Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

irulfm24Avatar border
TS
irulfm24
Cerita Waras (untold story)
Setelah sekian lama vakum dalam dunia perceritaan, aku kembali terniat ingin berbagi cerita dan kisah hidupku.

Sebenarnya sebelum ini aku sudah pernah membuat sebuah cerita di sini. Tapi sepertinya aku tidak bisa untuk melanjutkan cerita tersebut. Maaf ya.

Jika seandainya tulisanku ini kurang menarik. Harap maklum ya gan, aku cuma lulusan TSM (teknik sepeda motor).

Tapi aku akan mencoba menyampaikan kisah ini semaksimal mungkin.

Jangan berharap ada hal menarik dari kisah ini, karena ini hanya perjalanan hidupku. Aku hanya menceritakan apa adanya saja.

Status : On going


Quote:


Spoiler for Q&A:


Spoiler for INDEX:


Quote:

Quote:
Diubah oleh irulfm24 11-07-2022 01:19
aryanti.story
Menthog
wong.tanpo.aran
wong.tanpo.aran dan 10 lainnya memberi reputasi
9
15.7K
243
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Tampilkan semua post
irulfm24Avatar border
TS
irulfm24
#77
Chapter 54 : Lebaran

Quote:


Juni 2014

 Aku mengantar Ayunda ke terminal Sambas, di sana sudah ada Majikannya yang menunggu. Kami berdua berpisah, aku mencoba tetap tegar, karna aku tau hubungan kami akan baik-baik saja. Aku melambaikan tangan saat mobil yang membawanya itu mulai melaju meninggalkanku yang masih berdiri di pinggir jalan. Aku masih memandanginya, sampai mobil itu menghilang di persimpangan.

 "Hati-hati, jaga diri. Semoga selamat sampai tujuan. Kalau sudah sampai, jangan lupa kasih kabar ya" Pesanku kepada Ayunda lewat sms, sebelum akhirnya kuputuskan untuk segera pulang.

***

 Hari-hari berlalu, tidak ada hal yang mengggembirakan, tidak ada hal yang menarik. Aku benar-benar merasa sangat kesepian. Hari-hari yang kulakukan hanya menelpon Ayunda dikala waktu senggang, saat dia tidak sibuk atau sebelum tidur. Tidak ada sedikitpun rasa senang saat menjalin berhubungan jarak jauh. Rasanya sepi dan hampa. Semenjak aku mengenal Ayunda, aku sudah tidak pernah lagi bergaul dengan teman-teman yang sering mengajakku ngumpul. Hidupku benar-benar fokus pada Ayunda saja. Dan setelah Ayunda pergi, aku benar-benar kesepian.

 "Rul, malam ini kamu senggang engga?" Malam itu Mardi menelponku.

 "Senggang sih, ga ada tujuan"

 "Ke rumahku saja sini" Ajak dia.

 Malam itu aku pun ke rumah Mardi. Mardi adalah satu-satunya teman yang selalu akrab denganku. Dia adalah guru sekaligus mantan rekan kerjaku di bengkel dulu. Sekarang dia sudah buka usaha sendiri. Tak sampai 5 menit, aku pun tiba di rumah Mardi, rumahnya memang tak jauh, bahkan lebih dekat dari jarak rumahku dengan bengkel.

 "Masuk aja, Rul. Gak dikunci" Teriak Mardi dari dalam rumah.

 Aku pun berjalan menuju pintu rumah, kemudian masuk. Dia tidak ada di ruang tamu. Ternyata, dia sedang berada di dalam kamarnya yang kebetulan ada di depan.

 "Sini Rul, di kamar" Mardi memanggilku kembali dari dalam kamar. Aku pun berjalan masuk ke kamarnya.

 Dari kamar berukuran 4 x 4 meter itu, diterangi lampu yang sangat terang. Aku bisa melihat dengan jelas kepulan asap rokok yang memenuhi sudut ruangan. Mardi masih terduduk tanpa baju di atas kasur. Dengan rokok yang masih menempel di jari tangan kirinya, sedangkan tangan kanannya memegang sebuah HP.

 "Rul, malam ini kita jalan-jalan yuk" Ajak dia.

 "Boleh, ke mana?" Aku pun ikut duduk di kasurnya.

