MartincorpAvatar border
TS
Martincorp
PACARKU HIDUP KEMBALI

Permisi Gan/Sis pembaca setia cerita cinta Hayati dan Asnawi, dalam trit baru ini ane mau cerita lanjutan petualangan Hayati setelah berpisah sama Asnawi.
Spoiler for Sinopsis:


KARAKTER


Spoiler for Karakter Utama:

Spoiler for Mahluk Gaib dan Bangsa Siluman:

Spoiler for Karakter Pendukung:



Quote:


Soundtrack cerita biar kayak film-film ANIME....emoticon-Embarrassmentemoticon-Embarrassment

Spoiler for Opening Song:


 
BAGIAN 1
ALAM BAKA
part 1



Malam itu setelah petarungan besar antara Bendoro dan Hayati, keadaan tampak sangat memilukan. Asnawi dan Hayati saling berpelukan dalam waktu lama, tubuh Hayati yang masih mengeluarkan darah tidak menjadi batu sandungan buat dirinya untuk memeluk Hayati.

Hayati menangis tersedu sedu dalam pelukan Asnawi. akhirnya setelah sekian lama, dia bisa bersatu dengan Asnawi tanpa harus mengalami berbagai gangguan. Bendoro yang selama ini muncul di kehidupannya, telah lenyap begitu saja. Memang Bendoro mempunyai tujuan yang baik demi membela kamu arwah penasaran yang diperbudak oleh bangsa siluman bangsawan, namun dia telah merenggut kebahagiaan Hayati dengan memaksanya untuk ikut berjuang. Bagi diri Hayati, Asnawi berperan sebagai pahlawan besar dalam kahidupannya sebagai arwah penasaran. Dimulai dengan pertemuan pertamanya yang sangat menyeramkan sampai mereka menjadi satu seperti sekarang ini. Banyak lika liku kehidupan cinta diantara mereka berdua ditengah jurang perbedaan yang menganga.

Hayati merasa sangat bahagia kala itu, hatinya merasa sangat tenang dan jiwanya berbunga bunga. Tubuhnya mulai menghangat seperti manusia hidup. Detak jantungnya mulai terasa dan aliran darahnya mulai menggelora. Tiba tiba seberkas cahaya berwana keemasan muncul dari langit dan menerpa tubuh Hayati yang masih beperlukan dengan Asnawi. Hayati langsung kaget dengan cahaya itu dan melapaskan pelukannya dengan Asnawi.

“mas...sinar ini?”

“maksudnya apa Hayati?”

“hatiku sekarang tenang banget dan jiwaku juga terasa hangat...jangan jangan ini tanda tanda...”

“maksudnya arwah kamu udah nggak penasaran lagi?”

“iya mas ku...huft..huft..mas.....mas..........gimana ini?”

“Hayati....kamu jangan tinggalin aku... kita udah berjanji mau hidup bersama”

“aku juga sama mas aku...hiks ...hiks...aku nggak mau pisah sama kamu mas”

Tubuh Hayati menjadi sangat hangat dan perlahan mulai memudar. Panggilan dari alam baka mulai menggema, Hayati mau tidak mau harus pergi kesana dan meninggalkan Asnawi di dunia ini. Asnawi semakin erat memeluk Hayati. Dia histeris dan tidak mau melepas Hayati.

“Hayati....tolong tetap disini, jangan pergi dulu ke alam baka..hiks..hiks”

“maafin aku mas, aku juga nggak bisa berkehendak....ini udah takdir...udah seharusnya aku berada di alam sana”

“HAYATIIIIII...........TOLONG HAYATI....TETEP JADI ARWAH PENASARAN....JANGAN TINGGALIN AKU”

“mas.....kayanya aku udah nggak bisa....aku udah pasrah akan keadaan sekarang..mas...denger aku mas...”

