afryan015Avatar border
TS
afryan015
Diikuti 3 Arwah Wanita Setelah Ngevlog


emoticon-UltahHay Agan agan sekalian, kali ini aku ada cerita baru lagi nih namun hanya beberapa part saja, soalnya ini yang di alami oleh temanku, dan untuk cerita Sebuah Luka Dibalik Cahaya Surga terpaksa aku hentikan hehe, emoticon-Hai
dan semoga cerita ini dapat menghibur kalian ya, nggak jauh jauh dari Ryan kok, masih ada jejaknya Ryan dan Mbah Margono dalam membantu orang, dan mungkin nantinya akan ada cerita sendiri dimana kekonyolan Ryan dan Mbah Margono mencari mustika atau pusaka jika memang banyak yang antusias
dan untuk cerita Sekamar Kos Dengan Dia 2 masih terus dilanjut tenang saja, dan akan berbarengan dengan kisah ini hanya jam tayangnya yang berbeda
dan satu lagi untuk cerita Sekamar Kos Dengan Dia 1 insyallah akan saya perbaiki dan upload ulang supaya yang belum baca bisa membaca dari awal

Jangan lupa ya baca juga

Hidup Berdampingan Dengan Mereka (kisah mula Ryan)
Sekamar Kos Dengan Dia 1
Sekamar Kos Dengan Dia 2
Sebuah Luka Dibalik Cahaya Surga
Kota Kecil Wonosobo, Mistis nanMenawan


      ok lah tidak perlu berlama lama, langsung saja monggo di baca

Indeks
BAB 1
BAB 2
BAB 3

BAB 4
BAB 5
BAB 6

BAB 7
BAB 8




BAB 1


Kisah ini berawal setelah aku mendapat kabar dari orang tua temanku yang bernama Rendra dan dia juga menceritakan detail kejadiannya padaku, sebut saja itu nama dia, Rendra ini merupakan seorang konten kreator juga, dia sering membuat konten video horor, podcast horor di sebuah chanel youtube, kadang juga dia melakukan live streaming di plat form lain seperti Bigo, dam beberapa plat form live streaming lainnya, kalau dilihat dari pengikut dan penonton dari setiap video yang dia buat, bisa dikatakan dia termasuk yang sudah lama menggeluti bidang ini


Untuk masalah live streaming, Rendra sering melakukan eksplor ke tempat tempat angker dan sudah sampai diberbagai wilayah yang terbilang cukup seram, dan biasanya dia melakukan kegiatan itu sendirian tanpa ditemani rekan, dia benar benar melakukan hal penjelajahan sendirian, tempat angker yang sudah pernah di jelajahi diantara lain adalah, Alas Purwo, Lawang Sewu, Wonderia, dan masih banyak yang lainya, dan dari eksplorasinya itu tidak jarang dalam videonya atau live streamingnya menangkap sebuah pergerakan dari makhluk alam sebelah.


Kita mulai langsung pada ceritanya, pada saat itu orang tua Rendra memberiku kabar karena khawatir dengan anaknya yang bernama Rendra, orang tuanya khawatir karena akhir akhri ini Rendra terlihat begitu aneh dibanding hari biasanya, tingkah yang di tunjukan tidak seperti Rendra yang selalu riang dan selalu merespon cepat setiap apapun yang terjadi.


Namun menurut penjelasan orang tua Rendra, sepulang dia dari eksplor terlihat seperti orang linglung, dan setiap ditanya sesuatu pasti tidak langsung di jawab melainkan seperti orang bengong terlebih dahulu, dan ketika diulang kedua kali baru Rendra bisa merespon apa yang tadi ditanyakan oleh seseorang, hal itu membuat khawatir kedua orang tua Rendra, sementara karena saat itu aku sedang ada urusan dengan Mbah Margono makanya belum bisa untuk datang ke rumah Rendra dan memastikan apa yang terjadi, dan urusanku dengan Mbah Margono ini memerlukan waktu kalau tidak salah tujuh hari baru kemudian aku bisa berkunjung ke rumah Rendra.


Menurut cerita yang aku dapat, Rendra baru pulang dari salah satu curug yang digunakan untuk acara padusan, biasanya dilakukan menjelang awal satu suro di sebuah desa, disini tidak bisa disebutkan secara detail dimana letak desa tersebut, yang jelas Rendra baru pulang dari tempat padusan itu, seperti biasa Rendra tidak ditemani satu teman pun, dia berangkat sendiri kelokasi dimana curug itu berada.