 "Ya keliling-keliling aja, cuci mata, atau nonton hiburan"

 "Terserah lah, aku ikut aja"

 "Oke, aku mandi dulu ya" Dia pun beranjak dari tempat tidur, kemudian bergegas mandi.

 Malam itu, adalah kesekian kalinya aku keluar bersama Mardi. Dia sebenarnya sudah punya pacar, namun sesekali dia pasti mengajakku keluar. Hanya untuk sekedar refreshing dari lelahnya kesibukan. Memang bekerja sebagai mekanik itu, tidak hanya lelah secara fisik namun juga secara mental. Tak jarang kami merasa jenuh dengan pekerjaan, dan memutuskan untuk menghibur diri dengan pergi berjalan keluar, walau hanya sekedar berkeliling ngabisin bensin saja.

 "Pacarmu lebaran ini pulang engga, Rul?" Mardi mengajakku mengobrol di tengah perjalanan kami yang tak tau arah dan tujuan malam itu.

 "Belum tau nih" jawabku seadanya.

 "Kamu jadi engga mau nikah?"

 "Masih ngumpulin uang"

 "Kalau kamu masih betah di bengkel itu, sampai kapanpun gak bakal bisa ada kemajuan. Pasti gajimu bakal gitu-gitu terus"

 Aku terdiam memikirkan kata-kata dari Mardi saat itu.

 "Itulah kenapa aku memutuskan untuk keluar dan buka usaha sendiri. Aku juga berencana mau nikahin pacarku" ujarnya lagi.

 "Aku juga bingung, Mar. Aku engga mau aja pacaran terlalu lama. Apalagi kalau sering-sering ditanyain sama orangtuanya" balasku lagi.

 "Kamu ga ada niat buka usaha sendiri?" Tanya dia.

 "Belum ada niat sih, ga punya modal juga"

 "Iya sih, kalau mau buka bengkel depan rumahmu itu kurang strategis. Paling cocok kalau buka di depan rumah calon mertuamu nanti, di sana kan dekat pasar, hahaha" ujarnya sembari tertawa.

 "Bener juga sih, hahaha" Akupun ikutan tertawa.

***
Juli 2014

 Sebulan sudah hubungan LDRku bersama Ayunda. Aku mulai sedikit terbiasa dengan kesendirian ini, meskipun sempat beberapa waktu aku selalu merasakan galau ketika malam minggu, namun aku masih punya satu teman, yang kini sudah ku anggap sahabat. Dia selalu ada menemaniku di saat aku merasa aku butuh rekan untuk berbagi curhat. Persahabatan kami mulai saat itu semakin erat, bahkan sampai ke hari ini.

 Di malam lebaran itu, aku duduk termenung mendegarkan alunan suara takbir. Aku masih kefikiran tentang kata-kata dari Mardi saat itu.

 "Kalau kamu masih betah di bengkel itu, sampai kapanpun gak bakal bisa ada kemajuan"

 Apa yang harus aku lakukan setelah ini? Apakah aku harus tetap bertahan bekerja di sana, atau aku harus mencari pekerjaan lain yang bisa menghasilkan uang lebih cepat? Aku pun berjalan keluar dari kamar, malam ini aku ingin mengobrol dengan Bapakku.

 Sudah satu minggu beliau datang dari rantauan. Mungkin dia punya saran yang bagus untukku nanti. Dengan berjalan perlahan, aku kemudian duduk menghampiri Bapakku yang kala itu sedang asik menonton TV seperti biasanya.

 "Pa, kalau kerja di Malaysia, besar engga gajinya?"

 Dia langsung merespon pertanyaanku saat itu, dia menoleh ke arahku dengan wajah heran.

 "Kenapa emangnya? Tumben kamu tertarik nanyain gaji?" Masih dengan wajah heran, dia balik bertanya kepadaku.

 Memang selama ini aku selalu cuek dan tidak mau tau urusan siapapun di rumah ini. Aku terkesan bodo amat, dan acuh tak acuh.

 "Aku pengen nikah, Pa. Ngumpulin duit biar cepat" Jawabku.

 "Ya tergantung pekerjaannya apa. Kalau kamu betah merantau ya gpp" balas dia.

 "Sekalian nyari pengalaman baru lah, Pa" Ujarku dengan senyum.

 "Saat ini sih belum ada lowongan. Habis lebaran nanti Bapak bantu carikan"

 "Makasih, Pa" Aku pun sedikit merasa tenang. Akhirnya aku punya sedikit harapan untuk lebih cepat mengumpulkan uang. Aku pun kembali masuk ke kamar dan menelpon Ayunda.

