Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

dr.perbaikanAvatar border
TS
dr.perbaikan
'Putra Petir' Buka-bukaan Pengembangan Mobil Listrik Made in RI Mandek
'Putra Petir' Buka-bukaan Pengembangan Mobil Listrik Made in RI Mandek


Indonesia sudah lama melangkah dalam pengembangan kendaraan listrik. Meskipun regulasinya baru muncul di 2019, pengembangan mobil listrik telah dilakukan di tahun 2012, tapi mandek.

Ricky Elson, ahli kendaraan listrik yang punya julukan 'Putra Petir mengatakan sejak 2012 hingga saat ini belum ada satupun mesin mobil listrik yang benar-benar dibuat di dalam negeri secara keseluruhan.

Dia bilang untuk membentuk industri kendaraan listrik, Indonesia harusnya mengikuti langkah banyak negara dengan mengembangkan satu per satu teknologi dan komponen mesin mobil listrik.

Hal itu sebenarnya sudah dimulai Indonesia di tahun 2012. Mirisnya, sampai sekarang sama sekali belum ada teknologi mobil listrik asli dari Indonesia.

"Pada akhirnya memang belum ada di Indonesia. Semua teknologi ada di luar, padahal kita memiliki nikel banyak, tembaga banyak, kita masih membeli dari luar," ungkap Ricky Elson dalam webinar Kementerian ESDM, Rabu (13/10/2021).

"Sejak 2012 dicanangkan program ini, mana mesin mobil listrik Indonesia? Nggak ada," tegasnya.

Lebih lanjut dia bercerita, di pertengahan 2012 dia mendapatkan tantangan membuat mesin mobil listrik dari presiden saat itu Susilo Bambang Yudhyono (SBY). Tantangan itu diterimanya dan prototipe mesin mobil listrik pun dibuat bekerja sama dengan PT Pindad.

Namun sampai sekarang dia mengaku tak tahu lagi bagaimana kelanjutan proyek itu, apakah riset yang sudah dilakukan ada yang meneruskan atau tidak. Nasibnya entah bagaimana.

"Di tahun 2012 itu saya dapat tantangan mesin mobil listrik, saya dapat tantangan dari pak SBY. Anda bikin mesin listrik selama tiga bulan, kami buat lah. Tapi saya nggak tahu lanjutan riset di Pindad ini apakah riset diteruskan atau tidak," ungkap Ricky Elson.

"Apakah riset ini dibagikan dan diteruskan ke universitas yang ada di Indonesia atau tidak, kami tidak tahu," pungkasnya.

Kini, Ricky Elson tetap melakukan pengembangan mobil listrik lewat yayasan Lentera Bumi Nusantara. Nah yang kini jadi masalah adalah, pengembangan mobil listrik memang butuh pendampingan dari pemerintah, apalagi kalau mau cepat. Sementara saat ini untuk riset-riset teknologi macam ini para praktisi kurang mendapatkan pendampingan.

"Yang penting ini adalah mendampingi. Kita sering bicara strategi tapi minim pendampingan ke anak-anak muda kita, ke para praktisi kita, paling dibutuhkan adalah pendampingan," ungkap Ricky Elson.

Sebagai contoh saja, dalam membuat prototipe mesin mobil listrik dibutuhkan alat laser cutting untuk memotong besi menjadi komponen mesin. Sejauh ini alat seperti itu masih langka di pusat-pusat riset, misalnya saja di bengkel-bengkel yang ada di universitas teknik.

"Seharusnya peralatan peralatan macam laser cutting seperti ini ada di pusat pengembangan. Baik di BPPT atau bengkel-bengkel di universitas supaya satu hari bisa bikin 10-20 prototipe," ungkap Ricky Elson.

"Tidak apa-apa seharusnya kita investasi Rp 40-50 miliar buat anak-anak," katanya.

Ricky Elson mengatakan pengembangan mobil listrik harusnya bukan cuma bicara soal sosialisasi atau pembuatan regulasi belaka. Namun, riset dan pengembangan juga harus dilakukan di dalam negeri agar Indonesia tidak hanya menjadi penikmat teknologi yang sudah jadi saja.

"Kita ini mobil listrik ini bicara siapa yang cepat bergerak bukan siapa cepat webinar sosialisasi, bikin aturan, dan akhirnya tidak memberikan kesempatan pada potensi yang besar di Indonesia," kata Ricky Elson.

Dia bilang, kalau hanya bicara percepatan penggunaan mobil listrik tanpa dibarengi riset dan pengembangan kemungkinan industri kendaraan listrik di Indonesia baru bisa terwujud 20-30 tahun lagi. Jauh tertinggal dengan tren dunia.

"Kalau bicara percepatan, di tahun ini ada sekian ribu mobil listrik saja ini sangat jauh, dari kaca mata saya kalau begitu saja saya melihat kendaraan listrik ini akan terwujud 20-30 tahun lagi," ungkap Ricky.


https://finance.detik.com/energi/d-5...andek?single=1


gmc.yukon
pilotugal2an541
tepsuzot
tepsuzot dan 2 lainnya memberi reputasi
3
2.1K
55
GuestAvatar border
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Tampilkan semua post
bani.bahloolAvatar border
bani.bahlool
#3
Baterenya sama dinamo listriknya aja dulu...

Buat listrik desa, tenaga air, tenaga angin, dll...

Kalo buat batere sama dinamo aja gak bisa, ya mentok...
Kepala.Jenggot
Kepala.Jenggot memberi reputasi
1
Tutup