ih.sulAvatar border
TS
ih.sul
Makin Edan! Siswa Sd Di Sumsel Dibully Hingga Koma


Satu lagi kasus tambahan untuk mengisi daftar panjang kisah pembullyan di sekolah. Kejadian ini terjadi pada hari Senin tanggal 11 Oktober di sebuah sekolah dasar di Sumatera Selatan dan anak malang yang menjadi korban kejadian tersebut adalah seorang anak kelas 5 Sd yang baru berumur 12 tahun.

Anak bernama Aditya tersebut dikabarkan dirawat di rumah sakit Sobirin Musi Rawas setelah dianiaya oleh dua orang kakak kelas dan satu adik kelas di kelas kosong dengan cara tubuhnya dipegangi dan kemudian dipukuli oleh dua orang yang lainnya. Akibatnya korban pun mengalami sesak nafas dan dilarikan ke puskesmas terdekat.

Saat ibunya datang korban masih sadarkan diri dan menyebut bahwa lehernya sakit sebelum akhirnya tertidur dan jatuh dalam keadaan koma. Korban pun dibawa ke rumah sakit untuk penanganan lebih lanjut dan sampai saat berita ini ditulis korban masih belum sadarkan diri.



Banyak orang yang mengeluhkan bahwa pembelajaran secara online itu tidak efektif namun tidak banyak orang yang menyadari bahwa pembelajaran secara tatap muka bisa menghasilkan kejadian seperti ini. Ada banyak faktor yang menyebabkan bully dan akan selalu ada orang yang pro dan kontra akan keadaan korban namun satu kesimpulan yang bisa kita ambil adalah bully terjadi karna adanya kesempatan.

Kesempatan? Iya, kesempatan. Kejahatan terjadi bukan hanya karna adanya niat dari pelaku namun juga karna adanya kesempatan. Dengan menyesal saya ucapkan bahwa kasus-kasus seperti ini jarang sekali menghasilkan hukuman yang membuat jera bagi pelaku. Kebanyakan kasus akan merebak untuk sesaat dan setelahnya tidak pernah terdengar kembali. pihak sekolah juga sebisa mungkin tidak ingin memperpanjang kasus seperti ini karna akan mencoreng nama baik sekolah sehingga jalur damai selalu dipaksakan.



Hasil akhirnya sangat sedikit orang yang takut akan hukuman. Sama seperti koruptor yang tahu bahwa dia akan mendapatkan penjara eksklusif bila tertangkap, pelaku bully juga tidak takut akan konsekuensi perbuatannya. Dampak paling parah dari kasus pembullyan semacam ini adalah luka kejiwaan siswa yang mungkin tak akan pernah sembuh.

Jadi masih menganggap pembelajaran tatap muka lebih baik dibanding daring? Tuliskan pendapat Anda di kolom komentar. Sekian dari saya mari bertemu di thread saya yang lainnya.

sumur
Diubah oleh ih.sul 15-10-2021 08:57
aloha.duarr
SoupAyam
jiresh
jiresh dan 37 lainnya memberi reputasi
38
9.3K
141
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Tampilkan semua post
aljohaniAvatar border
aljohani
#50
intinya manusia itu bukan robot
Segala macam treatment ataupun cara dapat dilakukan namun tidak dapat menjamin seorang anak menjadi baik. Anak Nabi pun ada yang durhaka dan jahat. Namun demikian tetap harus diawasi dan diberi arahan. Sebagai seorang guru SD juga, banyak yang nakal dan suka membully temannya terutama yang kekurangan fisik atau mental. Biasanya tak hukum suruh jongkok sampae lelah beberapa hari berturut turut di depan kelas lengkap dengan minumnya kalau haus. Mereka lebih jera demikian daripada dipanggil orang tua, atau dipukul (orang tua yang mukul di rumah).
0