Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

rakitpcmendingAvatar border
TS
rakitpcmending
Penerimaan Pajak RI Tembus 100%, Sri Mulyani: Hari Bersejarah
Penerimaan Pajak RI Tembus 100%, Sri Mulyani: Hari Bersejarah

Penerimaan pajak per 26 Desember 2021 tercatat melebihi target Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) Tahun Anggaran 2021.

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengungkapkan jumlah neto penerimaan pajak Rp 1.231,87 triliun ini sama dengan 100,19% dari target yang diamanatkan dalam APBN Tahun Anggaran 2021 sebesar Rp 1.229,6 triliun.

"Sampai dengan tanggal 26 Desember 2021, jumlah neto penerimaan pajak sebesar Rp 1.231,87 triliun," kata dia dalam siaran pers, Senin (27/12/2021).

Sri Mulyani mengucapkan selamat dan terima kasih atas pencapaian DJP tahun 2021 ini.

"Hari ini adalah hari yang bersejarah. Di tengah pandemi COVID-19, di saat pemulihan ekonomi masih berlangsung, anda mampu mencapai target 100% bahkan sebelum tutup tahun. Untuk itu, saya mengucapkan terima kasih dan penghargaan atas kerja anda semua yang luar biasa. Terima kasih terhadap apa yang kita capai hari ini. Ini adalah bekal kita untuk pelaksanaan tugas-tugas kita di masa mendatang," jelas Sri Mulyani.


Lebih lanjut, tercatat sejumlah 138 Kantor Pelayanan Pajak (KPP) di seluruh Indonesia berhasil mencapai target penerimaan pajak lebih dari 100% dari target yang telah ditetapkan pada masing-masing KPP.

Selain itu, sejumlah tujuh Kantor Wilayah (Kanwil) berhasil mencapai target sebesar lebih dari 100% dari target yang ditetapkan untuk masing-masing Kanwil, yaitu

1. Kanwil DJP Jakarta Selatan I;

2. Kanwil DJP Wajib Pajak besar;

3. Kanwil DJP Jakarta Khusus;

4. Kanwil DJP Sulawesi Utara, Tengah, Gorontalo, dan Maluku Utara;

5. Kanwil DJP Kalimantan barat;

6. Kanwil DJP Kalimantan Selatan dan Tengah; dan

7. Kanwil DJP Jakarta Utara.



Direktur Jenderal Pajak Suryo Utomo mengungkapkan kebahagiaan atas keberhasilan DJP mencapai target penerimaan pajak 2021 setelah 12 tahun penantian dan perjuangan tanpa henti. Banyak faktor yang mewujudkan keberhasilan ini, namun yang paling utama adalah dukungan dan partisipasi seluruh Wajib Pajak yang telah taat dan patuh membayar pajak.


"Kami, seluruh jajaran Direktorat Jenderal Pajak mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya atas dukungan dan partisipasi seluruh Wajib Pajak yang dalam kondisi sedemikian sulit akibat pandemi Covid-19, masih tetap patuh dan taat menjalankan kewajiban perpajakannya dalam membayar pajak. Pajak yang anda bayarkan sangat bermanfaat untuk mempercepat pemulihan ekonomi dan membiayai pembangunan negeri yang kita cintai ini," ungkap Suryo Utomo.


Dia juga mengatakan keberhasilan ini tidak lepas dari kerja keras 46 ribu lebih pegawai DJP. Di tengah pandemi COVID-19 yang belum usai, pembatasan sosial yang masih tinggi, dan terbatasnya interaksi, pengamanan penerimaan pajak menemui hambatan yang tidak mudah.

Namun, dengan semangat yang tidak patah, insan-insan kuat DJP terus bekerja mengumpulkan pundi-pundi penerimaan yang merupakan penopang utama pembiayaan negara. Namun, Suryo melanjutkan, euforia akan keberhasilan ini hendaknya tidak berlebihan. Ke depan, tantangan akan semakin berat.

Tahun 2022 akan menjadi tahun yang sangat krusial, yaitu tahun terakhir defisit APBN boleh melebihi 3%. Tahun 2023 harus sudah di bawah 3%. Sementara, ketidakpastian risiko pandemi COVID-19 masih membayangi.