Hayati berusaha menegakkan kepala Asnawi yang tertunduk. Tampak mata Asnawi yang merah karena menangis dan wajahnya yang basah terkena air mata. Hayati berusaha tegar dan menguatkan Asnawi yang tengah jatuh dan larut dalam kesedihan. Hayati harus menyampaikan pesan yang bisa dijadikan bekal hidup Asnawi ditengah waktu yang samakin sempit. Lama kelamaan tubuh Hayati semakin memudar, dia harus berpacu dengan waktu.

“mas....maafin aku yah...mas...aku pengen kamu janji...aku pengen kamu berjanji sebelum aku pergi selamanya ke alam baka”

“nggak mau....kamu harus tetep disini Hayati..”

“mas...ku sayang...tolong aku yah mas.....mas harus ngerelain kepergianku yah...dan aku pengen mas berjanji”

Asnawi terdiam beberapa saat. Dia tampak berusaha untuk ikhlas untuk melepas Hayati pergi ke alam baka. Dia mulai mengatur napasnya dan menghentikan tangisannya.

“hiks...hiks....hiks..............iya aku berjanji”

“aku pengen kamu berjanji untuk menyayangi Cascade sabagaimana kamu menyayangi ku...aku pengen kamu melanjutkan hidupmu bersama dia....aku pengen kamu balikan lagi sama dia.....janji mas!”

“aku janji Hayati.........aku akan melaksanakan janji janjimu Hayati”

“makasih banget mas ku sayang...sekarang aku bisa pergi dengan tenang”

“iya Hayati sayang...aku sayang banget sama kamu...aku cinta banget sama kamu...aku nggak akan ngelupain kamu..Hayati...hatiku udah milik kamu....aku nggak akan ngasihin sama orang lain”

“mas....hiks..hiks....kamu harus tetap sehat yah mas, kamu harus rajin mandi, makan makanan sehat, nggak boleh ngerokok dan rajin olahraga mas....mas.....kayanya waktuku udah tiba...peluk aku mas”

Asnawi kembeli berpelukan dengan erat disertai tangisan yang luar biasa yang membuat suasan semakin menyedihkan.

“mas...walaupun di dunia ini kita nggak bisa bersatu...semoga di akhirat kelak kita akan ketemu lagi dan hidup bersama selamanya”

“iya Hayati..aku janji...aku akan selalu mendoakan mu dan akan melakukan semua yang kamu perintahin ka aku.....Hayati aku akan menemuimu di akhirat nanti...tunggu aku disana yah sayang....capet atau lambat aku juga akan menyusulmu ke alam sana....terima kasih Pacar Kuntilanak Ku tersayang...kamu udah mewarnai hidupku yang menyedihkan ini....”

Hayati pun akhirnya menghilang dari pelukan Asnawi. dan cahaya keemasan yang berasal dari langit pun juga ikut menghilang. Kejadian itu sama persis seperti yang Asnawi saksikan ketika 6 kuntilanak anak buah Wewe Gombel yang juga pergi ke alam baka. Asnawi kembali menangis dan berteriak teriak menyebut nama Hayati. Dia seakan akan tidak sanggup ditinggal Hayati dalam keadaan seperti itu.

Hayati terbang di dalam sebuah pusaran energi dalam tuangan yang tak terbatas. Dia melayang tanpa arah yang jelas, Hayati mencoba untuk berbalik arah melawan arus tarikan gaya,akan tetap usahanya itu gagal. Hayati menangis selama berada dalam pusaran itu. Dalam hatinya dia terus berkeluh kesah dengan keadaan yang dialaminya.

“Oh Tuhan....kenapa Engkau melakukan ini kepadaku?.....aku cuma ingin hidup bahagia bersama kekasihku....kenapa Tuhan??” gerutu Hayati dalam tangisannya.

Tiba tiba seberkas cahaya putih kecil mulai muncul diujung pusaran. Hayati langsung melihat kearah cahaya itu, dia tampak mengernyitkan dahinya. “Mungkin itu adalah pintu alam baka” gumam Hayati dalam hati. Lama-lama cahaya putih itu semakin membesar dan mendekati Hayati. Jantungnya semakin berdebar kencang ketika dia mendekatinya dan akhirnya dia masuk kedalam cahaya putih itu.

