Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

qoni77Avatar border
TS
qoni77
Mendidik Tanpa Mengecewakannya; Memuliakan Anak
Mendidik Tanpa Mengecewakannya; Memuliakan Anak

gambar


Yang termasuk tata krama para Nabi adalah memuliakan anak-anak (kitab Mizan Al kubro)


Selamat pagi Gansist. Hayuk sayang anak- sayang anak!emoticon-SmilieWwkkkk, udah kayak orang jualan mainan ajah Ane, kan?




Anak adalah keturunan kita atau penerus tongkat estafet kita. Baik nak-anak yang lahir secara biologis oleh perantara orang tua atau anak-anak yang memang menjadi anak tanpa ada unsur biologis sama sekali.




Aktivitas dalam mendidik anak adalah aktivitas mulia bagi para orang tua dan seyognyanya aktivitas itu dibarengi dengan proses belajar tanpa henti sebagai pendidik. Orang tua sebagai pendidik atau anak-anak sebagai yang dididik?




Secara faktual terdapat beberapa pendidikan yang kadang memang prokontra. Hal ini karena ada irisan dengan kejadian di lapangan. Ada satu metode pendidikan yang kadang cocok untuk seorang anak, namun tidak cocok jika diterapkan untuk anak lainnya. Tentu adalah perbedaan sifat dan karakter tiap anak berbeda.




Tadi pagi Ane mendengarkan sebuah pernyataan yang dinukil dari kitab yang beliau baca, Gus Baha. Ane belakangan memang menyukai tentang petuah-petuah beliau.




Ane sampai menggaris bawahi, bahwa apa yang dilakukan Gus Baha adalah banyak sekali berbeda, atau jarang dilakukan oleh orang tua pada umumnya. Bahkan Gus Baha berkata, "Andai saja pantas, maka saya akan menggunakan bahasa kromo (yaitu kasta bahasa Jawa yang digunakan untuk memuliakan seseorang, biasanya digunakan kepada yang lebih tua), pada anak saya. Anak saya tidak basa krama pada saya nggak masalah. Tapi ini kan dianggap sesat."




Pernyataan Gus Baha ini membuktikan bahwa beliau sangat memuliakan anaknya menghormati anaknya, dalam porsi yang sangat memandang tinggi terhadap anaknya. Tentu hal ini dibarengi dengan sebuah itikad baik yaitu tentang pemahaman aqidah atau hal yang mendasar yang bagi orang yang memiliki kepercayaan agar meneruskan apa yang dia percayai. Maka oleh Gus Baha itu sendiri bisa dimaknai dengan iman kepada Tuhan.

Mendidik Tanpa Mengecewakannya; Memuliakan Anak

gambar



Dalam konteks yang digunakan Gus Baha adalah untuk mengawal akidah. Beliau mengkhawatirkan jika seseorang atau orang tua terlalu mengekang anak– meski dengan alasan untuk bersikap zuhud sekalipun– sehingga anak-anak tidak memiliki kelonggaran, maka anak tersebut akan mendapatkan kesenangan justru dari orang lain.




Tidak terbayang betapa mengerikanya, jika anak mendapatkan kesenangan dari tetangganya misalnya, atau dari orang-orang yang sebenarnya memiliki sikap yang amoral. Hal itu sangat mengkhawatirkan dan akan menjadikan anak lupa terhadap dasar yang paling utama– yang diajarkan orang tua sebagai pendidik– akibat orang tua yang mengecewakan anak.




Atas dasar itulah, Gus Baha berusaha keras untuk memuliakan anak-anaknya. Misalnya dalam kasus contoh;



1. Jangan sampai anak saya pertama kali mendengarkan musik dari orang lain



Mendidik Tanpa Mengecewakannya; Memuliakan Anak

gambar


2. Jangan sampai anak saya bisa memakai sepeda motor pertama kali adalah dengan orang lain


Mendidik Tanpa Mengecewakannya; Memuliakan Anak
gambar





3. Jangan sampai anak saya diajarkan mobil pertama kali oleh orang lain tanpa sepengetahuan saya


Mendidik Tanpa Mengecewakannya; Memuliakan Anak

gambar


Orang lain di sini diartikan secara sebenarnya atau orang lain disebut memiliki perilaku yang tidak baik dalam kesehariannya, tidak seperti orang tua. Alangkah merana orang tua dan jeleknya orang tua, jika dia mampu memberikan pelajaran, malah tidak melakukannya dengan dalih ingin mendidik anaknya dengan keras dan menderita.



Sungguh Ane pribadi menjadi sangat terbuka pemikiran akibat petuah Gus Baha tersebut. Ane ingat, ketika kemarin Ane ingin membatasi anak-anak untuk tidak menggunakan fasilitas tertentu. Akan tetapi mengingat bahwa apa yang dilakukan Gus Baha adalah juga diteladankan dari Kanjeng Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi Wasallam, bahkan diceritakan dalam sejarah atau tarikh, yaitu;



Ketika malaikat Jibril datang berkunjung dan mendatangi rumah Nabi Muhammad SAW, akan tetapi di kolong ranjangnya terdapat anak anjing. Mata malaikat Jibril tidak bisa memasuki rumah tersebut. Dan tentu saja Nabi Muhammad SAW tidak membatasi kesenangan cucunya Hasan dan Husein– meski bermain dengan anak anjing sekalipun– dalam konteks ini tentu saja Nabi Muhammad SAW mengenalkan dunia tanpa batas kepada keturunannya, sehingga keturunannya tidak mengenal dunia dari orang lain. Hal ini karena hubungan nabi dan anak sungguh luar biasa.





Jadi begitulah agar jangan sampai orang orang tua mengecewakan anaknya, dalam artian membuat anak merasa terkekang. Hingga tidak dilonggarkan dalam dunia, sementara kalau kita menggenalkan lebih dulu, tentu kita akan lebih dipercaya oleh anak dan menjadi memiliki kendali atas anak kita.


Mendidik Tanpa Mengecewakannya; Memuliakan Anak

gambar



Kesimpulannya adalah hubungan anak dengan orang tua itu harus nyaman. Nyaman di sini bukan karena nafsu, tapi karena kasih sayang atau Hanana yang diikat oleh Iman. Oke Gansist kira-kira begitulah cara mendidik anak yang Ane dapat referensinya di sini dan tulisan ini adalah murni ulasan pribadi @qoni77
Sumber gambar terlampir
Semoga berkenan dan tetap semangat dalam bersama anak. Salam bahagia N see u next thread!emoticon-Smilie






0
2.4K
6
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Tampilkan semua post
zatilmutieAvatar border
zatilmutie
#3
Hmmm mendidik anak memang kewajiban orangtua tapi kalau mengekang sih gak baik buat kedepannya
qoni77
qoni77 memberi reputasi
1
Tutup