Berawal dari pertemuan dengan GRO Gedung Ungu membuat hati penasaran akan kehebatan squadnya, ditambah lagi dengan kemunculan bintang-bintang lamanya yang membuat gedung ungu semakin bersinar.

Senin, 23 Agustus 2021

Rasa penasaran dengan Gedung Ungu membuatku menghubungi sang GRO dan balasan ramah dari sang GRO sambil mengirimkan galery squadnya.
Siang itu kupacu kuda besiku hingga tiba di gedung ungu dengan suasananya yang nyaman dan bersih membuatku betah menunggu.
Bertanya dengan tanya dan dijawab dengan jawaban, akhirnya pilihanku jatuh ke J*HAN tapi bukan fahira.

Melangkahkan kaki menaiki tangga dan tibalah di dalam room yang lumayan bersih dan lega, sebatang rokok kunyalakan menunggu dia yang kan kupinang .... eh salah, yang kan memijit tubuhku.

“Hai...” ada suara sapa lemah lembut memanggilku sambil menyingkap tabir kamar, suara yang cukup merdu membuat hati senang dan tenang. Masuklah seorang wanita hebat dengan wajah yang cukup indah dan membuatku sekejap terpana. Duduklah ia disampingku, obrolan kamipun berjalan dengan lancar bagaikan sudah mengenal lama.
Bodi tubuhnya proporsional, berkulit putih mulus bagaikan sutra, dihiasi dengan mahkotanya yg berwarna keemasan dan poninya yg menggemaskan tak sanggup kupandang lama, biarlah hati dan hasrat ini menggelora, kan kupendam hingga saatnya tiba.

Sesi pijat pun dimulai, tangan lembutnya memijat seluruh tubuh ini dengan medium power, pas sekali dengan yg kusuka. Sambil memijat kamipun terus berbincang, bercanda, tertawa, terkadang sambil main petak umpet (becanda ding... biar ga terlalu fokus)
Entah mengapa, mendengar suaranya yg merdu dan manja membuat si Joni ini perlahan bangkit, namun harus kutahan karena posisinya tertindih badan yang ada di atas matras.
Pijitannya membuat badan ini kembali merasa ringan, seolah beban terbuang sudah.

Tibalah kami di sesi terapi yang lumayan menguras keringatnya, sentuhan demi sentuhan lembut dan manja membuat si Joni tegak perkasa. Meskipun agak lama namun dia terlihat bersemangat dan tak menyerah. Entah bagaimana bantuan demi bantuan yang ia berikan (biarlah dinding kamar yang tau) cukup membawa khayalku melayang, dengan badan bergetar kulepaskan kesenangan itu tahap demi tahap hingga tak bersisa.
Setelah semua usai mata kamipun beradu pandang, lemas yang kurasa, namun hasrat ingin mengulang kembali, apa daya waktu dan saku tak dapat dikompromikan dan akhirnya perpisahan yang tersisa.
Dengan sedikit kecupan mesra sebagai tanda ku kan kembali ke pelukannya,
mungkin esok...
mungkin lusa...
mungkin...
secepatnya.....
Semoga waktu dan saku dapat akur kembali


DC standar paket B

Sekian FR dari ane, jangan dijadikan patokan krn kita dan thera adalah manusia yg memiliki banyak perbedaan sehingga perlakuan kita ataupun thera akan berbeda ke orang yg berbeda.

Mohon maaf apabila tulisan ane masih acak2an

Thanks to
@Gedung Ungu and crew
@J*ihan tapi bukan fahira