Penerimaan negara tentu dituntut semakin besar untuk dapat menutupi defisit APBN tersebut. Oleh sebab itu, DJP akan tetap mengevaluasi kinerja tahun 2021 ini.

"DJP akan menyisir kembali yang telah terjadi di tahun 2021 untuk mempersiapkan diri menjalani tahun 2022. Kinerja dan strategi yang sudah baik akan dilanjutkan di tahun 2022, kinerja dan strategi yang kurang baik akan diperbaiki dan jika perlu diganti," jelas Suryo.

https://finance.detik.com/berita-eko...ari-bersejarah
viniest
nyimak92
6666661234
6666661234 dan 21 lainnya memberi reputasi
18
8.4K
228
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Tampilkan semua post
acceleroAvatar border
accelero
#44
*Lebay

Di negeri ini, semua hal dibuat dramatis, over, berlebihan sekali. Teknik komunikasi pejabat2 ke rakyat dibuat hiperbolik sekali.

Dan yang menyedihkan, tidakkah mereka mau mendidik, mengedukasi rakyat dgn data2 dan fakta? Rakyat itu diedukasi biar tambah cerdas, bukan dikasih pernyataan2 bombastis padahal rendah esensi.

Misalnya kasus penerimaan pajak ini. Bukan main, seolah itu sangat dramatis? Bersejarah?

Berikut saya sajikan data target pajak, dan realisasinya setiap tahun (data dari Kemenkeu, silahkan revisi jika typo):

2016: Target 1.539 Trilyun, realisasi 1,284 T
2017: Target 1.450 T, realisasi 1.339
2018: Target 1.424, realisasi 1.315
2019: target 1.577, realisasi 1.332
2020: target 1.198, realisasi 1.069
2021: target 1.229, realisasi 1.230, 100%

Adalah benar tahun 2021 ini 'bersejarah'. Untuk pertama kalinya setelah bertahun2, realisasi penerimaan pajak 100% lebih.

Tapi ayolah, kamu lihat datanya per tahun, itu karena targetnya memang rendah. Itu betul, lagi pandemi, target dibuat rendah, tapi ssst, ada isu yg sangat serius loh.

Apa itu?

Sejak tahun 2016, penerimaan pajak kita itu stuck, di situ2 saja angkanya. 1.300-an. Coba kamu masukkan fungsi inflasi di sana, nilai 1.300 T di tahun 2016, versus 1.300 T di tahun 2019, beda loh.

Maka, jika ada pejabat yg epic banget seolah bilang, pencapaian 100% itu 'bersejarah', ayolah, 5 tahun terakhir, sejak tax amnesty jilid 1, lihat data2 ini, yg ada orang2 cenderung malas bayar pajak. Orang2 tajir, perusahaan2 besar, mereka tumbuh menggila 5 tahun tsb, kok pajak cuma segitu? Mereka dipajakin nggak? Dikejar nggak? Jangan cuma ngejar yg sdh ada doang. Berburu di kebun binatang.

Itu benar, penerimaan mencapai target 100%, kita tetap harus mengapresiasi petugas pajak yg siang malam kerja mengejar target ini saat pandemi. Itu tetap sesuatu. Tapi plis, berhentilah semua dibuat dramatis, lebay. Edukasi rakyat jika penerimaan pajak kita itu segitu2 doang loh. Padahal katanya OKB di negeri ini tambah banyak. Harta pejabat terus melonjak crazy.

Dan lebih sedih lagi, di satu sisi ada yang banting tenaga, kerja 24 jam mencari pendapatan negara. Eeeh, ada juga yg banting tenaga 24 jam kerja menghabiskan duitnya. Pokoknya anggaran harus habis! Bahkan meeting cuma 2-3 jam, harus ke Bali! Labuan Bajo! Bangun trotoar, sumur, dll, segera bikin. Nanti kalau tdk habis anggarannya, tahun depan tdk dikasih lagi.

Ambyar.

*Tere Liye, penulis novel 'Negeri Para Bedebah'
basssso
top242
black.robo
black.robo dan 6 lainnya memberi reputasi
7
Tutup