afryan015Avatar border
TS
afryan015
Diikuti 3 Arwah Wanita Setelah Ngevlog


emoticon-UltahHay Agan agan sekalian, kali ini aku ada cerita baru lagi nih namun hanya beberapa part saja, soalnya ini yang di alami oleh temanku, dan untuk cerita Sebuah Luka Dibalik Cahaya Surga terpaksa aku hentikan hehe, emoticon-Hai
dan semoga cerita ini dapat menghibur kalian ya, nggak jauh jauh dari Ryan kok, masih ada jejaknya Ryan dan Mbah Margono dalam membantu orang, dan mungkin nantinya akan ada cerita sendiri dimana kekonyolan Ryan dan Mbah Margono mencari mustika atau pusaka jika memang banyak yang antusias
dan untuk cerita Sekamar Kos Dengan Dia 2 masih terus dilanjut tenang saja, dan akan berbarengan dengan kisah ini hanya jam tayangnya yang berbeda
dan satu lagi untuk cerita Sekamar Kos Dengan Dia 1 insyallah akan saya perbaiki dan upload ulang supaya yang belum baca bisa membaca dari awal

Jangan lupa ya baca juga

Hidup Berdampingan Dengan Mereka (kisah mula Ryan)
Sekamar Kos Dengan Dia 1
Sekamar Kos Dengan Dia 2
Sebuah Luka Dibalik Cahaya Surga
Kota Kecil Wonosobo, Mistis nanMenawan


      ok lah tidak perlu berlama lama, langsung saja monggo di baca

Indeks
BAB 1
BAB 2
BAB 3

BAB 4
BAB 5
BAB 6

BAB 7
BAB 8




BAB 1


Kisah ini berawal setelah aku mendapat kabar dari orang tua temanku yang bernama Rendra dan dia juga menceritakan detail kejadiannya padaku, sebut saja itu nama dia, Rendra ini merupakan seorang konten kreator juga, dia sering membuat konten video horor, podcast horor di sebuah chanel youtube, kadang juga dia melakukan live streaming di plat form lain seperti Bigo, dam beberapa plat form live streaming lainnya, kalau dilihat dari pengikut dan penonton dari setiap video yang dia buat, bisa dikatakan dia termasuk yang sudah lama menggeluti bidang ini


Untuk masalah live streaming, Rendra sering melakukan eksplor ke tempat tempat angker dan sudah sampai diberbagai wilayah yang terbilang cukup seram, dan biasanya dia melakukan kegiatan itu sendirian tanpa ditemani rekan, dia benar benar melakukan hal penjelajahan sendirian, tempat angker yang sudah pernah di jelajahi diantara lain adalah, Alas Purwo, Lawang Sewu, Wonderia, dan masih banyak yang lainya, dan dari eksplorasinya itu tidak jarang dalam videonya atau live streamingnya menangkap sebuah pergerakan dari makhluk alam sebelah.


Kita mulai langsung pada ceritanya, pada saat itu orang tua Rendra memberiku kabar karena khawatir dengan anaknya yang bernama Rendra, orang tuanya khawatir karena akhir akhri ini Rendra terlihat begitu aneh dibanding hari biasanya, tingkah yang di tunjukan tidak seperti Rendra yang selalu riang dan selalu merespon cepat setiap apapun yang terjadi.


Namun menurut penjelasan orang tua Rendra, sepulang dia dari eksplor terlihat seperti orang linglung, dan setiap ditanya sesuatu pasti tidak langsung di jawab melainkan seperti orang bengong terlebih dahulu, dan ketika diulang kedua kali baru Rendra bisa merespon apa yang tadi ditanyakan oleh seseorang, hal itu membuat khawatir kedua orang tua Rendra, sementara karena saat itu aku sedang ada urusan dengan Mbah Margono makanya belum bisa untuk datang ke rumah Rendra dan memastikan apa yang terjadi, dan urusanku dengan Mbah Margono ini memerlukan waktu kalau tidak salah tujuh hari baru kemudian aku bisa berkunjung ke rumah Rendra.


Menurut cerita yang aku dapat, Rendra baru pulang dari salah satu curug yang digunakan untuk acara padusan, biasanya dilakukan menjelang awal satu suro di sebuah desa, disini tidak bisa disebutkan secara detail dimana letak desa tersebut, yang jelas Rendra baru pulang dari tempat padusan itu, seperti biasa Rendra tidak ditemani satu teman pun, dia berangkat sendiri kelokasi dimana curug itu berada.