Tiba-tiba Hayati berbaring diatas tanah yang tandus. Dia menghela napas dengan kencang dan berusaha membuka matanya pelan-pelan. Hayati mulai berdiri dan melihat keadaan disekitarnya. Ternyata tempat itu adalah sebuah padang tandus yang sangat luas dan memiliki kontur permukaan tanah yang datar. Hayati tampak sangat kebingungan dengan tempat itu. Dia kemudian berjalan untuk mencari tahu tempat yang baru didatanginya itu. Padang tandus itu dipenuhi oleh kabut dan bersuhu panas, seperti suasana Kota Bandung di siang hari.

Hayati berjalan lurus kedepan untuk mengetahui tempat itu. Dia tidak bisa melihat jauh karena terhalang oleh kabut, jarak pandangnya sangat terbatas. Akhirnya dia menemukan sebuah pohon kering yang menjulang cukup tinggi. Hayati memiliki ide untuk memanjat pohon itu dengan tujuan dapat melihat keadaan di sekitarnya. Dia pun memanjat pohon itu dengan susah payah.

Wujud Hayati berubah menjadi seperti manusia, dia tidak bisa melayang dan terbang seperti biasanya, tampak tubuhnya juga memadat. Hayati masih memakai baju gaun putih kuntinya yang berlumuran darah akibat pertarungan dengan Bendoro. Ketika sampai di puncak pohon, Hayati mulai melihat lihat kondisi sekitar yang masih tertutup kabut.

Tak lama berselang, tiba-tiba angin kencang bertiup dan menyingkirkan kabut yang mengahalangi pandangannya. Hayati tampak menutup matanya ketika diterpa angin tersebut. Setelah angin itu hilang, Hayati kembali membuka matanya. Betapa kagetnya dia ketika melihat pemandangan yang ada dihadapannya. Dia melihat orang-orang yang sangat banyak tampak antri untuk masuk ke dalam sebuah pintu besar yang berada di sebuah benteng yang sangat tinggi dan panjang di ujung cakrawala. Orang-orang yang kira kira berjumlah jutaan itu tampak bersabar dalam menunggu antrian masuk ke gerbang itu. Mereka tampak mengenakan kain kafan yang digunakan untuk menutup tubuh. Tergambar berbagai macam ekspresi yang tersirat di raut wajah mereka, ada ekspresi senyum bahagia, sedih, menangis dan penuh penyesalan.

................................................................

Spoiler for Closing Song:



Polling
0 suara
Siapakah yang akan menjadi pendamping hidup Asnawi ?
Diubah oleh Martincorp 06-12-2019 01:04
muliatama007
chrysalis99
gembogspeed
gembogspeed dan 207 lainnya memberi reputasi
196
679.2K
6.3K
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Tampilkan semua post
MartincorpAvatar border
TS
Martincorp
#3769
BAGIAN 55
PEMAKAMAN
part 1

Hayati menceritakan semua yang dialaminya ketika tak sadarkan diri kepada para ibu tirinya. Semua orang terkejut dengan fakta adanya iblis yang bersemayam dalam tubuh Hayati. Miramareu pun langsung menarik sebuah kesimpulan bahwa hal yang membuat Hayati awet muda dan sakti mandraguna adalah keberadaan iblis di dalam tubuhnya.

Akan tetapi, perasaan sedih kembali menggelayuti Hayati. Ia masih belum bisa menerima kenyataan kalau Arsal telah tiada. Besok adalah hari pemakamannya.

Selama dua hari sebelumnya, jasad Arsal berada di kamar mayat rumah sakit untuk menjalani otopsi dan identifikasi. Polisi menemukan jalan buntu untuk meneliti kasus pembantaian geng begal itu karena tak ada satu pun saksi yang melihatnya. Ditambah dengan kondisi korban yang sangat mengenaskan membuat jejak jejak pembunuh menghilang. Peristiwa mengerikan itu mendapat julukan oleh masyarakat sebagai kasus pembantaian Pulogadung.

