afryan015Avatar border
TS
afryan015
Diikuti 3 Arwah Wanita Setelah Ngevlog


emoticon-UltahHay Agan agan sekalian, kali ini aku ada cerita baru lagi nih namun hanya beberapa part saja, soalnya ini yang di alami oleh temanku, dan untuk cerita Sebuah Luka Dibalik Cahaya Surga terpaksa aku hentikan hehe, emoticon-Hai
dan semoga cerita ini dapat menghibur kalian ya, nggak jauh jauh dari Ryan kok, masih ada jejaknya Ryan dan Mbah Margono dalam membantu orang, dan mungkin nantinya akan ada cerita sendiri dimana kekonyolan Ryan dan Mbah Margono mencari mustika atau pusaka jika memang banyak yang antusias
dan untuk cerita Sekamar Kos Dengan Dia 2 masih terus dilanjut tenang saja, dan akan berbarengan dengan kisah ini hanya jam tayangnya yang berbeda
dan satu lagi untuk cerita Sekamar Kos Dengan Dia 1 insyallah akan saya perbaiki dan upload ulang supaya yang belum baca bisa membaca dari awal

Jangan lupa ya baca juga

Hidup Berdampingan Dengan Mereka (kisah mula Ryan)
Sekamar Kos Dengan Dia 1
Sekamar Kos Dengan Dia 2
Sebuah Luka Dibalik Cahaya Surga
Kota Kecil Wonosobo, Mistis nanMenawan


      ok lah tidak perlu berlama lama, langsung saja monggo di baca

Indeks
BAB 1
BAB 2
BAB 3

BAB 4
BAB 5
BAB 6

BAB 7
BAB 8




BAB 1


Kisah ini berawal setelah aku mendapat kabar dari orang tua temanku yang bernama Rendra dan dia juga menceritakan detail kejadiannya padaku, sebut saja itu nama dia, Rendra ini merupakan seorang konten kreator juga, dia sering membuat konten video horor, podcast horor di sebuah chanel youtube, kadang juga dia melakukan live streaming di plat form lain seperti Bigo, dam beberapa plat form live streaming lainnya, kalau dilihat dari pengikut dan penonton dari setiap video yang dia buat, bisa dikatakan dia termasuk yang sudah lama menggeluti bidang ini


Untuk masalah live streaming, Rendra sering melakukan eksplor ke tempat tempat angker dan sudah sampai diberbagai wilayah yang terbilang cukup seram, dan biasanya dia melakukan kegiatan itu sendirian tanpa ditemani rekan, dia benar benar melakukan hal penjelajahan sendirian, tempat angker yang sudah pernah di jelajahi diantara lain adalah, Alas Purwo, Lawang Sewu, Wonderia, dan masih banyak yang lainya, dan dari eksplorasinya itu tidak jarang dalam videonya atau live streamingnya menangkap sebuah pergerakan dari makhluk alam sebelah.


Kita mulai langsung pada ceritanya, pada saat itu orang tua Rendra memberiku kabar karena khawatir dengan anaknya yang bernama Rendra, orang tuanya khawatir karena akhir akhri ini Rendra terlihat begitu aneh dibanding hari biasanya, tingkah yang di tunjukan tidak seperti Rendra yang selalu riang dan selalu merespon cepat setiap apapun yang terjadi.


Namun menurut penjelasan orang tua Rendra, sepulang dia dari eksplor terlihat seperti orang linglung, dan setiap ditanya sesuatu pasti tidak langsung di jawab melainkan seperti orang bengong terlebih dahulu, dan ketika diulang kedua kali baru Rendra bisa merespon apa yang tadi ditanyakan oleh seseorang, hal itu membuat khawatir kedua orang tua Rendra, sementara karena saat itu aku sedang ada urusan dengan Mbah Margono makanya belum bisa untuk datang ke rumah Rendra dan memastikan apa yang terjadi, dan urusanku dengan Mbah Margono ini memerlukan waktu kalau tidak salah tujuh hari baru kemudian aku bisa berkunjung ke rumah Rendra.


