MartincorpAvatar border
TS
Martincorp
PACARKU HIDUP KEMBALI

Permisi Gan/Sis pembaca setia cerita cinta Hayati dan Asnawi, dalam trit baru ini ane mau cerita lanjutan petualangan Hayati setelah berpisah sama Asnawi.
Spoiler for Sinopsis:


KARAKTER


Spoiler for Karakter Utama:

Spoiler for Mahluk Gaib dan Bangsa Siluman:

Spoiler for Karakter Pendukung:



Quote:


Soundtrack cerita biar kayak film-film ANIME....emoticon-Embarrassmentemoticon-Embarrassment

Spoiler for Opening Song:


 
BAGIAN 1
ALAM BAKA
part 1



Malam itu setelah petarungan besar antara Bendoro dan Hayati, keadaan tampak sangat memilukan. Asnawi dan Hayati saling berpelukan dalam waktu lama, tubuh Hayati yang masih mengeluarkan darah tidak menjadi batu sandungan buat dirinya untuk memeluk Hayati.

Hayati menangis tersedu sedu dalam pelukan Asnawi. akhirnya setelah sekian lama, dia bisa bersatu dengan Asnawi tanpa harus mengalami berbagai gangguan. Bendoro yang selama ini muncul di kehidupannya, telah lenyap begitu saja. Memang Bendoro mempunyai tujuan yang baik demi membela kamu arwah penasaran yang diperbudak oleh bangsa siluman bangsawan, namun dia telah merenggut kebahagiaan Hayati dengan memaksanya untuk ikut berjuang. Bagi diri Hayati, Asnawi berperan sebagai pahlawan besar dalam kahidupannya sebagai arwah penasaran. Dimulai dengan pertemuan pertamanya yang sangat menyeramkan sampai mereka menjadi satu seperti sekarang ini. Banyak lika liku kehidupan cinta diantara mereka berdua ditengah jurang perbedaan yang menganga.

Hayati merasa sangat bahagia kala itu, hatinya merasa sangat tenang dan jiwanya berbunga bunga. Tubuhnya mulai menghangat seperti manusia hidup. Detak jantungnya mulai terasa dan aliran darahnya mulai menggelora. Tiba tiba seberkas cahaya berwana keemasan muncul dari langit dan menerpa tubuh Hayati yang masih beperlukan dengan Asnawi. Hayati langsung kaget dengan cahaya itu dan melapaskan pelukannya dengan Asnawi.

“mas...sinar ini?”

“maksudnya apa Hayati?”

“hatiku sekarang tenang banget dan jiwaku juga terasa hangat...jangan jangan ini tanda tanda...”

“maksudnya arwah kamu udah nggak penasaran lagi?”

“iya mas ku...huft..huft..mas.....mas..........gimana ini?”

“Hayati....kamu jangan tinggalin aku... kita udah berjanji mau hidup bersama”

“aku juga sama mas aku...hiks ...hiks...aku nggak mau pisah sama kamu mas”

Tubuh Hayati menjadi sangat hangat dan perlahan mulai memudar. Panggilan dari alam baka mulai menggema, Hayati mau tidak mau harus pergi kesana dan meninggalkan Asnawi di dunia ini. Asnawi semakin erat memeluk Hayati. Dia histeris dan tidak mau melepas Hayati.

“Hayati....tolong tetap disini, jangan pergi dulu ke alam baka..hiks..hiks”

“maafin aku mas, aku juga nggak bisa berkehendak....ini udah takdir...udah seharusnya aku berada di alam sana”

“HAYATIIIIII...........TOLONG HAYATI....TETEP JADI ARWAH PENASARAN....JANGAN TINGGALIN AKU”

“mas.....kayanya aku udah nggak bisa....aku udah pasrah akan keadaan sekarang..mas...denger aku mas...”