Hayati dan Miramareu berencana untuk mengantarkan jenazah Arsal kepada ibunya. Sebelumnya Ibu Arsal sudah diberitahu polisi bahwa anaknya menjadi salah satu korban pembantaian Pulogadung.

Ibu Arsal sangat terpukul dengan kabar buruk itu. Dari kabar yang di dengar Hayati, ia mengalami depresi berat dan kesehatannya menurun. Kini ia terbariang lemah di rumahnua sembari menunggu kedatangan Arsal yang sudah tak bernyawa.

Ketika hari itu tiba, Ibu Arsal menangis dan histeris, ia memeluk Hayati sampai akhirnya tak sadarkan diri. Suasana rumah Arsal dipenuhi para tetangga yang melayat. Hayati merawat Ibu Arsal dengan memijat kepalanya sambil berlinang air mata.

Tak lama berselang, Ibu Arsal kembali siuman. Matanya tampak menatap Hayati dengan penuh keputusasaan.

"Ibu pengen mati aja kalo begini Neng... Ibu udah gak punya siapa siapa lagi sekarang... pertama Bapak, sekarang Arsal yang ninggalin Ibu" lirih Ibu Arsal.

"Bu... Ibu jangan ngomong gitu, Ibu harus tabah nerima semua ini" balas Hayati.

"Ibu gak punya siapa siapa lagi Neng, Ibu gak berguna di dunia ini... Ibu sebatang kara"

"Kata siapa Ibu gak punya siapa siapa? Kan ada aku Bu"

"Kamu bukan keluarga Ibu, kamu cuman temennya Arsal... dan sekarang Arsalnya udah gak ada"

Hayati kebingungan dengan keadaan psikis Ibu Arsal. Ia sudah tak punya keinginan untuk hidup karena merasa tak punya keluarga. Akhirnya Hayati pun terpaksa berbohong kepadanya.

"Bu... sebenernya aku ini keluarga Ibu sekarang" gumam Hayati.

"Maksudmu apa Neng?"

"Anu Bu... sebenernya aku ini menantu Ibu"

Mendengar ucapan Hayati, Ibu Arsal terkejut, ia langsung bangun sambil menatap Hayati dengan serius. Begitu pula dengan Miramareu yang duduk di sebelah Hayati.

"Maksudmu apa Neng?"

"Aku udah nikah siri sama Arsal, tapi kami lakuin itu diam-diam"

"Kenapa Neng?"

"Ya karena kita saling menyukai Bu, tapi kita juga belum punya biaya buat pernikahan, jadi Arsal mutusin buat nikahin aku secara siri di KUA"

Ibu Arsal merasa sangat terkesima dengan kabar mengejutkan itu. Ia langsung memeluk erat Hayati sambil menangis terharu.

"Bu... mulai sekarang Ibu jangan putus asa ya! Ada aku yang siap jagain Ibu, aku gak akan ninggalin Ibu"

"Makasih Neng, Ibu senen banget kalo ternyata Arsal nikah sama Eneng, hampir tiap hari Arsal selalu bilang sama Ibu, kalo dia itu naksir sama kamu... dia selalu cerita tentang kamu dan Arsal juga minta Ibu doain supaya bisa nikah sama kamu, dan ternyata keinginan Arsal kesampaian juga... makasih banget Neng"

"I... iya Bu"

Sekarang giliran Hayati yang terkejut dengan ucapan Ibu Arsal. Tak disangka Arsal sebegitu menyukai dirinya hingga ia meminta doa restu ibunya untuk bisa menikahi Hayati.

Hayati merasa menjadi orang paling berdosa saat itu. Bagaimana tidak? Sebelum kejadian nahas itu, Arsal mengungkapkan isi hatinya kepada Hayati, namun ditolaknya. Hayati tak mau menerima laki-laki lain selain Asnawi. Selain penolakan terhadap Arsal, kali ini Hayati berbohong kepada Ibu Arsal.

