breaker22Avatar border
TS
breaker22
Entah bodoh atau memang bodoh
Dulu ketika SMA ( sekolah menengah Atas) saya memiliki cita cita untuk menjadi tentara tapi karna ada beberapa masalah pada fisik saya yang mengakibatkan saya tidak di bisa bergabung di Angkatan Darat akhirnya saya memutuskan untuk mencukur habis rambut saya atas kekecewaan saya pada diri sendiri.
Sedari kecil saya sudah di dewasakan waktu karna saya harus mengurus pekerjaan rumah dan mengurus 3 adik saya yang kecil. 
umur kami tidak terpaut jauh, jadi ketika semua masuk sekolah (TK, SD, SMP) saya harus menyiapkan keperluan mereka semua. Bukan hal yang mudah untuk anak pertama mengurus keperluan semua adik dengan karakter yang berbeda.
keluarga kami bukan keluarga yang sempurna, meskipun kami bukan keluarga broken home tapi komunikasi yang broken home membuat tembok di masing- masing anak dan orang tua. 
dulu ketika saya masih kecil, saya selalu memimpikan masa masa dewasa yang menyenangkan tapi ketika saya sudah dewasa saya merindukan masa masa kecil yang sedikit bebannya ya hanya PR dan 3 adik saya. 
entah bagaimana kehidupan yang keras dengan pukulan dan hantaman yang membekas di setiap bagian tubuh saya membuat luka batin yang menjadi hingga tak segan segan saya mengacuhkan kedua orang tua saya. 
jaman saya kecil saya sudah melakukan usaha bunuh diri sebanyak 14x dan ketika dewasa saya melakukan beberapa selfharm dan usaha bunuh diri sebanyak 4x. saya tau saya bodoh tapi saya lelah dengan kehidupan yang seperti ini. 
lalu ketika dewasa saya selalu gagal dalam hubungan karna sifat tempramen dan mudah tersinggung juga saya tidak suka orang mendikte apa yang harus saya lakukan dan saya perbuat, ketika sudah di puncak amarah saya sudah seperti orang kesetanan dengan mata yang memerah. 
dengan segala traumatic di masa kecil saya selalu berfikir Tuhan itu tidak ada, Tuhan tidak  mendengarkan setiap doa saya, saya benci Tuhan yang tidak mendengar.
sebegitu kecewanya saya dengan kehidupan saya yang hancur, saya kira dipatahkan teman teman saya sudah menyakitkan ternyata dipatahkan keluarga sendiri lebih nyess (maaf saya sedikit memangis).
ketika hasil kerja (gajih) tidak di hargai, ketika saya dibandingkan dengan anak- anak lain, ketika saya dicemooh dan di katakan pramuria oleh keluarga sendiri, itu menyakitakan. 

masih banyak kehidupan kelam yang saya alami dan saya ingin berbagi dengan kalian di tunggu part 2 nya ya . 

trimakasih sudah mau membaca. 



delia.adel
nomorelies
bukhorigan
bukhorigan dan 10 lainnya memberi reputasi
11
1.8K
38
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Tampilkan semua post
rardoshopAvatar border
rardoshop
#7
Disaat kamu merasa susah. Jangan egois. Jangan melihat keatas. Lihat dibawah kamu ada yg jauh lebih susah.

*Itu cara saya untuk survive dan tidak cengeng.

Bersyukur akan membawa kita kedalam rasa syukur terus menerus. Dan energi seperti ini menjadi magnet untuk menarik semua yg baik datang.

Btw tulisannya di pisahkan per paragraf akan lebih enak dibaca. 👍👍
0
Tutup