Menurut cerita yang aku dapat, Rendra baru pulang dari salah satu curug yang digunakan untuk acara padusan, biasanya dilakukan menjelang awal satu suro di sebuah desa, disini tidak bisa disebutkan secara detail dimana letak desa tersebut, yang jelas Rendra baru pulang dari tempat padusan itu, seperti biasa Rendra tidak ditemani satu teman pun, dia berangkat sendiri kelokasi dimana curug itu berada.


Dan sesampainya dirumah, Rendra langsung masuk berjalan dengan tatapan datar, sambil melihat kesekeliling ruangan yang dia lewati, seolah dia asing terhadap ruangan yang dia lewati ini, bapak ibunya yang melihat Rendra seperti itu, kemudian mencoba menanyai Rendra, apakah baik baik saja atau tidak.


“Ren, kamu sudah pulang, kamu tidak apa apa kan” tanya bapak Rendra memastikan


“heemm, haa” jawabn Rendra hanya semacam itu saja seperti tidak nyambung saat ditanayi


Setelah ditanya oleh bapaknya, Rendra langsung masuk kedalam kamarnya tanpa menjawab pertanyaan dari bapaknya dan langsung naik kelantai dua ke kamarnya dan langsung menutup kamar rapat rapat, dan setelah masuk kedalam kamar, sama sekali tidak keluar sedikitpun dari kamarnya, hampir seharian Rendra tidak keluar, yang membuat orang tuanya sangat khawatir, hingga akhirnya pada malam harinya diwaktu akan makan malam, ibu Rendra memanggilnya dari lantai bawah namun sama sekali tidak ada jawaban dari Rendra.


Ibunya Rendrapun mencoba untuk mengetuk kamar Rendra, namun saat akan mengetuk, Ibu Rendra mendengar Rendra sedang berbicapa pada seseorang, ibu rendra berfikir mungkin Rendra sedang bertelfonan dengan temannya, namun yang membuat aneh adalah suara lawan bicara Rendra sangat jelas, dan terdengar seolah benar benar ada di ruangan yang sama dengan Rendra, dan untuk memastikan ibu Rendra mencoba untuk mengetuknya


“Ren? Rendra? Makan dulu yuk, sudah waktunya makan malam ini” ajak Ibunya untuk makan


Awal mengetuk sama sekali tidak ada jawaban, Rendra terus asik berbicara dengan lawan bicaranya itu, ibu Rendra masih berfikir positif mungkin dia memang sedang fokus berbincang dengan temannya di telefon. Dan membiarkan Rendra untuk menyelesaikan telfonnya itu bersama temannya.


Hingga akhirnya ibu Rendra pun turun kembali untuk makan bersama bapak Rendra sembari menunggu anaknya selesai berbincang dengan temannya di Telefon, menit berganti menit hingga akhirnya rasa khawatir ibu Rendra kembali muncul, dan berfikir untuk kembali menyuruh Rendra untuk segera turun.


Ibu Rendra kemudian berjalan menuju ke lantai dua saat dalam perjalanan menuju ke lantai dua, samar samar ibu Rendra dari tangga melihat ada sesosok Wanita berjalan memasuki kamar Rendra, padahal sejak awal Rendra pulang dia tidak bersama siapa siapa bahkan setelah beberapa waktu Rendra pulang juga tidak ada temannya yang main kerumah, Ibu Rendra paham karena sejak dari tadi dia berada di depan Rumah menata Tanaman dan mengganti tanah di pot pot tanaman itu, jadi seharusnya apabila ada teman Rendra yang datang Ibu Rendra akan mengetahuinya lebih dulu.