Dan sesampainya dirumah, Rendra langsung masuk berjalan dengan tatapan datar, sambil melihat kesekeliling ruangan yang dia lewati, seolah dia asing terhadap ruangan yang dia lewati ini, bapak ibunya yang melihat Rendra seperti itu, kemudian mencoba menanyai Rendra, apakah baik baik saja atau tidak.


“Ren, kamu sudah pulang, kamu tidak apa apa kan” tanya bapak Rendra memastikan


“heemm, haa” jawabn Rendra hanya semacam itu saja seperti tidak nyambung saat ditanayi


Setelah ditanya oleh bapaknya, Rendra langsung masuk kedalam kamarnya tanpa menjawab pertanyaan dari bapaknya dan langsung naik kelantai dua ke kamarnya dan langsung menutup kamar rapat rapat, dan setelah masuk kedalam kamar, sama sekali tidak keluar sedikitpun dari kamarnya, hampir seharian Rendra tidak keluar, yang membuat orang tuanya sangat khawatir, hingga akhirnya pada malam harinya diwaktu akan makan malam, ibu Rendra memanggilnya dari lantai bawah namun sama sekali tidak ada jawaban dari Rendra.


Ibunya Rendrapun mencoba untuk mengetuk kamar Rendra, namun saat akan mengetuk, Ibu Rendra mendengar Rendra sedang berbicapa pada seseorang, ibu rendra berfikir mungkin Rendra sedang bertelfonan dengan temannya, namun yang membuat aneh adalah suara lawan bicara Rendra sangat jelas, dan terdengar seolah benar benar ada di ruangan yang sama dengan Rendra, dan untuk memastikan ibu Rendra mencoba untuk mengetuknya


“Ren? Rendra? Makan dulu yuk, sudah waktunya makan malam ini” ajak Ibunya untuk makan


Awal mengetuk sama sekali tidak ada jawaban, Rendra terus asik berbicara dengan lawan bicaranya itu, ibu Rendra masih berfikir positif mungkin dia memang sedang fokus berbincang dengan temannya di telefon. Dan membiarkan Rendra untuk menyelesaikan telfonnya itu bersama temannya.


Hingga akhirnya ibu Rendra pun turun kembali untuk makan bersama bapak Rendra sembari menunggu anaknya selesai berbincang dengan temannya di Telefon, menit berganti menit hingga akhirnya rasa khawatir ibu Rendra kembali muncul, dan berfikir untuk kembali menyuruh Rendra untuk segera turun.


Ibu Rendra kemudian berjalan menuju ke lantai dua saat dalam perjalanan menuju ke lantai dua, samar samar ibu Rendra dari tangga melihat ada sesosok Wanita berjalan memasuki kamar Rendra, padahal sejak awal Rendra pulang dia tidak bersama siapa siapa bahkan setelah beberapa waktu Rendra pulang juga tidak ada temannya yang main kerumah, Ibu Rendra paham karena sejak dari tadi dia berada di depan Rumah menata Tanaman dan mengganti tanah di pot pot tanaman itu, jadi seharusnya apabila ada teman Rendra yang datang Ibu Rendra akan mengetahuinya lebih dulu.


Karena penasaran dengan siapa yang menemani Rendra di dalam kamarnya, Ibunya kemudian terus berjalan kekamar Rendra mengikuti sosok wanita tadi yang berjalan masuk kekamar Rendra, sesampainya di depan kamar Rendra, ibunya mencium wangi yang sangat segar, seperti ada bunga yang tumbuh disana, saat sedang mengamati harum wangi dari mana itu berasal, dari arah dalam kamar Rendra terdengar suara canda tawa sebegitu riang, Rendra terdengar seperti sedang bergurau dengan seorang wanita didalam sana


Ibu Rendra pun kemudian mengetuk kembali pintu kamar Rendra, dan seketika itu suara canda tawa itu berhenti terdengar dari dalam kamarnya,


“Ren, ayo makan dulu, kamu sama siapa didalam, itu temennya sekalian diajak saja makan bareng sama kita” Ibu Rendra kembali mengajak Rendra untuk makan dan sekalian menyuruh Rendra mengajak temannya itu


Rendra pun kemudian membuka kan Pintu kamarnya, dan terlihat wajah Rendra seperti tidak sehat, mata yang kelihatan sayu, disekitar matanya juga terlihat lingkaran hitam, sedangkan wajahnya terlihat sangat pucap, seperti sangat lelah dan bibirnya pucat


“Hmm, iya aku turun” dengan nada lesu Rendra menjawab ibunya


Saat Rendra membuka pintu kamar, namun hanya sedikit yang dibukanya, seolah tidak ada yang boleh tahu ada siapa didalam sana, namun ibunya sempat mengintip dari celah celah di pintu yang terbuka itu, namun sama sekali tidak mendapati siapapun yang berada diddalam kamar rendra saat itu, , terasa sangat aneh bagi ibu Rendra padahal tadi dia benar benar melihat wanita masuk kedalam kamar Rendra dan itu sangat nyata.


