mataduniawiAvatar border
TS
mataduniawi
5 Cara Mengatasi Anak Kecanduan HP (Berdasarkan Pengalaman Pribadi)
Seperti yang pernah TS sampaikan di thread sebelumnya tentang gempuran kartun Malaysia dan dampaknya bagi anak-anak Indonesia, TS juga kepengen nulis tentang perjuangan melepaskan anak dari candu HP. Sekarang anak kami beralih ke TV, tapi itu lebih baik daripada candu HP (youtube dan game anak-anak). Sebab tayangan TV ada jeda iklannya dan anak kami mulai mengenal kata bosan sebab tayangan kartun di TV kerap diulang-ulang, bahkan beberapa dialog dia sudah hapal. Jadinya dia bisa sibuk juga dengan mainan seperti boneka dan masak-masakan. Oh ya anak kami berusia 4 tahun 8 bulan.

Kembali ke topik. Awal mula anak kami terpapar HP saat berada di penitipan anak. Saat itu usianya 2 tahunan. Kami terpaksa menitipkan anak ke Daycare (tempat penitipan anak) karena jauh dari keluarga lain dan istri masih bekerja di perusahaan swasta. Kami kecewa berat dengan petugas di penitipan yang ternyata mendiamkan anak-anak nangis dengan disuguhi HP. Ketahuannya saat istri TS pulang lebih cepat karena mendadak sakit kepala. Saat jemput anak di tengah hari itulah semuanya terungkap.

Kesepakatan dibuat dengan pihak Daycare, anak kami tidak lagi dsuguhi HP saat tantrum. Eh sama saja ternyata, sebab dia ikut-ikutan melihat ke teman-temannya yang dikasih HP. Istri TS langsung membongkar kelakuan pihak daycare di group. Orang tua yang lain ikut berkoar. Suasana jadi panas. Akhirnya tanpa pikir panjang istri TS memutuskan anak kami tidak lagi berada di daycare itu. Termasuk beberapa orang tua yang lain juga melakukan hal yang sama.

Nah timbul masalah baru di keluarga kecil kami. Mau dikemanakan ni anak saat kami berdua bekerja. Kemudian nemu solusi dengan membujuk adiknya istri yang barusan lulus kuliah. "Wadooh sarjana seger langsung disuruh ngurusi si bocil nakal." Itu respon awalnya saat ngobrol dengan istri. Setelah diberi pengertian dan beberapa tawaran menarik (digaji) dan mertua juga turun tangan membujuk, akirnya adik ipar mau. Tapi TS merasa bakal ada yang gak beres karena sudah cukup paham dengan kelakuan si adik ipar yang bangun pagi saja susahnya minta ampun.

Apa yang TS khawatirkan terjadi. Saat nangis, anak kami juga diobati pakai HP. Sami rawon jadinya. Terungkap oleh CCTV rumah kami. TS Sempat bersitegang dengan istri gara-gara ini. Dia gak mau adiknya disalahkan, bilang sudah berkorban dan la la la laa. Dan bilang TS gak tahu berterima kasih. Duuh.. sudahlah TS diam saja. Anak kami tambah kecanduan berat dengan HP.

Singkat cerita anak kami diasuh oleh adik ipar sampai corona datang menyerang. Pada saat masih kasus pertama di kota kami, TS dan istri sepakat mengirimnya ke kampung halaman beserta adik ipar, di sana kakek neneknya masih lengkap. Banyak yang mau merawatnya. Saat itu kami berdua sama-sama penakut dengan isu yang beredar tentang corona. 

Seiring berjalan waktu melihat perkembangan corona,  dan tampakya kami beruda juga sudah kebal dengan berita-berita tentang corona. Akhirnya setelah berpisah hampir setahun, kami bawa lagi anak kami ke tanah rantau dengan opsi istri merelakan pekerjaanya dan beralih jadi buka toko klontong dan jualan online. Ya ampun candu HP anak kami luar biasa super duper. Di kampung memang loss, kakek neneknya turuti apapun yang diminta. Gak boleh nangis pokokya.

