Siapa penulis ijasah doa di kertas biru itu ?
Dan siapa lelaki berbaju hijau itu ?
Itu tak mungkin kuceritakan karena itu berbahaya dan bisa jadi fitnah besar bagi aku yang menulis cerita ini....

Itu masih simple, belum nanti banyak orang yang akan menghujatku karena aku yang kotor dan sudra ini kok ingin membangun masjid dan pondok pesantren.

Tapi orang lupa disitu aku tak mengajar apapun, lha wong aku mengajar dengan ilmu agama yang kurang. Disitu banyak kyai dan ustadz pada mengajar, aku hanya managerial saja....

" nanti kamu akan menangis jika pondokmu diresmikan presiden, dan kamu akan berkata kok nggak dari dulu buat pondoknya ?" kata mbah kyai...

Sementara aku hanya diam dan diam, tak ada gambar khayal diotakku ini, aku statis dan mencoba tenang....

Ijasah doa banyak kuterima dari beliau mbah kyai, dan juga kisah beliau dahulu...

Inilah kisah panembahan jawa ini, ketika bertemu gus dur di masjid demak...

"mas yan Gus Dur itu bisa melihat, jadi pada taun 99 aku sholat bareng sama dia di masjid demak, aku sholat di demak dan gusdur sebelah kananku sholat berjamaah, setelah sholat gusdur mengajak aku salaman, kemudian dia berkata " samsudin ya ?"
"lhoh, sampeyan kok tau ?"
" lha itu di jidatmu ada tulisan samsudin ?"
Mbah kyai terpana mendengar tutur Gusdur dan belum selesai Gus Dur melanjutkan
" wis gak usah takon, kalo kamu tanya malah nanti orang banyak menggunjing, nih mataku bisa terbuka !!" kemudian Gus Dur membuka matanya yang terlihat buta dan rabun karena penyakit itu...
Mbah kyai masih diam dan terpana. Gus Dur pun terdiam lalu melanjutkan " kamu nanti akan menyalip aku, saat ini kamu rendah tapi besuk kamu menyalip aku "
" menyalip gimana Gus ?"
"kamu akan menyalipku dan lebih tinggi kedudukanmu dari pada aku disisi Allah"

Mbah kyai terlihat menahan tangis ketika bercerita itu, dan tak terasa berlinang di kelopak matanya dan menghapus pakai telunjuk tangannya dan kemudian bercerita, "katanya kamu punya keinginan punya mobil ?"
" ada sih mbah"
" kalo sekarang mobil keren yang bisa dipakai orang apa ?"
"kemaren saya lewat bendung glapan di gubug mbah, kalo saya lewat situ anehnya kadang ketemu mobil mobil mewah lewat, lha mungkin cari suhu disitu ?"
Kataku sambil cengengesan...
"iyo paling, cari suhu , trus mobil apa yang pernah kamu liat disana ? "
" kmaren hyundai palisade mbah "
" kayak apa itu ?"
" kayak fortuner , kayak pajero, ya sekelasnya itulah "
"emang apik to mas ? "
" ya bagus mbah, ini gambarnya " kataku sambil menyodorkan hapeku...
" weh, itu mah biasa aku sering lihat kalo dijalan"
" ini type solar, ban ukuran 20 . Suv pajero saja kalah , dan ini solar mbah "
" weh apik kui "
" inggih"
"ya udah tak doakan tapi saya minta hadiah ya?"
" inggih"
"nanti jikalau kamu punya mobil itu maka kamu harus mengantar aku ke jombang, berkunjung ke temanku "
" siap hehe..."
" antar aku ke tebu ireng dan ke makam gus dur, dia itu temanku, tapi aku nggak mau kamu kesana sekali ya berulang kali " kata mbah kyai..
"siap " kataku dengan senyum senyum...

Kemudian seperti biasa kami cerita negara dan keadaan negara ya seperti biasa rakyat ngrasani penguasa, ya biasa saja....
Kemudian cerita taun 1998 ketika mau diturunkannya pak harto....
" lha kui panembahan tukang crito nongkrong di istiqlal dan sholat di dekat tiang sebelah kiri masjid, eh mau ngrogoh sukmo dia..."
" trus pripun mbah ?"
"ya tak oyak no, trus tak jawil pundakke, aku pengen sholat sunnah kok imami"
" sik aku arep nemoni pak harto sik "
"wis ta lah. Aku pengen kok imami sholat"
kemudian mereka kembali ke tubuhnya dan sholat berjamaah...
"kae, nek karo aku sering misuh misuh, kalah nek bab ngeyel karo aku..."
"orang cerdas dia mbah"
"iyo. Semua bisa dibahasakan dengan kata nek wong kae..."
"panembahan sing siji kae mung meneng nek diajak ngurusi negara"
" lha pripun mbah, jika semua presiden di turunkan paksa, nanti dalam sejarah akan dicatat bahwa presiden di Indonesia semua akan diturunkan paksa kecuali SBY mbah?"
"kamu itu salah fikir, sekarang coba jika seperti ini, pilih mana Rakyat Banyak yang Mati atau Presiden yang turun ?"
Aku tak menjawabnya , kuambil teh di depan meja yang disodorkan bu nyai tadi...
Aku tau bu nyai lagi marah sama mbah kyai, karena mbah kyai kabur tanpa memberi tau ibu nyai, ada urusan negara penting sehingga beliau harus setengah diculik dan dibawa ke jakarta pakai pesawat carter, apakah negara lagi genting ? Entahlah, aku tak tau....

Bagiku yang penting adalah membangun masjid dan pondok, juga rumahku yang atapnya udah mlethot...
Bisa punya mobil bagus alhamdulilah....
Aku egois memang, tak mau urusan negara membelenggu, aku berjuang di titik nadir ini...
Membangun tanpa uang ditangan seperak pun...
Khayal ?
Bagiku tidak, aku selalu menunggu "Kun Fa Ya Kun"
Aku menunggu "jadilah jadi" milik Allah haja wa jala...
Aku hanya berjalan saja....
But, nanti dan nanti...
Dan hisapan teh buatan bu nyai enak sekali....
Teh istri yang kebingungan karena suaminya sering ilang tak ketauan rimbanya....
Iya memang Panembahan kadang begitu aneh dimata istri, apalagi sekelas aku.....