“kamu lagi sama siapa sih Ren, ada temanmu kan didalam” sambil melihat dan mengintip kearah dalam kamar Rendra ibunya bertanya


“tidak ada siapa siapa” dengan nada datar Rendra menjawab dan segera menutup karamnya lalu bergegas turun kebawah dengan langkah gontai memegangi gagang anak tangga.


Melihat Rendra menuruni anak tangga, ibunya kemudian mencoba memastikan didalam kamarnya kalau memang tidak ada siapa siapa, gagang pintu mulai dipegang oleh ibu Rendra dan tuas mulai diputar, padahal pintu tadi sama sekali tidak dikunci oleh Rendar, namun saat Ibu Rendra akan membuka kamar nya dirasakan sangat susah, Ibunya mencoba mendorong pintu kamar Rendra dengan sekuat tenaga namun pintu terasa begitu berat, setalah mencoba sekuat tenaga, perlahan pintu terbuka walau sangat berat, terasa pintu seperti ada yang mengganjal dari dalan, dan perlahan pintu mulai terbuka namun dalam keadaan yang gelap, aneh memang saat tadi Ibu nya mengintip dan ada Rendra disana padahal kondisi kamar lampu sudah menyalah, dan kini ibunya meraih saklar lampu di sampi pintu dan menyalakannya, sehingga kini Ibu Rendra sudah bisa melihat dalam ruang kamar Rendra, terlihat sepi tidak ada siapapun didalam sana,


Dan saat tengah memperhatikan kamar Rendra, tiba tiba, ada suara sesosok wanita namun tidak ada wujudnya dan berkata “segera pergi dari kamar ini”suara itu terdengar lirih namun jelas di telinga ibu Rendra, dan membuat nya terkejut hingga melompat kebelakang, dan bersamaan dengan itu lampu kamar kembali mati dengan sendirinya dan pintu tertutup dengan cukup keras seolah dibanting dari dalam kamar, yang membuat hampir saja mengenai kepala ibu Rendra yang masih berada di depan pintu.


Seketika ibu Rendra kemudian memanggil suaminya dengan panik dan ketakutan dengan apa yang baru saja terjadi, Ayah Rendra pun kemudian menyusul istrinya naik ke depan kamar Rendra, yang ternyata sudah terduduk lemas karena kejadian tadi, Ayah Rendra mencoba tanya apayang sebenarnya baru terjadi, namun karena saking syoknya, Ibu Rendra tidak bisa berkata kata lagi.


Tak berselang lama setelah itu Rendra kembali dari makannya, sepertinya dia sudah selesai makan, dan kembali berjalan dengan gontay, dengan tatapan kosong berjalan lurus tanpa memperdulikan orang tuanya terutama ibunya yang sedang terduduk lemas, Rendra berjalan lempeng lurus membuka pintu kamarnya yang lagi lagi sudah dalam kondisi terang, padahal tadi dalam kondisi mati, Rendra masuk kemudian langsung menutup pintu dan terdengar suara pintu kamar di kunci dari dalam.


Terlihat wajah kebingungan dari kedua orang tua Rendra, mereka belum pernah melihat Rendra seperti itu, dan setelah kejadian itu Ibu Rendra di bawa turun oleh suaminya untuk beristirahat di bawah sambis sesekali menanyakan tentang kejadian apa yang baru saja di alami oleh istrinya itu. Dan setelah di ceritakan ayah Rendra tidak begitu mempercayai kejadian yang diceritakan oleh isrinya itu, karena selama mereka hidup disana belum pernah mengalami kejadian yang di luar nalar seperti itu,


Singkat cerita pada pagi harinya, saat selesai pulang dari sholat berjamaah di mushola, saat ayah Rendra sedang dalam perjalanan menuju rumahnya, Ayah Rendra melihat seorang wanita berpakaian kebaya dengan rambut digelung seperti seorang putri kerajaan, wanita itu sedang berjalan hendak masuk ke pagar rumahnya, yang kebetulan juga pagar rumah Rendra sedang tertutup rapat, wanita itu kemudian berdiri mematung tepat di depan gerbang masuk Rumah Rendra, Ayah Rendra sedikit penasaran degan siapa yang ingin bertamu subuh subuh seperti ini, saat hendak Ayah Renda temui wanita itu, kebetulan tetangganya yang berada di belakangnya memanggil dan membuat Ayah Rendra menoleh ke arah belakang.