Karena penasaran dengan siapa yang menemani Rendra di dalam kamarnya, Ibunya kemudian terus berjalan kekamar Rendra mengikuti sosok wanita tadi yang berjalan masuk kekamar Rendra, sesampainya di depan kamar Rendra, ibunya mencium wangi yang sangat segar, seperti ada bunga yang tumbuh disana, saat sedang mengamati harum wangi dari mana itu berasal, dari arah dalam kamar Rendra terdengar suara canda tawa sebegitu riang, Rendra terdengar seperti sedang bergurau dengan seorang wanita didalam sana


Ibu Rendra pun kemudian mengetuk kembali pintu kamar Rendra, dan seketika itu suara canda tawa itu berhenti terdengar dari dalam kamarnya,


“Ren, ayo makan dulu, kamu sama siapa didalam, itu temennya sekalian diajak saja makan bareng sama kita” Ibu Rendra kembali mengajak Rendra untuk makan dan sekalian menyuruh Rendra mengajak temannya itu


Rendra pun kemudian membuka kan Pintu kamarnya, dan terlihat wajah Rendra seperti tidak sehat, mata yang kelihatan sayu, disekitar matanya juga terlihat lingkaran hitam, sedangkan wajahnya terlihat sangat pucap, seperti sangat lelah dan bibirnya pucat


“Hmm, iya aku turun” dengan nada lesu Rendra menjawab ibunya


Saat Rendra membuka pintu kamar, namun hanya sedikit yang dibukanya, seolah tidak ada yang boleh tahu ada siapa didalam sana, namun ibunya sempat mengintip dari celah celah di pintu yang terbuka itu, namun sama sekali tidak mendapati siapapun yang berada diddalam kamar rendra saat itu, , terasa sangat aneh bagi ibu Rendra padahal tadi dia benar benar melihat wanita masuk kedalam kamar Rendra dan itu sangat nyata.


“kamu lagi sama siapa sih Ren, ada temanmu kan didalam” sambil melihat dan mengintip kearah dalam kamar Rendra ibunya bertanya


“tidak ada siapa siapa” dengan nada datar Rendra menjawab dan segera menutup karamnya lalu bergegas turun kebawah dengan langkah gontai memegangi gagang anak tangga.


Melihat Rendra menuruni anak tangga, ibunya kemudian mencoba memastikan didalam kamarnya kalau memang tidak ada siapa siapa, gagang pintu mulai dipegang oleh ibu Rendra dan tuas mulai diputar, padahal pintu tadi sama sekali tidak dikunci oleh Rendar, namun saat Ibu Rendra akan membuka kamar nya dirasakan sangat susah, Ibunya mencoba mendorong pintu kamar Rendra dengan sekuat tenaga namun pintu terasa begitu berat, setalah mencoba sekuat tenaga, perlahan pintu terbuka walau sangat berat, terasa pintu seperti ada yang mengganjal dari dalan, dan perlahan pintu mulai terbuka namun dalam keadaan yang gelap, aneh memang saat tadi Ibu nya mengintip dan ada Rendra disana padahal kondisi kamar lampu sudah menyalah, dan kini ibunya meraih saklar lampu di sampi pintu dan menyalakannya, sehingga kini Ibu Rendra sudah bisa melihat dalam ruang kamar Rendra, terlihat sepi tidak ada siapapun didalam sana,


Dan saat tengah memperhatikan kamar Rendra, tiba tiba, ada suara sesosok wanita namun tidak ada wujudnya dan berkata “segera pergi dari kamar ini”suara itu terdengar lirih namun jelas di telinga ibu Rendra, dan membuat nya terkejut hingga melompat kebelakang, dan bersamaan dengan itu lampu kamar kembali mati dengan sendirinya dan pintu tertutup dengan cukup keras seolah dibanting dari dalam kamar, yang membuat hampir saja mengenai kepala ibu Rendra yang masih berada di depan pintu.


Seketika ibu Rendra kemudian memanggil suaminya dengan panik dan ketakutan dengan apa yang baru saja terjadi, Ayah Rendra pun kemudian menyusul istrinya naik ke depan kamar Rendra, yang ternyata sudah terduduk lemas karena kejadian tadi, Ayah Rendra mencoba tanya apayang sebenarnya baru terjadi, namun karena saking syoknya, Ibu Rendra tidak bisa berkata kata lagi.