Dan sesampainya dirumah, Rendra langsung masuk berjalan dengan tatapan datar, sambil melihat kesekeliling ruangan yang dia lewati, seolah dia asing terhadap ruangan yang dia lewati ini, bapak ibunya yang melihat Rendra seperti itu, kemudian mencoba menanyai Rendra, apakah baik baik saja atau tidak.


“Ren, kamu sudah pulang, kamu tidak apa apa kan” tanya bapak Rendra memastikan


“heemm, haa” jawabn Rendra hanya semacam itu saja seperti tidak nyambung saat ditanayi


Setelah ditanya oleh bapaknya, Rendra langsung masuk kedalam kamarnya tanpa menjawab pertanyaan dari bapaknya dan langsung naik kelantai dua ke kamarnya dan langsung menutup kamar rapat rapat, dan setelah masuk kedalam kamar, sama sekali tidak keluar sedikitpun dari kamarnya, hampir seharian Rendra tidak keluar, yang membuat orang tuanya sangat khawatir, hingga akhirnya pada malam harinya diwaktu akan makan malam, ibu Rendra memanggilnya dari lantai bawah namun sama sekali tidak ada jawaban dari Rendra.


Ibunya Rendrapun mencoba untuk mengetuk kamar Rendra, namun saat akan mengetuk, Ibu Rendra mendengar Rendra sedang berbicapa pada seseorang, ibu rendra berfikir mungkin Rendra sedang bertelfonan dengan temannya, namun yang membuat aneh adalah suara lawan bicara Rendra sangat jelas, dan terdengar seolah benar benar ada di ruangan yang sama dengan Rendra, dan untuk memastikan ibu Rendra mencoba untuk mengetuknya


“Ren? Rendra? Makan dulu yuk, sudah waktunya makan malam ini” ajak Ibunya untuk makan


Awal mengetuk sama sekali tidak ada jawaban, Rendra terus asik berbicara dengan lawan bicaranya itu, ibu Rendra masih berfikir positif mungkin dia memang sedang fokus berbincang dengan temannya di telefon. Dan membiarkan Rendra untuk menyelesaikan telfonnya itu bersama temannya.


Hingga akhirnya ibu Rendra pun turun kembali untuk makan bersama bapak Rendra sembari menunggu anaknya selesai berbincang dengan temannya di Telefon, menit berganti menit hingga akhirnya rasa khawatir ibu Rendra kembali muncul, dan berfikir untuk kembali menyuruh Rendra untuk segera turun.


Ibu Rendra kemudian berjalan menuju ke lantai dua saat dalam perjalanan menuju ke lantai dua, samar samar ibu Rendra dari tangga melihat ada sesosok Wanita berjalan memasuki kamar Rendra, padahal sejak awal Rendra pulang dia tidak bersama siapa siapa bahkan setelah beberapa waktu Rendra pulang juga tidak ada temannya yang main kerumah, Ibu Rendra paham karena sejak dari tadi dia berada di depan Rumah menata Tanaman dan mengganti tanah di pot pot tanaman itu, jadi seharusnya apabila ada teman Rendra yang datang Ibu Rendra akan mengetahuinya lebih dulu.


Karena penasaran dengan siapa yang menemani Rendra di dalam kamarnya, Ibunya kemudian terus berjalan kekamar Rendra mengikuti sosok wanita tadi yang berjalan masuk kekamar Rendra, sesampainya di depan kamar Rendra, ibunya mencium wangi yang sangat segar, seperti ada bunga yang tumbuh disana, saat sedang mengamati harum wangi dari mana itu berasal, dari arah dalam kamar Rendra terdengar suara canda tawa sebegitu riang, Rendra terdengar seperti sedang bergurau dengan seorang wanita didalam sana


Ibu Rendra pun kemudian mengetuk kembali pintu kamar Rendra, dan seketika itu suara canda tawa itu berhenti terdengar dari dalam kamarnya,


“Ren, ayo makan dulu, kamu sama siapa didalam, itu temennya sekalian diajak saja makan bareng sama kita” Ibu Rendra kembali mengajak Rendra untuk makan dan sekalian menyuruh Rendra mengajak temannya itu


Rendra pun kemudian membuka kan Pintu kamarnya, dan terlihat wajah Rendra seperti tidak sehat, mata yang kelihatan sayu, disekitar matanya juga terlihat lingkaran hitam, sedangkan wajahnya terlihat sangat pucap, seperti sangat lelah dan bibirnya pucat


“Hmm, iya aku turun” dengan nada lesu Rendra menjawab ibunya


Saat Rendra membuka pintu kamar, namun hanya sedikit yang dibukanya, seolah tidak ada yang boleh tahu ada siapa didalam sana, namun ibunya sempat mengintip dari celah celah di pintu yang terbuka itu, namun sama sekali tidak mendapati siapapun yang berada diddalam kamar rendra saat itu, , terasa sangat aneh bagi ibu Rendra padahal tadi dia benar benar melihat wanita masuk kedalam kamar Rendra dan itu sangat nyata.