“Pak apakah nanti bisa kerumah sebentar, sekitar jam delapan lah, kita bicarakan masalah yang kemarin” tetangga itu mengajak janjian bertemu pagi ini


“insyallah bisa pak, tenang saja sepertinya semua sudah siap kok persiapannya” Ayah Rendra mengiyakan ajakan tetengganya itu


“baik lah kalo gitu sih, saya permisi dulu pak, Assalamu’alaikum” tetangga itu lalu berpamitan meninggalkan ayah Rendra


“iya pak Wa’alaikum Salam”


Setelah itu ayah Rendra kembali melihat ke arah rumahnya lagi, namun sosok wanita berbaju kebaya itu sudah tidak terlihat lagi berdiri di depan pagar rumahnya, Ayah Rendra jadi semakin penasaran siapa sebenarnya wanita tadi yang berada di depan rumahnya memakai kebaya.


Kejadian itu terus berlanjut, siang harinya setelah ayah Rendra baru pulang dari tempat tetangganya itu kembali dia melihat wanita berpakaian kebaya dengan gelung itu berada di depan pagar, karena penasarannya Ayah Rendra kemudian bergegas, setelah sampai disana, ayah Rendra kemudian mencium aroma wangi dari wanita yang berada di depannya itu, posisinya saat itu adalah, si wanita berpakaian kebaya ini membelakangi ayah Rendra, aroma wangi itu adalah wangi bunga kanthil, dan setelah diperhatikan ternyata pakaian yang dikenakan adalah pakaian pernikahan dengan adat jawa, karena merasa sedikit aneh dengan penampilan wanita itu kemudian ayah Rendra menanyakan ada perlu apakah wanita itu depan rumahnya. (siapa yang tidak aneh melihat wanita berpakaian pengantin jawa berdiri dirumahnya sendirian)


“siang mbak, mbak ada keperluan apa ya di depan rumah saya” Ayah Rendra mulai menanyakan maksud dari wanita itu berada di depan rumahnya, namun wanita itu sama sekali tidak menjawab atau bersuara sedikitpun untuk menjawab rasa penasaran Ayah Rendra,


Kebetulan juga sosok wanita itu berdiri tepat di pintu masuk sehingga menghalangi jalan masuk Ayah Rendra untuk memasuki rumahnya,


“permisi mbak, saya mau masuk rumah, jika mbaknya tidak ada urusan atau keperluan kerumah saya, boleh minggir dulu mbak saya mau masuk rumah” Ayah Renda meminta permisi untuk memasuki rumahnya sendiri


“saya…… mau masuk…… saya …….. mau ketemu Rendra…” dengan nada dingin dan datar wanita itu berbicara lirih


“oh temannya Rendra, silahkan masuk saja, mari saya bukakan pintunya” wanita itu kemudian sedikit menyingkir memberi ruang Ayah Rendra untuk membuka pintu pagarnya, namun wanita itu masih tetap membelakangi Ayah Rendra sehingga belum bisa dilihat wajahnya oleh Ayah Rendra.


“dia……. Harus…… pergi…… Rendraa… Milikku saja……” setelah ayah Rendra membuka pintu kemudian masuk wanita itu berkata demikian dengan nada yang masih datar saja.