Tak berselang lama setelah itu Rendra kembali dari makannya, sepertinya dia sudah selesai makan, dan kembali berjalan dengan gontay, dengan tatapan kosong berjalan lurus tanpa memperdulikan orang tuanya terutama ibunya yang sedang terduduk lemas, Rendra berjalan lempeng lurus membuka pintu kamarnya yang lagi lagi sudah dalam kondisi terang, padahal tadi dalam kondisi mati, Rendra masuk kemudian langsung menutup pintu dan terdengar suara pintu kamar di kunci dari dalam.


Terlihat wajah kebingungan dari kedua orang tua Rendra, mereka belum pernah melihat Rendra seperti itu, dan setelah kejadian itu Ibu Rendra di bawa turun oleh suaminya untuk beristirahat di bawah sambis sesekali menanyakan tentang kejadian apa yang baru saja di alami oleh istrinya itu. Dan setelah di ceritakan ayah Rendra tidak begitu mempercayai kejadian yang diceritakan oleh isrinya itu, karena selama mereka hidup disana belum pernah mengalami kejadian yang di luar nalar seperti itu,


Singkat cerita pada pagi harinya, saat selesai pulang dari sholat berjamaah di mushola, saat ayah Rendra sedang dalam perjalanan menuju rumahnya, Ayah Rendra melihat seorang wanita berpakaian kebaya dengan rambut digelung seperti seorang putri kerajaan, wanita itu sedang berjalan hendak masuk ke pagar rumahnya, yang kebetulan juga pagar rumah Rendra sedang tertutup rapat, wanita itu kemudian berdiri mematung tepat di depan gerbang masuk Rumah Rendra, Ayah Rendra sedikit penasaran degan siapa yang ingin bertamu subuh subuh seperti ini, saat hendak Ayah Renda temui wanita itu, kebetulan tetangganya yang berada di belakangnya memanggil dan membuat Ayah Rendra menoleh ke arah belakang.


“Pak apakah nanti bisa kerumah sebentar, sekitar jam delapan lah, kita bicarakan masalah yang kemarin” tetangga itu mengajak janjian bertemu pagi ini


“insyallah bisa pak, tenang saja sepertinya semua sudah siap kok persiapannya” Ayah Rendra mengiyakan ajakan tetengganya itu


“baik lah kalo gitu sih, saya permisi dulu pak, Assalamu’alaikum” tetangga itu lalu berpamitan meninggalkan ayah Rendra


“iya pak Wa’alaikum Salam”


Setelah itu ayah Rendra kembali melihat ke arah rumahnya lagi, namun sosok wanita berbaju kebaya itu sudah tidak terlihat lagi berdiri di depan pagar rumahnya, Ayah Rendra jadi semakin penasaran siapa sebenarnya wanita tadi yang berada di depan rumahnya memakai kebaya.


Kejadian itu terus berlanjut, siang harinya setelah ayah Rendra baru pulang dari tempat tetangganya itu kembali dia melihat wanita berpakaian kebaya dengan gelung itu berada di depan pagar, karena penasarannya Ayah Rendra kemudian bergegas, setelah sampai disana, ayah Rendra kemudian mencium aroma wangi dari wanita yang berada di depannya itu, posisinya saat itu adalah, si wanita berpakaian kebaya ini membelakangi ayah Rendra, aroma wangi itu adalah wangi bunga kanthil, dan setelah diperhatikan ternyata pakaian yang dikenakan adalah pakaian pernikahan dengan adat jawa, karena merasa sedikit aneh dengan penampilan wanita itu kemudian ayah Rendra menanyakan ada perlu apakah wanita itu depan rumahnya. (siapa yang tidak aneh melihat wanita berpakaian pengantin jawa berdiri dirumahnya sendirian)


“siang mbak, mbak ada keperluan apa ya di depan rumah saya” Ayah Rendra mulai menanyakan maksud dari wanita itu berada di depan rumahnya, namun wanita itu sama sekali tidak menjawab atau bersuara sedikitpun untuk menjawab rasa penasaran Ayah Rendra,


Kebetulan juga sosok wanita itu berdiri tepat di pintu masuk sehingga menghalangi jalan masuk Ayah Rendra untuk memasuki rumahnya,