“kamu lagi sama siapa sih Ren, ada temanmu kan didalam” sambil melihat dan mengintip kearah dalam kamar Rendra ibunya bertanya


“tidak ada siapa siapa” dengan nada datar Rendra menjawab dan segera menutup karamnya lalu bergegas turun kebawah dengan langkah gontai memegangi gagang anak tangga.


Melihat Rendra menuruni anak tangga, ibunya kemudian mencoba memastikan didalam kamarnya kalau memang tidak ada siapa siapa, gagang pintu mulai dipegang oleh ibu Rendra dan tuas mulai diputar, padahal pintu tadi sama sekali tidak dikunci oleh Rendar, namun saat Ibu Rendra akan membuka kamar nya dirasakan sangat susah, Ibunya mencoba mendorong pintu kamar Rendra dengan sekuat tenaga namun pintu terasa begitu berat, setalah mencoba sekuat tenaga, perlahan pintu terbuka walau sangat berat, terasa pintu seperti ada yang mengganjal dari dalan, dan perlahan pintu mulai terbuka namun dalam keadaan yang gelap, aneh memang saat tadi Ibu nya mengintip dan ada Rendra disana padahal kondisi kamar lampu sudah menyalah, dan kini ibunya meraih saklar lampu di sampi pintu dan menyalakannya, sehingga kini Ibu Rendra sudah bisa melihat dalam ruang kamar Rendra, terlihat sepi tidak ada siapapun didalam sana,


Dan saat tengah memperhatikan kamar Rendra, tiba tiba, ada suara sesosok wanita namun tidak ada wujudnya dan berkata “segera pergi dari kamar ini”suara itu terdengar lirih namun jelas di telinga ibu Rendra, dan membuat nya terkejut hingga melompat kebelakang, dan bersamaan dengan itu lampu kamar kembali mati dengan sendirinya dan pintu tertutup dengan cukup keras seolah dibanting dari dalam kamar, yang membuat hampir saja mengenai kepala ibu Rendra yang masih berada di depan pintu.


Seketika ibu Rendra kemudian memanggil suaminya dengan panik dan ketakutan dengan apa yang baru saja terjadi, Ayah Rendra pun kemudian menyusul istrinya naik ke depan kamar Rendra, yang ternyata sudah terduduk lemas karena kejadian tadi, Ayah Rendra mencoba tanya apayang sebenarnya baru terjadi, namun karena saking syoknya, Ibu Rendra tidak bisa berkata kata lagi.


Tak berselang lama setelah itu Rendra kembali dari makannya, sepertinya dia sudah selesai makan, dan kembali berjalan dengan gontay, dengan tatapan kosong berjalan lurus tanpa memperdulikan orang tuanya terutama ibunya yang sedang terduduk lemas, Rendra berjalan lempeng lurus membuka pintu kamarnya yang lagi lagi sudah dalam kondisi terang, padahal tadi dalam kondisi mati, Rendra masuk kemudian langsung menutup pintu dan terdengar suara pintu kamar di kunci dari dalam.


Terlihat wajah kebingungan dari kedua orang tua Rendra, mereka belum pernah melihat Rendra seperti itu, dan setelah kejadian itu Ibu Rendra di bawa turun oleh suaminya untuk beristirahat di bawah sambis sesekali menanyakan tentang kejadian apa yang baru saja di alami oleh istrinya itu. Dan setelah di ceritakan ayah Rendra tidak begitu mempercayai kejadian yang diceritakan oleh isrinya itu, karena selama mereka hidup disana belum pernah mengalami kejadian yang di luar nalar seperti itu,


Singkat cerita pada pagi harinya, saat selesai pulang dari sholat berjamaah di mushola, saat ayah Rendra sedang dalam perjalanan menuju rumahnya, Ayah Rendra melihat seorang wanita berpakaian kebaya dengan rambut digelung seperti seorang putri kerajaan, wanita itu sedang berjalan hendak masuk ke pagar rumahnya, yang kebetulan juga pagar rumah Rendra sedang tertutup rapat, wanita itu kemudian berdiri mematung tepat di depan gerbang masuk Rumah Rendra, Ayah Rendra sedikit penasaran degan siapa yang ingin bertamu subuh subuh seperti ini, saat hendak Ayah Renda temui wanita itu, kebetulan tetangganya yang berada di belakangnya memanggil dan membuat Ayah Rendra menoleh ke arah belakang.


