- Beranda
- Komunitas
- Story
- Heart to Heart
Catatan Pribadi(Masa berat pasca Depresi )Bag.2
TS
missforget21
Catatan Pribadi(Masa berat pasca Depresi )Bag.2
Catatan Pribadi(Masa berat pasca Depresi )Bag.2
Hi.,, maaf baru sempat menyapa kalian kembali.,
Beberapa hari ini, terasa begitu menyesakkan untukku., Bahkan saat menulis ini pun, aku merasa mual dan mengantuk sekaligus.
Mari kulanjutkan kisahku yang kemarin.
Setelah bapak memberikan kontak psikolog itu, seketika mataku berlinang, aku merasa bahwa aku tidak berdaya, seketika terfikir “Sehancur itukah aku..?” Padahal aku telah mencoba menyembunyikannya sebisaku, mencoba tertawa walau dengan mata sayu.
Bapak hanya duduk ditempatnya sembari menatapku, kemudian matanya berkedip pelan sembari tersenyum, seolah-olah berkata “tidak apa untuk menjadi lemah..” ingin rasanya menangis dengan suara, tapi tentu tidak boleh, aku sedang berada ditempat kerja. Ku coba kembali tegarkan hati, menyeka air mata yang hendak jatuh, kembali kulanjutkan kegiatan ku, mencatat laporan kegiatan hari ini, mengecek pengeluaran apa saja dalam sehari ini.,.
Yah.., semua berjalan seolah olah tidak terjadi apa-apa., akupun kembali ke kamar kos ku dengan tenang.,
Tidak ada kegiatan lain, selain mendengar music dengan menatap lampu kerlap-kerlip yang ku pasang,.
Mencoba menenangkan hati yang selalu berteriak kesakitan didalam.,. Ku yakinkan diriku, bahwa aku tidak apa-apa,. Lalu tiba-tiba airmataku jatuh dengan sendiri,. Dimulai dengan setetes tanpa eksresi., kemudia mulai menyusul aliran airmata yang tidak bisa kubendung itu, ku peluk bantalku sembari menangis., Suara tangisku tidak boleh terdengar sampai ke kamar sebelah., bisa-bisa mengganggu tetangga kamarku.
Tidak tau, dari mana sakit yang teramat ini.,
Aku mulai mengecek hp, seolah-olah menunggu notifikasi masuk dan menenangkanku, tapi kosong..,
Ternyata aku mencari kebiasaanku selama ini..
Kemarin ada seseorang yang selalu menunggu kabarku saat pulang kerja, ada seseorang yang melarangku bekerja terlalu keras. Ada seseorang yang menemaniku hinggaku tertidur pulas,ada orang yang menanyakan kerjaanku walau nyatanya dia tidak paham dengan itu.,
Yah…, sadar atau tidak., ternyata aku merindukannya.
Si pembohong itu, aku merindukannya..,
Mungkin itu yang dinamakan fase patah hati,.., entah, aku tidka begitu tau.,
Aku hanya mencoba bekerja keras agar bisa hidup dengan layak.
Disaat seperti itu, dengan air mata berlinang, ku teguk beberapa pil obat tidur yang kuharap bisa membuatku lelap., tapi nyatanya tidak semudah itu.,
Bahkan setelah aku tertidur, aku mendengar begitu banyak suara makian, bahkan teks pesan yang tidak memiliki suara itu terdengar memaki.,
Akupun terbangun, terduduk, kemudian diam.
Kupeluk diri sendiri kemudian kembali menangis.
Ternyata aku tidak sekuat itu.,,, Selama ini, aku hanya pura-pura menjadi kuat. Aku bersikap seolah aku bisa melawan apa saja. Tapi nyatanya, kehilangan sosok pembohong pun aku bisa sehancur ini.
Akhirnya, sama seperti malam-malam sebelumnya, beberapa garis berdarah, kembali muncul di lenganku,.
Terbangun dengan keadaan hancur itu,.. adalah perasaan terburuk yang pernah ku alami.
Saat kau tersadar bahwa yang terjadi semalam itu adalah nyata, saat kau sadar bahwa kau sedang tidak baik-baik saja. Kau ingin istirahat sejenak, setidaknya berbaring seharian tanpa memikirkan apa-apa. Tapi sayang, dunia bukan tempat untuk bermanja-manja ria.
