Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

GudangOpiniAvatar border
TS
GudangOpini
JOKOWI OGAH LOCKDOWN, RAKYAT MENJERIT ATAU REZIM PELIT?
JOKOWI OGAH LOCKDOWN, RAKYAT MENJERIT ATAU REZIM PELIT?
Oleh : Ahmad Khozinudin

Sastrawan Politik

Judul artikel ini, mulanya adalah tema Live Streaming YouTube di AK Channel pagi ini (31/7). Namun entah apa kendalanya, tiga kali streaming suara tidak muncul di video, akhirnya ke-tiga video saya hapus.

Karena pentingnya substansi pembahasan, maka saya konversi apa yang ingin saya sampaikan dalam streaming melalui artikel ini. Tujuannya, agar segenap rakyat tidak tertipu dengan statement pencitraan yang seolah berpihak kepada rakyat, padahal realitasnya tidak demikian.

Sebagaimana diketahui, Presiden Jokowi menyebut Indonesia tidak bisa lockdown seperti negara lain karena masyarakat yang tidak bisa menerima. PPKM Darurat yang disebut sebagai 'semi lockdown' saja rakyat sudah menjerit, apalagi jika diterapkan lockdown penuh?

Sebenarnya, yang patut diluruskan itu adalah faktor-faktor apa yang menyebabkan masyarakat menjerit? apakah karena adanya pembatasan melalui PPKM atau sebab yang lain? Kalau pembatasan yang dilakukan pemerintah diiringi dengan kewajiban menanggung kebutuhan dasar orang dan hewan ternak, apakah masyarakat tetap akan menjerit?

Ternyata, soal yang utama itu bukan terletak pada penerapan PKKMnya, melainkan abainya pemerintah menanggung kebutuhan dasar orang dan pakan hewan ternak saat melakukan pembatasan. Rakyat dibatasi, tidak boleh keluar rumah, tidak boleh mencari nafkah, tapi makannya tidak dijamin. Bagaimana rakyat tidak menjerit?

Coba, kalau skenarionya tidak demikian. Rakyat dijamin kebutuhan dasarnya untuk waktu dua Minggu, dipersilakan makan dan tidur dirumahnya, tidak boleh keluar rumah dan bekerja. Tentu rakyat akan happy, PPKM dianggap anugerah bukan musibah. Rakyat akan bergembira ria menyambut PPKM dengan mengatakan: KAPAN LAGI BISA MAKAN TIDUR DAN MENGANGGUR, KEBUTUHAN DIJAMIN NEGARA?

Faktanya, istilah PPKM dan ogah lockdown justru disinyalir ditempuh untuk menghindari tanggung jawab pemerintah menjamin kebutuhan dasar orang dan pakan hewan ternak sebagaimana di atur dalam ketentuan pasal 55 UU No.6/2018. Pemerintah mengambil hak dan kewenangan untuk membatasi kegiatan masyarakat dengan PPKM, namun pemerintah abai melaksanakan kewajiban dan tanggungjawabnya untuk menjamin kebutuhan dasar orang dan pakan hewan ternak.

Jadi benar, apa yang disampaikan Rizal Ramli. Pemerintah jangan pelit. PPKM adalah kebijakan pelit, walaupun pada faktanya hingga hari ini kebijakan penanggulangan pandemi telah menyedot anggaran diatas seribu triliun tanpa hasil yang jelas. Yang nampak jelas, duitnya dikorupsi Juliari Peter Batubara, kader PDIP. Dan ada juga yang dimakan dengan modus data ganda penerima bansos, hingga angka 21 juta penerima. Itu sama saja, 30 triliun anggaran dikorupsi, tanpa ada proses hukum oleh KPK. Cukup dengan dihapus data gandanya. kurang ajar kan?

Wajar saja, Prof Din Syamsuddin menuntut pemerintah agar mentaati UU dalam menangani pandemi. Jangan hanya berkacak pinggang mempidanakan pelanggar prokes, tapi ogah menanggung kebutuhan dasar orang dan hewan ternak sebagaimana amanat UU.

Umat Islam juga protes, ulama dimintai doa, tetapi pada saat yang sama ulama juga dipenjara. Rezim ini sudah kebangetan, keras terhadap ulama tetapi lemah lembut kepada koruptor.

Habib Rizieq Shihab di penjara hanya soal protokol kesehatan, sementara Presiden, anak dan mantunya bebas melanggar protokol kesehatan. Jaksa Pinangki dan Joko S Tjandra dikorting hukumannya. Luar biasa!

Kembali ke soal Lockdown, sejak awal pemerintah ogah lockdown itu disinyalir karena pelit kepada rakyat. Padahal, lockdown adalah metode praktis untuk menanggulangi pandemi, memutus rantai infeksi Covid-19, sehingga yang sehat bisa selamat, yang sakit bisa fokus ditanggulangi. Tidak seperti saat ini, campur aduk, ambyar, Faskes dan Nakes tepar tak mampu melayani pasien akibat lonjakan kasus yang luar biasa besar.

iskrim
nomorelies
jokopengkor
jokopengkor dan 10 lainnya memberi reputasi
3
3.5K
59
GuestAvatar border
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Tampilkan semua post
wolfzmusAvatar border
wolfzmus
#23
TS tau lockdown? Apa cuman nebacot doank LOCKDOWN WOI LOCKDOWN. Sini ya baca buat TSnya ngerti
LOCKDOWN itu artinya masyarakat gak boleh ke mana-mana, keluar rumah juga gak boleh, mall, kolam renang, pabrik, supermarket, pasar jiga di tutup pokoknya di tutup semua. Jadi tau penyebabnya jadi apa?? Perekoniman dan keungan menurun kenapa? Yah iyalah kan pada tutup gk ada kegiatan yg bisa menghasilkan duit. Apalagi pemerintah dah hutangnya banyak lagi.
Gak liat PPKM aja masyarakat pada menjerit pengen pulang kampung lah, pengen jalan2 ke mall lah. Apalagi mau lockdown.
Dipikir dulu kalau mau lockdown, ane malah PPKM masih bagus daripada lockdown. Kalau lockdown 100% ada unjuk rasa kaya mei 1985.
Buat TS belajar lagi sana apa itu lockdown.
0
Tutup