“permisi mbak, saya mau masuk rumah, jika mbaknya tidak ada urusan atau keperluan kerumah saya, boleh minggir dulu mbak saya mau masuk rumah” Ayah Renda meminta permisi untuk memasuki rumahnya sendiri


“saya…… mau masuk…… saya …….. mau ketemu Rendra…” dengan nada dingin dan datar wanita itu berbicara lirih


“oh temannya Rendra, silahkan masuk saja, mari saya bukakan pintunya” wanita itu kemudian sedikit menyingkir memberi ruang Ayah Rendra untuk membuka pintu pagarnya, namun wanita itu masih tetap membelakangi Ayah Rendra sehingga belum bisa dilihat wajahnya oleh Ayah Rendra.


“dia……. Harus…… pergi…… Rendraa… Milikku saja……” setelah ayah Rendra membuka pintu kemudian masuk wanita itu berkata demikian dengan nada yang masih datar saja.


“siapa mbak yang harus pergi, mbak pacarnya anak saya ya” Ayah Rendra mencoba menyelidiki siapa yang sebenarnya dimaksud sambil terus berjalan dan membuka pintu rumahnya, namun wanita itu masih terus berdiam diri didepan pagar rumahnya,


“wanita….. dia….. wanitaaa. Jahaaaattt…….” Dengan nada sedikit lebih tinggi wanita itu berkata sambil menolehke arah Ayah Rendra


Begitu wanita itu menoleh ke arah Ayah Rendra, Ayah Rendra malah ketakutan hingga pingsan, ternyata wanita berpakaian kebaya jawa seperti pakaian pengantin jawa itu saat menoleh sama sekali tidak memiliki wajah, hanya ada hiasan makeup layaknya pengantin jawa namun  tanpa adanya mulut, hidung dan mata


Dan karena syok melihat rupa yang tidak wajar itu, membuat Ayah Rendra langsung tergeletak pingsan di depan rumahnya,
Diubah oleh afryan015 23-11-2021 04:59
nirwanda007
sulkhan1981
lord.ucup
lord.ucup dan 53 lainnya memberi reputasi
54
16.7K
254
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Tampilkan semua post
afryan015Avatar border
TS
afryan015
#50
BAB 8

dan karena auranya juga negatif akupun mengejarnya dan berusaha menangkapnya, namun saat aku mengejar nya kearah jendela tiba tiba mbah Margono mengatakan “sosok itu biarkan saja dulu, dia nggak penting, ini yang lebih penting bapaknya Rendra sudah kesusahan dan lelah, buruan bantu sini” mbah Margono berkata dengan terus mencoba menarik sosok wanita yang berada di dalam tubuh Rendra.

Memang sudah dipastikan sosok ini adalah sosok yang begitu menganggu dan memiliki ilmu yang lebih tinggi dibandingkan yang dua dibawah itu, pantas mereka tidak berani.

Aku kemudian masuk kedalam bergantian dengan bapak Rendra, terlihat begitu berantakan didalam kamarnya, vas bunga terlihat pecah dan ada bekas darah, kemungkinan itu adalah vas bunga yang digunakan oleh Jin ini untuk melukai bapak Rendra.

Rendra yang bertubuh sudah sangat kurus membuatku kaget, ini bukan Rendra yang ku kenal dulu, badannya tidak sekurus ini dan tidak sekusut ini, memang biadab makhluk yang berada didalam tubuh Rendra menyiksa Rendra hingga seperti ini, tubuh yang dulu ideal kini hanya seperti tersisa kulit dan tulang saja, dengan pacakan yang tidak beraturan.

Tarik menarik sampai melepaskan sebuah serangan gaib dilakukan oleh sosok yang merasuki Rendra, bagaimana tidak, mbah Margono bisa di lempar menggunakan tangan Rendra yang begitu kurusnya tanpa mengenai tubuh mbah Margono dalam jarak sekitar lima sentimeteran.