Aku harus kembali bangkit dan melanjutkan yang telah ku mulai.
Akhirnya, kulanjutkan hariku seperti biasa, melakukan aktifitas ku ditempat kerja, dengan segala macam tuntutan.
Bapak kemudian bertanya padaku, apakah aku telah menghubungi psikolog itu apa belum.,
Dan ku jawab belum,.
Bapak kembali bertanya “Kenapa..?, takut kah,?”. Seketika aku terdiam. Tidak tau harus menjawab apa., sebenarnya bukan karena takut atau apa, hingga aku tidak menghubungi psikolog itu, tapi entah.., aku merasa kosong. Yang ku fikirkan adalah aku hanya perlu bekerja untuk terus hidup. Ada orang tua yang menunggu hasil kerjaku, ada adik yang harus ku biayai, ada penyakit yang harus ku obati. Aku fikir dengan menyibukkan diri, aku bisa lupa secara instan. Makanya ku fikir aku tidak butuh psikolog, toh hasilnya akan sama dengan yang lalu(20017, konsul psikolog).
Tapi bapak meyakinkan aku, bawa beliau(psikolog ini) adalah orang yang baik, dia juga seorang wanita yang usianya masih terbilang muda. Kata bapak, mungkin akan lebih mengerti dan lebih nyambung untuk berbagi,.
Akhirnya aku pulang, sembari melihat kontak yang diberikan bapak, terfikir “Haruskah..?”
Bapak bilang bahwa bapak sudah berbicara dengannya, dan psikolog itu juga menunggu kabar dariku., Akhirnya kuberanikan diri untuk berkabar.,
Singkatnya, aku dan psikolog itu mulai berbicara, mulai dari hal kecil, hal ringan dan beberapa hal lain.
Oh ya.., aku dan psikolog ini berada pada tempat yang sangat jauh, jadi komunikasi kami dna segalanya hanya dilakukan by phone, tapi tidak lepas dari keberadaan bapak, bapak disini menjadi media, jika ada yang harus dilakukan, maka bapak yang mewakilkan.
Komunikasiku dan bapak pun semakin sering, dan makin hari, bapak semakin menjagaku., Entah, tapi sepertinya itu adalah saran dari psikolog itu,.
Terkadang aku bertanya kepada bapak,. “apa kata psikolognya..,?” kata bapak tidak apa-apa,
Hanya saja aku tidak boleh dibiarkan sendiri.
Setiap malam komunikasi denngan psikolog itu, menanyakan kegiatan harianku, dan bagaimana perasaanku., Aku merasa memiliki kakak perempuan.
Beberapa hari berlalu, hingga suatu hari bapak bertanya, “Kapan kamu ada waktu senggang..?”
AKu jawab dengan pertanyaan balik,. “Kenapa pak..?”
Kata bapak, dia ingin ngobrol empat mata,,.
Tapi beberapa hari ini benar-benar padat, semua orang sedang dikejar waktu., Pekerjaan kami telah berada dimasa tenggang, hal itu pula yang membuat aku dan bapak sulit menemukan waktu yang pas untuk berbicara.
Akhirnya setelah beberapa hari yang penat, kami menemukan satu waktu senggang. Masih di kantor, tapi waktu itu keadaan sedang sepi, dan kami memilki cukup waktu,
Kala itu bapak masuk keruanganku, dan menemaniku berbincang,.
Tapi dengan cara yang tidak biasa, aku diminta duduk menghadap ke tembok, sedangkan bapak duduk tepat dibelakangku sembari memberikan beberapa pertanyaan.
Awalnya diam, tidak ada obrolan apa-apa, kemudian bapak bertanya, “apa yang kamu fikirkan..?”
Jujur saja, kala itu aku terlintas bayangan monster,. Monster yang tidk lain adalah manusia.,
“Kenapa manusia itu jahat..?” itu yang ku jawab kepada bapak..,
“Manusia itu seperti monster..”
“siapa yang bilang seperti itu..?” Tanya bapak.
“Maya..” jawabku.,
“maya bilang apa saja ke kamu..?” Tanya bapak.