 "Yank, gimana kabarnya" Aku mulai menelpon Ayunda.

 "Baik, kamu gimana kabarnya sayang?"

 "Alhamdulillah, baik juga. Maaf lahir batin ya sayang"

 "Maaf lahir batin juga" balasnya, hari ini suaranya terdengar gembira.

 "Yank, besok aku pulang" Dengan suara gembira, Ayunda langsung berbicara.

 "Beneran? Wah, aku jadi senang dengernya" Aku kaget sekaligus senang mendengar kabar itu.

 "Iya, jadi ga sabar ketemu kamu lagi" balasnya manja.

 Aku hanya senyum-senyum mendengar suaranya itu, hari ini hatiku benar-benar senang. Karna tak lama lagi, aku akan kembali bertemu dengan kekasih yang selama ini selalu aku rindukan. Saking senangnya, aku sampai lupa ingin menyampaikan kalau aku berencana untuk merantau. Aku tidak ingin moment kegembiraan ini rusak, saat Ayunda tau kalau aku nanti juga akan pergi meninggalkan dia. Yah, biarlah aku menunggu saat yang tepat untuk mengatakannya.

***

 Dua hari lebaran, aku langsung berangkat menuju rumah Ayunda. Aku sudah tidak sabar ingin menemuinya. Kuucapkan salam ketika aku mulai sampai di depan pintu rumahnya. Seseorang terdengar menjawab salamku, suara seseorang yang sangat aku rindukan. Ayunda keluar dari kamar, dengan pakaian yang sangat rapi khas suasana lebaran. Seketika aku terpesona melihat wajahnya yang semakin putih, mungkin karna lama tinggal di kota, dan setiap hari berada di ruangan berAC, fikirku.

 Setelah dipersilahkan masuk, aku mulai menuju ruang tengah. Di sana sudah ada orang tua Ayunda yang sedang asik mengobrol satu keluarga. Ada Ananda kembarannya, kakaknya , abangnya, serta adiknya. Semua berkumpul. Aku pun mulai bersalaman dengan mereka satu per satu.

 "Semoga bisa jadi menantuku ya, Rul" ujar Bapaknya saat aku tengah mencium tangannya. Aku hanya bisa tersenyum, disertai tawa yang terdengar dari keluarga mereka yang tengah ramai berkumpul.

 Aku sangat senang, karna aku mulai diterima di keluarga ini. Meskipun aku hanya berstatus pacar Ayunda, tapi aku akan memegang kepercayaan mereka terhadapku. Aku akan mewujudkan harapan kedua orang tua Ayunda, yaitu menjadi menantunya.

 Setelah bersilaturahmi di rumah Ayunda. Aku kemudian mengajak Ayunda kembali bersilaturahmi ke rumahku. Menemui kembali kedua orangtuaku.

 Saat itu, di rumah sudah ada Bapak dan Ibuku. Mereka sudah kuberi tahu agar tidak pergi ke mana-mana, karna aku akan membawa Ayunda ke rumah.

 Aku bisa melihat wajah kedua orangtuaku berseri ketika Ayunda mencium salam dari tangan mereka. Hari lebaran, adalah hari yang pas untuk saling memaafkan. Saling melupakan kesalahan. Semoga Ibuku bisa berubah fikiran setelah melihat Ayunda yang tulus mencium kedua tangannya, saling bersalaman, bermohon ampunan. Aku yang sedari tadi memperhatikan, ikut tersenyum ketika mereka mulai mengobrol saling bercanda, dan terlihat semakin akrab.

 Ibarat roda yang berputar, tak terasa debu dan kerikil mengotori pula menggoresnya. Begitulah perjalanan hidup kita tak pernah luput dari berbagai kesalahan dan menjadi noda. Tidak ada kata seindah kata maaf, tidak ada perbuatan seindah yang memaafkan, kini hati akan dibersihkan, tanpa noda dan kotoran. Aku berharap semoga kebahagiaan ini kekal selamanya. Dan semoga setelah momen indah ini, Ibuku akan berubah fikiran, dan kembali memberi restu kepada kami berdua.

Bersambung...
Diubah oleh irulfm24 08-07-2021 03:03
Menthog
Menthog memberi reputasi
1