“siapa mbak yang harus pergi, mbak pacarnya anak saya ya” Ayah Rendra mencoba menyelidiki siapa yang sebenarnya dimaksud sambil terus berjalan dan membuka pintu rumahnya, namun wanita itu masih terus berdiam diri didepan pagar rumahnya,


“wanita….. dia….. wanitaaa. Jahaaaattt…….” Dengan nada sedikit lebih tinggi wanita itu berkata sambil menolehke arah Ayah Rendra


Begitu wanita itu menoleh ke arah Ayah Rendra, Ayah Rendra malah ketakutan hingga pingsan, ternyata wanita berpakaian kebaya jawa seperti pakaian pengantin jawa itu saat menoleh sama sekali tidak memiliki wajah, hanya ada hiasan makeup layaknya pengantin jawa namun  tanpa adanya mulut, hidung dan mata


Dan karena syok melihat rupa yang tidak wajar itu, membuat Ayah Rendra langsung tergeletak pingsan di depan rumahnya,
Diubah oleh afryan015 23-11-2021 04:59
nirwanda007
sulkhan1981
lord.ucup
lord.ucup dan 53 lainnya memberi reputasi
54
16.7K
254
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Tampilkan semua post
afryan015Avatar border
TS
afryan015
#45
BAB 7
Selepas kejadian penikaman yang terjadi, ayah Rendra kemudian menelfonku dan benar benar memohon padaku untuk segera kerumah dan membawa Mbah Margono untuk menyelesaikan masalah yang terjadi, karena gangguan yang terjadi sudah tidak hanya tentang menakuti namun lebih condong untuk mencelakai seseorang, dan yang sudah menjadi korban saat ini adalah dua orang, pak Mahfud dan Novi orang dekat mereka sendiri.

Mendengar kabar seperti itu pikirku memang hal itu harus segera diselesaikan, namun urusan ku dan mbah Margono saat itu belum selesai, dan saat ku tanyakan mbah Margono dia meminta waktu satu hari, jadi baru hari selanjutnya kita berdua bisa datang kerumahnya.

Singkat cerita pada hari dimana aku bersama mbah Margono datang kerumah Rendra, tatapan mbah Margono saat berada didepan rumah Rendra terlihat begitu serius namun dalam seriusnya ada sedikit senyuman yang tersimpan dan pasti akan ada sesuatu yang mau dilakukan, tahu sendiri lah mbah Margono ini merupakan orang yang suka mengoleksi Jin jin semacam ini, tapi kita lihat apakah benar apa yang aku pikirkan.

“sepertinya tidak hanya ada satu sosok didalam yan, ada tiga sosok, tapi yang sangat mendominasi hanya satu sosok, auranya sangat kuat” ungkap mbah Margono memandang rumah Rendra dari luar

"sepertinya seperti itu mbah, yaudah kita langsung masuk aja, aku yakin orang tua Rendra sudah menunggu kita didalam” ajaku sambil membuka pintu pagar rumah Rendra

“yaudah ayo, kamu duluan lah” mbah Margono memintaku jalan duluan
Begitu masuk pagar rumah Rendra, suasana mencekam langsung kurasakan, terasa aura negatif begitu terasa, aku mulai merasakan apa yang mbah Margono rasakan dari luar pagar.
Aku mendekat kearah pintu rumah Rendra, ku ketok pintu rumah itu, terlihat sunyi seolah tidak ada orang, tapi kita yakin didalam pasti ada orang karena kita sudah janjian terlebih dahulu dengan orang tua Rendra tadi pagi.

Namun setelah beberapa menit menunggu, pintu rumah tidak kunjung dibuka kan oleh orang tua Rendra, aku kemudian mengetuk kembali pintu rumah Rendra, dan kembali menunggu respon dari orang tua Rendra membukakan pintunya, namun masih sama setelah beberapa saat menunggu tidak ada tanda tanda pintu akan dibukakan

Karena tidak ada respon sama sekali, aku pun berinisiatif untuk menelfon bapak Rendra, kubuka hp ku dan mencari nama bapak Rendra di ponselku, dan saat ketemu dan ku telfon, sama sekali tidak ada jawaban.

Dan saat aku sedang mencoba menelfon bapaknya Rendra, tiba tiba dari dalam rumah Rendra terdengas suara teriakan ibunya, yang membuatku dan Mbah Margono terkejut dengan suara yang barusan kita dengar.

Mendengar suara teriakan itu, aku dan mbah Margono kemudian mengetuk ngetuk pintu dengan keras, tidak peduli kalau menarik perhatian para tetangga, dan yang jelas didalam ada sesuatu yang terjadi, yang jadi pikiranku semoga bukan hal buruk yang terjadi pada kedua orang tua Rendra.

“udah yan kita dobrak aja, pasti hal nggak beres terjadi didalam” mbah Margono memberi saran sambil mengambil ancang ancang mendobrak pintu

“bentar mbah, coba barang kali ini nggak di kunci kan” aku yang masih berada didepan pintu kemudian mencoba untuk membuka pintu tanpa mendobraknya, aku coba menarik tuas pintu itu dan ternyata terbuka.