“banyak.., tapi kata Maya manusia itu jahat, mereka cuman tau cara memanfaatkan orang lain, mereka tidak perduli apa orang lain akan teluka atau tidak. Yang mereka tau adalah cara memuaskan diri mereka sendiri..” jawabku.,
Bapak kembali bertanya, “Siapa itu maya..?”
Kuceritakan kepada bapak., Maya adalah seorang wanita yang kutemui beberapa tahun lalu, dia wanita yang perawakannya sangat mirip denganku, tapi dia memiliki rambut yang panjang dan berwarna putih., Maya adalah wanita yang kasar tapi juga kuat., Terkadang, dia yang menjadikanku kuat saat aku benar-benar lelah.,
Bapak terdiam beberapa saat, kemudian mulai menanyakan hal lain.,
Malam itupun berlalu,..
Keesokan paginya, kami kembali menjalani aktifitas seperti biasa.,
Kala itu, aku sedang rajin menulis, berbagi kisha horror diberbagai plat from, salah satunya di kaskus.,
Bapak kemudian bertanya, “sedang apa..?”
Aku menjawab bahwa aku sedang menulis., bapak menyakan tentang tulisanku dan bebrapa hal lain.
Sejak 2018, kehidupanku memang dipenuhi dengan hal mistis, mungkin kalian akan bingung, tapi itu adalah fakta, Thread ku kala itu lebih banyak ke arah horror dan supranatural.
Bapak kemudian mengatakan, agar aku mundur dari dunia itu,. Bapak mengatakan bahwa aku belum siap., Aku belum matang untuk terjun terlalu jauh kesana.
Hal ini bukan tanpa alasan, ini karena perlahan, aku mulai tidak bisa membedakan suara-suara yang kudengar.
Terlalu bising. Banyak suara yang terdengar, beberapa dinataranya adalah bisikan yang memintaku untuk mati, memintaku untuk mengakhiri hidupku. Menyayat leherku, menyayat nadiku.
Suara itu akan terus bergema hingga aku menyayat lengaku,.
Bahkan maya mengatakan bahwa itu tidak apa, selama itu membuatku lega.
Kata bapak, Mundur dari dunia supranatural itu, adalah saran dari psiklog ini.
Akupun memikirkan hal yang sama.
Aku ingin sembuh, aku ingin waras..,
Akhirnya kutinggalkan semua hal yang berbau mistis itu, termasuk semua thread yang belum ku selesaikan.
Sete;ah beberapa hari, aku mencoba untuk mengabaikan semuanya, pura-pura tidak mendengar apapun. Bapak pun semakin rutin mengecek keadaanku,
Menanyakan bagaiaman tidurku, bagaimana makanku, dan bagaimana dengan lengaku,.
Sesekali bapak memeriksa lengaku untuk melihat apakah aku berhenti atau tidak.
Terlihat sedih kala bapak melihat bekas baru itu setiap hari,. Aku kemudian bertanya pada bapak, apa kata psikolog itu,.
Kata bapak, “dia sudah bilang sesuatu sama saya, tapi kamu tidak perlu tau..,”
Dan kata bapak, Psikolog itu mengatakan juga bahwa aku berpotensi untuk bunuh diri.
Aku sedikit tertawa mendnegar itu, aku meyakinkan kepada bapak bahwa aku tidak akan bunuh diri, aku telah berjanji untuk itu.
Bapak hanya tersenyum, dan mengatakan syukurlah kalau begitu.
Yah.., akupun dengan teguh, percaya bahwa aku tidak akan melakukan hal bodoh itu.,
Hingga aku tersadar,..
Aku tidak pernah berhenti untuk bunuh diri..,
Aku hanya mengganti metodenya,
Aku mengganti caranya, agar tidak terlihat seperti bunuh diri..
Menyedihkan..
Hi.,, maaf baru sempat menyapa kalian kembali.,
Beberapa hari ini, terasa begitu menyesakkan untukku., Bahkan saat menulis ini pun, aku merasa mual dan mengantuk sekaligus.
Mari kulanjutkan kisahku yang kemarin.
