deganijo001Avatar border
TS
deganijo001
RI Larang Ekspor Batu Bara, Jepang Minta Pengecualian


Bisnis, JAKARTA – Jepang meminta pengecualian atas larangan ekspor batu bara yang diterapkan Indonesia mulai 1 hingga 31 Januari 2022, dengan alasan jenis batu bara yang diekspor ke negara itu berbeda dengan yang dipasok ke PLN.

Dilansir Tempo, Rabu (5/1/2022), permintaan itu disampaikan Duta Besar Jepang untuk Indonesia Kanasugi Kenji melalui surat kepada Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Arifin Tasrif tertanggal 4 Januari 2022.

Menurutnya, Jepang selama ini mengimpor batu bara berkalori tinggi atau high calorific value (HCV) dari Indonesia. Jenis ini berbeda dengan batu bara berkalori rendah (low calorific value) yang dipasok ke PLN. Kenji mengatakan ekspor HCV ke Jepang tidak memiliki dampak signifikan terhadap pasokan batu bara ke PLN.

"Oleh karena itu, saya berharap larangan ekspor batu bara ke Jepang bisa segera dihapus," tulis Kenji.

Baca : Untung Rugi Larangan Ekspor Batu Bara Bagi Ekonomi RI

Dia mengatakan larangan ekspor batu bara membuat izin ekspor komoditas itu ke Jepang belum bisa diterbitkan dan kargo yang akan mengangkut pun tertahan di pelabuhan sejak 1 Januari. Berdasarkan laporan perusahaan perkapalan Jepang, Kenji menyebutkan setidaknya ada lima kapal yang akan mengangkut batu bara ke negaranya sedang menunggu keberangkatan. Oleh sebab itu, dia berharap Pemerintah Indonesia bisa sesegera mungkin menerbitkan izin keberangkatan secara khusus untuk kelima kapal yang sudah siap berlayar ke Jepang itu.

Kenji mengatakan industri di Jepang secara rutin mengimpor batu bara hampir 2 juta ton per bulan dari Indonesia untuk pembangkit listrik dan manufaktur. Larangan ekspor secara mendadak ini, lanjutnya, memiliki dampak yang serius terhadap kegiatan ekonomi dan aktivitas harian masyarakat Jepang.

Kenji memahami bahwa larangan ekspor ini terbit karena kekurangan pasokan batu bara untuk pembangkit listrik di Indonesia. Namun, dia juga menyebut permintaan listrik di Jepang juga sedang tinggi di tengah musim dingin, sekalipun ada beberapa alternatif batu bara dan gas alam cair (LNG) yang  bisa diperoleh pada masa depan.

Kenji sangat mengapresiasi rencana evaluasi Pemerintah Indonesia bila nantinya Indonesia memberi perhatian pada aspirasi Jepang, termasuk menggelar diskusi lebih lanjut dengan dunia usaha dari Jepang guna menjaga hubungan ekonomi yang telah terjalin erat antara kedua belah pihak.




Diubah oleh deganijo001 06-01-2022 08:44
nomorelies
hippopotamus93
tepsuzot
tepsuzot dan 8 lainnya memberi reputasi
9
2.9K
47
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Tampilkan semua post
bingsunyataAvatar border
bingsunyata
#13
BTW ..., ada yang tahu nggak, apakah coal yang udah diolah menjadi bricket bakal lebih bagus kualitasnya dengan yang mentah ?
Kalau memang (terbukti) lebih bagus, mungkin bisa minta mereka invest disini untuk mengolahnya sebelum diekspor kesana ...
Dan mungkin mereka dapat profit juga, dengan menjualnya ke PLN disini.
Tinggal PLN disini nanti terkait hitung-hitungannya. Karena kalau untuk industri-manufaktur, ketika batubara itu telah diolah sedemikian rupa, bisa didapatkan rincian secara lebih jelas. Oo .. kalau pakai 1 biji itu kalornya dapat sekian, dimana itu nantinya akan berkaitan dengan hitung-hitungan biaya proses produksinya. Karena kalau yang mentah, terkait kandungan yang ada di batubara itu, tidak selalu 1 bongkah dalam berat yang sama sekalipun, akan menghasilkan jumlah kalor yang sama.
Lha entah apakah itu berbeda dengan sistim boiler yang ada di pembangkit listrik.
Diubah oleh bingsunyata 06-01-2022 13:50
kudo212
muhamad.hanif.2
muhamad.hanif.2 dan kudo212 memberi reputasi
2
Tutup