“Pak apakah nanti bisa kerumah sebentar, sekitar jam delapan lah, kita bicarakan masalah yang kemarin” tetangga itu mengajak janjian bertemu pagi ini


“insyallah bisa pak, tenang saja sepertinya semua sudah siap kok persiapannya” Ayah Rendra mengiyakan ajakan tetengganya itu


“baik lah kalo gitu sih, saya permisi dulu pak, Assalamu’alaikum” tetangga itu lalu berpamitan meninggalkan ayah Rendra


“iya pak Wa’alaikum Salam”


Setelah itu ayah Rendra kembali melihat ke arah rumahnya lagi, namun sosok wanita berbaju kebaya itu sudah tidak terlihat lagi berdiri di depan pagar rumahnya, Ayah Rendra jadi semakin penasaran siapa sebenarnya wanita tadi yang berada di depan rumahnya memakai kebaya.


Kejadian itu terus berlanjut, siang harinya setelah ayah Rendra baru pulang dari tempat tetangganya itu kembali dia melihat wanita berpakaian kebaya dengan gelung itu berada di depan pagar, karena penasarannya Ayah Rendra kemudian bergegas, setelah sampai disana, ayah Rendra kemudian mencium aroma wangi dari wanita yang berada di depannya itu, posisinya saat itu adalah, si wanita berpakaian kebaya ini membelakangi ayah Rendra, aroma wangi itu adalah wangi bunga kanthil, dan setelah diperhatikan ternyata pakaian yang dikenakan adalah pakaian pernikahan dengan adat jawa, karena merasa sedikit aneh dengan penampilan wanita itu kemudian ayah Rendra menanyakan ada perlu apakah wanita itu depan rumahnya. (siapa yang tidak aneh melihat wanita berpakaian pengantin jawa berdiri dirumahnya sendirian)


“siang mbak, mbak ada keperluan apa ya di depan rumah saya” Ayah Rendra mulai menanyakan maksud dari wanita itu berada di depan rumahnya, namun wanita itu sama sekali tidak menjawab atau bersuara sedikitpun untuk menjawab rasa penasaran Ayah Rendra,


Kebetulan juga sosok wanita itu berdiri tepat di pintu masuk sehingga menghalangi jalan masuk Ayah Rendra untuk memasuki rumahnya,


“permisi mbak, saya mau masuk rumah, jika mbaknya tidak ada urusan atau keperluan kerumah saya, boleh minggir dulu mbak saya mau masuk rumah” Ayah Renda meminta permisi untuk memasuki rumahnya sendiri


“saya…… mau masuk…… saya …….. mau ketemu Rendra…” dengan nada dingin dan datar wanita itu berbicara lirih


“oh temannya Rendra, silahkan masuk saja, mari saya bukakan pintunya” wanita itu kemudian sedikit menyingkir memberi ruang Ayah Rendra untuk membuka pintu pagarnya, namun wanita itu masih tetap membelakangi Ayah Rendra sehingga belum bisa dilihat wajahnya oleh Ayah Rendra.


“dia……. Harus…… pergi…… Rendraa… Milikku saja……” setelah ayah Rendra membuka pintu kemudian masuk wanita itu berkata demikian dengan nada yang masih datar saja.


“siapa mbak yang harus pergi, mbak pacarnya anak saya ya” Ayah Rendra mencoba menyelidiki siapa yang sebenarnya dimaksud sambil terus berjalan dan membuka pintu rumahnya, namun wanita itu masih terus berdiam diri didepan pagar rumahnya,


“wanita….. dia….. wanitaaa. Jahaaaattt…….” Dengan nada sedikit lebih tinggi wanita itu berkata sambil menolehke arah Ayah Rendra


Begitu wanita itu menoleh ke arah Ayah Rendra, Ayah Rendra malah ketakutan hingga pingsan, ternyata wanita berpakaian kebaya jawa seperti pakaian pengantin jawa itu saat menoleh sama sekali tidak memiliki wajah, hanya ada hiasan makeup layaknya pengantin jawa namun  tanpa adanya mulut, hidung dan mata


Dan karena syok melihat rupa yang tidak wajar itu, membuat Ayah Rendra langsung tergeletak pingsan di depan rumahnya,
Diubah oleh afryan015 23-11-2021 04:59
nirwanda007
sulkhan1981
lord.ucup
lord.ucup dan 53 lainnya memberi reputasi
54
16.7K
254
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Tampilkan semua post
afryan015Avatar border
TS
afryan015
#37
BAB 6

Setelah kemunculan wanita yang berada dikamar Rendra, jelas itu bukanklah sosok sembarangan, dia sangat mendominasi area disekitaran rumah Rendra, dengan banyaknya makhluk makhluk baru yang berada disekitar sana, padahal sebelumnya, area sana sama sekali tidak ada penampakan atau aktifitas mistis sama sekali.