Setelah bapak memberikan kontak psikolog itu, seketika mataku berlinang, aku merasa bahwa aku tidak berdaya, seketika terfikir “Sehancur itukah aku..?” Padahal aku telah mencoba menyembunyikannya sebisaku, mencoba tertawa walau dengan mata sayu.
Bapak hanya duduk ditempatnya sembari menatapku, kemudian matanya berkedip pelan sembari tersenyum, seolah-olah berkata “tidak apa untuk menjadi lemah..” ingin rasanya menangis dengan suara, tapi tentu tidak boleh, aku sedang berada ditempat kerja. Ku coba kembali tegarkan hati, menyeka air mata yang hendak jatuh, kembali kulanjutkan kegiatan ku, mencatat laporan kegiatan hari ini, mengecek pengeluaran apa saja dalam sehari ini.,.
Yah.., semua berjalan seolah olah tidak terjadi apa-apa., akupun kembali ke kamar kos ku dengan tenang.,
Tidak ada kegiatan lain, selain mendengar music dengan menatap lampu kerlap-kerlip yang ku pasang,.
Mencoba menenangkan hati yang selalu berteriak kesakitan didalam.,. Ku yakinkan diriku, bahwa aku tidak apa-apa,. Lalu tiba-tiba airmataku jatuh dengan sendiri,. Dimulai dengan setetes tanpa eksresi., kemudia mulai menyusul aliran airmata yang tidak bisa kubendung itu, ku peluk bantalku sembari menangis., Suara tangisku tidak boleh terdengar sampai ke kamar sebelah., bisa-bisa mengganggu tetangga kamarku.
Tidak tau, dari mana sakit yang teramat ini.,
Aku mulai mengecek hp, seolah-olah menunggu notifikasi masuk dan menenangkanku, tapi kosong..,
Ternyata aku mencari kebiasaanku selama ini..
Kemarin ada seseorang yang selalu menunggu kabarku saat pulang kerja, ada seseorang yang melarangku bekerja terlalu keras. Ada seseorang yang menemaniku hinggaku tertidur pulas,ada orang yang menanyakan kerjaanku walau nyatanya dia tidak paham dengan itu.,
Yah…, sadar atau tidak., ternyata aku merindukannya.
Si pembohong itu, aku merindukannya..,
Mungkin itu yang dinamakan fase patah hati,.., entah, aku tidka begitu tau.,
Aku hanya mencoba bekerja keras agar bisa hidup dengan layak.
Disaat seperti itu, dengan air mata berlinang, ku teguk beberapa pil obat tidur yang kuharap bisa membuatku lelap., tapi nyatanya tidak semudah itu.,
Bahkan setelah aku tertidur, aku mendengar begitu banyak suara makian, bahkan teks pesan yang tidak memiliki suara itu terdengar memaki.,
Akupun terbangun, terduduk, kemudian diam.
Kupeluk diri sendiri kemudian kembali menangis.
Ternyata aku tidak sekuat itu.,,, Selama ini, aku hanya pura-pura menjadi kuat. Aku bersikap seolah aku bisa melawan apa saja. Tapi nyatanya, kehilangan sosok pembohong pun aku bisa sehancur ini.
Akhirnya, sama seperti malam-malam sebelumnya, beberapa garis berdarah, kembali muncul di lenganku,.
Terbangun dengan keadaan hancur itu,.. adalah perasaan terburuk yang pernah ku alami.
Saat kau tersadar bahwa yang terjadi semalam itu adalah nyata, saat kau sadar bahwa kau sedang tidak baik-baik saja. Kau ingin istirahat sejenak, setidaknya berbaring seharian tanpa memikirkan apa-apa. Tapi sayang, dunia bukan tempat untuk bermanja-manja ria.
Aku harus kembali bangkit dan melanjutkan yang telah ku mulai.
Akhirnya, kulanjutkan hariku seperti biasa, melakukan aktifitas ku ditempat kerja, dengan segala macam tuntutan.
Bapak kemudian bertanya padaku, apakah aku telah menghubungi psikolog itu apa belum.,
Dan ku jawab belum,.