Hayati berusaha menegakkan kepala Asnawi yang tertunduk. Tampak mata Asnawi yang merah karena menangis dan wajahnya yang basah terkena air mata. Hayati berusaha tegar dan menguatkan Asnawi yang tengah jatuh dan larut dalam kesedihan. Hayati harus menyampaikan pesan yang bisa dijadikan bekal hidup Asnawi ditengah waktu yang samakin sempit. Lama kelamaan tubuh Hayati semakin memudar, dia harus berpacu dengan waktu.

“mas....maafin aku yah...mas...aku pengen kamu janji...aku pengen kamu berjanji sebelum aku pergi selamanya ke alam baka”

“nggak mau....kamu harus tetep disini Hayati..”

“mas...ku sayang...tolong aku yah mas.....mas harus ngerelain kepergianku yah...dan aku pengen mas berjanji”

Asnawi terdiam beberapa saat. Dia tampak berusaha untuk ikhlas untuk melepas Hayati pergi ke alam baka. Dia mulai mengatur napasnya dan menghentikan tangisannya.

“hiks...hiks....hiks..............iya aku berjanji”

“aku pengen kamu berjanji untuk menyayangi Cascade sabagaimana kamu menyayangi ku...aku pengen kamu melanjutkan hidupmu bersama dia....aku pengen kamu balikan lagi sama dia.....janji mas!”

“aku janji Hayati.........aku akan melaksanakan janji janjimu Hayati”

“makasih banget mas ku sayang...sekarang aku bisa pergi dengan tenang”

“iya Hayati sayang...aku sayang banget sama kamu...aku cinta banget sama kamu...aku nggak akan ngelupain kamu..Hayati...hatiku udah milik kamu....aku nggak akan ngasihin sama orang lain”

“mas....hiks..hiks....kamu harus tetap sehat yah mas, kamu harus rajin mandi, makan makanan sehat, nggak boleh ngerokok dan rajin olahraga mas....mas.....kayanya waktuku udah tiba...peluk aku mas”

Asnawi kembeli berpelukan dengan erat disertai tangisan yang luar biasa yang membuat suasan semakin menyedihkan.

“mas...walaupun di dunia ini kita nggak bisa bersatu...semoga di akhirat kelak kita akan ketemu lagi dan hidup bersama selamanya”

“iya Hayati..aku janji...aku akan selalu mendoakan mu dan akan melakukan semua yang kamu perintahin ka aku.....Hayati aku akan menemuimu di akhirat nanti...tunggu aku disana yah sayang....capet atau lambat aku juga akan menyusulmu ke alam sana....terima kasih Pacar Kuntilanak Ku tersayang...kamu udah mewarnai hidupku yang menyedihkan ini....”

Hayati pun akhirnya menghilang dari pelukan Asnawi. dan cahaya keemasan yang berasal dari langit pun juga ikut menghilang. Kejadian itu sama persis seperti yang Asnawi saksikan ketika 6 kuntilanak anak buah Wewe Gombel yang juga pergi ke alam baka. Asnawi kembali menangis dan berteriak teriak menyebut nama Hayati. Dia seakan akan tidak sanggup ditinggal Hayati dalam keadaan seperti itu.

Hayati terbang di dalam sebuah pusaran energi dalam tuangan yang tak terbatas. Dia melayang tanpa arah yang jelas, Hayati mencoba untuk berbalik arah melawan arus tarikan gaya,akan tetap usahanya itu gagal. Hayati menangis selama berada dalam pusaran itu. Dalam hatinya dia terus berkeluh kesah dengan keadaan yang dialaminya.

“Oh Tuhan....kenapa Engkau melakukan ini kepadaku?.....aku cuma ingin hidup bahagia bersama kekasihku....kenapa Tuhan??” gerutu Hayati dalam tangisannya.

Tiba tiba seberkas cahaya putih kecil mulai muncul diujung pusaran. Hayati langsung melihat kearah cahaya itu, dia tampak mengernyitkan dahinya. “Mungkin itu adalah pintu alam baka” gumam Hayati dalam hati. Lama-lama cahaya putih itu semakin membesar dan mendekati Hayati. Jantungnya semakin berdebar kencang ketika dia mendekatinya dan akhirnya dia masuk kedalam cahaya putih itu.