Namun semenjak beberapa hari itu banyak sekali warga yang melihat penampakan pada malam hari, terutama dijam menuju tengah malam, walaupun sudah larut, didaerah rumah Rendra memang cukup ramai berseliweran orang orang.

sedangkan didalam rumah Rendra juga tidak kalah sering aktifitas astral intens terjadi, hal itu disebabkan karena rajah yang dipasang bapak Rendra kemarin tanpa melalui proses mengeluarkan terlebih dahulu sehingga makhluk yang sekedar ingin mampir dan berkenalan dengan sosok yang berada dikamar Rendra ikut terjebak didalam rumah itu.

Satu kejadian yang pernah terjadi selanjutnya juga dialami oleh ketiga orang sekaligus, yaitu kedua orang tua Rendra dan Novi, Novi ini tidak pernah kapok walau dia merasa ketakutan sebenarnya, tapi karena rasa sayang dan rasa cintanya terhadap Rendra dan keluarga membuatnya bisa bertahan disana walau sering dibuat senam jantung dan kerap pingsan karena diganggu oleh makhluk astral yang berada disana.

Dan kebetulan selama satu hari itu Rendra sama sekali tidak kerasukan, tidak ada gangguan yang membuat Rendra bertingkah aneh, Rendra seolah sembuh dari gangguan makhluk astral itu, sejak pagi, ibu Rendra merawat rendra, membersihkan badannya, menyuapi makan, dan memberikan air yang sudah diberi doa oleh suaminya, dan biasanya Rendra setelah meminum air yang sudah dibanyakan, cenderung dirinya akan mengamuk seolah merasa kepanasan didalam tubuhnya, dan biasanya dia akan menolak terlebih dahulu minuman itu, tapi pada hari itu Rendra sama sekali tidak menolak dan tidak mengamuk setelah meminum air yang sudah diberi doa itu.

Semburat senyum mulai terpancar dari kedua orang tua Rendra, yang merasa Rendra akan segera sembuh, dan berharap gangguan itu sudah mulai hilang, sehingga anaknya bisa kembali sehat dan beraktifitas seperti biasanya.

Walaupun Rendra saat disuapi makan masih dalam keadaan mata yang masih menatap kosong ke salah satu sudut rumah, tapi setidaknya dia tidak memberontak, dan tetap tenang saat sedang di suapi.

Ibu Rendra segera memberi kabar bahagia itu kepada Novi, dan nampaknya Novipun merasa bahagia bahwa mendengar kabar Rendra sudah akan sembuh, dan nanti sore selepas pulang bekerja Novi berencana untuk kembali menginap dirumah Rendra.

Namun mereka sama sekali tidak menyadari kalau hal yang tidak diinginkan akan terjadi, karena merasa Rendra sudah cukup tenang selama seharian ini, ibu Rendra mencoba berbicara pada suaminya untuk melepas ikatanyang selama ini menjerat Rendra dibagian sedua kaki dan tangannya, namun suaminya tidak semerta merta mau menyetujui hal itu, dan memutuskan untuk melihat dulu kondisi Rendra sore hari itu.

Orang tua Rendra kemudian berjalan menuju ke kamar Rendra, sesampainya didepan kamar Rendra mereka sudah tidak mendengar lagi suara Rendra yang bercengkrama dengan orang lain, walau sebenarnya itu adalah suara dari makhluk astral yang sedang ngobrol dengan Rendra.

Ayah Rendra pun memasuki kamar Rendra, sama sekali tidak ada yang aneh, ibu Rendra kemudian menutup gorden yang berada didalam kamar Rendra karena sore akan berganti malam, ayah Rendra kemudian melihat kondisi Rendra di atas tempat tidur yang sedang berdiam diri disana sambil menatap langit langit dengan tatapan kosong, rasa haru muncul pada hati ayah Rendra, dia tidak tega sebenarnya saat kemarin mengikat anaknya seperti itu, hingga kini yang dia lihat adalah seorang anak laki laki yang dulu ia besarkan berbadan sehat bugar, kini terlihat hanya seperti tulang yang dibungkus oleh kulit, rasa haru tidak bisa dibendung lagi, air mata mulai menetes dan membasahi pipinya.