Mbah Margono yang sudah ancang ancang dan mulai berlari, akhirnya masuk dengan secepat kilat masuk dan menabrak meja yang berada di ruang tamu dan nyungsep di antara kursi dan meja

“welah dalah, nggak di kunci ternyata, aduh aduh aduh” sambil cengar cengir mbah Margono menahan sakit karena menghantam kursi dan meja

“haduh mbah yang ada kita sekarang lagi diketawai setan disini, lagian bukannya dicoba dulu dibuka biasa, malah langsung nglabrak aja” omelku pada mbah Margono yang sedang kesakitan nyungsep

“iya iya udah ah, langsung kita aksi aja,lihat disini ada satu, dan diruang tengah ada satu, aku yang keatas nanganin, Rendra langsung dan lihat kondisinya, aku nggak tertarik sama yang dua ini, kamu urusin, masukin ke botol yang udah kita siapin tadi, lalu nyusul kalo udah selesai dengan urusan disini” mbah Margono kemudian bangkit dan berlari kearah teriakan ibunya Rendra sembari menahan linu bekas nabrak meja tadi

Setelah ditinggal mbah Margono aku kemudian mengeluarkan peralatan yang akan kugunakan untuk memasukan jin jin yang mengganggu ini kedalam botol yang sudah kita siapkan tadi, namun sebelum itu, kalau aku selalu mencoba untuk berinteraksi dengan sosok makhluk pengganggu, entah mereka bisa diajak negosiasi atau tidak tapi sebisa mungkin aku akan mencontoh bapak ku, memindahkan mereka tanpa harus bertarung, tapi jika memang mereka melawan baru akan kulakukan perlawanan juga.

Pertama yang aku tangani adalah sosok wanita yang menggunakan kebaya, sosok ini menurutku cenderung lebih kalem karena tidak ada itikat untuk menyerang, hanya saja dia sepertinya memiliki ketetarikan pada Rendra, dia sepertinya suka pada Rendra saat Rendra dalam perjalanan mencari konten disekitar wilayah sosok wanita ini, makanya dia mengikuti Rendra hingga sampai kerumahnya.

Aku mengambil posisi duduk bersilah sembari memfokuskan pikiranku untuk mencoba beromunikasi dengan sosok wanita menggunakan kebaya ini, dalam pandangan mata biasa memang dia adalah sosok yang mengerikan tanpa ada wajah dikepalanya, namun saat aku melakukan pendekatan dengan melakukan rapalan rapalan khusus, terlihatlah sosok sesungguhnya dia.

Wangi kanthil dari nya begitu tercium sangat kuat, wajah ayunya benar benar membuat siapapun yang bisa melihat pasti akan tertarik padanya, sosok wanita berparas jawa dengan kulit putih dan berdandan layaknya seorang putri duduk dilantai dengan anggunnya menatap kearahku, dan sepertinya memang dia ingin berkomunikasi dengan ku, terlihat ekspresi wajahnya sedih, dan ingin mengutarakan padaku, namun memang harus diakui parasnya memang cantik, andaikan Shinta ikut dia pasti akan bersikap judes pada sosok wanita ini.

“tolong..... tolong bantu, lepaskan sosok wanita itu, wanita jahat itu... dia tidak cocok untuk Rendra” dengan nada sedih sosok wanita itu berkata

“lantas kamu merasa kamu cocok?” tanyaku pada sosok wanita itu

“iya... jelas aku lebih cocok dibandingkan wanita jahat itu” dengan mantab dia menjawab pertanyaanku

“tapi bukankan kalian ini sudah beda alam, kalian tidak bisa bersatu, ituhal yang dilarang oleh tuhan, dan tidak baik untuk Rendra” ucapku dengan tegas

“tapi aku suka dengan dia, aku ingin hidup dengan nya” wanita itu menjawab dengan tangisan

“tidak bisa, kamu harus kembali ke tempatmu berasal, kamu tahu apa akibatmu berada disini? Auramu itu membuat makhluk makhluk disekitar sini berkumpul, banyak makhluk lain yang suka denganmu, dan itu bisa membahayakan Rendra yang tidak tahu apa apa, karena kamu semua makhluk berkumpul dan tidka segan untuk saling berebutan dengan cara apapun” aku mencoba menyadarkan sosok ini, dan setelah aku berkata demikian wanita itupun kemudian melihat kesekeliling rumah, dan didapati lah banyak makhluk makhluk yang bukan dari daerah sini, mereka berkumpul karena ingin melihat nya dan merasa tertarik padanya.

