Saya adalah manusia setengah abad, yang siap mati dan terlupakan, nanti kuburku tanahnya subur nan dingin, makamku sepi dan bernisan batu andesit alam, berpagar melati, itulah aku dan nanti....

Kisahku semakin lama tak seru ya ?
Iya tak mengapa...
Aku hanya bisa mengajakmu baik..
Soal percaya atau tidak aku tak pedulikan...

Kembali ke cerita...
Panembahan di jawa ada 3. Sudah diangkat lagi yang meninggal kemaren tapi belum aku ketahui informasinya, yang aku kenali hanya 2, satunya masih misteri bagiku karena belum diceritakan mbah kyai kepadaku ini...

Masuk ke cerita...
Ceritalah beliau kepada seorang laki laki bernama "Mad Sarip" seorang lelaki exsentrik di Ngawi jawa timur...
"Beberapa waktu lalu kakakku dan muridnya sowan kesana ke Kyai Sarip. Mas yan tau ?"
"em sebentar mbah, kayaknya ehm... Pernah dengar. nanti dulu"
" dia itu temanku hehe hehe " kemudian mbah kyai "nah, kakaku pernah maen kesana dan ya silaturahmi sambil menanyakan ilmu lah, dan aku bilang , nggak usah kesana, dia itu temanku bilang saja ke dia namaku pasti dia mau menerimamu dengan baik"
" beri saya ciri ciri orang itu mbah ?"
"orangnya tinggi kurus sering pakai topi koboi"
" apakah orang itu sering di pemberhentian bus ya restoran tempat makan ?"
"lho kok mas yan tau ?" kata mbah kyai...u
"hehehe... Kayaknya saya pernah liat orang kayak gitu di ngawi kalo naik bus dari solo dulu jaman masih di Sulawesi dulu"
"coba sebutkan ciri cirinya ?"
" waktu itu orang itu kalo bener dia pakai topi koboi, kaca mata hitam gedhe. Pakai celana jins sedengkul sobek dan baju lengen panjang coklat dan pecut"
"bener hehehe" mbah kyai senyum senyum..
"trus dia berhenti di depan tempat saya makan disitu"
"dia itu yang punya tempat itu"
"oooohhh nggih"
"dia itu temanku dari enom, masih jaman dulu tirakat bareng, jadi menjadi wali itu ya macam macam mad sarip itu dulu malah kayak wong edan tenan, wong tlanjang blejet kemana mana, paling pakai celana pendek" kata mbah kyai...
" woeh, sekarang apakah masih hidup ?"
"masih. Dulu pas ketemu kayak apa dia ?"
"ya gondrong gitu rambutnya kayak disemir coklat "
" wahahaha...hahaha... Iya, wong sskarang dia juga masih kadang gitu. Dia sekarang punya pondok besar dan hartanya banyak, makanya kakakku sama santrinya sowan kesana, belajar cara kelola pondok dan yah...takon babagan ilmu lah "
"inggih mbah "
"kalo pas ketemu salam dari aku ya ?"
"inggih"
" kok masih eling pas ketemu orang itu?"
" inggih, insyaallah masih,"
" hem, sarip kae lelakonnya unik, kakakku pertama nggak tau dan tak omongi malah ra percaya dan nggak ditemui disana dan begitu cerita tentang salamku,maka diterima dengan baik dan yang lain disuruh keluar,kemudian mad sarip tanya ? bagaimana kabarnya tentang aku dan apakah ada perintah ?atau apa ?" dan kemudian mbah kyai dengan masih dengan senyam senyum "enggak, dia hanya titip salam, dia itu adikku, lho kok njenengan bisa tau ?" tanya kakakku kepada mad sarip , dan mad sarip menjawab " dia itu temanku berguru,ngaji, dan lelakonku bareng"
"ooooh" jawab kakakku dan pas balik dia bertanya kepadaku "dik, mad sarip kok iso kenal awakmu dan malah ngakon do ngaji karo koe, emang kapan ketemu ?"
"kan sudah aku bilang, gak usah kamu kesana,dan kalo masih maksa kesana bilang salam dari aku Kyai Guntur !!!"
"iya, dia mengenalmu dan menyebut Kyai Guntur Demak itu temanku juga guruku "..
" inggih" aku menimpali dan berfikir, ini lelaki di depanku adalah lelaki keren yang mempunyai traffic berbeda, dunianya seperti bukan dunia yang selalu party party tapi party dia adalah bercanda dengan takdir dan benar tubuhnya, jiwanya telah di wakafkan kepada Allah dan semua jalan hidupnya diserahkan kepada Allah.....

Note : tetaplah berdzikir meski hatimu belum bisa hadir kepada Allah....



"