“kasihan sekali kamu nak, apakah kamu sudah benar benar sembuh” tanya ayah Rendra yang tak bisa menahan tangisnya bertanya pada Rendra.

Rendra hanya bisa berdiam diri, tanpa mengatakan apapun dan terus memandang ke langit langit dengan tatapan kosong.

“biar bapak lepaskan ya Ikatanmu, kamu jangan berontak lagi ya, bapak bakal bantu kamu kalau makhluk itu datang lagi dan gangguin kamu” ucap ayah Rendra sembari dia mulai melepaskan ikatan pada Rendra

Istrinya melihat dari belakangnya dan membantu melepaskan satu ikatan yang berada dikaki Rendra, dan setelah terlepas ikatan Rendra, ibu Rendra kemudian duduk disebelah anaknya sambil memijat tangan Rendra dengan penuh kasih sayang, ibu mana yang kuat melihat anaknya beberapa hari diikat seperti dipasung sehingga membatasi pergerakan anaknya itu.

Saat dipijat oleh ibunya, Rendra sempat melirik ke arah ibunya lalu kembali menatap langit langit dan airmata mengalir di ujung matanya, seolah Rendra merasa tersiksa oleh keadaan seperti itu namun dirinya tidak bisa melawan sama sekali.

Saat sedang dipijati oleh ibunya, dan ayahnya sedang membacakan doa disekitar kamar Rendra, Rendra kemudian mengeluarkan suara seolah ingin mengatakan sesuatu, dan saat itu bertepatan dengan Novi yang datang dikaram Rendra, dan jam sudah menunjukan pukul enam sore dimana waktu maghrib sudah tiba, suara adzan sudah mulai berkumandang diseluruh penjuru.

“eeee….. eeeeee… eee…” dengan suara lemas dan serak Rendra seolah ingin berbicara.

“apa nak, kamu mau apa, makan, atau mau minum?” tanya ibunya merespon

“mungkin Rendra haus bu, coba kasih minum” ucap ayah nya sambil memberikan gelas berisi air putih kepada istrinya.

Kemudian ibu Rendra menyuapkan air dengan sendok kedalam mulut Rendra, dan air itu kemudian ditelannya dengan cepatm beberapa suapan air di julurkan oleh ibunya kedalam mulutnya, tegukan demi tegukan ditelan oleh Rendra, hingga akhirnya Rendra memberi isyarat untuk berhenti.

“bu Novi disuruh pergi dulu saja dari sini” suara lemas Rendra berkata pada ibunya meminta Novi untuk pulang dulu.

“loh kenapa nak, dia ingin membantu merawat dia sudah beberapa hari ini selalu nungguin kamu lho Ren” tanya heran ibunya.

“aku mohon bu aku tidak mau dia kenapa kenapa, tolong Novi disuruh pulang dulu” masih dengan suara lemas Rendra memohon dan kali ini air mata benar benar keluar deras dari matanya.

“kenapa Ren, apa aku ada salah sama kamu, aku nggak mau pulang aku mau jagain kamu sampai kamu sehat bugar seperti dulu lagi” Novi menolak untuk disuruh pulang

Tangan Rendra kemudian menjulur kearah Novi dengan lemasnya, dan disambut tangan Novi yang kemudian memegang erat tangannya, begitupun Rendra membalas genggaman Novi dengan sekuatnya.

“lebih baik kamu pulang” kali ini dengan suara berbisik Rendra berkata, hingga ayah dan ibunya bahkan Novi yang berada tepat disampingnyapun tak mendengarkan apa yang Rendra ucapkan.

“apa Ren, kamu bilang apa, aku nggak denger” Novi meminta Rendra mengulangi kata katanya

Rendra pun memberi kode pada Novi untuk mendekatkan telinganya, dan direspon oleh Novi dengan mendekatkan telinganya disebelah kepala Rendra.

Dan hal tak terduga terjadi, Rendra kembali mengilang kata katanya kembali namun…..

“lebih baik kamu pulang…..” Rendra menghentikaan perkataanya sekecap lalu kemudian melanjtukannya lagi namun hal ini yang membuat orang tua nya dan Novi kaget dengan yang dilakukan Rendra dan gerak geriknya

“karena sampai kapanpun Rendra akan tetap menjadi kekasih ku hiiaahahahahaha” Rendra melanjutkan perkataannya namun dengan suara yang cukup kuat dan berubah suara menjadi seperti suara perempuan lagi,

Hal itu membuat Novi terkejut dan segera melepaskan tangan Rendra, ternyata dia kembali kerasukan, tubuh Rendra saat itu langsung seperti terangkat keatas dan melayang dengan kaki berada dibawah, wajah menakutkan kembali dia tampakan, mata melotot dengan bola mata berwarna putih semua dia tunjukan pada orang yang berada dikamarnya.