Ibu Arsal sedikit senang setelah tahu kalau Hayati telah menikah dengan mendiang anaknya. Ia pun kini terlihat lebih tegar dan menghentikan tangis histerisnya.

Tak lama, beberapa orang masuk ke dalam kamar. Mereka adalah saudara-saudara Ibu Arsal dari kampung yang sengaja datang untuk melayat. Hayati pun pamit kepada Ibu Arsal untuk pergi keluar kamar.

Ia merasa langkahnya terasa berat. Hayati menyesal telah menolak Arsal. Ia juga gagal melindungi Arsal dari geng begal yang menyerangnya. Begitu masuk ruang tengah, Hayati melihat suasana yang penuh sesak dengan pelayat. Sebagian besar dari para pelayat adalah sesama pengemudi OJOL. Hayati pun ditarik oleh Miramareu menuju sebuah gang di samping rumah.

"Kamu serius bilang gitu ke Ibu Arsal?" bentak Miramareu yang tampak kesal dengan ulah Hayati.

"Aku terpaksa Mir!! Dia udah putus asa dan pengen mati" balas Hayati.

"Tapi kamu udah boongin Ibu itu! Kamu sebenernya udah nolak Arsal jadi pacarmu kan?"

"Hmmm... aku gak tau harus ngelakuin apalagi... aku nyesel udan nolak Arsal... aku gak tau kalo abis itu dia akan mati... aku ngulangin kesalahanku lagi Mir"

Hayati menangis meratapi penyesalannya terhadap ungkapan perasaan Arsal. Air mata berlinang deras keluar dari pelupuk matanya. Bahkan Hayati tak sanggup berdiri, tubuhnya tubuh ke atas permukaan tanah. Miramareu berusaha merangkul tubuh Hayati yang terpuruk.

"Mala... maafin aku, aku gak bermaksud bikin kamu makin sedih... aku cuman gak mau kamu jadi pembohong walaupun tujuannya baik" bisik Miramareu.

Tak lama berselang, ada seorang pria datang menghampiri mereka dari arah dalam gang. Pria itu memakai setelan rapi dan membawa tas kecil.

Ia pun langsung terkejut ketika melihat Hayati dan Miramareu yang berada di hadapannya.

"Mala... kenapa kamu ada di sini?" tanya pria itu.

Hayati kemudian mendongak untuk melihat orang yang menyapanya. Ia pun sama terkejutnya dengan pria itu yang tiba tiba hadir di hadapannya.

"Mas Wongso?? Kenapa kamu ada di sini?" balas Hayati dengan pertanyaan yang sama.

DUA JAM SEBELUMNYA...

Wongso pergi menuju rumah Anto yang berada di apartemen Kemang. Wajahnya tampak sumringah dan pakaiannya sangat rapi.

Begitu tiba di depan pintu rumah, Wongso mengetuk pintu. Akan tetapi, tak ada respon dari sahabatnya itu. Ia pun mencoba membuka pintu, ternyata pintunya tidak terkunci. Wongso kemudian masuk ke dalam.

Keadaan rumah Anto tanpa berantakan. Dimana banyak sekali makanan dan minuman yang berserakan. Selain itu juga terdapat benda-benda yang sangat tidak wajar berada di rumah seorang pria single, yakni pakaian dalam wanita yang berserakan di atas lantai.

Wongso melihat Anto masih tertidur di atas sofa sambil memegangi stik konsol game. Ia pun langsung membangunkan sahabatnya itu dengan menyiram wajahnya.

"Anjiiir!! Wongso? Lu ngagetin aja! Kenapa lu bisa masuk?"

"Pintu rumah lu gak dikunci"

"Geblek lu! Pagi gini maen siram-siram muka gue segala... basah anjing!"