Karena candu anak kami sepertinya sudah di stadium 4, kami berusaha dengan segenap kemampuan untuk mengobatinya, mulai dari info yang di dapat dari internet sampai dengan cerita langsung dari teman-teman yang berhasil melepaskan anaknya dari candu HP. Berikut yang kami lakukan:

1. Kami berdua sepakat tidak memegang HP di dekat (terlihat) oleh anak. Sembunyi-sembunyi kalau mau buka HP. Pindah ke ruangan lain, pernah juga ngumpet dalam selimut. Nada dering dimatikan, hanya getar yang aktif untuk jaga-jaga kalau ada panggilan darurat. Apa cara ini berhasil?

Sayangnya tidak bekerja dengan baik bagi anak kami. Dia tetap minta HP. Dia malah berani geledah tas kami dan tempat-tempat mencurigakan. Dicarinya sampai dapat.

2. Sibukan dengan mainan fisik. Istri sudah mengajak anak kami bermain mainan fisik seperti main boneka, lego, masak-masakan. Bahkan dibelikan mainan baru. Kami sempat optimis cara ini berhasil. Tapi sayang cuma bertahan beberapa hari. Dia bosan dan kembali lagi ingat dengan HP.

3. Pasang wallpaper Seram. bodohnya kami sepakat menyetujui pakai cara ini. Nemu di postingan seorang teman di FB. Katanya sukses besar. TS sempat ragu awalnya, khawatir berdampak pada mentalnya. Tapi mengingat resiko candu HP juga besar. Dengan pertimbangan sulit kami akihirnya pakai cara konyol ini.  Apa berhasil? Banget! Gak berani lagi dia nyentuh HP. Tapi anak kami langsung ketakutan sampai demam. Ya Allah parah banget dah kami ni jadi orang tua. Terus apakah sukses bertahan permanen? Sayangnya tidak. Anak kami dengan rasa candu HP yang tinggi berhasil mengalahkan rasa takutnya setelah sekitar seminggu selanjutnya. Dia semacam terbentuk anti body gitu. "Ah gambar je." Selorohnya bikin kami mengelus dada.


4. Coret sekitar matanya dengan lipstik. Lagi-lagi kami gunakan cara ekstrim. Awalnya dia nangis saat lihat cermin dan dibilang itu akibat suka main HP. Tapi setelah pegang kucek-kucek mata. "Bohong ayah bunda ni, ini lipstik bunda bukan darah." kami pun dibikin melongo. Apa bocah sekarang emang pintar-pintar ya. 

5. Tegaskan katakan TIDAK. Kesalahan kami sepertinya terlalu lunak dan gampang kasihan melihat anak nangis. Tanpa menyadari tangisan anak sudah menjadi senjatanya agar segala kehendak dituruti. Ahirnya kami bersikap tegas, Tidak ya Tidak. Kami biarkan dia ngamuk ketika maksa minta HP. Sebelumnya kamarnya sudah dibebaskan dari benda-benda berbahaya. Gak tega sebenarnya lihat dia nangis meraung-raung. Tapi ya kami harus kuat. Demi kebaikannya. Alhamdulillah cara ini berhasil pada anak kami setelah diterapkan sekitar sebulan lebih. Sepertinya di otaknya sudah sampai terprogram percuma nangis pun gak bakalan dikasih. 

Begitulah perjuangan kami, disampaikan apa adanya. Sisi aib-nya pun sudah TS sampaikan. Jangan ditiru kalau dirasa tidak cocok. Mohon maaf kalau ada pihak yang tidak berkenan. Semoga bermanfaat. Terima kasih..

Sumber: Pengalaman Pirbadi


Sumber ilustrasi
servesiwi
rinandya
tanyabokap
tanyabokap dan 28 lainnya memberi reputasi
29
12.2K
99
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Tampilkan semua post
kucingkuncungAvatar border
kucingkuncung
#3
mataduniawi
SP4DE
rinandya
rinandya dan 2 lainnya memberi reputasi
3
Tutup