Setelah berkali-kali ngenes gegara ga punya duit alias kere, akhirnya kuputuskan untuk menganalisa dan mendesain penggunaan kuota sisa hidup ini. Aku harus fokus membereskan permasalah keuangan di hidup ini.

Awalnya gamang dan bimbang. Menurutku spiritual itu prosesnya memang menzuhudkan diri (menjauhi; mensucikan) dari duniawi. Sehingga boleh di kata kemelekatan dunia itu mendekati 0 atau minus. Praktisi-praktisi Agung jalan miskin ini sangat ekstrim, sampai hanya makan kalau diberi tanpa meminta. Melepaskan duniawi begitu saja. No Dramak.

Mulai dari pewaris tahta soultan sampe orang biyasa pun banyak yang melakukan tapa miskin ini. Banyak yang berkelana menggunakan jubah pengemis, gelandangan dan bertapa di pinggir jalan. Bentuk, pola dan tekniknya memang beragam, yang tidak bisa di sembunyikan oleh beliau-beliau adalah pancaran pencapaian spiritual mereka.

Dari luar sih penyamaran beliau-beliau memang sempurna, jangankan kasihan. Beliau mampu mengkondisikan yang melihat itu jijik dan enggan mendekat. Tetapi tidak untuk yang faham "siapa" makhluk di balik penyamaran serendah itu. Jubah penyamaran mereka jauh lebih mulia dari seluruh alam ini di kumpulkan jadi satu.

Yang agak lunak, hanya hidup sebagai manusia normal di bawah ambang kemiskinan. Rumah dari anyaman bambu, atap yang bocor. Lantai tanah yang di semen apa adanya. Pakai tikar anyaman dari daun pandan.

Kembali ke pengalamanku,
Setelah beberapa tahun trial dan error. Jalur spiritual yang mengambil jalan miskin sangat besar mempengaruhi gaya hidupku. Segala macam usaha kulakukan, mulai dari yang normal sampai high risk, dan tetap ujung-ujungnya miskin lagi.

Balik lagi mencari mentor dan memutuskan untuk reset dan reboot segala dimensi hidup. Demi anak istri tekadku. Dan akhirnya mulai ada pencerahan setelah bertemu beberapa praktisi spiritual yang menjalani metode hedon tapi (berusaha) suci. Ini kontroversial menurutku, yang melakukan proses penyempurnaan kek gini biasanya ada di tantra, tidak untuk jalur umum.

Tetapi fakta berkata lain, rujukan langsung berupa contoh metode ini real banyak praktisinya. Dan di masa lampau aku pun di sodorkan banyak rujukan tertulis.

Kurasa aku terlalu fanatik, bodoh dan mainnya kurang jauh

Setelah reset dan reboot. Berangsur-angsur praktik spiritual di tambah kurikulumnya. Dan kondisi keuangan mulai membaik. Setelah agak lumayan dan semua hutang yang angkanya 3 digit itu pun mulai bisa terlunasi. Lega banget.

Tapi karena penasaran, kucoba lagi praktek dari aliran penyucian duniawi.

Hasilnya?

Segala jualanku ndak laku,
Dagang apa saja yang biasanya sehari ada aja yang beli. Kali ini, tak satupun terjual. Polanya kembali ke seperti semula. Dapet duit hanya ngpas buat bayar segala tagihan untuk hidup dan keluarga. Padahal ini praktik spiritual dari guru yang hidupnya sangat hedon, kemana-mana naik private jet. Mobil pun mevvah berderet, motor pun tipe-tipe touring yang aduhai harganya.

Asumsi sok tauku, bisa saja beliau sekedar marketing saja. Karena gak pernah ketemu langsung seperti guru-guru di Indonesia yang masi bisa meet-up offline. Dan bisa ku konfirmasi life-style sehari-hari.

Dari latihan tersebut, ku konfirmasi ke muridnya yang mengajarkan ku langsung. Sang masternya ada di seberang lautan sana. Ku jelaskan bahwa, setelah praktek sekian hari dan penuh satu siklus, aku langsung kere.

Dia cuman ketawa, terus bilang. Latihan yang kulakukan emang efeknya cleansing. Secara fisik, kerasa banget. Pikiran jernih, bening dan apa saja gampang dicerna. Segala brain cloud, kepala terasa seperti ada batunya kalau lagi bekerja itu hilang bersih cling tanpa noda.

Badan ringan seperti kapas, pikiran jernih. Fokus tercapai seperti menjetikkan jari. *ctek* begitu saja langsung flow state. Ngerjain apa saja, enak banget.

Cuman ya itu… kere lagi

Ah… kalau hidup selibat sih asik-asik aja. Tapi nengok kiri-kanan ada tanggung jawab.

Yasodah, di reset-reboot lagi.

Dan kulepaskan praktik spiritual yang sifatnya mensucikan keduniawian secara ekstreem. Ambil jalur tengah agak kekanan dikit lah. Nunggu sampai anak sudah mandiri dan balik lagi praktik latihan yang sebelumnya.

Dan saldoku mulai normal lagi. Lumayanlah untuk hidup di Bali dengan keluarga.