Bukan hidup namanya jika tanpa adanya penderitaan. Sejak diturunkannya manusia pertama ke bumi hingga manusia saat ini ujian selalu ada, menghampiri setiap orang dalam bentuk yang berbeda-beda dan tentunya disesuaikan dengan kapasitas manusianya. Sesuai kata tuhan dalam sebuah ayat kitab suci bahwa tuhan tidak akan menguji seorang hamba melebihi batas kemampuannya. 

Meskipun tuhan berjanji melalui ayat suci, sering kali manusia merasa cobaan yang diterimanya terasa berat, bahkan paling berat diantara manusia lainnya. Alih-alih dihadapi dengan lapang hati, yang ada hanya mengeluh dan putus asa hingga tak sedikit jalan terakhir yang ditempuh adalah bunuh diri. 

Cobaan umumnya diberikan kepada orang-orang yang telah beranjak dewasa, tapi ada juga memang seorang anak yang diberikan ujian tuhan sedari kecil misalnya saja perceraian orang tua, kekacauan dalam rumah tangga orang tua, atau yang lebih sakit mungkin ditinggal orang tua untuk selama-lamanya ketika baru saja terlahir ke dunia. 

Semua ujian ada tingkatannya, sama seperti halnya ujian sekolah, tidak mungkin soal ujian SMA diberikan kepada anak SMP, tidak mungkin juga soal ujian anak SMP diberikan kepada anak SD. Tuhan juga tidak jahat seperti yang kalian bayangkan, ujian pasti diawali dari level 1 lalu kemudian naik level berikutnya dan seterusnya. Setiap cobaan yang berhasil kita lewati level demi level tanpa kita sadari kita membentuk diri kita menjadi lebih baik, lebih tangguh untuk menjalani kehidupan di depan yang lebih terjal lagi. 

Jika menarik garis waktu ke masa lalu, cobaan yang diberikan kepada manusia-manusia terdahulu rasanya tak ada tandingannya dengan cobaan manusia-manusia saat ini. Mungkin cobaan hidup yang terkenal paling berat di dunia muslim adalah ujian salah satu nabi allah yaitu nabi Ayub alaihissalam, untuk kisahnya sendiri bisa kalian baca di tempat lain. 

Kembali ke masa sekarang, bentuk cobaan beraneka ragam jenis dan levelnya yang disesuaikan dengan kemampuan dalam menanganinya. Untuk ukuran anak remaja mungkin cobaan yang paling berat adalah putus cinta, untuk orang dewasa mungkin cobaan berat seperti kehilangan pekerjaan, kehilangan benda kesayangan, dan sebagainya.

Lalu apa cobaan terberat bagi manusia modern saat ini? Mungkin kematian orang terdekat yang dicintai adalah salah satu cobaan terberat, mengingat perpisahan berbeda dunia adalah paling menyakitkan secara kita tidak dapat bertemu kembali bagaimanapun caranya. Perpisahan antar benua mungkin masih bisa diusahakan bertemu, perpisahan antar dunia? Tak ada cara.

Dengan beraneka ragamnya cobaan yang dialami orang-orang, berbeda pula cara yang ditempuh untuk menghadapi cobaan, satu cobaan yang sama bisa diselesaikan dengan berbagai cara tergantung orangnya. Hasilnya? ada yang berhasil melewati, ada yang menyerah, ada yang sedang berusaha melewati.

Untuk yang belum berhasil melewati/sedang melewati, tidak perlu kita yang telah berhasil melewati berkata:

"kamu masih mending baru segini.."
"yaelah baru segini doang ngeluh"
"zaman nabi berat-berat ujiannya"

Kita dapat berkata seperti itu karena kita sudah melewati level mereka yang belum, kelak jika mereka telah melewati dan beranjak ke level selanjutnya juga akan menyadari dengan sendirinya bahwa cobaan yang dulu ternyata masih belum ada apa-apanya dibandingkan dengan cobaan yang sekarang. dan begitu seterusnya hingga tuhan berkata "kamu telah selesai, saatnya kamu pulang kepada-Ku dan kita lihat hasil dari perjalanan hidupmu"

Nah sekarang coba ceritakan pengalaman ujian terberat apa yang pernah kalian hadapi beserta cara menghadapinya. Sedikit banyak pengalaman tersebut dapat bermanfaat bagi orang lain yang membaca. 

Mari....