalnya dari enlil. Jadi bisa dibilang agama yahudi dan adik2nya yang melestarikan agama babylon sampe sekarang.
profile picture
tyrodinthor
kaskus maniac
@asda10 Sebaiknya tidak menggunakan kata mencomot, lebih tepatnya dipengaruhi dan dikembangkan.
Post ini telah dihapus
profile picture
afterimage90
KASKUS Addict
@tyrodinthor @ahlulgaib perbudakan jdinya untuk pihak yg kalah dan pemaksaan klo tdk genosida
profile picture
atmajazone
KASKUS Maniac
@wiry @asda10 @veanfyan @tyrodinthor temuan arkeologis sendiri ada yg menyebutkan bahwa Mesir kuno pernah menyebut ada salah satu musuh mereka yaitu suku Sashu of Yahweh. Yg mana artinya orang Sashu yg menyembah Yahweh. Ada hieroglyph yg menggambarkan bahwa orang2 Sashu sendiri diambil jadi budak. Mungkin ada kebenaran juga di cerita Moses. Walaupun tokohnya mungkin ada mungkin tdk tapi nenek moyang Yahudi pernah hidup sebagai budak di Mesir.
Memuat data ...
1 - 15 dari 15 balasan
×
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved
Ikuti KASKUS di