Itu tidak akan terjadi kalau bukan sosok didalam tubuh Rendra yang melakukan, dengan cepat aku kemudian mempersiapkan ilmu yang sudah diajarkan oleh mbah Margono kepadaku, yaitu dengan mengikatkan Rantai Gaib pada sosok yang berada didalam tubuh seseorang.

“yan sepertinya sosok ini harus dimusnahkan saja, gak bisa jadi bahan koleksi kalo ini mah, nanti setelah kita berhasil mengeluarkan dia, langsung aja kita bantai” ucap mbah Margono berkomunikasi dengan batin.

Aku menyetujui mbah Margono, makhluk yang sudah benar benar susah diajak kompromi lebih baik dibinasakan aja, tapi itu nanti terserah mbah margono gimana caramembinasakan mereka, tapi pasti akan dibinasakan disini juga.

Singkat cerita proses mengeluarkan sosok yang berada didalam tubuh Rendra termasuk sangat sulit, dia berani melawan dan tak segan melukai, bahkan tubuh Rendra juga tidak dia perdulikan, entah karena dia kepepet atau bagaimana.

Mbah Margono menarik sosok itu dengan rapalan dan ajian khusus yang biasa dialakukan, sedangkan aku bersiap siap dengan rantai gaib yang nantinya akan ku tangkap sosok makhluk itu saat waktu yang tepat.

Namun diprosesi tarik menarik sosok itu, harusnya kalau orang yang ditarik akan menarik balik, tapi beda saat itu, saat mbah Margono menarik sosok itu, justru sosok itu melangkahkan tubuh Rendra berjalan cepat mendekat kearah mbah Margono, dengan senyum menyeringai dan tawa mengerikan keluar dari mulut Rendra, jelas itubukan suara Rendra yang sesungguhnya.

Setelah dekat dengan dengan mbah Margono, sosok itu kembali menyerang mbah margono dengan pukulan, dan baru kusadari, ternyata targetnya adalah mengeluarkan mbah Margono dengan cara melemparkannya kearah jendela, sama persis dengan dimana pak Mahfud terjatuh, namun pikirku aman lah karena jendela dalam posisi tertutup, andaikanpun mbah Margono terlempar dia tidak akan bablas keluar.

Dan untuk berjaga jaga aku berdiri dibelakang mbah margono tepatnya didepan jendela itu persis dengan ditambah prisai gaib untuk menambah kekuatan saat adanya hentakan dalam penyerangan makhluk gaib itu.

Dan benar saja, mbah Margono saat mendapat serangan dari makhluk itu, dia terlepar kearahku, dimana aku berdiri disana dan sudah siap untuk meneripa mbah Margono, tapi ternyata, kekuatan lemparannya itu diluar dugaanku.

Mbah Margono terlepar sangat cepat dan kuat, melesat kearahku, yang sudah bersiap dengan tamengku, tapi karena hentakan yang begitu kuat, akhirnya saat mbah Margono menabrak diriku, dan aku pun ikut terpental kebelakang kearah jendela itu.

“PPYYAARRR” suara kaca jendela pecah terdengar begitu keras, seketika itu juga ibu Rendra beristighfar karena melihat kita berdua terlempar akibat serangan anaknya, bapak Rendra memiliki inisiatif untuk berlari kearah kita dan ingin membantu, tapi begitu bapak Rendra akan melangkah masuk kedalam kamar, mbah Margono melarang nya

“astaghfirullah bapak, itu dibantu” terikaan ibu Rendra meminta suaminya membantu.

“jangan pak, bapak diluar saja, tutup pintu itu dan kunci dari luar, nanti kalau saya mau keluar dan ini sudah selesai akan kita kabari” ucap mbah Margono sembari menahan rasa sakit yang dirasakannya

Bapak Rendra menuruti apayang diperintahkan oleh mbah Margono, dan karena kuncinya berada dipintu sisi dalam makan bapak Rendra harus masuk dulu dan mengambil kunci yang berada di belakang pintu, tepat bersamaan dengan itu, Rendra yang masih dalam keadaan kerasukan, menoleh kearahnya dan dengan senyum menyeringai, dia seperti menggerakan pecahan Vas tadi dan dilempakrannya ke arah bapak Rendra.