Tiba-tiba Hayati berbaring diatas tanah yang tandus. Dia menghela napas dengan kencang dan berusaha membuka matanya pelan-pelan. Hayati mulai berdiri dan melihat keadaan disekitarnya. Ternyata tempat itu adalah sebuah padang tandus yang sangat luas dan memiliki kontur permukaan tanah yang datar. Hayati tampak sangat kebingungan dengan tempat itu. Dia kemudian berjalan untuk mencari tahu tempat yang baru didatanginya itu. Padang tandus itu dipenuhi oleh kabut dan bersuhu panas, seperti suasana Kota Bandung di siang hari.

Hayati berjalan lurus kedepan untuk mengetahui tempat itu. Dia tidak bisa melihat jauh karena terhalang oleh kabut, jarak pandangnya sangat terbatas. Akhirnya dia menemukan sebuah pohon kering yang menjulang cukup tinggi. Hayati memiliki ide untuk memanjat pohon itu dengan tujuan dapat melihat keadaan di sekitarnya. Dia pun memanjat pohon itu dengan susah payah.

Wujud Hayati berubah menjadi seperti manusia, dia tidak bisa melayang dan terbang seperti biasanya, tampak tubuhnya juga memadat. Hayati masih memakai baju gaun putih kuntinya yang berlumuran darah akibat pertarungan dengan Bendoro. Ketika sampai di puncak pohon, Hayati mulai melihat lihat kondisi sekitar yang masih tertutup kabut.

Tak lama berselang, tiba-tiba angin kencang bertiup dan menyingkirkan kabut yang mengahalangi pandangannya. Hayati tampak menutup matanya ketika diterpa angin tersebut. Setelah angin itu hilang, Hayati kembali membuka matanya. Betapa kagetnya dia ketika melihat pemandangan yang ada dihadapannya. Dia melihat orang-orang yang sangat banyak tampak antri untuk masuk ke dalam sebuah pintu besar yang berada di sebuah benteng yang sangat tinggi dan panjang di ujung cakrawala. Orang-orang yang kira kira berjumlah jutaan itu tampak bersabar dalam menunggu antrian masuk ke gerbang itu. Mereka tampak mengenakan kain kafan yang digunakan untuk menutup tubuh. Tergambar berbagai macam ekspresi yang tersirat di raut wajah mereka, ada ekspresi senyum bahagia, sedih, menangis dan penuh penyesalan.

................................................................

Spoiler for Closing Song:



Polling
0 suara
Siapakah yang akan menjadi pendamping hidup Asnawi ?
Diubah oleh Martincorp 06-12-2019 01:04
muliatama007
chrysalis99
gembogspeed
gembogspeed dan 207 lainnya memberi reputasi
196
679.2K
6.3K
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Tampilkan semua post
MartincorpAvatar border
TS
Martincorp
#3862
BAGIAN 58
KENYATAAN YANG PAHIT
part 2

Asnawi secara tak terduga mencurahkan isi hatinya kepada Bi Asih yang berujung dengan pernyataan lamaran menikah. Hal ini membuat dirinya telah menutup hati kepada perempuan lain yang akan menghampirinya.

Bi Asih sangat senang dirinya dilamar oleh lelaki pujaan hati. Akhirnya penantian panjang yang terpendam telah terbayar. Sebagai calon istri yang baik, ia berusaha membahagiakan Asnawi dengan menawarkannya pekerjaan baru. Kali ini Asnawi ditawari pekerjaan sebagai asisten manajer di restoran miliknya.

Keesokan hari setelah melamar Bi Asih, Asnawi langung bekerja. Ia terlihat sangat antusias dengan pekerjaan barunya. Kali ini ia senang karena tak dijadikan pelayan restoran. Dengan giat bekerja, ia berusaha untuk melupakan semua masa lalunya termasuk memori indah bersama Hayati. Asnawi tak mau lagi terjebak dalam trauma yang berkepanjangan.