“tapi, aaku ingin berada didekatnya, dia sosok yang baik, Rendra orang yang sangat peduli pada siapapun, makam ku, dia bersihkan padahal dia tidak mengetahui itu makam siapa, dia begitu peduli pada siapapun” terangnya kenapa tertarik pada Rendra.

“lantas kalau begitu, kamu rela Rendra menjadi bulan bulanan mereka sosok yang suka padamu dan rela baku hantam untuk mendapatkanmu, terus bagaimana nasib Rendra yang tidak tahu apa apa dan dia akan menjadi korban” ucapku terus menyadarkan sosok ini.

“..........” wnita itu tertunduk dan hanya terdiam

“kamu tinggal pilih saja, kamu rela orang yang kamu sukai itu terluka atau lebih baik kamu yang terluka tapi suatu saat kamu masih bisa bertemu dengan dia dan dia masih mau untuk membersihkan makam mu, kuyakin, Rendra pasti akan kembali kesana mencari konten dan kamu bisa membantunya” jawabku pada nya

“apakah aku harus melepaskannya, dan menyimpan rasa ini” suara lirih dikeluarkan olehnya

“jika aku jadi kamu aku akan melepasnya yang penting dia selamat dan sehat, dan suatu saat akan ketemu lagi, dan jika tidak dan tetap kekeh dengan pendirian mu, kamu akan sama saja dengan sosok yang berada diatas itu” aku memberikan masukan padanya

“tidak..... aku berbeda dengan nya, aku tidak ingin Rendra terluka, aku tidak seperti wanita jahat itu!!!” dengan marah dia berkata.

“kalau begitu lepaskan dia, biarkan semua kembali normal, sebagai gantinya aku akan mengembalikanmu ketempat asalmu, akan ku antar sampai kesana, tapi tolong lepaskan Rendra” ucapku memberi tawaran

“tapi apa jaminanmu dia akann kembali ketempatku berasal, dan apa jaminanmu aku masih bisa melihatnya” tanya wanita itu.

“dia jelas pasti akan kembali kesana, dia suka dengan mencari konten konten horor, justru kamu bisa mendampinginya saat dia disana, dan kamu bisa menghalangi semua gangguan yang akan dia hadapi” aku kembali menerangkan supaya dia mau melepaskan Rendra.

“baiklah, tapi jika hal itu tidak terjadi, aku akan kembali kemari dan membawa Rendra” ancam wanita itu

“tenang saja, aku yakin Rendra juga pasti akan memberikanmu hadiah doa, beritahu aku namamu, supaya aku sampaikan pada Rendra saat dia pulih nanti”

“baiklah, namaku .......” wanita itu akhirnya setuju untuk meninggalkan Rendra,
Tapi yang namanya sosok jin pasti akan ada tipu muslihat, makanya aku megatakan padanya kalau aku akan memasukannya kedalam botol dan akan melepasnya setelah kita berada ditempatnya berada,

Awalnya dia menolah dan hendak pergi sendiri, tapi karena tidak ada jaminan, akupun menariknya dengan menggunakan sebuah ajian yang sudah diajarkan oleh mbah Margono, terlihat dia memberontak dan terus melawan ingin pergi sendiri

Proses memasukan sosok ini kedalam botol tidak semudah saat bernegoisasi, dia terus bersih keras ingin pergi dan melepas ajianku, namun tidak semudah itu, aku terus menariknya, botol yang sudah terbuka juga siap untuk dimasukan sosok wanita ini, kutarik terus hingga keringat mulai keluar dari tubuhku, rasa lelah mulai terasa, maklum aku belum begitu ahli dengan hal semacam ini,

Hingga pada saat aku sedang mencoba memaksanya dengan kuat, sepertinya membuat dia merasa marah, dan dengan cepat dia langsung menyerangku dengan kukunya yang sangat lancip, dan tepat mengenahi bagian lengan kananku,

Aku saat itu tidak sempat untuk menghindar atau pun membuat prisai gaib, dan alhasil akupun menerima serangannya mentah mentah, awalnya memang ingin ku selesaikan ini dengan tanpa adanya pertarungan dengan sosok wanita ini, tapi apa boleh buat, aku akhirnya membalas serangannya dengan melontarkan serangan gaib yang tepat mengenai bagian perut wanita itu hingga dia terlembar dan tersungkur kebawah.

