nona212Avatar border
TS
nona212
Melepas Untuk Bebas
Spoiler for Instagram@melepasmu:



Quote:



Quote:




Quote:



Masih sinopsis pisss....

Quote:


Fiksi ....
Sumber gembar dari Instagram
Diubah oleh nona212 06-12-2021 10:35
runny.n.tesla
GhostFreak666
ariemail
ariemail dan 44 lainnya memberi reputasi
45
7.4K
403
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Tampilkan semua post
nona212Avatar border
TS
nona212
#44
17. Tidak Perduli Lagi
"Ratna, bagaimana kondisinya Sinta, apa yang terjadi dengan dirinya? Kemarin dia menelpon, sampai beberapa kali, tapi aku tidak bisa mengangkat nya karena sibuk bekerja, hingga lupa dengan ponsel."

Ratna begitu senang dengan rasa khawatir Biyan terhadap Sinta. Dan akhirnya kini dia bisa memiliki alasan tepat, untuk berulang kali menelpon Biyan, demi keuntungan dirinya sendiri.

"Sinta tidak baik-baik saja! Dia sangat tidak baik-baik saja. Pulanglah dan lihat saja kondisinya."

"Aku tidak bisa pulang, bisakah kau kirimkan fotonya saja?"

"Aku tidak punya, mungkin besok. Bagaimana keadaan dirimu disana?"

"Aku baik, ketus adat sudah memberikan aku seorang istri. Cantik dan anggun."

"Jadi jadi kau ...."

"Iya, kau mau mengenalnya?"

"Tidak!"

Biyan menutup telponnya, sebenarnya dia ingin sekali segera pulang. Namun pekerjaannya tidak bisa membuatnya pulang, walau apapun yang terjadi.

Dan sejak itulah Biyan tidak fokus bekerja, bahkan mulai banyak kesalahan. Hingga pada akhirnya rekan kerjanya menyuruh Biyan untuk istirahat di rumah, demi untuk menstabilkan keadaan jiwanya.

"Sinta! Angkat lah!"

Berulang kali dia mencoba menelpon Sinta, karena merasa khawatir sekali dengan nya.

"Sinta, angkatlah!"

Sampai kapanpun nomer yang di gunakan untuk menghubungi Sinta tidak akan pernah terbalaskan, sebab nomer tersebut sudah diganti olehnya. Sehari sehabis telpon, Sinta mengganti nomernya, demu untuk keselamatan jiwanya yang pada dasarnya belom benar-benar pulih dari rasa cinta tersebut.

"Sinta, tolong jangan begini! Angkatlah teleponnya."

Karena Biyan tidak sanggup menahan rasa cemasnya, pada akhirnya dia meminta izin untuk pulang, Biyan bahkan tidak akan peduli jika nanti dipecat, baginya melihat keadaan Sinta, lebih utama daripadanya.

Izin tidak diberikan, namun istrinya maku dan mulai menghipnotis, beberapa saat kemudian izin pada akhirnya di berikan, bahkan surat izinnya diperpanjang sampai satu mingguan.

"Dev, terimakasih! Kau baik sekali."

"Ada syaratnya!"

"Apa?"

"Aku harus ikut denganmu ke Jakarta!"

"Baiklah!"

Mereka pergi ke Jakarta kemudian. Menemui Sinta yang pada saat itu memang sedang tidak enak badan, akibat hujan terus menerus yang mengguyur tubuhnya, maka pada akhirnya dia mengalami demam.

"Sinta, apakah kau baik-baik saja?"

Sinta terkejut ketika melihat Biyan, yang sudah berada dalam kamarnya, ketika matanya mulai terbuka, bahkan dia datang bersama seorang wanita, yang ternyata adalah istrinya.

"Aku hanya demam, kenapa kau datang, Biyan?"

"Karena kau meneleponku berulangkali, ada apa waktu itu?"

"Oh itu, hanya karena Ratna, dia merindukan dirimu, itu saja."

"Siapa Ratna?" Istri Biyan segera bertanya kemudian.

"Dia istriku di Jakarta yang kutitipkan kepada Sinta, Dev." Milirik Sinta untuk memberi kode, agar tetap diam saja menuruti kehendak nya.

Sinta diam saja, baginya untuk masalah Biyan, dia tidak akan lagi mau tau, bahkan tidak ingin tau. Sebab hatinya sudah jenuh menantikan kehadirannya, seperti mengharapkan sesuatu yang tidak akan pernah terjadi.

"Oh, kenapa tidak kau katakan jika kita telah datang ke Jakarta, sehingga bertemu dan saling mengenal satu sama lainnya, bahkan bisa dalam satu rumah nantinya. Ajak saja dia untuk hidup bersama kita!"

"Sinta ayo hidup lah bersamaku di sana!"

"Tidak! Aku tidak akan pernah mau. Di sinilah tempatku mengadukan diri untuk kehidupan selanjutnya."

"Tapi, aku sangat khawatir."

"Khawatir kan saja Ratna, istrimu."

"Sinta!"

Devina memberikan banyak sekali uang untuk Sinta, yang ditolaknya kemudian, namun bukan Devina jika tidak berhasil untuk memberikan sesuatu untuk Sinta.

"Kita ke rumah Istri mu saja Biyan!"

"Tidak! Aku tidak ingin ibunya kena serangan jantung, ketika melihat dirimu."

"Tidak akan! Percayalah. Aku bisa membuatnya mengerti dan memahaminya."

"Tidak, kita pulang saja! Aku tidak ingin melihat air matanya."

Namun beberapa saat kemudian Ratna datang, karena memang Sinta tengah memberitahu apa yang terjadi di rumahnya saat ini. Dengan pandangan mata berkaca-kaca Ratna Langsung memeluk Biyan sambil berkata, "suamiku, kamu pulang juga pada akhirnya. Jangan tinggalkan aku lagi!"

"Bagaimana jika kau tinggal bersama kami di pulau?"

Ratna segera mengangguk tanda setuju. Bahkan dia langsung merapihkan pakaiannya, dan dalam waktu sekejap Ratna pun siap untuk bisa ikut dalam penerbangan.

Ya, akhirnya Ratna bisa menjadi seorang istri, walaupun tanpa sebuah surat-surat pelengkap. Dia pada akhirnya bisa terus bersama Biyan, sampai kapanpun juga. Bahkan tak lagi terpisahkan mulai hari ini.

"Ini kamarmu, Ratna!"

"Terimakasih, Dev."

Akhirnya mulai saat itu Ratna hidup tanpa drama, bahkan sangat nyaman. Karena Devina memperlakukan dirinya segitu baiknya. Walaupun demikian tidak dengan Biyan yang terkadang menolak untuk tidur bersama nya dalam satu ranjang.

Tapi hidup tidak sebagus ini kemudian, ketika Deviana harus menghembuskan napasnya yang terakhir akibat penyakit yang di deritanya. Bahkan anaknya tersebut menyusul ibunya setelah beberapa hari dirawat oleh Ratna. Hingga menjadi pertengkaran yang acap kali membuat Ratna menangis karena sakit hati.

Tidak hanya di situ saja, bahkan pada akhirnya Biyan harus di pecat dari pekerjaannya, karena pikirannya sudah tidak fokus untuk mengurusi dirinya.

Hingga Biyan kembali ke Jakarta dengan.


Well apa yang terjadi kemudian? Ts ngantuk
Diubah oleh nona212 25-12-2021 01:56
indrag057
banditos69
banditos69 dan indrag057 memberi reputasi
2