Ia juga berniat untuk menyingkirkan semua barang barang yang mengingatkannya pada masa lalu, salah satunya motor mio bututnya yang ia simpan di rumah kost. Motor dengan sejuta kenangan itu akan ia jual.

Semenjak hari itu, Asnawi kini tinggal serumah dengan Bi Asih. Bahkan mereka tidur dalam ranjang yang sama. Setiap hari, Asnawi menjalani aktivitas baru sebagai seorang ayah bagi Jaenal maupun Henry. Setiap pagi ia pergi mengantar Jaenal ke sekolah dan Henry ke tempat penitipan anak. Setelah itu ia pergi bekerja sampai sore hari.

Bi Asih yang menjabat direktur restoran memiliki waktu yang fleksibel, ia bertugas menjemput Jaenal dan Henry. Bi Asih juga kembali merintis kariernya di dunia hiburan sebagai koki selebriti.

Kehidupan keluarga dijalani Asnawi dengan penuh suka cita. Ia berperilaku layaknya seorang suami dan ayah ayang naik dan berwibawa. Akan tetapi ingatannya terhadap Hayati masih belum dapat dilupakan. Terkadang bayangan wajahnya selalu tampil dalam benaknya. Hal itu membuat dirinya merasa sedih kembali.

Pada suatu hari ketika pagi menjelang, tiba tiba Asnawi terbangun dari tidur damainya bersama Bi Asih. Asnawi berteriak memanggil nama Hayati sambil terperanjay dari tempat tidurnya. Bi Asih yang tengah terlelap sambil memeluk Asnawi ikut terbangun. Napasnya terengah engah dan bajunya basah kuyup akibat keringat.

"Kamu kenapa Den?" tanya Bi Asih.

"Huh! Huh! Huh!!! Aku mimpi ketemu Hayati lagi Bi dia kayak nyata banget"

"Tumben Den, kamu udah lama nggak mimpiin dia"

"Hmmm...nggak tau atuh bi...udah dua tahun setengah Hayati ninggalin aku...baru kali ini dia hadir dalam mimpi aku lagi"

"Mungkin itu cuman rasa kangen kamu aja sama Hayati... nggak usah dipikirin Den!"

"Aku udah ngelupain dia Bi, tapi entah kenapa bayangannya selalu ada dalam pikiranku"

"Yaudah nggak apa apa Den, gak usah dipikirin" pungkas Bi Asih sambil mencium kening Asnawi.

Asnawi bangun dari tempat tidur. Ia kemudian membuka tirai yang menutupi jendela kamar. Seketika cahaya mentari pagi masuk ke dalam kamar dan langsung menerpa Bi Asih yang masih berbaring dengan muka bantalnya. Asnawi pun terpukau ketika melihat Bi Asih.

"Kamu liatin apa Den?" tanya Bi Asih malu-malu.

"Liatin kamu Bi" jawab Asnawi.

"Ah... aku kenapa gitu Den? Kami sampe bengong gitu?"

"Kamu cantik banget Bi, kami kayak bidadari dari surga" puji Asnawi.

"Ihh kamu pagi pagi udah ngegombal aja!! Aku kan gak pake apa apa Den"

"Justru kamu gak pake apa apa terlihat kecantikanmu yang natural"

"Dasar kamu, manusia paling mesum di dunia!!"

Bi Asih merasa malu dengan pujian Asnawi. Ia segera bangun dan memakai pakaiannya yang berserakan di atas lantai. Setelah itu ia kembali menghampiri Asnawi yang berdiri di dekat jendela. Ia lalu memeluk pria itu sambil kemudian mencium bibirnya.

"Si Aden ini, pagi pagi mau ngajak tempur lagi ya? Emang semalem gak cukup aku kasih?"