"Yaelah... pagi kata lu!! Ini udah jam satu siang bloon!"

"Anjiiir!! Berarti gue kesiangan"

"Elu abis ngapain semalem? Pesta orgy di sini"

"Woy fitnah lu!! Gue gak gitu kali"

"Terus itu apaan? Banyak daleman cewek berserakan di lantai?"

"Oh itu ulah temen temen gue... semalem mereka dateng ke sini buat kongkow... mereka pada bawa cewek"

"Tuh kan, bener kata gue kan... di sini ada orgy kan? Wah rusak lu To"

"Woy... gue mah gak ngapa-ngapain cuy, gue semaleman cuman mabar game... gue gak ikutan sama mereka"

"Tapi kenapa lu ngebiarin mereka pesta esek-esek di rumah lu"

"Ya abisnya mau gimana lagi! Kalo gak diijinin, mereka gak mau temenan lagi sama gue"

"Anjiiing!! Anto... Anto... makanya temenan tuh harus sama orang baik... orang soleh... punya ahlak kayak gue"

"Ahlak dari Hongkong!! Elu udah pernah ngeskuy sama cewek lu kan? Ahlak dari mana Cuy?"

"Anggap aja itu mah khilaf To... lagian gue cuman sekali gituan sama cewek gue... hehehe"

"Dasar buaya!!"

Anto beranjak dari sofa untuk membereskan konsol gamenya. Ia kemudian pergi ke dapur untuk membawa minuman dan menyuguhkannya kepada Wongso.

"Thanks Bro"

"Ada info apa nih Wong?"

"Gue udah mutusin Tisha semalem"

"Buseeeet!! Elu langsung mutusin dia?"

"Iya lah, gue udah kesel sama cewek itu... dan gue berharap bisa dapetin Mala yang jauh lebih baik darinya"

"Nekat juga lu Wong, padahal elu belum tentu dapetin Mala"

"Kesuksesan itu butuh pengorbanan To, sekarang tinggal selangkah lagi bagi gue buat dapetin Mala"

Wongso mengepalkan tangannya sebagai bentuk semangat.

"Iya tapi elu belum sukses Wong! Mala masih milik Kang Ojol itu" sela Anto.

"Bener... makanya gue kesini buat nagih bantuan yang elu janjiin sebelumnya"

Anto beranjak dari sofa, kemudian ia mengambil sebuah amplop besar yang tersimpan di lemari ruang tengah. Ia memberikan amplop itu kepada Wongso.

"Apa ini?"

"Itu laporan hasil penyelidikan gue terhadap Kang Ojol itu... gue sengaja nyewa detektif swasta buat nyelidikin kehidupan Kang Ojol itu"

Wongso membuka isi amplop itu kemudian membacanya. Ia terkejut dengan isi hasil penyelidikan detektif swasta yang disewa Anto.

"Wah... kriminil juga nih si Kang Ojol, dia pernah ditahan polisi gara gara ngebegal"

"Doi berandalan cuy, dia dikeluarin dari sekolah gara-gara sering tawuran"

"Kasihan nih Mala, masa pacaran sama cowok begundal kayak gini, mending sama gue lah"

"Lo gak bisa dibandingin sama dia dong! Elu terlalu perfek, Tisha aja sampe klepek-klepek sama elu"

" Elu bener To... sekarang usaha gue adalah nyingkirin begal itu dari Mala... apa yang mesti gue lakuin ya? Apa gue mesti nyewa preman buat ngehajar tuh orang?"

"Jangan Bro!! Bisa bahaya! Elu nanti kena pidana"

"Terus cara apa yang bagus?"