“cepat pak keluar” teriak mbah Margono

Dan untung saja pas waktunya setelah bapak Rendra berhasil mengambil kuncinya, langsung cepat cepat dirinya menutup pintu itu dan di kunci dari luar kamar, menyisakan aku, mbah Margono dan Rendra yang tengah kerasukan, sementara beling Vas bunga tadi menancap di pintu, karena dilempar sosok yang merasuki Rendra tadi.

“mbah, mbah, buruan beridi mbah aku udah sakit banget ini kena kaca kayakny” ucapku pada mbah margono karena kita berhenti tepat dijendela yang sudah pecah.

“iya bentar yan, aku juga rasanya remuk semua ini badan” mbah Margono kemudian mencoba berdiri, dan berhasil, namun saat mbah margono berdiri, tubuhku merosot keluar jendela.

Sepontan aku mencari pegangan dan kebetulan aku mendapat bagian celana mbah Margono yang belum begitu kokoh berdiri, namun mau bagaimana lagi karena aku akan merosot keluar jendela dan daripada aku akan jatuk kelantai satu, akupun terus memegang bagian celananya,

Namanya belum berdiri dengan benar, saat aku memegang celana mbah margono, dia malah kemudian bergerak mundur lagi kearahku, yang membuat diriku semakin merosot, tapi mbah Margono langsung menyadari hal itu dan lengsung mencari pegangan untuk mensetabilkan posisinya berdiri.

Dan setelah dia bisa menormalkan posisi berdirinya, kini justru aku yang kebingungan mencari pegangan karena sudah terlanjur merosot terlalu kebawah, dan alhasil beban menjadi semakin berat, dan hal tak terduga, karena aku memegangi celana mbah margono dan ditambah beban yang semakin bertambah, membuat kancing celana mbah margono terlepas dan otomatis karena aku kaget, aku langsung melepas peganganku pada celana mbah margono dan kebetulan aku melihat gorden jendela, entah bisa menahan beratku atau tidak yang pasti coba saja, semisal jatuh pun aku akan mempersiapkan tubuhku.

Dan untungnya gorden itu kuat, akupun kembali menarik gorden itu sehingga tubuhku bisa kembali masuk kedalam ruangan

“walah walah, celanaku yan, jadi melorot kan karena kancingku lepas, ditarik kamu barusan” omel mbah margono sembari memegangi celananya dan membersihkan noda disekitar mulutnya

“iya mbah maaf, mau gimana lagi, kepepet” aku masih mencoba berdiri setelah berhasil masuk kedalam ruangan lagi.

“loh mbah, mbah gak papa, itu pendarahan lho” ya ternyata noda disekitaran mulutnya adalah darah yang keluar akibat serangan tadi

“udah gak papa masih bisa kutahan tenang aja, kita siap siap lagi, bentar kulepas dulu aja ini lah celananya ribet malah kalau pakai celana kayagini” mbah Margono kemudian melepaskan celana yang ia kenakan, untungnya dia memakai celana kolor sebagai celana dobel, jadi nggak melambai lambai deh pusakanya mbah Margono.

Singkat cerita, kita pun memulai prosesi penarikan lagi, mbah margono berkolor ini kemudian merapalkan ajian ajian, untuk menarik sosok ini keluar dengan paksa, beberapa kali masih bisa menolak untuk dikeluarkan, barang barang yang dilemparkan juga tidak sedikit, dan karena kali ini kita melakukan penarikan dengan jarak, makanya bisa menghindar dengan mudah.

Dan hingga sampai disaat sosok itu mulai melemah karena ajian mbah Margono dirinya akhirnya terlihat mulai keluar dari tubuh Rendra, dan saat itu juga aku melemparkan rantai gaib untuk menangkapnya tepat dilehernya..

Alhasil mbah Margono berhasil menarik tubuhnya keluar dan aku berhasil menarik lehernya, posisinya kali ini sosok tersebut tertarik kedua arah, satu tertarik kearah mbah Margono dua tertarik kearah ku, dan begitu sosok ini keluar dari tubuh Rendra, tubuh Rendra langsung melemah dan terbaring dilantai tidak sadarkan diri.