"Weh siapa juga yang ngajak!! Kamu geer"

"Hadeuuh!! Kamu mah suka pura pura ah, tuh liat, mahluuk peliharaanmu berdiri tegang"

Asnawi melihat bagian bawah tubuhnya. Ternyata sang monster kyubii kebanggaannya telah berdiri tegak dan menunjukkan keperkasaannya di depan Bi Asih. Sontak Asnawi langsung menutupnya dengan tangan"

"Hehehe.... maaf Bi, kada monster piaraanku ini suka gak terkendali"

"Gak apa apa atuh Den gak terkendali juga, aku bisa kok ngendaliinnya... Aaku kan calon istrimu"

"Kami bisa aja hehehe"

Asnawi segera memakai celana dan baju untuk menutupi tubuhnya. Setelah itu ia pergi ke kamar mandi. Bi Asih langsung pergi ke dapur untuk mempersiapkan sarapan.

Henry masih tidur di kamarnya sementara Jaenal tengah asyik menonton film kartun favoritnya di televisi.

Setelah selesai mandi, Asnawi memakai pakaian yang bersih. Lalu ia pergi menuju ruang makan. Ia mengajak Jaenal untuk sarapan bersama.

"Jaenal ayo makan!" panggil Asnawi.

"Bentar dulu Pa... ini lagi seru!" tolak Jaenal.

"Kamu kan mau latihan silat pagi ini, ayo cepetan! Nanti kamu lemes"

"Iya Pa bawel"

"Hey!! Aku denger itu"

Jaenal dengan raut wajah kesal menghampiri meja makan. Asnawi mencoba menggodanya untuk mencairkan suasana. Bi Asih sangat senang ketika Asnawi sangat akrab dengan Jaenal.

Tak lama berselang, Bi Asih membawa menu sarapan di atas sebuah nampan. Ia menyajikannya di atas meja. Aroma dari masakan itu sangat membuat Asnawi bersemangat. Mereka pun memulai sarapan yang dibuka dengan acara doa.

"Bi hari ini aku mau ke kostan ah, udah lama aku nggak kesana, sekalian aku pengen ketemu sama Ibu Kost dan Utami"

"Utami? Siapa itu Den?"

"Anu... errrhh... dia anaknya Ibu Kost... terus selain itu, aku mau jual motor mio ku"

"Motor kamu yang butut itu? Kenapa Den? itu kan motor kesayanganmu"

"Motor itu terlalu banyak kenangan indah Bi, aku pengen ngelupainnya, aku pengen hidup baru sekarang"

"Terserah kamu aja deh, emang masih laku motor kayak gitu?"

"Ya laku aja, paling dua jutaan lah"

Mereka menikmati suasana sarapan pagi dengan penuh kehangatan. Tak lupa Jaenal ikut mermaikan suasana dengan menceritlan persiapan dirinya mengikuti lomba pencak silat.

Dua bulan sudah Jaenal mengikuti pelatihan dilat atas perintah sang ibu. Bi Asih mengigunkan Jaenal jadi pribadi yang kuat dan bertanggung jawan dengan belajar ilmu beladiri. Ia mengarahkan anaknya untuk mengikuti jejak mendiang sang suami yang juga ahli beladiri.

Setelah sarapan selesai, Asnawiembantu Bi Asib membereskan piring-piring kotor. Jaenal kembali masuk kamar untukandi dan ganti baju.

"Den... aku ditawarin jadi juri masterchef nih sama RBTI... gimana menurut kamu? terima nggak yah?"

"Wah, emang ada penambahan juri Bi? Kan biasanya tiga?"

"Enggak Den, aku ditawarin buat gantiin Chef Renata"

"Dia kenapa Bi?"

"Sakit Den, sakit kanker"

"Waduh, kasian dia Bi"

"Iya Den, Renata itu kan juniorku pas lagi belajar masak, jadi gimana Den?"

"menurutku kami terima aja bi....kan kamu galak banget nih kalo lagi kerja di dapur, pasti pesertanya bakalan ngompol dicelana pas digalakin kamu hahahahaha"

"Ihhhh si Aden nih...aku nanya serius, heureuy wae"

"Serius Bi... Ikut aja... sekarang kan kamu udah jadi seleb...hehehe... tapi hati hati sama Chef Junaedi dan Chef Ambrol! Mereka bakalan godain kamu"

"Mereka gak bakalan berani Den, kaki tau Chef Junaedi itu dulu pernah jadi mentor aku di Amerika, dia pernah nembak aku, tapi aku tolak hehehe"

"Kenapa ditolak Bi? Dia kan ganteng!"