"Cara halus aja Wong... Si Kang Ojol ini tinggal berdua sama emaknya... mereka miskin banget... emaknya kerja serabutan dan sekarang dia sering sakit sakitan... Nah elu tinggal deketin emaknya aja... lu kasih dia duit buat modalin dia ngewarung atau usaha apa kek... Elu juga biayain pengobatannya... pokoknya rebut hati emaknya... lalu elu suruh emaknya Kang Ojol itu buat mutusin Mala"

"Anjiiir!! Brilian juga ide lu! Jadi gue gak usah capek capek mutusin Arsal dan Mala"

"Sekarang elu tinggal datengin tuh emaknya Arsal... alamat rumahnya udah gue tulis di situ"

"Okay... gue akan datang siang ini juga"

Wongso sangat bersemangat untuk mendatangi Ibu Arsal. Dia pun langsung pergi dari rumah Anto siang itu juga.

Ketika tiba, Wongso melihat ada sebuah mobil jenazah yang terparkir di depan gang yang mengarah ke rumah Arsal. Selain itu, ia juga melihat bendera kuning terpasang di mulut gang. Wongso tak mempedulikan hal itu, ia langsung berjalan memasuki gang.

Semakin ia jauh menjelajahi gang, ia mendapati banyak pelayat yang berlalu lalang. Mereka sebagian besar memakai atribut Ojek Online. Wongso pun mulai terheran-heran, tapi dia memutuskan untuk terus berjalan mencari rumah Arsal.

Tak lama kemudian, ia melihat Hayati tengah menangis sambil berpelukan dengan Miramareu di tepi gang samping rumah Arsal. Wongso pun terkejut dengan keberadaan Hayati di sana.

"Mas Wong, kenapa kamu ada di sini?" tanya Hayati sambil terisak.

"Anu... aku mau ke rumah Arsal, kamu lagi ngapain di sini Mal?" tanya balik Wongso yang kebingungan.

"Arsal udah meninggal Mas... Arsal udah gak ada"

"Apaaaaah!!! Innalillahi!! Kenapa?"

"Dia jadi korban perang antar begal di Pulogadung" sahut Miramareu.

Wongso terkejut dengan kabar itu. Ia tak menyangka kalau saingan cintanya telah tiada. Ia pin kemudian memasang ekspresi sedih dan ikut menangis.

"Aki ikut prihatin ya Mal... atas kepergian pacarmu itu... semoga arwahnya di terima Tuhan"

"Amiin Mas... "

Miramareu memandang Wongso dengan sinis. Ia mencurigai sesuatu terhadap laki-laki itu. Ia kemudian mengajak Hayati masuk ke dalam rumah. Wongso pun mengikutinya di belakang sambil curi curi perhatian.

Hayati mengantar Wongso untuk bertemu Ibu Arsal untuk menyampaikan bela sungkawa. Wongso berhasil menarik perhatian Ibu Arsal dengan memberinya rasa simpati. Ia juga memberikan sebuah amplop tebal yang berisikan uang kepada Ibu Arsal.

Hayati merasa tersanjung dan terpesona melihat Wongso yang sangat baik dan berempati kepada Ibu Arsal. Rupanya laki-laki itu berhasil merebut perhatian Hayati dengan sikapnya yang pura pura baik.

Tak hanya memberi simpati dan uang kepada Ibu Arsal, Wongso juga ikut menyolatkan jenazah dan memikul keranda ketika pergi ke pemakaman. Hayati pun semakin dibuat terkesima oleh sikapnya.

Acara pemakaman pun dilaksanakan dibawah terik matahari Jakarta yang sangat menyengat. Hayati terus merangkul Ibu Arsal yang masih terpukul akibat kehilangan sang anak tercinta.

Setelah prosesi pemakaman selesai, semua orang kembali ke tempat masing- masing. Hayati dan Wongso menemani Ibu Arsal kembali ke rumahnya, sedangkan Miramareu memutuskan untuk pulang ke rumah.

"Makasih banget Mas, udah dateng kesini dan bantuin kita, semoga kebaikanmu dibalas Tuhan" kata Hayati.

"Sama sama Mala, sesama manusia harus tolong menolong" balas Wongso.

...
yuaufchauza
galehnova
lelakiperantau
lelakiperantau dan 39 lainnya memberi reputasi
40
Tutup