Sementara sosok yang merasuki Rendra ini dengan beringasnya mencoba untuk melepaskan tarikan dari ku dan Mbah Margono, karena kita beniat untuk membinasakan makhluk ini maka setelah keluar dari tubuh Rendra pun tidak kita biarkan terlepas begitu saja namun terus kita tarik dan kita bacakan doa dan ajian supaya makluk ini binasa.

Sosok ini terus memberontak membuat lampu yang tadinya mati menjadi menyala dan hidup secara terus menerus, beberapa benda coba dia lemparkan kearah kita, namun seperti biasa kalau mereka sudah tidak fokus pasti tidak akan tepat sasaran.

Singkat cerita, kita terus menarik ke dua arah, dan hingga saat kita sampai diujung doa dan rapalan dari mbah Margono, munculah cahaya keemasan dari rantai gaibku dan dari arah mbah Margono yang sedang menarik tubuh sosok ini.

Seperti sedang kepanasa, sosok ini terus bergelonjatan tidak karuan tenaga yang dikeluarkannya semakin besar, sempat beberapa kali aku kalah dengan perlawanannya yang membuat tarikan menjadi mengendur, dan karena kupikir hal ini akan segera selesai, aku tetap mempertahankan posisiku dan terus menarik lagi.

Hingga pada akhirnya, karena ditarik dari dua arah, sosok itupun terbelah menjadi dua, tidak semerta merta langsung binasa, sosok itu masih bisa merintih kesakitan, dan untuk finishing mbah Margono melakukan ajian terakhir untuk membinasakan sosok itu.

Mbah Margono mendekat kearah posisi kepala makhluk itu berada, atau lebih tepatnya berada didekat ku, karena posisinya aku lah yang menarik kepalanya, tangan mbah Margono didekatkan kekepala sosok itu, dan dibacakan lagi rapalah penghacur, dan pada akhirnya kita pun berhasil mengalahkan sosok wanita ini.

Pikirku ini akan selesai dengan mudah, tapi kita masih ada PR satu lagi yaitu wanita berbaju kuning dibawah dan untuk sosok yang tadi akan aku kejar itu menurut mbah Margono dia sebenarnya dari luar rumah ini Cuma terjebak karena rajah yang dipasang bapak Rendra, dan nanti tinggal dilepas saja pasti akan pergi dengan sendirinya, jadi PR tinggal ada satu.

Setelah pemusnahan sosok wanita ini, kita pun memposisikan Rendra kembali ke ranjang tidurnya, sungguh malang sebenarnya, tubuh Rendra kini terasa sangat Ringan dibandingkan dulu saat aku mengenalnya, dan setelah terbaring dikasur, mbah Margono kemudian menutup semua akses ditubuh Rendra supaya tidak dapat dirasuki oleh makhluk gaib lagi.

Tubuh mbah Margono dan aku sudah penuh dengan keringat, ingin rasanya segera selesai, setelah urusan dikamar Rendra selesai, kitapun mempersilahkan orang tua Rendra yang berada diluar untuk masuk, suasana kamar sudah tidak karuan lagi, semua berantakan dan banyak barang yang pecah.

Orang tua Rendra tidak mempersoalkan kondisi ini, yang mereka pentingkan adalah anaknya sudah selamat dari gangguan makhluk jahat tersebut,

Sembari memulihkan tenaga kita, ibu Rendra turun kebawah untuk membuatkan kita minuman, yah maklum lah karena dari tadi kita langsung melakukan pembersihan makanya sampai belum dibuatkan minum,

Beberapa waktu kita mengobrol dengan orang tua Rendra, dan memang munurut keterangannya hal ini terjadi setelah Rendra pulang dari perginya yang terakhir, dan semakin hari semakin memburuk.
adityasatriaji
meqiba
sulkhan1981
sulkhan1981 dan 21 lainnya memberi reputasi
22
Tutup