Ada yang bilang harga otomotif semakin mahal saja, baik motor dan mobil kok rasanya bikin kantong kering. Apalagi teknologi anak bangsa sering kalah bersaing, sebenarnya ada apa ini?

Mahal atau tidaknya sebuah produk tergantung dari pabrikannya, apakah otomotif itu dibuat secara umum atau ekslusif. Seperti Roll Royce yang produknya hampir keseluruhan dibuat oleh tangan para pengrajin otomotif, bahkan bisa meminta agar mobil yang dibuat sesuai keinginan jelas hal ini yang membuat harga mobil tersebut menjadi mahal karena terbatas unitnya.



Lantas bagaimana dengan produk yang dibuat oleh mesin dan jumlah produksi bisa cukup banyak, maka harga akan lebih murah. Apalagi produk yang dijual pabrikan laku dipasaran, otomatis harga juga bisa ditekan karena produk yang dibuat secara massal jelas meringankan beban biaya produksi.

Hal ini bisa dilihat di harga faktur kendaraan, dimana pada faktur juga terdapat spesifikasi kendaraan seperti nomor mesin, nomor rangka, nah harga yang tercantum bisa dibilang ini harga resmi pabrik saat dijual ke diler.





Pertanyaannya kenapa sampai di tangan user jadi mahal?

Tentunya kendaraan dari pabrik yang dijual ke diler masih dalam keadaan bodong, bahasa halusnya off the road. Kenapa harga yang dijual ke konsumen bisa lebih mahal dari harga pabrik? Jelas ketika berpindah tangan ke konsumen akan ada surat-surat kendaraan seperti Surat Tanda Nomor Kendaraan (STNK) dan juga Bukti Pemilik Kendaraan Bermotor (BPKB). Untuk mengurus hal itu semua tentu butuh biaya yang tidak sedikit, terlebih sistem kredit yang dilakukan leasing akan menambah harga dari kendaraan bermotor yang akan dibeli oleh konsumen.

Faktur itu bisa menjadi bukti sah adanya jual beli antara konsumen dan pihak diler, jadi bukan motor curian atau sejenisnya.

Walau konsumen bisa membeli harga off the road, tapi bukan harga pabrik yang ada di faktur tapi tetap harga diler ke konsumen. Nanti konsumen sendiri yang mengurus surat-surat kendaraan hingga turun plat nomor.



Melihat harga pabrik yang ada di faktur kendaraan kita bisa tahu sedikit, bahwa otomotif yang di produksi massal biayanya cukup murah. Untuk harga on the road, bisa meningkat dari harga pabrik atau diler ketika sampai ke tangan konsumen.

Tapi, walau harga on the road cukup mahal banyak konsumen di Indonesia yang membeli kendaraan bermotor apalagi dengan adanya sistem kredit walau jatuhnya lebih mahal lagi tapi kendaraan bermotor semakin laris manis.

Efeknya, banyak leasing yang menarik kendaraan ketika kreditnya macet. Bahkan di forum jual beli banyak sekali motor-motor yang dijual hanya ada surat STNK saja, dikarenakan motor seperti ini tidak ada BPKB yang ditahan oleh leasing.



Pesan TS belilah kendaraan sesuai kemampuan, tidak usah memaksakan beli baru kalau dana hanya cukup kendaraan second dan masih layak jalan sebenarnya sudah cukup karena fungsi yang sebenarnya untuk kendaraan pribadi adalah untuk sarana transportasi agar lebih mudah.

Maka tak heran ketika transportasi publik di negara maju sudah nyaman, efeknya banyak orang akan beralih ke transportasi umum. Tapi sayang di Indonesia banyak orang gengsi kalau tidak beli kendaraan model baru rasanya tuh ga bisa pamer sama tetangga.



Terima kasih yang sudah membaca thread ini sampai akhir, semoga bermanfaat, tetap sehat dan merdeka. See u next thread.





"Nikmati Membaca Dengan Santuy"
--------------------------------------
Tulisan : c4punk@2021
referensi : klik, klik
Pic : google