Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

alas904Avatar border
TS
alas904
Ambang Presiden Perlemah Sistem Demokrasi



Ketua DPD RI AA LaNyalla Mahmud Mattalitti. (Foto: Humas DPD RI)


Wowsiap.com - Ketua DPD RI AA LaNyalla Mahmud Mattalitti menilai, sistem presidential threshold (PT) yang membantu memperkuat sistem presidensil dan sebaliknya, namun yang terjadi di lapangan sebaliknya. Bahkan, PT justru memperlemah mekanisme check and balance.

“Kalau dalilnya adalah untuk memperkuat sistem presidensil agar presiden terpilih memiliki dukungan kuat di parlemen, malah malah membuat mekanisme check and balance menjadi lemah,” katanya dalam Simposium Politik: Terbunuhnya Sistem Demokrasi Akibat Presidential Threshold dan Kepentingan Partai Politik yang diselenggarakan UIN Sunan Ampel (UINSA) ) Surabaya, Sabtu (20/11).

Dia mengatakan, partai politik besar dan gabungan partai politik menjadi pendukung presiden terpilih. Sehingga yang terjadi adalah bagi-bagi kekuasaan dan parpol melalui fraksi di DPR menjadi legitimator kebijakan pemerintah. “Termasuk secepat kilat menyetujui apapun kebijakan pemerintah. Juga pengesahan Peraturan Pemerintah Pengganti UU atau calon pejabat pejabat negara yang pemerintah,” ujarnya.

Jika ditimbang dari sisi manfaat dan mudarat-nya, PT penuh dengan mudarat. Karena, ambang batas pencalonan presiden memanfaatkan polarisasi tajam di masyarakat. Hal itu akibat minimnya jumlah calon, terutama dalam dua kali pilpres.

“Dimana hanya ada dua pasang calon yang head to head. Bagaimana kita melihat yang terjadi di masyarakat. Antar kelompok berseteru dan selalu melakukan antitesa atas output pesan yang dihasilkan. Baik dalam kalimat verbal, maupun simbol dan aksi,” tandasnya.

Puncaknya, kata dia, anak bangsa ini secara tidak sadar membenturkan Pancasila dengan Islam. Hanya karena semangat melakukan apapun yang bersifat antitesa, untuk menjelaskan identitas dan posisi.

Padahal, tidak ada tesis yang bisa menjelaskan antara Pancasila dengan Islam. Bangsa ini juga disuguhi kegaduhan nasional. Sesama anak bangsa saling melakukan persekusi dan saling melaporkan ke ranah hukum.

“Seolah tidak ada lagi ruang dialog dan tukar pikiran. Belum lagi tradisi bar-bar seperti menyapu bendera, menyapu forum diskusi dan lain-lain, yang sama sekali tidak mencerminkan kehidupan negara demokrasi,” tegasnya.

DIkatakan, inilah dampak buruk penerapan ambang batas pencalonan presiden, atau dalam kasus tertentu juga terjadi di ajang pemilihan kepala daerah. Dimana rakyat menyajikan hanya kepada dua pilihan.



Sumber: Wowsiap.com


metaverse
pakisal212
wilkes12
wilkes12 dan 2 lainnya memberi reputasi
-1
924
13
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Tampilkan semua post
TheRipperAvatar border
TheRipper
#3
Emang tuh sibuya kena karma, mau nyusahin orang akhirx anakx kena susah nhoahahahaah
samsol...
sagal2010
bontakkun
bontakkun dan 3 lainnya memberi reputasi
4
Tutup