Suara jeritan wanita dari lantai satu terdengar bersamaan, suasana panik terjadi saat Rendra kembali kerasukan, sebuah kesalahan karena melepas ikatan Rendra saat itu, setelah itu dengan cepat Rendra melayang rendah dan keluar dari kamarnya, dan seketika itu juga lampu rumah mereka kembali padam, ayah Rendra kemudian melihat dan membuka jendela, melihat kesekitar rumah, ternyata yang mati listrik hanyalah rumah mereka saja, rumah para tetangga masih menyala dengan terang.

Suara ribut dilantai satu terdengar setelah Rendra melesat melayang keluar keluar kamar, dan sudah dipastikan Rendra turun kelantai satu, namun mereka tidak akan bisa keluar rumah ini karena sudah diberipagar gaib oleh ayah Rendra, Ibu Rendra di instruksi oleh suaminya untuk mencari lilin atau senter sebagai penerangan, sedangkan Novi dan ayah Rendra berpencar mencari dimana Rendra, sebenranynya Novi sempat menolak jika harus mencari Rendra secara terpisah namun bagaimana lagi, supaya Rendra tidak terluka maka dia harus ditemukan dengan cepat.

Mereka semuapun kemudian berpencar turun kebawah, Novi menerangi jalannya menggunakan sinar senter yang berada di hpnya, sedangkan ayah Rendra hanya mengandalkan sisa cahya dari luar yang masih tersisa oleh sinar matahari yang samar samar mulai menghilang.

Suara gaduh terdengar di tiga arah, satu di arah gudang belakang satu di arah dapur, dan satu lagi berada di ruang kamar tamu, ayah Rendra kemudian langsung berlari kearah gudang rumah, sebenarnya aneh rasanya karena akses gudang rumah hanya bisa dimasuki dari arah pintu yang berada di luar rumah, tapi setiap kemungkinan tetap harus dicoba, barang kali pagarnya jebol, barang kali juga makhluk itu memang tidak mempan terhadap pagar yang dibuat ayah Rendra itu, yang mereka pikirkan hanya keselamatan Rendra, jangan sampai Rendra melakukan yang bisa membahayakan dirinya.

Sesampainya digudang rumah, ayah Rendra merasa kesulitan untuk membukanya, padahal gudang itu tidak pernah dikunci karena hanya berisi barang barang yang tidak berguna, pikir ayah Rendra pintunya macet dan mencoba untuk mendobraknya, setelah berhasil mendobrak, ditemuilah Rendra yang sedang terduduk disebuah ember cat bekas didalam gudang sambil tertunduk dan menangis, ayah Rendra kemudian mendekati Rendra dengan hati hati, berharap Rendra tidak melakukan perlawanan saat didekati.

Sedangkan ibu Rendra setelah mendapatkan senter dari kamarnya, dia kemudian beranjak mencoba mencari Rendra di ruang kamar Tamu, dengan berjalan penuh kewaspadaan dan membaca ayat kursi, dirinya berjalan, saat didalam perjalanan, dia mengarahkan senter ke segala sisi ruangan yang dilewati dan kebetulan berjumpa dengan sosok wanita pengantin yang sedang berdiri menghadap tembok, sosok itu jelas membuatnya kaget dan memalingkan senter dari arah wanita itu, dan kemudian terus berjalan hingga akhirnya sampai dikamar tamu, suasana gelap semakin terasa, karena jam sudah menujukan pukul setengah tujuh, saat di dalam kama dirinya pun juka menjumpai Rendra yang sedang terbaring lemas diatas ranjang, bagaimana bisa Rendra dapat berada di dua tempat yang berbeda secara bersamaan.

Ibu Rendra pun mencoba mendekatinya dengan terus membacakan doa, melihat Rendra yang kembali lemas di atas ranjang pikirnya dia tidak akan memberikan perlawanan dan sesegera mungkin berteriak pada suaminya dan Novi mengatakan Rendra berada dikamar tamu, namun yang terjadi sama sekali tidak ada yang mendengar pemberitahuan dari ibunya Rendra ini, semua tidak ada yang memberi Respon.

