Bank Syariah Indonesia merupakan gabungan dari tiga bank syariah BUMN, yakin Bank BRI Syariah, Bank Mandiri, dan Bank BNI Syariah. Hasil dari merger bank syariah ini menunjukkan adanya peningkatan yang sangat signifikan. Peningkatan tersebut terjadi pada pelyanan dan produk yang ditawarkan oleh bank syariah. Keputusan merger tiga bank syariah milik pemerintah menjadi Bank Syariah Indonesia ditengah pandemi covid-19 bisa berdampak positif terhadap perkembangan perekonomian indonesia.

Merger bank syariah telah resmi di setujui oleh otoritas jasa keuangan (OJK) pada tanggal 27 Januari 2021 dengan mengeluarkan surat izin penggabungan bank syariah Nomor : SR-3/PB.1/2021. Kemudian merger bank syariah disahkan pada tanggal 1 Februari 2021 oleh Bapak Presiden Joko Widodo. Kondisi ini juga di dukung oleh pemerintah dengan mengeluarkan kebijakan yang tertera pada Peraturan Otoritas Jasa Keuangan (POJK) dengan nomor 11/POJK.03/2020 yang berisi tentang stimulus perekonomian nasional sebagai kebijakan countercyclical terhadap dampak penyebaran virus covid.

Tujuan utama pemerintah melakukan upaya merger Bank Syariah yaitu untuk meningkatkan daya saing bank syariah di kancah nasional maupun internasional. Merger bank syariah juga dapat membuka perluasan pilihan pada pendanaan syariah, penguatan modal bank syariah, pengembangan strategi bisnis, serta pengembangan perekonomian indonesia khususnya pada perekonomian syariah.

Pasca merger 1 Februari lalu strategi bank syariah terfokus pada digitalisasi, baik dalam digitalisasi produk maupun digitalisasi layanan kepada seluruh nasabahnya. BSI juga berkomitmen untuk terus berinovasi dalam layanan jasa keuangan termasuk digitalisasi banking ke depannya, sehingga dapat meningkatkan kenyamanan dan kemudahan dalam bertransaksi bagi seluruh nasabah dan juga dapat memnuhi kebutuhan umat.

ISU :
Kinerja BSI Pasca Merger Semakin Solid

PT Bank Syariah Indonesia Tbk menorehkan kinerja yang solid pada triwulan 3-2021 dengan membukukan laba bersih sebesar Rp 2,26 triliun, naik 37,01 persen secara year on year (yoy), seiring strategi bank syariah terbesar di Tanah Air ini fokus pada digitalisasi produk dan layanan pasca merger 1 Februari lalu. strategi BSI fokus pada digitalisasi, baik digitalisasi produk dan layanan kepada seluruh nasabah pasca penggabungan tiga bank syariah milik BUMN, mendorong pertumbuhan laba bersih pada triwulan tiga tahun ini.

Direktur utama BSI Hery Gunardi menyampaikan, “Akselerasi digital menjadi salah satu fokus BSI daam menggenjot bisnis. Hal ini tercermin dari transaksi kumulatif BSI Mobile yang mencapai 74,24 juta transaksi atau tumbuh 133% yoy. Hal lain juga ditunjukkan dengan kenaikan transaksi melalui e-channel pada September 2021 yang mencapai 162,40 juta transaksi atau 95% transaksi di BSI sudah menggunakan e-Channel. Sedangkan sisanya sebanyak 5 masih menggunakan layanan di teller.”
​Dalam hal digitalisasi, BSI memiliki potensi peningkatan kinerja yang sangat besar. pengembangan layanan secara digital akan mampu memperluas pasar di kala pandemi dimana interaksi secara langsung dibatasi. Dengan pengembangan digitalisasi akan memperkuat bisnis BSI di tengah ketidakpastian peertumbuhan ekonomi karena menghadapi pandemi.

BSI juga terus melakukan terobosan mellaui berbagai inovasi digital yang sudah direncanakan sejak bank hasil merger atau penggabungan tiga bank syariah milik BUMN. BSI telah meluncurkan inovasi digital untuk menghadirkan kemudahan layanan keuangan bagi nasabah dan masyarakat termasuk untuk membuka rekening secara online. BSI juga berkomitmen untuk menghadirkan fitur fitur baru lainnya di aplikasi BSI Mobile. Harapannya adalah untuk mendukung berbagai kebutuhan nasabah dan masyarakat di era digitalisasi.