Bapak kembali bertanya “Kenapa..?, takut kah,?”. Seketika aku terdiam. Tidak tau harus menjawab apa., sebenarnya bukan karena takut atau apa, hingga aku tidak menghubungi psikolog itu, tapi entah.., aku merasa kosong. Yang ku fikirkan adalah aku hanya perlu bekerja untuk terus hidup. Ada orang tua yang menunggu hasil kerjaku, ada adik yang harus ku biayai, ada penyakit yang harus ku obati. Aku fikir dengan menyibukkan diri, aku bisa lupa secara instan. Makanya ku fikir aku tidak butuh psikolog, toh hasilnya akan sama dengan yang lalu(20017, konsul psikolog).
Tapi bapak meyakinkan aku, bawa beliau(psikolog ini) adalah orang yang baik, dia juga seorang wanita yang usianya masih terbilang muda. Kata bapak, mungkin akan lebih mengerti dan lebih nyambung untuk berbagi,.
Akhirnya aku pulang, sembari melihat kontak yang diberikan bapak, terfikir “Haruskah..?”
Bapak bilang bahwa bapak sudah berbicara dengannya, dan psikolog itu juga menunggu kabar dariku., Akhirnya kuberanikan diri untuk berkabar.,
Singkatnya, aku dan psikolog itu mulai berbicara, mulai dari hal kecil, hal ringan dan beberapa hal lain.
Oh ya.., aku dan psikolog ini berada pada tempat yang sangat jauh, jadi komunikasi kami dna segalanya hanya dilakukan by phone, tapi tidak lepas dari keberadaan bapak, bapak disini menjadi media, jika ada yang harus dilakukan, maka bapak yang mewakilkan.
Komunikasiku dan bapak pun semakin sering, dan makin hari, bapak semakin menjagaku., Entah, tapi sepertinya itu adalah saran dari psikolog itu,.
Terkadang aku bertanya kepada bapak,. “apa kata psikolognya..,?” kata bapak tidak apa-apa,
Hanya saja aku tidak boleh dibiarkan sendiri.
Setiap malam komunikasi denngan psikolog itu, menanyakan kegiatan harianku, dan bagaimana perasaanku., Aku merasa memiliki kakak perempuan.
Beberapa hari berlalu, hingga suatu hari bapak bertanya, “Kapan kamu ada waktu senggang..?”
AKu jawab dengan pertanyaan balik,. “Kenapa pak..?”
Kata bapak, dia ingin ngobrol empat mata,,.
Tapi beberapa hari ini benar-benar padat, semua orang sedang dikejar waktu., Pekerjaan kami telah berada dimasa tenggang, hal itu pula yang membuat aku dan bapak sulit menemukan waktu yang pas untuk berbicara.
Akhirnya setelah beberapa hari yang penat, kami menemukan satu waktu senggang. Masih di kantor, tapi waktu itu keadaan sedang sepi, dan kami memilki cukup waktu,
Kala itu bapak masuk keruanganku, dan menemaniku berbincang,.
Tapi dengan cara yang tidak biasa, aku diminta duduk menghadap ke tembok, sedangkan bapak duduk tepat dibelakangku sembari memberikan beberapa pertanyaan.
Awalnya diam, tidak ada obrolan apa-apa, kemudian bapak bertanya, “apa yang kamu fikirkan..?”
Jujur saja, kala itu aku terlintas bayangan monster,. Monster yang tidk lain adalah manusia.,
“Kenapa manusia itu jahat..?” itu yang ku jawab kepada bapak..,
“Manusia itu seperti monster..”
“siapa yang bilang seperti itu..?” Tanya bapak.
“Maya..” jawabku.,
“maya bilang apa saja ke kamu..?” Tanya bapak.
“banyak.., tapi kata Maya manusia itu jahat, mereka cuman tau cara memanfaatkan orang lain, mereka tidak perduli apa orang lain akan teluka atau tidak. Yang mereka tau adalah cara memuaskan diri mereka sendiri..” jawabku.,
Bapak kembali bertanya, “Siapa itu maya..?”
Kuceritakan kepada bapak., Maya adalah seorang wanita yang kutemui beberapa tahun lalu, dia wanita yang perawakannya sangat mirip denganku, tapi dia memiliki rambut yang panjang dan berwarna putih., Maya adalah wanita yang kasar tapi juga kuat., Terkadang, dia yang menjadikanku kuat saat aku benar-benar lelah.,
Bapak terdiam beberapa saat, kemudian mulai menanyakan hal lain.,
Malam itupun berlalu,..