"Ganteng sih ganteng Den, tapi sebenernya dia itu kemayu... tulang lunak"

"Anjiiiir!!! Serius Bi?"

"Iya Den, aku serius"

"Tapi kalo di tipi, dia keliatan galak banget"

"Ahh itu mah cuman akting dia aja, biar keliatan laki"

"Oh gitu... hahahahaha... aku gak nyangka"

Jaenal keluar dari kamarnya, ia telah beganti baju dengan setelan baju silat serba hitam. Asnawi segera bersiap untuk pergi. Ia mengeluarkan motor skutik besarnya yang di simpan di garasi.

Setelah itu, snawi dan Jaenal pun menginggalkan Bi Asih yang menatap mereka berdua di depan pintu rumah. Sambil melaju meninggalkan halaman rumah, Jaenal melambaikan tangannya ke arah Bi Asih.

Asnawi melaju kencang menembus dinginnya udara Kota Bandung di pagi hari. Jaenal tampak memeluk erat pada punggungnya. Setengah jam berlalu semenjak berangkat dari rumah hingga akhirnya mereka sampai di depan lapangan Sabuga.

Asnawi mengantarkan Jaenal ke tempat latihan silat yang berada di dalam gedumg olah raga. Tampak teman teman seperguruannya telah berkumpul. Begitu Jaenal tiba, ia langsung dihampiri teman tannya yang kenanyakan adalah anak perempuan.

"Cie cie... Jaenal, kamu hebat juga ya, bisa dikelilingi cewek-cewek" ledek Asnawi.

"Ih Papa jangan gitu ah! Malu" sahut Jaenal dengan mula memerah.

"Aku bilangin ah sama Mama kamu kalo kamu itu playboy"

"Jangan atuh Pa, pliiiisss... nanti Mama marah sama aku"

"Hahahaha... kamu lucu banget Nal"

Jaenal tersipu malu dihadapan teman temannya. Tak lama mereka menarik tangan Jaenal untik memasuki tempat latihan. Ia melambaikan rangan ke arah Asnawi.

Asnawi kemudian melanjutkan perjalanannya menuju rumah kost. Di sepanjang perjalanan menuju kesana, ia terus memikirkan mimpinya semalam. Dia tampak didatangi oleh Hayati yang sudah sangat lama tidak berjumpa.

Dalam mimpinya, Hayati tampil sangat cantik dengan memakai kemeja putih, rok rempel selutut berwarna beige dan memakai sepatu kets warna putih. Jantungnya mendadak berdebar kencang ketika dia memasuki kawasan kompleks tempat rumah kost berada.

Selain itu, Asnawi juga merasa kalau Utami akan mengajak dirinya bercinta untuk mencurahkam rasa rindu. Sudah lama Asnawi tak mengunjunginya, tentu saja hal itu membuat Utami sedih.

Walaupun Utami cuma arwah gemtayangan biasa, tapi dia mendapat tempat spesial dalam kehidupan Asnawi. Ia menganggap kalau setan berwajah imut itu sangat berharga bagi dirinya. Dia selalu setia dan berada disampingnya ketika dalam keadaan sulit. Utami selalu menyemangatinya until bangkit dari keterpurukan.

Akhirnya Asnawi tina di depan rumah kost. Ketika dia membuka gerbang, tiba tiba dia melihat Ibu kost dan Utami tengah berbincang dengan seorang wanita berambut hitam panjang terurai. Asnawimengernyitkan dahi ketika melihat pemandangan itu, dia menilik nilik wanita misterius itu. Siapa dia sebenarnya? Kenapa dia bisa melijat Utami?

Ibu kost dan Utami tampak penuh haru ketika berbincang dengan wanita itu. Asnawi sangat familiar dengan penampilannua yang memakai kemeja putih, rok rempel selutut berwarna beige dan sepatu kets putih. Persis seperti penampilan Hayati yang ditemuinya di dunia mimpi semalam.