Sementara itu Novi berjalan menuju ke arah dapur dimana tadi disana juga terdapat suara gaduh, yang mungkin berasal dari Rendra, saat melewati ruang Tengah dimana disana ada sosok wanita berbaju kuning, Novi terlihat sangat hati hati, dan berharap tidak bertemu dengan sosok itu, wajah rusak yang pernah dilihatnya kembali tergambar diingatannya, rasa ragu untuk melangkah serasa muncul begitu saja, namun karena mengingat ini demi kebaikan dan menolong Rendra, dia kumpulkan keberanian untuk terus melangkah menuju dapur.

Dan keanehan kembali terjadi, Novi juga melihat Rendra berada disana, duduk merunduk diujung meja saji, seolah ketakutan tangannya memeluk kedua kakinya dengan gemetar, Novi mencoba memberanikan diri untuk mendekati Rendra, dengan perlahan dia berjalan sambil memanggil nama Rendra.

“Ren, itu kamu kan, kamu kenapa ngrikuk disitu” tanya Novi sambil terus waspada dengan sosok Rendra yang berada didepannya

Sosok Rendra yang berada didepannya sama sekali belum memberi Respon pada Novi saat dipanggil, semakin lama Novi semakin mendekat hingga akhirnya dia berada tepat dibelakang Rendra yang sedang meringkuk ketakutan di sudut meja saji.

“Ren ini aku kamu nggak usah takut ayo bangun, kita kembali kekamar kamu” Novi memegang pundak Rendra sembari mengajaknya untuk bangkit, walau dengan rasa sedikit ketakutan karena pengalamannya kemarin

Dan ternyata Rendra merespon Novi dengan menengok ke arahnya, Novi sempat kaget karena yang dia pikirkan saat Rendra menengok adalah dia akan mendapati wajah Rendra yang menakutkan, namun ternyata tidak, setelah itu lalu Novi membantu Rendra untuk berdiri dan mendudukan Rendra di kursi yang berda didapur, dia memberikan Rendra segelas air putih dengan tujuan untuk menenagkan Rendra.

Namun hal yang tak diduga terjadi pada saat itu, sesaat setelah Novi berbicara pada Rendra setelah memberinya minum

“ini diminum dulu Ren, biar tenang” Novi menyodorkan Rendra segelas air putih dan diterima oleh Rendra

“kamu kenapa belum pergi Nov” tanya Rendra dengan nada gemetar dan lemas

“aku tidak akan pergi, aku akan terus menemani kamu” jawab tegas Novi pada Rendra saat itu

“kalau begitu…” Rendra menghentikan ucapannya

“kalau begitu, lebih baik kamu lenyap dari kehidupan Rendra” suara Rendra kembali berubah menjadi layaknya seorang perempuan, sebuah gelas yang diberikan Novi tadi kemudian dihantamkan pada kepala Novi sehingga memberi luka pada pelipis Novi.

Novi yang Terkejut sontak langsung mundur dari arah Rendra berada dan berusaha menjauh, Rendra yang kembali kerasukan kemudian, bangkit dari posisi duduknya, memandang Novi dengan penuh amarah, kemudian diraihnya pisau yang kebetulan berada di atas meja saji.

Novi yang ketakutan mencoba untuk berlari sembari meminta tolong pada orang tua Rendra namun anehnya suara teriakan Novi sama sekali tidak terdengar oleh mereka, pisau tajam yang di genggam Rendra diarahkan kearah punggung Novi bagian belakang saak Novi hendak kabur, dan berhasil menembus punggung Novi sehingga dia berteriak dengan keras karena kesakitan.

Bertepatan dengan itu, sosok Rendra yang berada di gudang tiba tiba berteriak dan menoleh kearah ayah Rendra lalu kemudian menghilang begitu saja, hal sama terjadi pada sosok Rendra yang ditemui Ibu Rendra dikamar tamu, sosok yang menyerupai Rendra itu bangkit dari ranjang kemudian berteriak menoleh ke arah ibu Rendra lalu kemudian menghilang juga, dan lampu yang tadinya padam kini kembali menyala, bebarengan dengan suara teriakan Novi dari arah dapur.

Sontak kedua orang tua Rendra langsung berlari kearah dapur untuk melihat apa yang sebenarnya terjadi, saat mereka berlarian kearah dapur menuju ketempat Novi, dari lantai dua terdengar suara pintu kamar Rendra tertutup dengan sangat keras, kedua orang Tua Rendra mengiraukan suara itu dan bergegas ke arah Novi. Mendapati Novi telah tertusuk Pisau, kedua orang Tua Rendra kemudian memanggil tetanga untuk meminta tolong membawa Novi ke RS.
adityasatriaji
meqiba
sulkhan1981
sulkhan1981 dan 21 lainnya memberi reputasi
22
Tutup