Keesokan paginya, kami kembali menjalani aktifitas seperti biasa.,
Kala itu, aku sedang rajin menulis, berbagi kisha horror diberbagai plat from, salah satunya di kaskus.,
Bapak kemudian bertanya, “sedang apa..?”
Aku menjawab bahwa aku sedang menulis., bapak menyakan tentang tulisanku dan bebrapa hal lain.
Sejak 2018, kehidupanku memang dipenuhi dengan hal mistis, mungkin kalian akan bingung, tapi itu adalah fakta, Thread ku kala itu lebih banyak ke arah horror dan supranatural.
Bapak kemudian mengatakan, agar aku mundur dari dunia itu,. Bapak mengatakan bahwa aku belum siap., Aku belum matang untuk terjun terlalu jauh kesana.
Hal ini bukan tanpa alasan, ini karena perlahan, aku mulai tidak bisa membedakan suara-suara yang kudengar.
Terlalu bising. Banyak suara yang terdengar, beberapa dinataranya adalah bisikan yang memintaku untuk mati, memintaku untuk mengakhiri hidupku. Menyayat leherku, menyayat nadiku.
Suara itu akan terus bergema hingga aku menyayat lengaku,.
Bahkan maya mengatakan bahwa itu tidak apa, selama itu membuatku lega.
Kata bapak, Mundur dari dunia supranatural itu, adalah saran dari psiklog ini.
Akupun memikirkan hal yang sama.
Aku ingin sembuh, aku ingin waras..,
Akhirnya kutinggalkan semua hal yang berbau mistis itu, termasuk semua thread yang belum ku selesaikan.
Sete;ah beberapa hari, aku mencoba untuk mengabaikan semuanya, pura-pura tidak mendengar apapun. Bapak pun semakin rutin mengecek keadaanku,
Menanyakan bagaiaman tidurku, bagaimana makanku, dan bagaimana dengan lengaku,.
Sesekali bapak memeriksa lengaku untuk melihat apakah aku berhenti atau tidak.
Terlihat sedih kala bapak melihat bekas baru itu setiap hari,. Aku kemudian bertanya pada bapak, apa kata psikolog itu,.
Kata bapak, “dia sudah bilang sesuatu sama saya, tapi kamu tidak perlu tau..,”
Dan kata bapak, Psikolog itu mengatakan juga bahwa aku berpotensi untuk bunuh diri.
Aku sedikit tertawa mendnegar itu, aku meyakinkan kepada bapak bahwa aku tidak akan bunuh diri, aku telah berjanji untuk itu.
Bapak hanya tersenyum, dan mengatakan syukurlah kalau begitu.
Yah.., akupun dengan teguh, percaya bahwa aku tidak akan melakukan hal bodoh itu.,
Hingga aku tersadar,..
Aku tidak pernah berhenti untuk bunuh diri..,
Aku hanya mengganti metodenya,
Aku mengganti caranya, agar tidak terlihat seperti bunuh diri..
Menyedihkan..
0
752
11
Komentar yang asik ya
Tampilkan semua post
mr.nanonano
#3
🙏
Banyak orang tidak sadar bahwa mereka telah memberi trauma ke orang lain, melanjutkan hidupnya dengan tenang, merasa baik-baik saja tanpa beban. Bahkan mereka tidak sedikitpun peduli jika kamu depresi. Mereka tidak mau tahu apa yang kamu alami dan seberapa keras kamu berjuang melewatinya untuk sembuh. Mereka tidak akan mau tahu jika kamu sedang merasa lelah dan tertekan. Maka dari itu kamu harus peduli sama diri kamu sendiri. Obati luka-lukamu, batasi diri dari orang-orang yang menguras energimu. Karena kamu harus kuat bukan untuk orang lain, tetapi untuk kebaikan diri sendiri. Pulihlah dari patah-patah biarpun terpaksa. Karena luka itu hadir bukan untuk terus ada. Ia akan pergi dengan sendirinya.
0
Tutup