Tiba tiba Ibu kost melihat ke arah Asnawi. ekspresinya langsung kaget ketika melihatnya, begitu juga Utami yang bersandar di pundak ibunya, ikut berekspresi kaget. Ibu kost dan Utami pun langsung mengarakan tangannya menunjuk kearah Asnawi.

"Itu...itu..itu...Asnawi..dateng kesini!!" kata Ibu kost tercengang.

"NAWI... KAMU AKHRINYA DATENG JUGA... SINI CEPET!! " teriak Utami.

"Itu cepat.....kamu nengok... Asnawi udah dateng" perintah Ibu kost kepada wanita itu.

Asnawi merasa sangat kaget dan tubuhnya mendadak kaku seperti batu. Dia bertanya tanya dalam hati, sebenarnya siapakah wanita itu. Jantungnya sangat berdebar debar ketika wanita itu bergerak membalikkan badan.

Mata Asnawi terbelalak, lidahnya terasa kelu dan keringat bercucuran ketika wanita itu menunjukkan wajahnya ke arah Asnawi. dengan terbata bata Asnawi berusaha mengucapkan sesuatu kepada wanita itu.

"HA..HA...HA...HA...HAYATIIII...APA KAMU...APA...KAMU..KA..MU ...HAYATI?" tanya Asnawi dengan terbata bata.

Wanita itu pun tersenyum dan mengangguk.

"Iya Mas ku, ini aku Hayati... Pacarmu... "

Seketika Asnawi lemas. Ia rubuh dan kemudian pingsan. Mereka terkejut dengan hal itu, Hayati langsung menghampirinya. Ia mengangkat tubuh Asnawi, lalu membopongnya menuju kamar kost miliknya. Ibu Kost tercengan melihat Hayati yang sanggup mengangkat tubuh Asnawi sendirian. Ia memiliki tenaga wonder woman pikirnya.

Di kamar kost, Hayati membaringkan Asnawi di atas ranjang, lalu ia menaruh kepala Asnawi di atas pahanya. Hayati memijat kepala Asnawi dengan penuh kelembutan.

Tak lama Asnawi siuman. Ia membuka matanya dan melihat wakah Hayati tepat berada di atas wajahnya. Ia kemudian bangun sambil menggosok matanya. Ia memperhatikan Hayati dengan seksama.

"Kamu liat apa Mas ku?" tanya Hayati malu malu.

"Apa ini di alam baka? Apa aku udah mati?" tanya Asnawi yang masih kebingungan.

"Woy sembarangan kamu ngomong!! Kita masih di dunia!" bentak Ibu Kost.

"Iya nih, si Nawi aneh aneh aja pikirannya!" tambah Utami.

Asnawi masih shock melihat Hayati yang berada dihadapannya. Ia tak percaya dengan apa yang dilihatnya.

"Aku masih hidup Mas ku, coba pegang tanganku" kata Hayati sambil menyodorkan tangannya.

Asnawi dengan pelan mencoba memegang tangan Hayati. Ia merasakan suatu kehangayan ketika memegang tangannya.

"Gak apa apa kan Mas?"tanya Hayati.

Asnawi mengangguk, matanya langsung berkaca kaca.

"Kamu beneran Hayati?"

"Iya Mas ku, aku kembali"

Asnawi pun memeluk Hayati dengan penuh haru. Ia menangis kencang sebagai curahan rasa rindu yang meluap bagaikan gelombang tsunami di lautan.

Ibu Kost dan Utami pun ikut terharu dengan momen itu.


..............................................

APAKAH PERTEMUAN KEMBALI HAYATI DAN ASNAWI AKAN MULUS BEGITU SAJA?

TIDAK SEMUDAH ITU FERGUSOOOOOO!!!

kita rehat sejenak
tirtaarta
eni050885
chrysalis99
chrysalis99 dan 44 lainnya memberi reputasi
45
Tutup