Tak terima dengan serangan balasanku, wanita ini kembali melawan, muka atau parasnya yang cantik berubah menjadi mengerikan, kuku yang terlihat semakin bertambah panjang dan berwarna hitam membuat siapapun pasti akan takut melihatnya saat berhadapan, wanita ini terus menyerang kearahku tapi karena sudah siap dengan serangan yang akan datang lagi, aku sudah mempersiapkan prisai gaib, dan begitu dia menyerang dengan mudah aku bisa menahannya dan langsung bersiap menyerang dengan serangan gaib yang sudah aku siapkan.

Kembali dia menyerang dan terlihat akan mengarah kebagian wajahku, tangan berkuku lancip warna hitam itu terlihat disatukan hingga membentuk sebuah kerucut, dan mengarah langsung dengan cepat kekepalaku, prisai yang sudah disiapkan bisa menangkis serangan itu, dan dilanjutkan dengan pukulan gaib yang biasa kugunakan

Dan karena dia tidak tahu dengan seranganku, setelah serangannya ditangkis dan terkena pukulan gaibku kembali dia terlepar dan saat itu juga aku kemudian menariknya dengan tenaga dalam untuk kumasukan kedalam botol yang sudah aku siapkan tadi.

“aaahhh tidaaakk.... aku bisa pulang sendiri... tidak..... lepaskan aku....” teriakan wanita itu terdengar begitu keras dan mencoba melepaskan diri dari ilmu tenaga dalamku untuk memasukannya kedalam botol.

“aku bersumpah,.... aku akan pulang sendiri..... peercayalah......” dan seketika dia masuk kedalam botol itu.

Sebenarnynya aku percaya dengan perkataan nya namun tidak seratus persen, aku dan mbah margono tetap membiasakan untuk memasukan jin apapun yang dianggap mengganggu untuk selanjutnya dibuang atau dikembalikan ditempat asalnya.

Setelah sosok wanita ini masuk segera ku tutup botol yang menjadi wadahnya itu, saat berada didalam botol, untuk orang yang sedkit peka pasti akan melihat gumpalan asap yang bergerak kesana kemari seolah ingin menembus dan keluar namun tidak bisa karena terhalang oleh sesuatu, yang jelas hal itu adalah hal yang sudah aku persiapkan dengan mbah Margono.

Lega rasanya sudah beres dengan satu sosok yang dianggap sebagai salah satu pengganggu dirumah ini, namun sialnya, karena kecerobohanku tadi, aku jadi menerima satu serangan yang membuatku terluka secara nonfisik dibagian lenganku, namun masih bisa ditahan huntuk mengurusi satu lagi pengganggu yang berada diruang tengah, dimana sejak tadi sosok itu juga sudah memperhatikanku yang sedang berupaya membawa sosok wanita ini masuk botol.

“kamu tidak akan bisa membawaku masuk kedalam botol itu, jangan kau samakan aku dengan wanita lemah barusan, jangan harap perjalananmu akan semudah itu” ucap wanita berpakaian kuning

Seketika itu juga bau tidak enak tercium diseluruh ruangan

“kita lihat saja nanti, kamu akan tetap masuk kedalam botol ini” ucapku dengan santai
Namun saat aku sedang akan berhadapan dengan sosok yang satu ini, suara Mbah Margono dari lantai dua membuatku menunda untuk berhadapan dengan makhluk ini.

Ternyata saat aku menyuisul mbah Margono ke lantai dua, Ibu Rendra sedang ketakutan hebat dan berada diluar kamar Rendra, sedangkan bapak Rendra terlihat sedang membantu mbah Margono yang sedang melakukan suatu gerakan untuk menarik sosok yang berada didalam diri Rendra untuk keluar, namun terlihat mbah Margono sepertinya sangat kesusahan mengeluarkan sosok wanita itu, tapi yang membuatku gagal fokus adalah bapak Rendra yang ternyata sudah berdarah dibagian kepala, dan saat aku akan menolong mereka dan berencana membantu, aku melihat sosok lain berada di lantai dua ini, yang sepertinya adalah sosok lelaki yang dulu pernah diceritakan oleh ibunya Rendra kepadaku di telfon, dan karena auranya juga negatif akupun mengejarnya dan berusaha menangkapnya, namun saat aku mengejar nya kearah jendela tiba tiba.....


adityasatriaji
meqiba
sulkhan1981
sulkhan1981 dan 21 lainnya memberi reputasi
22
Tutup